Penda Hulu An
Penda Hulu An
Pendahuluan
Kabupaten Ngawi merupakan kabupaten yang terbentuk berdasarkan
undang-undang nomor 15 tahun 1950 yang mengatur tentang pembentukan
daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyaarta yang
meliputi Kabupaten Bantul, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Adikarta.
Penyelenggaraan Pemerintah daerah telah memberikan kewenangan untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan
kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah). Oleh karena itu, otonomi daerah membawa potensi untuk
dapat meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan sesuai dengan kondisi
ekologis masing-masing daerah.
B. Pembahasan
Perencanaan pembangunan ekonomi di suatu daerah memerlukan ragam
data statistik sebagai bahan analisa untuk menentukan strategi dan kebijakan agar
sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Implementasi strategi dan
kebijakan pembangunan ekonomi pada masa sebelumnya perlu dimonitor dan
dievaluasi hasil-hasilnya. Oleh karena itu, berbagai informasi statistik dalam
bentuk indikator makro sangat diperlukan untuk melihat gambaran tentang
kondisi suatu daerah/wilayah.
Dalam meningkatkan perekonomian disuatu daerah tidak terlepas dari
tanggungjawab pemerintah setempat, (Samuelson & William, 1986: 61) ada tiga
fungi pokok ekonomi yang diemban oleh pemerintah yaitu, efisiensi, keadilan,
dan stabilitas. Tindakan pemerintah yang mencakup efisiensi berupa segala upaya
untuk memperbaiki kesalahan pasar seperti misalnya monopoli. Program
pemerintah untuk meningkatkan keadilan mencakup berbagai cara, seperti
misalnya pemerataan pendapatan agar mencerminkan kepentingan seluruh
masyarakat, termasuk golongan miskin dan tertindas. Kebijaksanaan stabilisasi
berusaha mengikis fluktuasi yang tajam dari siklus bisnis dengan cara menekan
angka pengangguran dan inflasi, serta mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
demean
menerapkan
teknik
budidaya
yang
benar
serta
Tabel I.
Realisasi
Proyeksi
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
PDRB :
a.
9.166.207,17
9.813.730,23
10.628.379,94
11.488.285,53
b.
3.531.483,53
3.677.967,22
3.855.748,53
4.045.717,78
6,58
6,76
7,04
7,32
Tingkat inflasi
5,73
5-7
5-7
5-7
35,44
35,27
34,99
34,62
b.
0,53
0,53
0,52
0,51
c.
Industri Pengolahan
6,33
6,36
6,38
6,39
d.
0,65
0,66
0,67
0,68
e.
Bangunan
4,45
4,44
4,45
4,48
f.
31,08
31,33
31,73
32,22
g.
2,66
2,70
2,73
2,75
h.
6,04
6,00
5,97
5,94
i.
Jasa-jasa
12,76
12,67
12,52
12,36
1.251.535,05
1.297.394,70
1.349.224,28
1.400.449,69
18.624,92
19.371,42
20.000,89
20.565,09
223.872,69
234.310,56
246.428,55
259.085,26
23.048,17
24.260,40
25.891,24
27.606,81
157.375,92
163.421,22
171.776,98
181.620,59
1.097.748,36
1.152.460,97
1.223.599,75
1.303.437,20
94.242,95
99.562,67
105.314,92
111.490,62
213.730,45
220.835,12
230.378,30
240.845,85
Pertanian
b.
c.
Industri Pengolahan
d.
e.
Bangunan
f.
g.
h.
i.
Jasa-jasa
451.305,03
466.350,18
483.133,63
500.616,68
9.759.662,74
10.488.931,63
11.385.716,04
12.158.017,83
INDIKATOR
Proyeksi
2012
2013
2014
2015
2,96
2,45
1,94
1,43
18,26
17,80
13,90
10
Pertumbuhan ekonomi ( % )
6,58
6,76
7,04
7,32
IPM
70,20
71,51
72,23
72,96
merupakan titik pusat keberhasilan atau kegagalan suatuu bangsa. Makro ekonomi
adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah karena
memiliki resiko yang begitu besar untuk keberhasilan ataupun kegagalan
pemerintah.
