PENDAHULUAN
1.1 LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian berada Kali Ngalang, Desa Ngalang, Kec. Gedangsari, Kab.
Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.1.1
KESAMPAIAN LOKASI
Pada kesempatan kali ini, Pengamatan dilakukan di dua stopsite, Stopsite pertama
terletak di daerah Kalingalang, Desa Ngalang, Kec. Gedangsari, Gunung Kidul ditempuh
menggunakan bis dengan waktu 1,5 jam dan Stopsite kedua berada di Kali ngalang dusun
Plosodoyong desaNgalang, Kec. Gedang Sari, Gunung Kidul tepatnya dibawah jembantan kali
ngalang ditempuh sekitar 15 menit dari stopsite pertama.
1.1.2
batupasir yang bergradasi menjadi batulanau atau batulempung. Di bagian bawah, batupasirnya
masih menunjukkan sifat volkanik, sedang kearah atas sifat volkanik ini berubah menjadi
batupasir yang bersifat gampingan. Pada batupasir gampingan ini sering dijumpai fragmen dari
koral dan foraminifera besar yang berasal dari lingkungan terumbu laut dangkal yang terseret
masuk dalam lingkungan yang lebih dalam akibat arus turbid.
1.1.3
GEOMORFOLOGI
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan atau untuk memahami
kenampakan fosil-fosil jejak di daerah pengamatan dengan melihat dan mendeskripsi secara
langsung fosil jejak yang ada pada perlapisan batuan dan lebih mengenal jenis dari organisme
yang telah lama membatu (menjadi fosil).
Tujuan dari penelitian ini adalah praktikan mampu menganalisa lingkungan pengendapan
berdasarkan fosil jejak. tujuan lain mempelajari fosil adalah :
kandungan fosilnya.
Untuk menentukan lingkungan pengendapan batuan didasarkan atas sifat dan
Gambar 1. Peta lokasi pengamatan fosil jejak Kali Ngalang, Ngalang, Gedangsari,
Gunung Kidul
: N 92 E/16
Struktur lapangan
: Berlapis
Cuaca
: Cerah
Waktu
: 09.00 Wib
: N 54 E/ 25
Struktur lapangan
: berlapis
Cuaca
: Cerah
Waktu
: 12.30 Wib
BAB II
DASAR TEORI
II.1 FOSIL JEJAK
Fosil jejak (trace fossils) merupakan hasil dari aktivitas suatu organisme yang terawetkan
di dalam lapisan batuan. Ilmu yang mempelajari fosil jejak disebut dengan ichnology (Ekdale, et
al., 1984). Yang termasuk dalam fosil jejak antara lain adalah burrows, tracks, trackways, trails,
root penetration, algal stromatolites, boring, coprolits, dan berbagai jejak hasil dari aktivitas
organisme. Fosil jejak pada umumnya dipelajari oleh ahli paleontologi dan sedimentologi,
sehingga ichnologi menjembatani perbedaan presepsi yang ada pada kedua disiplin ilmu tersebut.
II.2 KLASIFIKASI FOSIL JEJAK
Klasifikasi fosil jejak dapat didasarkan pada 4 hal, yaitu: taksonomi, model
pengawetan, pola hidup, dan lingkungan pengendapan (Ekdale, et. al, 1984). Secara
umum dari keempat dasar klasifikasi tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,
dan bergantung pada tujuan penggunaan fosil jejak tersebut.
Ophiomorpha
2. Satu organisme yang sama dapat menghasilkan berbagai jenis jejak. Contoh: Nereites dan
Scalarituba.
Scalarituba.
3. Bagian-bagian struktur biogenik dapat dihasilkan oleh dua atau lebih organisme yang
hidup bersama-sama. Contoh: Thalasinoides
Thalasinoides
Domichnia
2. Repichnia: merupakan jejak yang dibentuk oleh pergerakan organisme termasuk berlari,
merayap, dan berjalan. Bentuk dapat memotong bidang perlapisan, sejajar, berkelok atau
berpola tidak teratur.
