Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PERSONAL HYGIENE
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Gerontik

Ganda Ardiansyah,S.Kep.Ns.
Disusun Oleh :
1. Risa Ernawati (09110087)
2. Ririn Kristika Dewi (09110086)
3. Agus Rianto (09110051)
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
SATRIA BHAKTI
NGANJUK
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah
Gerontik Personal Hygiene yang telah disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua
bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.Ucapan terima kasih secara
khusus penulis sampaikan kepada:
1.
dr.H.Nur Achmad Tjiptoprajitno.M.Sc Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti
Nganjuk.
2.
Rahayu Budi Utami,S.Kep.Ners., M.Kes, selaku ketua Progranm Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.
3. Ganda Ardiansyah,S.Kep.Ns Selaku Dosen Mata kuliah Gerontik Stikes Satria Bhakti
Nganjuk.
4.
Orang tua tercinta yang tiada henti memberi kasih sayang dan tidak pernah letih
mendoakan setiap langkah kami.
Pada makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu,segala
kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis terima dengan senang hati demi
kesempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta seluruh
pembaca.
Nganjuk,21 Maret 2012
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana
individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah
terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat
biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya
pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga,
gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya
pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan
diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).
Hardywinoto (2005) mengatakan yang dimaksud dengan kelompok lanjut usia
adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah: faktor yang ditentukan oleh keadaan
masa lalu, situasi lingkungan, lingkungan dimana kita tinggal serta faktor-faktor
pribadi (Steven et al,2002). Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan
mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu
mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan
kewajiban dari keluarga dan lingkungannya (Siburia,2002). Sejalan dengan
kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga untuk memenuhi
kebersihan diri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Personal Hygiene?
2. Apa tujuan dari Personal Hygiene?
3. Apa saja macam-macam dari Personal Hygiene?
4. Apa saja tanda dan gejala dari Personal Hygiene?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene?
6. Apa saja masalah Personal Hygiene pada lansia?
7. Apa saja dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene?
8. Bagaimana asuahan keperawatan klien dengan masalah Personal Hygiene?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dari Personal Hygiene.
2. Untuk mengetahui tujuan dari Personal Hygiene.
3. Untuk mengetahui macam-macam dari Personal Hygiene.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Personal Hygiene.

5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene.


6. Untuk mengetahui masalah Personal Hygiene pada lansia.
7. Untuk mengetahui dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene.
8. Untuk mengetahui asuahan keperawatan klien dengan masalah Personal Hygiene.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
B. Tujuan Personal Hygiene
Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004):
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
C. Macam-macam Personal Hygiene
1. Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara
penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan
mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat,
menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis untuk semua usia.
Pertumbuhan, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum,
perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit
tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut normal
adalah bersih, bercahaya, dan tidak Kusut, untuk kulit kepala harus bebas dari lesi
kehilangan disebabkan karena praktik perawatan yang tidak tepat atau penggunaan
medikasi kemoterapi. Potter dan Perri (2005), menjelaskan mengenai masalah rambut
dan kulit kepala yang sering terjadi yaitu:
1. Ketombe
2. Pediculosis (kutu)
3. pediculosis capitis (kutu kepala)

4. pediculosis corporis (kutu badan)


5. pediculosis pubis (kuku kepiting)
6. kehilangan rambut (alopesia)
2. Perawatan Mata, Telinga dan Hidung
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, telinga dan hidung
secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara
terus-menerus dibersihkan air mata, dan kelopak mata, dan bulu mata mencegah
partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang
terkumpul kepada kantus sebelah, dalam bulu mata hygiene telinga mempunyai
implikasi ketajaman pendengaran sebasea lilin atau benda asing berkumpul pada kanal
telinga luar yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan masalah.
Hidung memberikan temperatur dan kelembaban udara yang pernafasan dihirup serta
mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem kumulasi sekresi yang mengeras
di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan (Potter dan Perry,
2005).
3. Perawatan Kulit
Kondisi kulit tergantung pada praktek hygiene dan paparan iritan lingkungan,
sejalan dengan usia, kulit kehilangan layak kenyal dan kelembaban, pada kelenjar
sebasea dan keringat menjadi kurang aktif. Epitalium menipis dan serabut kolagen
elastik, menyusut sehingga kulit mudah pecah. Perubahan ini merupakan peringatan
ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas kulit lansia adalah kering dan
berkerut, masalah kulit yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan suam.
Kulit tujuan dari membersihkan kulit dengan mandi yaitu; membersihkan kulit,
stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan bau badan dan peningkatan rentang gerak.
Tipe mandi yang terapeutik terdiri dari mandi bak mandi air panas, mandi bak air
hangat, mandi bak air dingin, berendam dan rendam duduk (Potter dan Perry, 2005).
4. Perawatan Kaki, Tangan dan Kuku
Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus untuk mencegah
infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan pada saat mandi
atau pada waktu yang terpisah. Masalah yang timbul bukan karena perawatan yang
salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau memotong
yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam dan pemakaian sepatu
yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional
(Potter dan Perry, 2005).
D. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a) Fisik

Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor,
Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi
b) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya,
rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
Interaksi kurang,Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma,
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi
tidak mampu mandiri.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif
berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks,
analisa, memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa
(analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Individu dengan
pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan
dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran
terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan
peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain
(Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa
disebabkan karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat
dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan
seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi
berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar
pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk
menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk
menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan


hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik
perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan
definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan
Ferry, 2005)
6. Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan
citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005)
7. Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya
begitu juga status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi
unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan
keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga
tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan
keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).
F. Masalah Personal Hygiene Pada Lansia
Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada
lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :
1. Mandi : pada lansia saat memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya kuat
oleh pengasuhnya. Jika merasa oyong waktu sedang mandi, segera
dibaringkan tanpa bantal.
2. Kebersihan mulut : lansia yang tak mandiri perlu dibantu dalam
membersihkan giginya. Jika ada gigi palsu hendaknya dibersihkan setelah
habis makan dengan sikat gigi, dan untuk menghilangkan baunya maka
gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi oleh pembersih
mulut beberapa tetes selama 5-10 menit kemudian bilas kembali sampai
bersih.
3. Cuci Rambut dan kulit : kulit dan rambut pada lansia mulai mengering.
Karena itu sehabis mandi kulit perlu diolesi dengan krim dan rambut perlu
mendapat hair conditioner. Sehabis mandi, rambut segera dikeringkan.

4. Kuku : pada waktu menggunting kuku harus hati-hati agar tidak terjadi
karena luka pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus Lebih sukar
sembuh.
5. Pakaian : pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan yang lunak, harus
dijaga agar tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap
pakaiannya. Warna pakaian hendaknya cerah tapi lembut, jangan memakai
warna yang mencolok karena ini hanya cocok bagi anak muda, jangan pula
dipilih warna hitam, karena memberi kesan sedih.
G. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
H. Asuahan Keperawatan Klien dengan Masalah Personal Hygiene
1) Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersiahan individu sehari-hari, sarana dan prasarana
yang dimiliki, serta factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik
factor pendukung maupun factor pencetus.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas
sampai bawah:
a. Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah
ditemukan kerontokan?
b.
Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe,
kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
c.
Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, secret pada kelopak
mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.
d.
Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung,
tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya
penciuman.

e.
Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembapanya. Perhatikan adanya lesi, tandatanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f.
Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi,
karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.
g.
Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
h.
Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.
i.
Kuku tangan&kaki :Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan
atau luka.
j.
Genetalia :Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan
pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
k.
Hygiene personal secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum.
Perhatikan adanya kelainan kulit atu bentuk tubuh.
2) Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
a. Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene s.d gangguan kognitif, kurangnya
motivasi, gangguan penglihatan.
b. Gangguan integritas kulit s.d immobility, gangguan sirkulasi vena dan
arteri.
c. Gangguan Body Image b.d. penampilan fisik. halitosis, tidak adanya gigi.
d. Resiko tinggi infeksi b.d trauma mukosa mulut.
Intervensi
a. Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene s.d gangguan kognitif, kurangnya
motivasi, gangguan penglihatan.
1. Observasi Kesehatan kulit klien yang merupakan perlindungan bagi tubuh:
a) Cegah kulit dari iritasi dan injury
b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari
c) Hindarkan penggunaan handuk yang kasar serta menggosok badan
secara kasar yg dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
2. Observasi tubuh terhadap bau yang disebabkan oleh bakteri dikulit:
a. Anjurkan klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari.
b. Anjurkan klien setelah mandi kulit klien dikeringkan secara hati-hati
terutama diarea bawah payudara, axilla, sela paha diantara jari kaki.
c. Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi.

