PEMBAHASAN
A. Pengertian Jigging
Jig merupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan perbedaan
berat jenis, bekrja secara mekanis yang menggunakan adanya perbedaan
kemampuan menerobos dari butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu lapisan
pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu tangki terbuka yang berisi air
dengan saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat lapisan
pemisah.
Tangki jig dilengkapi dengan lubang pengeluaran konsentrat (spigot) pada
bagian bawahnya. Disamping itu jig juga memiliki suatu mekanisme penyebab
terjadinya tekanan (pulsion) yang diimbangi dengan pemakaian air tambahan.
Pada pemisahan partikel mineral dalam proses jigging dipengaruhi tiga faktor,
antara lain :
a.
Differential acceleration
Differential acceleration merupakan faktor perbedaan kecepatan jatuh
partikel mineral ke bed, karena adanya gerakan yang terjadi pada alat jig. Hal ini
akan menyebabkan partikel mineral yang memiliki berat jenis besar akan
memiliki kecepatan jatuh yang lebih besar.
b. Hinderet setting
Hinderet setting adalah faktor kerapatan batuan pada lapisan bed, faktor
dimana kecepatan jatuh setelah mineral mencapai kecepatan akhir atau setelah
mengendap pada bed, dimana partikel mineral terangkat dan turun pada saat
terjadi pulsion dan suction mengalami kesulitan untuk melalui media pemisah di
dalam jig. Jadi dapat dikatakan faktor pengaturan kerapatan bed.
c. Consolidation trickling
Consolidation trickling adalah faktor atau cara pengaliran campuran
partikel mineral pada waktu akhir jatuh, dimana berlaku setelah lapisan bed
menutup pada saat akhir dorongan (pulsion) . Partikel mineral ringan berukuran
besar tidak sanggup berpindah ke kompartemen berikutnya karena pengaruh
kecepatan yang terjadi pada partikel mineral tersebut. Sedangkan mineral berat
dengan ukuran kecil mempunyai kesempatan untuk menerobos celah-celah
lapisan bed, karena partikel tersebut cukup kecil bila dibandingkan dengan rongga
bed. Kondisi seperti inilah yang dikendalikan dalam Consolidation trickling.
Berdasarkan ketiga faktor pemisahan mineral dalam jig diatas, maka
terjadilah proses pemisahan mineral yang berbeda berat jenisnya, dalam hal ini
mineral berharga seperti kasiterit, xenotin, monasit, ilmenit, zircon, Pb dan biji
besi dengan mineral tailing yang berupa kuarsa dan clay. Mineral-mineral yang
berat jenisnya lebih besar baik yang berukuran kecil maupun besar berada di
bawah saringan, kemudian masuk kedalam tangki dan keluar melalui spigot
sebagai konsentrat. Sedangkan mineral pengotor atau mineral ringan baik yang
berukuran kecil ataupun besar akan terdorong oleh desakan dari feed berikutnya
dan arus horizontal diatas permukaan bed dan terbuang sebagai tailing . Apabila
ketiga faktor tersebut disatukan maka proses tersebut dinamakan ideal jigging
process.
Berdasarkan jumlah kompartemennya jig dapat dibagi menjadi beberapa
tipe, antara lain :
- tipe 1x2
tipe 2x2
- tipe 1x3
tipe 2x3
dihindarkan karena bijih bijih timah akan membentuk lapisan yang padat
dimana hal ini akan mengurangi kemungkinan penerobosan bijih timah
yang akan turun.Hal ini terjadi terutama apabila kekurangan air tambahan (
under water ) dan dapat diatasi dengan memperbesar panjang dorongan
atau menggerakkan hematitite.
b. Tekanan dengan sedikit hisapan
Hisapan pada proses ini tidak terlalu kuat untuk menjadikan
kompaknya batu bed, hal seperti ini adalah baik.Batu bed dan lapisan bijih
tetap lepas dan bergerak pada keadaan bahan masuk cukup, maka bila kita
memasukkan tangan kedalam akan terasa turunnya bahan bahan tersebut
dari tangan kita.
c. Tekanan dengan tidak ada hisapan
Dalam keadaan seperti ini tidak baik dan tidak diinginkan karena
banyak kesalahan, bila bocor atau sobek tekanan masih akan terasa karena
air tambahan.Tetapi disini hisapan tidak akan terjadi karena air akan
mengalir melewati bagian yang bocor. Keadaan seperti ini tidak baik dan
harus dihindarkan dengan mengganti membran.
E. Operasional Jigging
Umpan berupa slurry dengan 25% - 45% padatan masuk pada
salah satu ujung jig mengalir membentuk arus horizontal dipermukaan
jig.Partikel partikel terutama yang berbutir halus terbawa arus dan keluar
pada ujung yang lainnya.Pengendapan partikel pada arus horizontal ini
mengikuti mekanisme pengendapan seperti pada palong.
Partikel partikel yang mengendap dari arus horizontal masuk
kedaerah dimana jigging bekerja yaitu daerah antara arus horizontal dan
daerah
roughing
sebelah
atas
dan
daaerah
separating
rpm
).Banyaknya
frequency
menentukan
banyaknya
pengaruh
umpan akan semakin kecil panjang stroke dan semakin besar frequency
akan sebaaliknya.
Contoh Ukuran Umpan
Ukuran umpan
Stroke
( mm )
15
1 0, 2
1 0, 1
( mm )
30 50
10 15
3 -6
Frequency
( rpm )
30 60
150 200
200- 400
langkahnya
(amplitudo)
lebih
pendek
demikian
sebaliknya.
Amplitudo membrane dan frekuensi stroke ini akan
berpengaruh kepada kecepatan aliran vertical ke atas dimana
kecepatannya tidak boleh lebih besar dari pada kecepatan jatuh
partikel. Apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan
kehilangan mineral berharga yang mempunyai ukuran butir lebih
untuk
turun
mengendap
sebagai
konsentrat.