Repichnia
3. Cubichnia, merupakan jejak yang dibentuk pada saat organisme istirahat selama
beberapa waktu.
Cubichnia
4. Fodinichnia, jejak yang terbentuk pada infaunal deposit feeders, kombinasi antara
tempat tinggal sementara dengan pencarian makanan.
Fodinichnia
5. Pascichnia, jejak yang terbentuk dari kombinasi antara mencari makan dan berpindah
tempat.
Pascichnia
6. Fugichnia, merupakan jejak yang terbentuk dari aktivitas melepaskan diri dari kejaran
organisme pemangsa.
Fugichnia
7. Agrichnia, jejak yang berbentuk tidak teratur, belum dapat ditentukan jenis aktivitasnya.
Agrichnia
= menempelpadabendamati&tidakberpindah- pindah
- Vagyl = di dasarlaut&berpindah-pindah
2. PelagosMelayang-layang
- Planktonik
= bergerakpasifmengikutiarus
- Nektonik
= bergerakaktif di permukaan
LingkunganHidup
1. Laut
- Litoral
=05m
- Batyal
= 200 2000 m
- Epineritik
= 5 50 m
- Abyssal
= 2000 5000 m
- Neritik
= 50 200 m
- Hadal
= > 5000 m
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 LITHOLOGI LOKASI PENGAMATAN
III.1.1 LITHOLOGI LOKASI PENGAMATAN 1
Pada Stopsite 1 Ditemukan litologi batulempung dan batupasir.
Strike/dip
Deskripsi :
:
Warna
Tekstur;
ukuranbutir
Kemas :
Porositas
Sortasi
Permeabilitas :
NamaBatuan :
:
Warna
Tekstur;
ukuranbutir
Kemas :
Porositas
Sortasi
Permeabilitas :
NamaBatuan :
: N 316
Arah sungai
: N 226
Model Pengawetan
Model PolaHidup
Ciri ciri lain
Genus
: -Menurut Seilacher :
o Semi relief
o Cembung
: Fodichnia
:Terisi oleh substrasi lempung
:
-Menurut Markinson
- Epicnia
- Cembung
Fosil 1 ( b ). (masukinfoto )
Arah Foto
Arah sungai
: N 226
Model Pengawetan
Model PolaHidup
Ciri ciri lain
Genus
: -Menurut Seilacher :
- Full relief
- Epicnia
-Cembung
- Cembung
: Domichnia
:Terisi oleh substrasi lempung-pasir
:
Fosil 1 ( c ). (masukinfoto )
-Menurut Markinson
Arah Foto
Arah sungai
: N 98E/15
Model Pengawetan
Model PolaHidup
Ciri ciri lain
Genus
: -Menurut Seilacher :
-Menurut Markinson
- Semi relief
- Epicnia
-Cembung
- Cembung
: Domichnia
: -Terisi oleh substrasi lempung-pasir
- Trell
:
Fosil 1 ( d ). (masukinfoto )
Arah Foto
Arah sungai
: N345
Model Pengawetan
Model PolaHidup
Ciri ciri lain
Genus
: -Menurut Seilacher :
- Full relief
- Eyicnia
-Cembung
- Cembung
: Folichnia
:Terisi oleh substrasi lempung-pasir
:
-Menurut Markinson
Arah Foto
: N15
Arah sungai
Model Pengawetan
Model PolaHidup
Ciri ciri lain
Genus
: -Menurut Seilacher :
-Menurut Markinson
- Semi relief
- Epichnia
-Cembung
- Cembung
: Pascighnia
: -Terisi oleh substrasi pasir
- Treil
:
Fosil 2 ( b ). (masukanfoto)
Arah Foto
Arah sungai
Model Pengawetan
Model PolaHidup
Ciri ciri lain
Genus
: -Menurut Seilacher :
-Menurut Markinson
- Full relief
- Epichnia
-Cekung
- Cekung
: Domichnia
: -Terisi oleh substrasi pasir karbonat
- Treil
: