Bab III Fara - Novie
Bab III Fara - Novie
PENGOLAHAN DATA
3.1. Karakteristik Input Data
3.1.1. Data Karakteristik Fisik Waduk
Dari data yang ada diperoleh hasil sebagai berikut :
a. El. puncak pelimpah (crest spillway)
= + 226,50 m
= + 211,50 m
= + 200,00 m
d. H operasi efektif
= 0,0524 m
= 26,1
Silt
= 4,3
Clay
= 43,8
= 1529
Silt
= 1311
Clay
= 1106
= 40,00 m
= 0,00049
2.
3.
4.
= 0,0048 dm
D50
= 0,0060 dm
D60
= 0,0098 dm
D90
= 0,0168 dm
= 29,9
Silt
= 8,1
Clay
= 47,6
= 1681
Silt
= 1425
Clay
= 1220
Dari sepuluh data debit bulanan yang diketahui, dihitung reratanya, standar deviasi,
koefisien korelasi dan koefisien regresi.
Menyusun bilangan random dalam distribusi normal yang didapatkan dari fungsi
analisa data pada program spread sheet.
rb .Sdb
2
q i,b1 X b1 ti,b .Sdb . 1 rb
Sdb1
i,b
= 6,4565
= 1,8039
= 0,3708
= 7,3277
= 5,9102
= 0,3209
= -0.877392235450679
Hipotesa 2
n 1 n xi x
k
F1
i 1
x
k
i 1 j 1
ij
xi x j x
k 1 k x j x
n
F2
j 1
x
k
i 1 j 1
ij
xi x j x
Dengan :
Xi
Xj
Xij
= banyaknya bulan
= 26,7494
F2
= 0,6440
F2 tabel
x2
1
1
N1 N 2
N1 1.S12 N 2 1.S 2 2
N1 N 2 2
Dengan :
x1
x2
S1
S2
N1
N2
Hipotesa:
H0
H1
Data hasil perpanjangan debit selama 30 tahun untuk masing-masing bulan diratarata.
Dari hasil rata-rata tiap bulan diurutkan mulai dari yang besar ke yang kecil, setelah
itu diranking.
m
100
n 1
Dimana :
m = ranking data
n = banyaknya data
Contoh perhitungan :
Debit pada ranking pertama = 1,884
P = {1/(12+1)} x 100%
= 7,692 %
Untuk peluang selanjutnya dapat dilihat pada tabel kurva durasi aliran. Dari hasil
tersebut kemudian digambar pada kurva durasi aliran dengan skala log pada sumbu y
dan skala biasa pada sumbu x.
3.3. Lengkung Debit (Rating Curve)
Rating Curve dibuat berdasarkan data yang didapat dari hasil pencatatan di
masing-masing sub basin. Perhitungan untuk mendapatkan rating curve atau liku
kalibrasi atau liku debit dapat dilihat pada tabel.
Perhitungan ini dilakukan dengan mengansumsi kedalaman air sungai dalam hal
ini diambil sampai kedalaman 4 m saja. Kemudian hitung dimensi sungai tersebut
dengan mengasumsi bentuk sungai adalah trapesium beraturan dengan z = 1. Kemudian
menghitung kecepatan dengan menggunakan Metode Manning dengan menggunakan
kekasaran Manning sebesar 0,025. setelah dimensi dan kecepatan dapat diketahui maka
dilanjutkan dengan menghitung debit aliran (Qw).
Lengkung debit merupakan grafik hubungan antara kedalaman aliran (H) sebagai
ordinat dan debit (Qw) sebagai absis.
3.4. Perhitungan Angkutan Sedimen
3.4.1. Angkutan Sedimen Muatan Layang (Suspended Load)
Perhitungan muatan layang (suspended load) metode USBR
Dari hasil perhitungan Qw dapat diperoleh harga Qs, selanjutnya dapat dibuat
persamaan pendekatan. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qs
teoritis (suspended load) sebagai berikut:
Qs = 0,053*Qw^2,44
Dari hasil Qs data dan Qs teoritis dapat digambarkan dalam satu grafik
hubungan antara Qs (suspended load) dan Qw.
Perhitungan muatan layang (suspended load) metode Van Rijn
Secara sederhana rumus Van Rijn dirumuskan sebagai berikut (Pilarczyk,
1995:95):
Ss
U Uc
0,012.
U.h
g.D50. s 1
2,4
D50
0,6
D *
h
D50
Uc 0,19.
