Anda di halaman 1dari 4

Pengembangan Medium Gelas Didoping oleh Ion Neodimium (Nd3+)

Sebagai Medium Penguat Laser


Dr. Juniastel Rajagukguk, M.Si.
Dosen Prodi Fisika FMIPA Unimed
Pendahuluan
Penelitian terkait medium gelas yang didoping oleh ion neodimium (Nd 3+) sebagai medium
penguat laserterus berkembang pesat akhir-akhir ini. Hal ini tidak terlepas dari luasnya aplikasi yang
ditawarkan laser Nd:Gelas seperti dalam bidang medis, militer, penyimpanan data, pengolahan
material dan sebagai penguat optik (Serqueira dkk, 2011; Ratnakaram dkk, 2005; Jamalaiah dkk,
2012). Saat ini, medium penguat laser zat padat masih menggunakan bahan kristal sebagai host
matriks dari ion Nd3+. Seperti diketahui bahwa medium berbasis kristal memiliki beberapa kelemahan
dibandingkan dengan bahan gelas. Adapun keunggulan bahan gelas dibandingkan dengan bahan
kristal, diantaranya: pembuatannya mudah, titik leleh yang rendah (<1200 oC), mudah dibentuk,
fleksibel, murah dan memiliki pita emisi yang lebar (Webb dkk, 2004; Ning dkk, 2014).
Ion Nd3+ telah banyak disisipkan atau ditumbuhkan dengan berbagai host matriks seperti
halnya dicampur pada material kristal (Tai dkk, 2015), material keramik (Yagi dkk, 2006) dan pada
material gelas (Chimalawong dkk, 2010; Grupta dkk, 2014; Boetti dkk, 2013; Kumar dkk, 2007).
Beberapa jenis gelas komersial yang mana secara intensif diteliti untuk dijadikan sebagai host matrix
laser diantaranya gelas silika (Pal dkk, 2014), gelas fosfat (Nogata dkk, 2013), gelas borat
(Shanmugavelu dkk, 2014) dan gelas tellurite (Kumar dkk, 2007). Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa gelas silika memiliki kelebihan seperti halnya kestabilan kimia yang baik, transparansi yang
tinggi dan memiliki koefisien ekspansi termal yang rendah. Selain itu gelas silika juga pada umumnya
memiliki indeks bias nonlinier yang rendah, ambang batas ketahanan permukaan yang tinggi,
memiliki uji tarik yang kuat dan ketahanan yang baik (Yanbo dkk, 2006; Qinling dkk, 2006). Hal ini
menjadikan jenis gelas ini sangat cocok untuk diaplikasikan sebagai fiber optik atau pandu gelombang
laser (Shi-Ling dkk, 2005). Gelas fosfat secara tepat digunakan sebagai matriks host Nd3+ karena
memiliki sifat fluoresensi, konstanta termal-optik yang rendah dan indeks bias nonlinier yang rendah.
Lebih lanjut, gelas fosfat juga memiliki temperatur transisi gelas yang rendah, titik lebur yang rendah
dan koefisien ekspansi termal yang tinggi (Seshadari dkk, 2010). Sementara untuk gelas borat telah
dilaporkan memiliki sifat kerapatan yang tinggi, ketransparanan yang baik, lebar pita yang optimum,
mentransmisikan cahaya infrared yang baik, kestabilan mekanik yang baik, tahan terhadap karat, dan
lebih murah (Kumar dkk, 2012; Naftaly, 2000).
Perkembangan teknologi laser saat ini sangat erat kaitannya dengan ion Nd 3+ dikarenakan
kemampuannya menghasilkan cahaya lasing berbentuk pulsa dan berdaya tinggi (Mhareb dkk, 2014).
Tingginya tampang lintang emisi (emission cross section) yang terjadi pada transisi 4F3/24I11/2 pada
panjang gelombang 1064 nm merupakan salah satu aplikasi ion Nd 3+. Gelas yang didoping dengan ion
neodimium merupakan sesuatu material optik yang penting untuk dimanfaatkan dalam bidang penguat
laser. Disisi lain, karakteristik medium penguat yang dibutuhkan untuk laser komersial antara lain
memiliki garis fluoresensi yang kuat, pita absorpsi yang kuat, dan memiliki efisiensi kuantum yang
tinggi sesuai dengan transisi energi yang diperlukan (Semwal dkk, 2013).
Adanya beberapa parameter dan metode yang belum dilaporkan dalam penelitian sebelumnya
menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan penelitian ini. Selain itu peluang dalam memperoleh
sifat optik dan radiatif yang lebih baik masih sangat terbuka dengan melakukan kombinasi optimum
terhadap unsur dan senyawa penyusun host gelas. Dalam penelitian ini telah dilakukan tiga tahapan
besar untuk menghasilkan suatu medium baru yang berbasis gelas sebagai medium penguat laser.
Ketiga tahapan tersebut adalah : (1) pembuatan suatu medium Nd:gelas dengan komposisi senyawa
baru dan terdiri dari gabungan pembentuk gelas (former) dengan modifier. (2) Mengamati struktur
dan sifat-sifat medium yang telah dibuat. Beberapa sifat medium Nd:gelas yang diamati dalam
penelitian ini adalah sifat fisis, optik dan radiatif. Setiap sifat yang diamati memiliki beberapa
parameter yang menjelaskan performa medium Nd:gelas. (3) Membangun sistem laser yang terdiri
dari susunan sistem pemompa, komponen cermin optik dan medium penguat laser. Sistem laser ini
disebut juga sistem penguat laser pada 1064 nm, dimana lasing yang dihasilkan oleh medium