2. Masalah perekonomian daerah
Perekonomian di Kabupaten Ngawi secara langsung maupun tidak langsung
dipengaruhi oleh perkembangan dan situasi saat ini dan yang akan datang, baik
pada perkembangan lingkungan eksternal maupun internal. Perkembangan
lingkungan eksternal Kabupaten Ngawi sangat dipengaruhi oleh kebijakan
perekonomian Provinsi Jawa Timur dan Nasional, faktor eksternal yang
mempengaruhii perekonomian Kabupaten Ngawidapat diperkirakan sebagai
berikut:
a. Ketergantungan pangan terhadap produk impor, hal ini mengakibatkan
ketersediaan produk pangan terganggu, sehingga terjadi ketidakstabilan
harga di pasaran.
b. Terjadinya krisis energi yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia
yang berpotensi terhadap meningkatnya tekanan inflasi dan perlambatan
pertumbuhan ekonomi, sehingga perlu upaya pengembangan energi
alternatif dan subtitusi energy.
c. Semakin beratnya beban pemerintah dalam penyediaan subsidi komoditas
seperti energi dan pangan serta produk lainnya yang akan menuntut peran
daerah yang lebih besar dalam pembangunan daerahnya.
d. Semakin beratnya persaingan antar wilayah dan antar daerah dalam
upayanya menarik investasi, ini disebabkan oleh ketimpangan daya tarik
yang berakibat tidak meratanya penyebaran investasi.
e. Semakin tingginya desakan implementasi pembangunan yang berkelanjutan.
f. Regulasi perekonomian dan advokasi alokasi anggaran Provinsi Jawa Timur
dan Pusat disesuaikan demean peran dan kontribusi Kabupaten Ngawi
terhadap perekonomian Provinsi Jawa Timur dan Pusat.
Sedangkan faktor internal yang akan mempengaruhi perekonomian
Kabupaten Ngawi diperkirakan adalah :
a. Jumlah penduduk, kondisi ini disatu sisi merupakan potensi pasar barang
dan jasa, namun disisi lain merupakan beban pembangunan ekonomi.
b. Ketersediaan infrastruktur wilayah melalui penyediaan sarana dan
prasarana yang relatif baik akan mempengaruhi tingkat efisiensi
perekonomian dan peningkatan daya tarik bagi investor.
c. Penurunan kontribusi sektor primer yang mengakibatkan terjadinya
pengangguran.
d. Iklim investasi yang kondusif, seperti rendahnya angka kriminalitas dan
jumlah demontrasi, kondisi ini sangat mempengaruhi kelancaran usaha
dan aktifitas ekonomi. Tantangan-tantangan tersebut di atas sangat
menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Ngawi. Oleh karena itu, tantangan ini harus dapat diatasi secara
proporsional melalui penetapan prioritas pembangaunan daerah,
penetapan rencana kerja dan pendanaannya, serta penataan hubungan
tata kerja dalam pelaksanaannya, sehingga terjadinya sinergitas dan
kebersamaan dari semua stakeholders pembangunan di Kabupaten
Ngawi.
E. Kesimpulan
Dari hasil analisis Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE), pendapatan per kapita, sebagai alat untuk melihat
kinerja makro ekonomi di Kabupaten Ngawi, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Potensi unggulan di Kabupaten Ngawi adalah terletak pada sektor pertanian,
sehingga prooduktifitas serta kualitas komoditas sektor pertanian harus
ditingkatkan dengan cara teknik budidaya yang benar serta mengoptimalkan
keterkaitan antar sektor.
2. Perkembangan indikator ekonomi daerah merupakan hasil kinerja
pembangunan Kabupaten Ngawi yang diukur berdasarkan pada 4 (empat)
indikator kinerja utama yaitu: Tingkat Pengangguran Terbuka, Persentase
Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, serta
Indeks Pembangunan Manusia.