Uc 8,5. D50
12.Rb
Log
3.D
90
0,1
12.Rb
Log
3.D90
0,6
1/ 3
Dengan :
U
= kecepatan aliran
= densitas air
= viskositas
Contoh perhitungan:
Data-data yang diketahui:
Lebar sungai = 40,0 m
H
= 1,0 m
= 1213,19 kg/m3
= 1000 kg/m3
= 9.81 m/dt2
D50
= 0,0062 dm
= 45
= 0,00051
= (B + zH)H
= (40,5 + 1*1)*1 = 41,5 m2
= B + 2H*(z2 + 1)0,5
= 40,5 + 2*1(1+1)0.5 = 43,3284 m
= k*R2/3*I0,5
= 45*0,95782/3*0,000510.5 = 0,9874 m/dt
Qw = A/U
= 41,5 / 0,9874 = 40,9791 m3/dt
Uc = 0,19*(D50)0,1*log{12*R)/(3*D90)}
= 0,19*(0,0062)0,1*log{(12*0,9578)/(3*0,017)}
= 0,2689 m/dt
Contoh perhitungan :
Data-data yang diketahui :
Lebar sungai = 40,5 m
H
=1m
D90
= 0,0170 mm
D50
= 0,0062 mm
= 0,00051
= 45
Talud
= 1:1
Maka:
A
= (B + zH)H
= (40,5 + 1*1)*1 = 41,5 m2
= B + 2H*(z2 + 1)0,5
= 40,5 + 2*1(1+1)0.5 = 43,3284 m
= k*R2/3*I0,5
= 45*0,95782/3*0,000510.5 = 0,9874 m/dt
Qw = A/U
= 41,5 / 0,9874 = 40,9791 m3/dt
U* = (9,81*R*I)^1/2
= (9,81*0,9578*0,00051)^ 1/2
= 0,0692 m/dt
Qs = 11,6*U**0,981*a*(ps *I1+ I2)
= 1,9504 N /dt.m
d* = 0,0002
Dari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qs teoritis (Suspended
Load) sebagai berikut:
Qb = 28,41.Qw0,899
Dari hasil Qw data dan Qs teoritis dapat digambarkan dalam satu grafik
hubungan antara Qs (suspended load) dan Qw.
C'
3/ 2
12.R
D90
C 18 Log
C'
U
R.I
Dengan :
= intensitas pengaliran
= ripple factor
= slope dasar
Dm
Contoh perhitungan:
Diketahui:
Lebar sungai
= 40,5 m
=1m
D90
= 0,0170 mm
D50
= 0,0062 mm
= 0,00051
= 45
Talud
= 1:1
Maka:
A
= (B + zH)H
= (40,5 + 1*1)*1 = 41,5 m2
= B + 2H*(z2 + 1)0,5
= 40,5 + 2*1(1+1)0.5 = 43,3284 m
= k*R2/3*I0,5
= 45*0,95782/3*0,000510.5 = 0,9874 m/dt
Qw
= A/U
= 41,5 / 0,9874 = 40,9791 m3/dt
= 18 log(12R/D90)
= 50,9401 m0,5/dt
= U/IR0,5
= 44,6778 m0,5/dt
C
C'
3/ 2
Qb
= x (g x D x (d50)3)0.5
= 1,0396 x ((9,81x0,21319x0,00623))0,5= 0,0007 m3/dt/m
.R.I
.Dm
= 0,8214
= 0,3036
= 5192,8639 ton/hari
Perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Dari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qb teoritis (bed load) sebagai
berikut:
165,0 Qw0,939
Dari hasil Qw data dan Qb (bed load) teoritis dapat digambarkan dalam satu grafik
hubungan antara Qb (bed load) dan Qw.
Perhitungan muatan dasar (bed load) metode Einstein
Pada perhitungan muatan dasar dengan metode Einstein, rumus yang digunakan
hampir sama dengan pada metode MPM. Perbedaan pokoknya terletak pada
penentuan konstanta berikut ini:
= 0,044638 + 0,63249 0,226795 2 + 0,036 3
Untuk perhitungan ini data-data yang digunakan sama dengan data pada
perhitungan muatan dasar dengan metode sebelumnya.
Contoh perhitungan:
Dengan data-data yang telah ada diperoleh:
= 0,30355
= k*R2/3*I0,5
= 45*0,95782/3*0,000510.5 = 0,9874 m3/dt
Qb
= x (g x D x (d50)3)0.5
= 0,21674 ((9,81x0,21319x0,00623))0,5= 0,0001530 m3/dt/m
= 1082,66288 ton/hari
Maka Qb (bed load) = 1082,66288 ton/hari
Dari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qb (bed load) sebagai berikut:
264,0Qw0,385
Dari hasil Qw data dan Qb (bed load) teoritis dapat digambarkan satu grafik
hubungan antara Qw dan Qb (bed load).