Nd:gelas dapat diketahui melalui penguatan yang dilakukan terhadap sinyal referensi dengan panjang
gelombang yang sama, yakni 1064 nm juga.
Untuk menghasilkan daya keluaran laser yang tinggi, selain membutuhkan sistem pumping
dan resonator laser juga diperlukan material laser yang memiliki sifat optik dan radiatif yang baik.
Beberapa sifat optik yang sangat penting diamati sehingga Nd:gelas dapat diaplikasikan sebagai
material laser antara lain koefisien serapan, kekuatan osilator (oscillator strength), pita serapan, faktor
kualitas spektroskopik dan tampang lintang emisi terstimulasi (Srinivasa dkk, 2009; Mehta dkk,
1999). Sedangkan sifat radiatif yang perlu diteliti dari suatu medium gelas diantaranya probabilitas
emisi, rasio cabang (branching ratio) fluoresensi dan waktu hidup radiatif (radiatif lifetime) (Tian
dkk, 2012).
Berdasarkan latar belakang dan penelusuran studi literatur yang dilakukan penulis maka telah
ditemukan beberapa permasalahan yang terkait dengan pengembangan sistem dasar laser. Diantaranya
adalah tuntutan untuk memanfaatkan komposisi gelas sebagai alternatif pengganti kristal dalam
aplikasinya sebagai medium penguat laser. Beberapa sifat radiatif gelas yang dilaporkan sebelumnya
masih tergolong pada kategori rendah dibandingkan dengan sifat raditif yang dihasilkan oleh kristal.
Perlu diketahui bahwa sifat optik yang sangat penting diamati sehingga Nd:gelas dapat diaplikasikan
sebagai material laser antara lain koefisien serapan, kekuatan osilator (oscillator strength), pita
serapan, faktor kualitas spektroskopik dan tampang lintang emisi terstimulasi (Srinivasa dkk, 2009;
Mehta dkk, 1999). Sedangkan sifat radiatif yang perlu diteliti dari suatu medium gelas diantaranya
probabilitas emisi, rasio cabang (branching ratio) fluoresensi dan waktu hidup radiatif (radiatif
lifetime) (Tian dkk, 2012). Selain itu, jenis gelas lain seperti halnya dari bahan borat dan fosfat belum
banyak dikaji oleh peneliti apakah layak dijadikan sebagai kandidat medium penguat laser. Dari sisi
pengembangan sistem laser ditemukan bahwa masih tinggi daya yang diperlukan untuk melakukan
pumping terhadap medium laser untuk memperoleh daya keluaran dan efisiensi optik yang besar.
Sepanjang penelusuran penulis juga diperoleh bahwa medium yang digunakan dalam eksperimen
sistem laser masih menggunakan medium Nd:kristal. Belum adanya dilaporkan Nd:Fosfat dan
Nd:Borat sebagai medium penguat di dalam sistem laser menjadi alasan kuat bagi penulis melakukan
penelitian ini.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan medium penguat laser yang berbasis pada
material gelas dan didoping oleh ion aktif neodimium (Nd 3+). Ion Nd3+ akan didoping pada sistem
gelas borat dan fosfat melalui metode melting and quenching. Selanjutnya akan dianalisis sifat-sifat
fisis, sifat optik dan radiatif medium gelas tersebut untuk mengetahui performa dan kelayakannya
sebagai medium penguat laser. Selain tujuan di atas, penelitian ini juga diharapkan dapat
menghasilkan sistem pumping berbasis laser dioda (LD) yang digunakan untuk mengeksitasi ion aktif
di dalam medium gelas ke level energi yang lebih tinggi sehingga akan terjadi fluoresensi cahaya pada
panjang gelombang sekitar 1064 nm. Tahapan akhir dari penelitian ini adalah merancang sistem
penguat sinyal laser 1064 nm yang bertujuan untuk melihat kemungkinan cahaya lasing yang
dihasilkan oleh medium Nd:Gelas yang telah dikembangkan dalam penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan besar seperti yang ditunjukkan pada diagram alur Gambar
1. Berdasarkan proses pelaksanaannya, tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengembangan medium gelas Nd:Borat dan Nd:Fosfat melalui metode melting and quenching
(Rajagukguk, 2015). Adapun komposisi sistem gelas dan ion aktif yang digunakan dalam
penelitian ini dituliskan dalam bentuk rumus kimia: (65-x)B2O3-15Na2O-10PbO-5ZnO-5Li2O
-xNd2O3 (dengan x = 0; 0,05; 0,1; 0,5; 1,0; 2,0;4,0) dan (50-x)P2O5-8Al2O3-12Na2O-10KF10CaO-10CaF2-xNd2O3 (dengan x = 0; 0,5; 1,0; 1,5 dan 2,0 mol%). Komposisi gelas tersebut
dicampur di dalam wadah alumina kemudian dilebur dengan menggunakan tungku listrik
bersuhu 1200 oC selama 3 jam. Selanjutnya dituang kedalam cetakan sehingga akan berbentuk
persegi panjang. Material gelas yang memiliki transparansi dan homogenitas yang baik dibentuk
dalam ukuran 10 x 10 x 3 mm3 dan dihaluskan untuk memperoleh permukaan yang rata.