b. Resiko gangguan integritas kulit s.d immobility, gangguan sirkulasi vena


dan arteri.
Intervensi
1. Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi
2. Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari
gangguan integritas kulit berlebih.
3. Jika klien merasa gatal-gatal ,anjurkan klien agar tidak menggaruk secara
berlebihan untuk mengurangi luka berlebih.
c. Gangguan Body Image b.d. penampilan fisik. Halitosis(Bau mulut), tidak
adanya gigi.
Intervensi
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang ganguan body
image saat ini.
2. Observasi tentang kebiasaan klien saat menyikat gigi
3. Anjurkan klien untuk memakai gigi palsu untuk meningkatkan body image
klien.
4. Berikan pengertian pada klien bahwa keaadan tersebut sangat fisiologis dan
semua orang akan mengalami hal tersebut.
d. Resiko tinggi infeksi b.d trauma mukosa mulut.
Intervensi
1. Anjurkan klien untuk oral hygiene:
a. Gosok gigi setelah makan
b. Irigasi diperlukan untuk cleaning mencegah pleque.
c. Pilihlah sikat gigi yang lunak untuk menghindari luka pada daerah
mulut
d. Klien yg infeksi oral
- Jangan gunakan gigi palsu
- Beriobat kumurkumur (betadine kumur)
- Gunakan liquid topikal antibiotik
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa kebersihan diri
adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan

rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian
dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004):Meningkatkan derajat kesehatan
seseorang,Memelihara
kebersihan
diri
seseorang, Memperbaiki personal
hygiene yang kurang, Mencegah penyakit,Menciptakan keindahan, Meningkatkan rasa
percaya diri.
Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada
lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :
Mandi ,Kebersihan mulut, Cuci Rambut dan kulit, Kuku, Pakaian.
Maka dari itu akan timbul suatu dampak sebagai berikut:
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
DAFTAR PUSTAKA
http://hidayat2.com/2009/03/20/23/. Diakses tanggal 21 Maret 2012.
Pukul :12.50 WIB.
http://www.scribd.com/doc/72877456/Asuhan-Keperawatan-Lanjut-Usia.
Diakses tanggal 21 Maret 2012. Pukul:12.57 WIB.

Anda mungkin juga menyukai

  • Konsep Diri 2
    Konsep Diri 2
    Dokumen6 halaman
    Konsep Diri 2
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Jurnal TBC
    Jurnal TBC
    Dokumen19 halaman
    Jurnal TBC
    Noviami2496
    25% (4)
  • Dmam Rematik Ok
    Dmam Rematik Ok
    Dokumen22 halaman
    Dmam Rematik Ok
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Dmam Rematik Ok
    Dmam Rematik Ok
    Dokumen22 halaman
    Dmam Rematik Ok
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • LP Pneumonia Ayu
    LP Pneumonia Ayu
    Dokumen21 halaman
    LP Pneumonia Ayu
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Keperawatan
    Jurnal Keperawatan
    Dokumen141 halaman
    Jurnal Keperawatan
    Endar Budi
    100% (2)
  • Dmam Rematik Ok
    Dmam Rematik Ok
    Dokumen22 halaman
    Dmam Rematik Ok
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Nama Saya
    Nama Saya
    Dokumen1 halaman
    Nama Saya
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Konsep Diri 2
    Konsep Diri 2
    Dokumen6 halaman
    Konsep Diri 2
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Demam Rematik
    Demam Rematik
    Dokumen23 halaman
    Demam Rematik
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Gagal Jantung 1
    Gagal Jantung 1
    Dokumen19 halaman
    Gagal Jantung 1
    Yadi Mps
    Belum ada peringkat
  • Konsep Diri
    Konsep Diri
    Dokumen16 halaman
    Konsep Diri
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Konsep Diri
    Konsep Diri
    Dokumen16 halaman
    Konsep Diri
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Konsep Diri
    Konsep Diri
    Dokumen16 halaman
    Konsep Diri
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • IKD II Deswita
    IKD II Deswita
    Dokumen22 halaman
    IKD II Deswita
    ayu rini
    Belum ada peringkat
  • IKD II Deswita
    IKD II Deswita
    Dokumen22 halaman
    IKD II Deswita
    ayu rini
    Belum ada peringkat