BAB II Hidrosefalus
BAB II Hidrosefalus
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan cephalon yang
berarti kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS)
secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi
akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang
subarachnoid.3
Hidrosefalus
ketidakseimbangan
adalah
antara
penumpukan
produksi,
cairan
absorbsi
serebrospinal
cairan
serebrospinal,
akibat
dan
menonjol
ke
suprapinealis
dan
kedua
sisi.
Masing-masing
recessus berakhir
pada
foramen
2.2.2 Fisiologi
Cairan serebrospinal yang dibentuk di dalam sistem ventrikel oleh pleksus
koroidalis kembali ke peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan
arakhnoid yang meliputi seluruh susunan saraf pusat. Hubungan antara sistem
ventrikel dan ruang subarachnoid adalah melalui foramen Magendie di median
dan foramen Luschka di sebelah lateral ventrikel IV.4
Sebagian besar cairan serebrospinalis yang dihasilkan oleh pleksus
koroidalis di dalam ventrikel otak akan mengalir ke foramen Monro ke
ventrikel III, kemudian melalui akuaduktus Sylvius ke ventrikel IV. Dari
tempat ini likuor mengalir melalui foramen Magendi dan Luschka ke sisterna
magna dan rongga subarachnoid di bagian cranial maupun spinal. Penyerapan
terjadi melalui vilus arakhnoid yang berhubungan dengan sistem vena seperti
sinus venosus serebral. Sejumlah kecil direabsorpsi (melalui difusi) ke dalam
pembuluh-pembuluh kecil di piamater atau dinding ventricular, dan sisanya
berjalan melalui jonjot arachnoid ke dalam vena (dari sinus atau vena-vena) di
berbagai daerah kebanyakan di atas konveksitas superior.3,4
Tekanan cairan cerebrospinal minimum harus ada untuk mempertahankan
reabsorpsi. Karena itu, terdapat suatu sirkulasi cairan cerebrospinal yang terus
menerus di dalam dan sekitar otak dengan produksi dan reabsorpsi dalam keadaan
yang seimbang.2,3,4
cairan
transepidermal
dari
otak
tingkat
penyerapan
terganggu,
upaya
untuk
2.3 Epidemiologi
Insidensi kongenital hidrosefalus pada United States adalah 0.9 per
1.000 kelahiran hidup. Insiden hidrosefalus yang didapat tidak diketahui secara
pasti karena berbagai gangguan yang dapat menyebabkan kondisi tersebut. sekitar
100,000 shunt digunakan setiap tahunnya di beberapa Negara, namun sedikit
informasi yang tersedia untuk Negara lainnya. Jika hidrosefalus tidak
ditatalaksana, kematian dapat terjadi akibat sekunder tonsilar herniasi akibat
kompresi sel otak dan menyebabkan respiratory arrest.5
Ketergantungan shunt terjadi pada 75% dari semua kasus hidrosefalus
yang ditatalaksana dan 50% pada anak-anak dengan hydrocephalus tipe
komunikan. Pasien tersebut sering datang ke rumah sakit untuk revisi shunt atau
untuk pengobatan komplikasi shunt atau kegagalan shunt.4,5
Insiden hidrosefalus berdasarkan usia menyajikan kurva bimodal. Satu
puncak terjadi pada masa bayi dan terkait dengan berbagai bentuk cacat
bawaan. Puncak lain yang terjadi di masa dewasa, sebagian besar dihasilkan
dari NPH. Hidrosefalus Dewasa dijumpai sekitar 40% dari total kasus
hidrosefalus. berdasarkan usia tidak dijumpai perbedaan insidensi hidrosefalus.6
2.4 Etiologi
Hidrosefalus terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam sistem
ventrikel atau oleh produksi likuor yang berlebihan. Hidrosefalus terjadi bila
terdapat penyumbatan aliran likuor pada salah satu tempat, antara tempat
pembentukan likuor dalam system ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang
subarachnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS di bagian
proksimal sumbatan. Tempat yang sering tersumbat dan terdapat dalam klinis
adalah foramen Monro, foramen Luschka dan Magendi, sisterna magna dan
sisterna basalis.1,2
Secara teoritis, pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan
absorpsi yang normal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam
klinik sangat jarang terjadi, misalnya terlihat pelebaran ventrikel tanpa
berhubungan dengan
sindroma
Arnord-Chiari
akibat
serebralis posterior dengan vena Galeni atau sinus tranversus dengan akibat
obstruksi akuaduktus1,2
2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga terjadi obliterasi
ruang subarachnoid.
