1. Tarian Adat
1.1 Reog
a Asal Usul
maka
dapat
mengerti
sehingga
sadar
bahwa
keberadaannya tentu ada yang menciptakannya yaitu Allah
SWT.
Ketipung
Ketipung diambil dari Bahasa ArabKatifun yang berarti
balasan. Setiap perbuatan yang kita lakukan dimuka bumi
ini akan mendapatkan balasan dari tuhan kelak di hari
akhir. Untuk itu kita dianjurkan untuk selalu berbuat
kebajikan setiap waktu. Ketipung adalah kendang dengan
ukuran kecil.
c Alasan
karena kental akan budaya jawa yang melambangkan salah
satu adat serta daerah yang berada di Indonesia serta akan
nilai nilai yang melanbangkan indonesia sepeti, gotong royong
dan ramah tamah.
1.2 Bedoyo Ketawang
a Asal Usul
c. Alasan
Karena upacara yang memiliki arti filosofis yang tinggi, yaitu
pengorbanan seorang anak kepada rakyat. Upacara yang
memiliki unsure mistis yang sangat tinggi.
3. Produk
3.1
Batik
a Asal Usul
4. KesenianTradisional
4.1 Angklung
a. Asal Usul
4.3 Gamelan
a. Asal Usul
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya HinduBudha yang mendominasi Indonesia pada awal masa
pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia.
Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti
sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam
perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak keIndia-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara
menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan
oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai
seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di
Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru
pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para
dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan
dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.
b. Nilai-Nilai yang Terkandung
Nilai Estetika
Gamelan yang lengkap mempunyai kira-kira 72
alat dan dapat dimainkan oleh niyaga (penabuh) dengan
disertai 10 15 pesinden dan atau gerong. Susunannya
terutama terdiri dari alat-alat pukul atau tetabuhan yang
terbuat dari logam. Alat-alat lainnya berupa kendang,
rebab (alat gesek), gambang yaitu sejenis xylophon
dengan bilah-bilahnya dari kayu, dan alat berdawai
kawat yang dipetik bernama siter atau celepung. Dari
semua perangkat gamelan merupakan karya seni agung
yang indah dari budaya Indnesia. Keindahan music
memberikan nuansa keindahan yang unik yaitu
campuran antara nuansa spiritual, etnik buadaya,
keluwesan serta mendidik.
Nilai Histori
Menurut
sejarahnya,
gamelan
Jawa
juga
mempunyai sejarah yang panjang. Seperti halnya
kesenian atau kebudayaan yang lain, gamelan Jawa
dalam perkembangannya juga mengalami perubahanperubahan. Perubahan terjadi pada cara pembuatannya,
sedangkan perkembangannya menyangkut kualitasnya.
Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas
untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat
dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan
Jawa yang termasuk dalam kategori pusaka.
Nilai Budaya
Gamelan Jawa merupakan salah satu seni budaya
yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai
sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara
hipotetis, Brandes (1889) mengemukakan bahwa
masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah
mengenal sepuluh keahlian, di antaranya adalah wayang
dan gamelan.
Nilai Spiritual/Religius
Nilai spiritual merupakan nilai tertinggi dan
bersifat mutlak karena bersumber pada Tuhan Yang
Maha Esa. Segala hal yang berhubungan dengan mistis
yang ada pada gamelan misalnya: perlunya membuat
sesaji sebelum pementasan, larangan melangkahi
perangkat gamelan, ataupun perlunya memandikan
gamelan dalam waktu-waktu tertentu tidak hanya
membutuhkan rasionalisasi, namun juga normalisasi
persepsi.
Dipergunakannya
gamelan
sebagai
sarana
pengiring upacara karena esensinya adalah untuk
membimbing pikiran umat ketika sedang mengikuti
prosesi agar terkonsentrasi pada kesucian sehingga
pada saat persembahyangan pikiran fokus kepada
keberadaan Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi). Jadi jelas
bahwa dalam konteks tersebut gamelan memiliki nilai
religius di mana keberadaan gamelan sebagai pengiring
upacara keagamaan di suatu wilayah suci hal tersebut
dapat
menambah
religiusitas
sebuah
prosesi
keagamaan.
Dalam masa perkembangan Islam di Jawa,
gamelan merupakan sarana akulturasi antara nilai yang
terkandung dalam pesan budaya dengan nilai Islam.
Seni di manfaatkan sebagai media transformasi nilai
agama dan pemahaman yang empirik, misalnya pada
syair-syairnya.
Nilai Demokrasi
Dilihat dari kacamata pancasila, nilai gamelan
yang lain akan berhubungan dengan sila keempat,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan. Dari sini permainan
gamelan akan mencerminkan nilai demokratis. Dalam
permainan gamelan terdapat perangkat-perangkat
terciptanya demokratisasi. Kendhang sebagai pemimpin
dan pengendali disini terdapat peran pengaturan yang
dianalogikan sebagai eksekutif. Sementara gong sebagai
tanda pemberhentian atau pengawasan terhadap
jalannya permainan. Gong juga berperan menutup
sebuah irama musik yang panjang dan memberi
keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh
irama
gending,
dianalogikan
sebagai
yudikatif.
Sedangkan kenong adalah legislatif yang mewakili
perangkat lainnya selain kedua alat tadi.
Nilai Social
Permainan music gamelan memberikan nuansa
social yang merekatkan antar para pemain gamelan.
Kerjasama
dan
toleransi
turut
mengisi
dalam
kebersamaan dalam suara dalam gamelan. Pada zaman
wali songopun gamelan sebagai sarana untuk
mempererat hubungan toleransi antar umat beragama.
Nilai Filosofis
Nilai-nilai filosofi dalam gamelan adalah nilai-nilai
keharmonisan hubungan manusia baik secara horizontal
maupun vertical dengan sang maha penciptanya.
Nilai Psykologi
Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia
karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa
halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa
seseorang menjadi halus seperti gendhing gendhing.
c. Alasan
Karena kental akan budaya jawa yang melambangkan
salah satu adat serta daerah yang berada di Indonesia serta
akan nilai nilai yang melanbangkan indonesia sepeti dan
masyaraktnya seperti: ramah taman terhadap orang lain dan
mudah bergaul serta meninggalkan-meninggalkan hal-hal
yang tidak layak untuk dilakukan.