2. Karakterisasi dan Pengukuran, meliputi pengamatan terhadap sifat fisis, struktur, sifat optik dan
sifat radiatif dari medium gelas Nd:Borat dan Nd:Fosfat. Sifat fisis dapat dijelaskan melalui
pengamatan terhadap kerapatan, volume molar dan dihubungkan terhadap jumlah ion Nd 3+
persatuan volume. Sedangkan untuk mengetahui kandungan struktur kristal dan struktur lokal
medium gelas dapat diketahui melalui sistem pengukuran X-Ray Diffraction(XRD) dan Fourier
Transform Infrared (FTIR). Selanjutnya sifat optik dan radiatif kedua jenis medium gelas dapat
dijelaskan berdasarkan hasil pengukuran spektrum absorpsi dan emisi.
3. Tahapan selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan perancangan model
penguat laser dengan metode signal reference locked.Sinyal lasing yang akan diamati besar
penguatannya (gain) berada pada panjang gelombang 1064 nm dengan menggunakan medium
gelas Nd3+ dan sumber pemompa dari laser dioda 805 nm. Eksperimen ini bertujuan untuk
mengamati penguatan sinyal lasing yang dihasilkan oleh medium gelas Nd:Borat dan Nd:Fosfat.
Hasil Penelitian
1. Medium penguat laser yang berbasis pada gelas Nd:Borat (BNPZLiN) dan Nd:Fosfat
(PANCaFN) telah berhasil dipreparasi dan diamati sifat fisis, struktur, sifat optik dan sifa
radiatifnya.
2. Berdasarkan pengamatan dari spektrum absorpsi medium gelas Nd:Borat dan Nd:Fosfat telah
diperoleh transisi pita serapan yakni: 4I9/24D3/2; 2P1/2; 2G9/2+4G11/2; 4G7/2; 2G7/2+4G5/2; 2H11/2; 4F9/2;
4
F7/2; 4F5/2 dan 4F3/2 yangmasing-masingberada pada panjang gelombang di sekitar 354 nm, 429
nm, 471 nm, 526 nm, 582 nm, 627 nm, 680 nm, 744 nm, 805 nm dan 869 nm.
3. Secara konsisten, pita emisi yang dihasilkan oleh medium gelas Nd:Borat dan Nd:Fosfat terdiri
dari tiga transisi yang sama yakni: 4F3/24I9/2, 4F3/24I11/2 dan 4F3/24I13/2 dimana berada di sekitar
panjang gelombang 904 nm, 1064 nm dan 1330 nm.
4. Sifat radiatif, diantaranya lebar garis efektif eff (nm), tampang lintang emisi terstimulasi e
(px10-20) (cm2), rasio percabangan R (%) dan probabilitas transisi radiasi AR (s-1) menunjukkan
nilai optimum pada saat konsentrasi ion Nd 3+ 0,5 mol% untuk medium gelas Nd:Borat dan 1,0
mol.% untuk medium gelas Nd:Fosfat.
5. Telah berhasil dirancang model penguat laser 1064 nm yang terdiri dari komponen dan instrumen
optik. Sistem penguat laser ini didesain untuk mengamati sinyal cahaya yang dihasilkan dari
pemompaan optik LD 805 nm untuk medium gelas Nd:Fosfat dan Nd:Borat. Berdasarkan hasil
eksperimen yang dilakukan diperoleh gain maksimum sebesar 3,69 dB oleh medium gelas
PANCaFN2 (1,0 mol% Nd3+). Hal ini menunjukkan bahwa medium gelas yang dikembangkan
dalam penelitian ini kemungkinan besar dapat menghasilkan cahaya laser pada rentang panjang
gelombang 1064 nm.
Kebaruan dan Kontribusi Ilmiah
1. Penggabungan antara senyawa pembentuk gelas (former) dengan beberapa senyawa modifier
sebagai host matriks. Kombinasi kedua jenis senyawa ini dituangkan dalam bentuk rumus
kimia: 65B2O3-15Na2O-10PbO-5ZnO-5Li2O (BNPZLi) dan 50P2O5-8Al2O3-12Na2O-10CaO10CaF2-10KF (PANCaF)
2. Dilakukan penyelidikan terhadap sifat optik dan radiatif yang berbasis pada medium gelas borat
yang didoping oleh ion Nd3+ dari konsentrasi 0,05 mol% sampai 4,0 mol% yang belum pernah
dilaporkan sebelumnya. Dari rentang konsentrasi tersebut sangat berpeluang menghasilkan
intensitas luminesensi yang lebih kuat untuk komposisi medium yang ditawarkan dalam
penelitian ini. Untuk itulah, penulis terdorong untuk melakukan serangkaian penelitian tentang
pengembangan medium gelas yang didoping oleh ion neodimium untuk aplikasi medium laser.
3. Pengembangan sistem penguat laser dengan metode signal refference locked yang dipompa
oleh laser dioda (LD) dengan modus continuous wave (CW) 805 nm untuk menghasilkan
penguatan laser pada panjang gelombang 1064 nm. Adapun medium yang digunakan dalam
eksperimen ini adalah medium yang telah berhasil dikembangkan yakni Nd:Fosfat dan
Nd:Borat.