Pelebaran
ventrikel
pada
fase
akut
meningitis
purulenta terjad bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat
purulen di akuaduktus Sylvius atau sisterna basalis. Pembesaran kepala dapat
terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari
meningitisnya. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piamater dan
arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Pada meningitis serosa
tuberkulosa, perlekatan meningen terutama terdapat di daerah basal sekitar
kasus
bagian
terakhir
serebelum, sedangkan
biasanya
suatu
glioma
yang
berasal
dari
anak,
sebenarnya
hydrocephalus juga bisa terjadi pada dewasa. Hanya saja, pada bayi gejala
klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan di diagnosis. Hal
ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya
penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulangtulang tengkorak. Terlihat pembesaran diameter kepala yang makin lama makin
membesar seiring bertambahnya tumpukan CSS. Sedangkan pada orang dewasa,
tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar. Akibatnya berapapun banyaknya
CSS yang tertumpuk, takkan mampu menambah besar diameter kepala.3,4
2.5 Patofisiologi
Secara teoritis hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme
yaitu produksi liquor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran liquor,
peningkatan tekanan sinus venosa. Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme
diatas adalah peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan
akan
menyebabkan
tumor
bawaan.
Radang
(Eksudat,
infeksi
meningeal).
10
cairan
serebrospinal
tanpa
disertai
yang
tejadi
secara
11
4) Proses Penyakit
a. Acquired, yaitu hydrocephalus yang disebabkan oleh infeksi yang
mengenai otak dan jaringan sekitarnya termasuk selaput pembungkus
otak (meninges)
b. Ex-Vacuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau cedera
traumatis yang mungkin menyebabkan penyempitan jaringan otak atau
athrophy.2
Hidrosefalus Pasca Perdarahan
Pada bayi baru lahir terutama yang lahir prematur dan dengan berat badan lahir
rendah, memiliki risiko mengalami perdarahan intraventrikel (IVH) spontan.
Empat puluh persen dari bayi-bayi tersebut akan mengalami ventrikulomegali
dikemudian hari dan insidens ini meningkat menjadi 70% pada bayi-bayi yang
mengalami IVH grade IV. Pada bayi-bayi ini tidak mudah untuk dilakukan
pemasangan
terjadi
tidak
ada
satupun
dari
VP-shunthingga
dapat terjadi
akibat proses
Efek
12
dari
hidrosefalus,
adanya
bukti-bukti
metastasis,
external
ventricular
drainage (EVD)
pada waktu
dilakukan
pengangkatan tumor juga sering dilakukan oleh ahli bedah saraf, khususnya
pada tumor yang berada didalam ventrikel IV. Tetapi tindakan pemasangan
EVD ini harus dihindari pada tumor yang berlokasi di dalam serebelum.8
pasien
13
dengan
telah
terjadinya
makrokrania
juga
dapat
dibandingkan dengan lingkaran dada dan angka normal pada usia yang sama.
Lebih penting lagi ialah pengukuran berkala lingkaran kepala, yaitu untuk
melihat pembesaran kepala yang progresif dan lebih cepat dari normal.2,4
Gejala tekanan intracranial yang meninggi dapat berupa muntah,
nyeri kepala dan pada anak yang agak besar mungkin terdapat edema papil
saraf kranialis II pada pemerikaan funduskopi. Makrokrania biasanya disertai
empat gejala hipertensi intracranial lainnya yaitu :5
1) Fontanel anterior yang sangat tegang. Biasanya fontanel anterior dalam
keadaan normal tampak datar atau bahkan sedikit cekung ke dalam pada bayi
dalam posisi berdiri (tidak menangis)
2) Sutura cranium tampak atau teraba melebar
3) Kulit kepala licin mengkilap atau tampak vena vena supervisial menonjol.