Perhitungan muatan dasar (bed load) metode Frijlik
D35
= 0,0050
= 0,30355
= k*R2/3*I0,5
= 45*0,957802/3*0,000510.5 = 0,98745 m3/dt
Qb
= x (g x D x (d35)3)0.5
= 0,21674 ((9,81x0,21319x0,00503))0,5= 0,0001108 m3/dt/m
= 784,08062 ton/hari
0,1. 2,5
f
2.g
f
2
2
0,5. w .U
c
R.I
.d 50
= 44,67779 m0,5/dt
R.I
= 0,36956 m/dt-1,5
.d 50
=
f=
2. g
2 = 0,00983
2
0,5. w .U
c
0,1. 2,5
= 0,84470 m/dt-1,5
f
Qt = 8824,47987 ton/hari
3.5. Kapasitas Tampungan Waduk
Untuk menghitung kapasitas waduk diperlukan persamaan genangan waduk
dalam hal ini persamaannya adalah sebagai berikut:
A = 0,12 x H1,003
dengan:
A = luas genangan (km2)
H = tinggi air (m)
Selanjutnya menghitung luas rerata tiap-tiap ketinggian elevasi dikaitkan dengan
selisih tinggi antara elevasi luasan pertama dengan elevasi luasan kedua.
Contoh perhitungan:
Volume antara elevasi
Volume antara elevasi 200 dan 200,5 adalah (0,030 km2 x 0,5 m) x 10-6 = 14968,841
m3
Untuk elevasi selanjutnya dihitung pada tabel dan volume antar elevasi dikomulatifkan
sampai dengan elevasi crest spillway (226,50) sehingga diperoleh volumen komulatif
waduk, yaitu sebesar 42487611,445 m3.
= + 226,50 m
= + 211,50 m
= + 200,00 m
H operasi efektif
= 0,0524 m
= 190,481 juta m3
= 0,78178 juta m3
Dalam hal ini usia guna waduk ditinjau dari penuhnya dead storage oleh sedimen ,
adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan inflow tahunan (I) dalam hal ini adalah 190,481 juta m3.
2. Menentukan inflow sedimen tahunan dalam hal ini adalah 0,78178 juta m3
3. Menghitung harga V/I . Contoh perhitungan baris kedua :
Dengan harga V/I = 0,2231 dari grafik Brune diperoleh efisiensi = 93,6333 %
= (93,6333 + 90,8690)/2
= 92,2511 %
4. Dengan efisiensi rerata sebesar 92,2511 %, Sedimen yang mengendap adalah inflow
sedimen tahunan dikalikan dengan efisiensi rerata dan dikalikan specific grafity
maka jumlah sedimen yang mengendap = 0,78178 juta m3 x 92,2511 % x 1,529 =
1,1027 juta ton.
5. Waktu pengendapan dari berbagai elevasi dikomulatifkan untuk mendapatkan usia
waduk. Dari perhitungan didapatkan usia guna waduk = 41,388 tahun atau sekitar
41 tahun.
3.7.2. Akumulasi Sedimen
Data-data yang dipakai adalah data-data pada saat perhitungan dengan
menggunakan metode Churchill:
Inflow debit sungai tahunan rata-rata
= 0,78178 juta m3
= 42,4876 juta m3
Panjang waduk
= 51960,784 m
1.
Menentukan elevasi, luas permukaan waduk dan volume waduk untuk setiap
elevasi mulai dari 200,00 sampai dengan 226,50.
2.
3.
Menghitung luas relatif dengan persamaan yang sesuai dengan tipe waduk, dalam
hal ini karena waduk yang dianalisa termasuk waduk tipe III maka persamaan yang
digunakan adalah
Ap = 16,967 x p-1,15 x (1-p)2,32
untuk elevasi P = 1, maka Ap = 0.
4.
Mencoba nilai K1 sebagai cobaan pertama, K1 diambil dari hasil bagi luas
permukaan pada elevasi 0 yang baru dengan luas permukaan waduk relatif pada
elevasi tersebut, untuk nilai K1 = 0,0697
5.
Luas permukaan sedimen diperoleh dengan mengalikan nilai luas relatif dengan
nilai K1.
6.
7.
Menghitung kumulatif volume sedimen, bila jumlah total kumulatif sedimen yang
terjadi ternyata tidak sama dengan jumlah sedimen yang terjerat dalam waduk
selama umur waduk yang ditinjau, maka dicoba lagi nilai K dimana K2 = K1 x
(S/S1), dan kemudian perhitungan diulang.
8.
9.
10.
11.
Untuk perhitungan distribusi sebaran sedimen waduk dalam usia guna yang lain
pada tabel perhitungan.