BAB VI
PENGEMBANGAN WILAYAH NUSA TENGGARA TAHUN 2012
6.1
Kinerja pembangunan wilayah Nusa Tenggara dalam bidang ekonomi tahun 2010
dibandingkan tahun 2009 menunjukkan adanya penurunan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dan peningkatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sektor utama perekonomian
wilayah Nusa Tenggara adalah sektor pertanian sebesar 30,42 persen, sektor jasa sebesar
16,42 persen, dan sektor perdagangan dan restoran sebesar 15,87 persen. Usaha
mendorong perekonomian Nusa Tenggara melalui realisasi investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) masih relatif kecil, dengan
peringkat iklim investasi di Nusa Tenggara juga tergolong rendah. Berdasarkan kondisi ini,
maka perlu adanya peningkatan kondisi kinerja ekonomi daerah dan keamanan usaha,
serta didukung pula dengan promosi investasi supaya dapat meningkatkan iklim investasi
di wilayah Nusa Tenggara. Sementara itu, PDRB per kapita wilayah Nusa Tenggara terus
meningkat, namun apabila dibandingkan dengan rata-rata PDRB nasional, PDRB wilayah
Nusa Tenggara termasuk rendah.
Dalam bidang sosial, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) bulan Agustus 2010di
wilayah Nusa Tenggara menunjukkan penurunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
kenaikan di Nusa Tenggara Timur. Sementara itu tingkat kemiskinan di wilayah Nusa
Tenggara masih sangat tinggi, yaitu masih di atas 20 persen, meskipun jumlah tersebut
mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Disisi lain, nilai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Nusa Tenggara juga masih sangat rendah. IPM di
Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2009 berada di peringkat 31 secara nasional,
sedangkan provinsi Nusa Tenggara Barat berada di peringkat 32 nasional. Meskipun IPM di
wilayah Nusa tenggara secara umum meningkat, namun peningkatan ini masih di bawah
rata-rata nasional, dan tidak merubah peringkat IPM secara nasional.Hambatan
peningkatan mutu sumber daya manusia di wilayah Nusa Tenggara adalah terbatasnya
tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang berkualitas, belum meratanya penyebaran
tenaga pendidik dan tenaga kesehatan, terbatasnya prasarana dan sarana transportasi,
serta terbatasnya daya beli masyarakat. Dalam hal pembangunan berbasis gender, Indeks
Pembangunan Gender (IPG) di wilayah Nusa Tenggara mengalami peningkatan pada tahun
2009, meskipun nilainya masih di bawah rata-rata nasional sebesar 66,7. Rendahnya nilai
tersebut disebabkan oleh rendahnya persentase kontribusi dalam pendapatan dan Umur
Harapan Hidup (UHH) perempuan.Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) wilayah
Nusa Tenggara tahun 2009 untuk masing-masing provinsi juga mengalami peningkatan
meski nilainya masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar
63,52.Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh rendahnya keterwakilan perempuan di
RKP 2012
III.6-1
Nusa Tenggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
6,29
5,13
51,59
(Peringkat 27)
50,84
(Peringkat 28)
4.130
2.578
Persentase Pengangguran
Tahun 2010 (Agustus)
5,29
3,34
Persentase Kemiskinan
Tahun 2010 (Maret)
21,55
23,03
64,66
(Peringkat 32)
66,6
(Peringkat 31)
55,72
63,74
Indeks Pemberdayaan
Gender Tahun 2009
55,44
61,94
67,0
69,9
Pertumbuhan Ekonomi
Tahun 2010 (ADHK 2000)
Peringkat Indeks Iklim
Investasi Tahun 2008
Indeks Pembangunan
Manusia Tahun 2009
Wilayah Nusa Tenggara pada tahun 2009 menyumbang 13,56 persen hasil produksi
kedelai nasional. Untuk komoditas jagung dan kedelai, wilayah Nusa Tenggara
menyumbang 5,46 persendan 3,93 persen. Komoditas tanaman perkebunan yang menjadi
unggulan di wilayah ini adalah tembakau yang menghasilkan 30,37 persen produksi
nasional. Tanaman perkebunan lain yang dihasilkan adalah kopi sebesar2,97 persen dan
III.6-2
RKP 2012
III.6-3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mengacu pada tujuan dari pengembangan wilayah Nusa Tenggara, sasaran yang
dicapai dalam rangka pengembangan wilayah Nusa Tenggara pada tahun 2012 adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
III.6-4
RKP 2012
Provinsi
(%)
Kemiskinan 2)
(%)
Pengangguran 3)
(%)
3,30 3,75
20,17
3,15 2,90
5,60 6,15
21,10
1,65 1,45
TABEL 6.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA HARAPAN HIDUP,
DAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI WILAYAH NUSA TENGGARA TAHUN 2012
Provinsi
Angka Kematian
Bayi 1)
Rata-Rata Lama
Sekolah 2)
Umur Harapan
Hidup 3)
41
7,24
67,76
30
6,82
70,58
RKP 2012
III.6-5
6.3
III.6-6
RKP 2012
3.
4.
5.
RKP 2012
III.6-7
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
mengembangkan wilayah darat, laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil sebagai satu
kesatuan wilayah Kepulauan Nusa Tenggara melalui kegiatan pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang yang terpadu yang didukung oleh prasarana dan
sarana yang memadai;
meningkatkan aksesibilitas antara kota-kota pesisir yang menghubungkan poros
Aceh-Atambua sehingga membentuk keterkaitan sosial ekonomi yang kuat;
meningkatkan keterkaitan pengembangan antarkawasan (Kawasan Andalan dan
Kawasan Andalan Laut) untuk mengoptimalkan potensi wisata budaya dan wisata
alam, termasuk wisata bahari, dengan mengembangkan jalur wisata terpadu BaliLombok-Komodo-Tana Toraja;
menetapkan fokus spesialisasi penanganan komoditas unggulan termasuk
pemasarannya, yang berorientasi eksport, dengan mengutamakan pengelolaan
sumber daya alam terbarukan berdasarkan prinsip kemanfaatan bersama
antarwilayah, maupun antar kawasan;
meningkatkan keberadaan Forum Kerjasama Daerah dan Forum Kerjasama
Ekonomi Internasional, baik secara bilateral dengan Australian dan Timor Leste,
maupun secara multilateral dalam konteks kerja sama ekonomi sub-regional;
meningkatkan perlindungan kawasan konservasi nasional di Kepulauan Nusa
Tenggara khususnya konservasi laut agar kelestariannya terpelihara; serta
mengelola kawasan perbatasan darat dengan Timor Leste dan kawasan perbatasan
laut dengan Timor Leste dan Australia sebagai beranda depan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam rancangan Rencana Tata Ruang (RTR) Kepulauan Nusa Tenggara, pusatpusat pertumbuhan yang diklasifikasikan kedalam Pusat Kegiatan Nasional
(PKN)diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan wilayah nasional yang berorientasi
pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah:
1.
Mataram diarahkan untuk mendorong perkembangan sektor produksi pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, tanaman tahunan, hasil hutan, perikanan
tangkap, wisata ecotourism, serta wisata bahari.
2.
Kupang diarahkan untuk mendorong perkembangan sektor perdagangan, perikanan
tangkap, wisata ecotourism, industri pengolahan serta hasil pertambangan.
Dengan mempertimbangkan titik berat pembangunan pada tahun 2012 yaitu
perluasan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat, maka arah pengembangan wilayah Nusa Tenggara
tahun 2012 salah satunya adalah pengembangan gugus (cluster) industri pengolahan
berbasis sumber daya alam yang akan dilakukan dengan strategi mengembangkan
Mataram dan Kupang sebagai pusat industri pengolahan berbasis sumber daya alam yang
melayani sentra-sentra produksi di sekitarnya, serta mengembangkan produk/industri
unggulan wilayah dan kerja sama antardaerah. Sementara itu untuk mendukung 11
III.6-8
RKP 2012
prioritas nasional dan 3 prioritas lainnya sebagaimana tertuang didalam RPJMN 20102014, maka arah kebijakan dan strategi pengembangan wilayah dijabarkan sebagai
berikut.
TABEL 6.4
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH NUSA TENGGARA TAHUN 2012
No
Prioritas
Arah Kebijakan
Strategi Pengembangan
Reformasi
Birokrasi dan
Tata Kelola
Pendidikan
Kesehatan
RKP 2012
No
Prioritas
Penanggulangan
Kemiskinan
Arah Kebijakan
Strategi Pengembangan
dan vaksin.
(6) Meningkatkan pengembangan
sistem pembiayaan jaminan
kesehatan.
(7) Meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dan promosi
kesehatan.
(8) Meningkatkan sarana pelayanan
kesehatan terutama di daerah
terpencil, perbatasan, dan
kepulauan.
(1) Mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan pro-rakyat
miskin dengan memberi perhatian
khusus pada usaha-usaha yang
melibatkan orang-orang miskin
dan orang-orang dengan kondisi
khusus serta usaha-usaha yang
dapat menciptakan lapangan
pekerjaan;
memperluas kebijakan
affirmative/keberpihakan untuk
penanggulangan kemiskinan melalui 4
klaster program pro-rakyat.
Ketahanan
Pangan
mengoptimalisasi pengembangan
sentra produksi komoditas
unggulan, seperti rumput laut,
jagung, kakao, peternakan, dan
perikanan.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Infrastruktur
III.6-10
pelaksanaan penurunan
kemiskinan di daerah
mengembangkan sentra produksi
rumput laut;
mengembangkan sentra produksi
jagung;
mengembangkan sentra produksi
kakao;
mengembangkan sentra produksi
peternakan;
mengembangkan sentra produksi
perikanan tangkap.
Mempertahankan/meningkatkan
produktivitas sentra-sentra
produksi beras yang salah satunya
ditempuh melalui
pembangunan/peningkatan dan
rehabilitasi jaringan irigasi.