Perkusi kepala akan terasa seperti pot bunga yang retak (cracked pot sign)
4) Fenomena matahari tenggelam (sunset phenomena) tampak kedua bola mata
deviasi kebawah dan kelopak mata atas tertarik, sclera tampak di atas iris
sehingga iris seakan akan matahari yang akan terbenam. Fenomena ini
seperti halnya tanda perinaud, yang terdapat gangguan pada daerah
tektam. Esotropia akibat parase n.VI dan kadang terdapat parase pada
n. III, dapat menyebabkan penglihatan ganda dan mempunya resiko bayi
menjadi ambliopia.
Kerusakan saraf
yang
memberi
gejala
kelainan
neurologis
berupa
mengatasi
14
Gejala lainnya yang dapat terjadi ialah spastisistas yang biasanya melibatkan
ekstremitas inferior (sebagai konsekuensi peregangan traktus pyramidal sekitar
ventrikel lateral yang dilatasi) dan berlanjut sebagai gangguan berjalan, gangguan
endoktrin (karena distraksi hipotalamus dan pituitari stalk oleh dilatasi ventrikel
III). Pada orang dewasa tekanan intrakranial meninggi oleh karena ubun-ubun
dan sutura sudah menutup, terdapat nyeri kepala terutama di daerah bifrontal
dan bioksipital. Aktivitas fisik dan mental secara bertahap akan menurun
dengan
penegakan
diagnosis
suatu
kelainan
hidrosefalus dapat
Pada penderita dewasa tanda klinis tidak sejelas pada bayi. Patokan yang
digunakan
adalah
tanda-tanda
kenaikan
tekanan
intrakranial.
Untuk
Baik
pada
penderita
bayi
maupun
dewasa,
15
pemeriksaan
radiologis yang
obstruktif
CT
scan
sering
menunjukkan adanya
pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas
ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV
sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas oleh karena
terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS. Pada hidrosefalus komunikan
gambaran CT scan menunjukkan dilatasi ringan dari semua sistem
ventrikel termasuk
ruang
subarakhnoid
di
proksimal
dari
daerah
sumbatan.
2) USG
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Pemeriksaan
USG
16
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Non Bedah
Terapi obat-obatan pada hidrosefalus digunakan untuk menunda intervensi
bedah. Terapi obat-obatan
dapat
digunakan
pada
hidrosefalus
paska
seperti
asetazolamide
dan
furosemid
mempengaruhi
cairan
serebrospinal dengan cara menurunkan sekresi cairan serebrospinal oleh
pleksus koroideus. Isosorbide (walaupun
keefektifannya
dipertanyakan)
17
Prinsip dari shunting adalah untuk membentuk suatu hubungan antara cairan
serebrospnal (ventrikel atau lumbal) dan rongga tempat drainase (peritoneum,
atrium kanan, pleura). Pada dasarnya alat shunt terdiri dari tiga komponen
yaitu kateter proksimal, katub (dengan/tanpa reservior), dan kateter distal,
bertujuan membuat aliran liquor baru (ventrikel atau lumbar) dengan kavitas
drainase (seperti peritoneum, atrium kanan, pleura). Pada anak lokasi kavitas
yang terpilih adalah rongga peritoneum, mengingat mampu menampung
kateter yang cukup panjang sehingga dapat menyesuaikan pertumbuhan anak serta
resiko terjadi infeksi relatif lebih kecil disbanding rongga jantung. Biasanya
cairan LCS didrainasi dari ventrikel, namun terkadang pada hidrosefalus
kommunikan ada yang didrain ke rongga subarachnoid lumbar.10
Pemilihan
pemakaian
didasarkan
atas
pertimbangan
mengenai
penyembuhan kulit yangd alam hal ini sesuai dengan usia penderita, berat
badan, ketebalan kulit dan ukuran kepala. Sistem hidrodinamik shunt tetap
berfungsi pada tekanan yang tinggi, sedang dan rendah, dan pilihan
ditetapkan sesuai dengan ukuran ventrikel, status pasien (vegetative, normal)
pathogenesis hidrosefalus, dan proses evolusi penyakit. Penempatan reservoir
shunt
umunya
dipasang
di
frontal
atau
temporo-oksipital
yang
shunt
penggunaan
kateter
peritoneal
yang
panjang.
Sebuah
18
tidak
di
dalamnya.
19
mencakup
dicegah
dengan memperpanjang
kateter
peritoneal,
lain
yang
bisa
terjadi
dari
pemasangan
shunt
arteri
cerebral
posterior
dari
dengan
asimtomatik.8,9
obat