Seminar dan Konferensi berkaitan dengan penelitian:


1. J. Rajagukguk, P. Simamora, M. Djamal, Suprijadi, R. Hidayat. (2015). Comparative
Continuous Wave (CW) Laser Diode Pumped of Nd3+:YVO4 and Nd3+:YAG Crystals at 1.06 m
Emission Laser. International Conference on Sensor, Sensor System, and Actuator (ICSSSA)
2015, Bali.
2. M. Djamal, J. Rajagukguk, R. Hidayat, Suprijadi and J. Kaewkhao. (2015). Enhanced a 1057
nm band and radiative properties of Nd 3+-doped Sodium Borate Glasses Pumped Laser Diode.
2015 4th International Conference on Instrumentation, Communications, Information
Technology, and Biomedical Engineering (ICICI-BME), Bandung, November 2-3, 2015.
3. J. Rajagukguk, M. Djamal, R. Hidayat, Suprijadi, A. Aminuddin, Y. Ruangtaweep, J.
Kaewkhao, Optical properties of Nd 3+ doped phosphate glasses at 4F3/24I11/2 hypersensitive
transitions. The Annual Basic Science International Conference, Malang-Indonesia, 2-3 March
2016
4. J. Rajagukguk, M. Djamal, R. Hidayat, Supijadi, A. Aminuddin, J. Kaewkhao. (2016).
Spectroscopic and Radiative Properties of Several Nd3+ Ions in Borate Glass System. The Annual
Basic Science International Conference, Malang-Indonesia, 2-3 March 2016.
5. Ahmad Aminudin, Mitra Djamal, Suprijadi, Daryono Hadi Tjahyono, Juniastel R. (2016). GMR
Sensor Application Development for Detection of Ferric Chloride Contamination in the Soil. The
Annual Basic Science International Conference, Malang-Indonesia, 2-3 March 2016.
6. Mitra Djamal, Juniastel Rajagukguk, Ahmad Aminudin. (2015). Peran Fisikawan Dalam
Pengembangan Energi Baru Dan Terbarukan. Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya,
Universitas Padjajaran, 21 Nopember 2015
7. Ahmad Aminudin, Mitra Djamal, Suprijadi, Daryoo Hadi Tjahyono, Juniastel Rajagukguk.
(2015). Disain dan Pembuatan Pembangkit Aliran Metode Roll Wiper untuk Sistem Pengukuran
Konsentrasi Porifirin-Fe berbasisi Sensor GMR. Seminar Nasional Fisika, Universitas Negeri
Jakarta, 6 Juni 2015
8. Okky Fajar Trimaryana, Juniastel Rajagukguk, Fitrilawati, Rahmat Hidayat (2014). Metoda
Karakterisasi Grating Bragg dan Perhitungan Karakteristiknya dengan Menggunakan Teori
Pandu Gelombang Terkopel. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains
2014.

Anda mungkin juga menyukai