No
Prioritas
Arah Kebijakan
antarkota, antarpulau, wilayah
tertinggal, dan wilayah terpencil,
serta untuk mendukung percepatan
dan perluasan pengembangan
koridor ekonomi Bali - Nusa
Tenggara.
Iklim Investasi
dan Usaha
RKP 2012
Strategi Pengembangan
terdepan/terluar.
(3) mengembangkan jaringan
transportasi penyeberangan
antarpulau (pelabuhan).
(4) mengembangkan jaringan
prasarana transportasi
penyeberangan (pelabuhan)
Lembar dan Sape.
(5) mengembangkan jaringan
prasarana transportasi
penyeberangan (pelabuhan)
Labuhan Bajo, Waingapu, Sumba,
dan Maropko.
(6) mengembangkan jaringan
prasarana pelabuhan laut sebagai
Pelabuhan Nasional di Lembar dan
Bima.
(7) meningkatkan sarana tranportasi
untuk melayani rute daerah
tertinggal;
(8) mengembangkan perluasan
jaringan listriknya baik
terintegrasi maupun yang
terisolasi untuk meningkatkan
jangkauan dan keandalan
memastikan beroperasinya
fasilitas telekomunikasi Desa
Berdering dan Pusat Layanan
Internet Kecamatan (PLIK);
(9) memfasilitasi pengembangan egovernment.
(10) meningkatkan sistem penyediaan
air baku dan air minum,
pembangunan prasarana banjir
dan pengamanan pantai serta
pembangunan waduk; serta
(11) mengurangi dampak kejadian
banjir dan abrasi pantai melalui
pembangunan sarana/prasarana
banjir dan pengaman pantai.
(1) Meningkatkan investasi yang
menyediakan lapangan kerja
terutama pada pengembangan
mata rantai industri unggulan yang
berbasis komoditas unggulan
wilayah.
(2) Meningkatkan pelatihan berbasis
kompetensi terutama di bidang
pengolahan pangan.
III.6-11
No
Prioritas
Arah Kebijakan
Strategi Pengembangan
Energi
Lingkungan
Hidup dan
Bencana
(1)
(1)
(2)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
10
11
Daerah
Tertinggal,
Terdepan,
Terluar, dan
Pasca Konflik
Kebudayaan,
Kreativitas, dan
Inovasi
Teknologi.
III.6-12
mengembangkan kawasan
perbatasan sebagai beranda depan
wilayah nasional serta memantapan
kedaulatan wilayah nasional melalui
pendekatan keamanan dan
kesejahteraan. Prioritas wilayah
perbatasan pada tahun 2012 yaitu:
Amfoang Timur di Kabupaten
Kupang; Insana Utara, Bikomi Utara,
Bikomi Nalulat di Kabupaten Timor
Tengah Utara; Kobalima Timur,
Lamaknen Selatan, Tasifeto Timur
di Kabupaten Belu; serta Rote Ndao
dan Alor di Kabupaten Kalabahi.
meningkatkan apresiasi masyarakat
terhadap seni dan budaya yang
berbasiskan pada keragaman
budaya daerah, serta peningkatan
kualitas pengelolaan, perlindungan,
(1)
(2)
(3)
(4)
No
Prioritas
Arah Kebijakan
pengembangan dan pemanfaatan
kekayaan budaya daerah.
12
13
14
Prioritas Lainnya
Bidang Politik,
Hukum, dan
Keamanan
Prioritas Lainnya
Bidang
Perekonomian
Prioritas Lainnya
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat
Strategi Pengembangan
perlindungan, pengembangan dan
pemanfaatan kekayaan budaya
daerah.
(3) peningkatan apresiasi masyarakat
terhadap seni dan budaya yang
berbasiskan pada keragaman
budaya daerah,
(4) peningkatan kualitas pengelolaan,
perlindungan, pengembangan dan
pemanfaatan kekayaan budaya
daerah.
meningkatkan penegakan hukum, Hak
Azasi Manusia (HAM) dan
pemberantasan korupsi.
(1) meningkatkan pelayanan dan
perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) melalui
penyediaan informasi serta
peningkatan pengamanan di pintu
keberangkatan.
(2) meningkatkan kualitas Layanan
Terpadu Satu Pintu (LTSP) TKI di
Nusa Tenggara Barat.
(1) meningkatkan aksesibilitas dari
sentra-sentra produksi di Bayan,
Keruak, Batukliang dan sekitarnya
melalui keterpaduan sistem
transportasi darat dan laut;
(2) mengembangkan destinasi,
pemasaran, dan sumber daya
pariwisata;
(3) meningkatkan kinerja
pembangunan kepariwisataan di
sekitar Gili Trawangan, Air dan
Meno yang memiliki potensi sangat
besar melalui pengembangan
fasilitas pendukung
berstandarinternasional;
(4) mengembangkan kawasan industri
pengolahan bahan tambang dan
perikanan tangkap yang
komplementer dengan keberadaan
pelabuhan internasional Teluk
Kupang;
(5) meningkatkan aksesibilitas kota
Kupang ke sentra-sentra produksi
di sekitarnya;
III.6-13
III.6-14
RKP 2012
RKP 2012
III.6-15