Anda di halaman 1dari 9

1.

Ruang Lingkup Pekerjaan Survey


1.1 Lokasi
Lokasi pelaksanaan pekerjaan ini adalah dilakukan di pantai Sendang Biru, Malang,
Jawa Timur pada koordinat Easting: 685157.663, Northing: 906745.215 .
1.2 Volume Pekerjaan
a. Luasan 1 ha
b. Pengukuran kerangka kontrol ( KKH dan KKV )
Keseluruhan pilar beton yang terpasang, selanjutnya diukur posisi horizontalnya
dengan peralatan GPS dan total station serta untuk posisi vertical di ukur dengan
menggunakan peralatan automatic level.
c. Pengamatan Pasang sururt
Pengamatan pasang surut dilakukan selama 18 hari dimulai dari tanggal 11-23
Mei 2015
d. Pemeruman
Pemeruman dilaksakan pada tanggal 13-16 Mei bersamaan dengan pengamatan
pasut
e. Reduksi data ukuran
Reduksi data ukuran dilakukan ketika sudah mendapatkan data pengamatan pasut
dan sounding. Setelah kedua data diatas telah di dapatkan maka data hasil
perekaman kedalaman dari echosounder akan di reduksi terhadap data hasil
pengamatan pasang surut dengan dasar waktu pengamatan yang sama sehinga
data kedalaman air yang telah tereduksi adalah kedalaman air dibawah muka
surutan peta ( chart datum) yang siap untuk diplot ke dalam peta batyhmetri.
f. Penyajian Hasil
Hasil pada praktikum yang dilakukan di pantai sendang biru akan di olah dengan
perangkat lunak Autocad land desktop 2009 sehingga hasil yang di dapatkan
berupa peta bathymetri dengan skala 1:5000
1.3 Referensi Geodesi
a. Datum = WGS 1984
b. Proyeksi = UTM
Zona
= 49 south
Unit
= Meter
Central scale factor = 0.9996
False Easting = 500.000 meter
False Northing = 10.000.000 meter
1

c. Referensi Horizontal
No Point : BM03
Easting: 685157.663, Northing: 906745.215
d. Referensi Vertikal
LAT = 1,305
2.

Pelaksanaan Survey bathymetri


2.1 Perencanaan Jalur Sounding
Perencaaan jalur dimulai dengan penggambaran pada autocad land desktop
2009 dengan cross dan long sesuai dengan pengamatan yang dilakukan. dengan
interval yang telah di tentukan.
2.2 Peralatan survey yang digunakan
1. (2) DGPS Trimble
2. (3) Automatic Level
3. (2) Total Station
4. (1) Laptop dan Hydropro Navigasi Software
5. (1) Perahu
6. (1) Odom Hydrotrack Echo Sounder
7. (2) Radio PDL dan EDL
8. (1) Valeport dan tideguage
2.3 Pengukuran Kerangka kontrol
2.3.1 Pengukuran kerangka kontrol Horizontal
Pengukuran kerangka kontrol horizontal ini dimulai dari BM 03 dengan
menggunakan alat Total Station untuk pengukuran polygon serta pengukuran
2.3.2

detil kondisi lapangan.


Pengukuran kerangka kontrol vertical
Pengukuran kerangka kontrol Vertikal ini, kita menggunakan Automatic
Level untuk pengambilan data ketinggian dengan metode pengukuran pulang
pergi.

2.4 Pengamatan pasut.


Pengamatan pasang surut dilakukan untuk memperoleh data tinggi muka air laut
di suatu lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat ditetapkan datum
vertikal tertentu yang sesuai untuk keperluan-keperluan tertentu pula. Pengamatan
pasut dilakukan dengan mencatat atau merekam data tinggi muka air laut pada
setiap interval waktu tertentu. Pengamatan pasut di mulai dari jam 6 malam sampai
dengan jam 6 pagi (12 jam) dengan interval pengamatan setiap 1 jam. Pengamatan
pasang surut ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang kondisi pasang surut air
laut, yaitu mengenai posisi duduk tengah (Mean Sea Level) dan posisi muka surutan
peta (Chart Datum/CD) melalui analisa harmonik metode perataan kuadran terkecil.
Posisi ketinggian Chart Datum/CD akan diikatkan pada pilar/patok beton yang
didirikan di pantai. Pengamatan Pasang surut dilakukan di pantai sendang biru
kecamatan sumber manjing kabupaten malang, di laksanakan pada posisi 826
00.825 LS dan 112 41 04.602 BT. Pada posisi tersebut di pasang alat pencatat
pasang surut yaitu valeport 704. ( Hasil data pengamatan Pasang surut Terlampir )
2.5 Pemeruman
Pelaksanaan pemeruman terlebih dahulu direncanakan jalurjalur sounding.
Jalurjalur pemeruman mengarah kurang lebihnya tegak lurus dengan garis pantai
dengan interval jarak antar jalur sebesar 25 meter. Sedang untuk jalur silang (line
crossing), yaitu jalur pemeruman yang tegak lurus dengan jalur pemeruman dibuat
sebanyak 3 (tiga) jalur. Disini kita akan melakukan sounding sepanjang 1400 m
sejajar dengan garis pantai. Keseluruhan jalur pemeruman kemudian dilalui untuk
melaksanakan pengukuran kedalaman air laut yang menggunakan alat Echosounder
dan pada interval tertentu dilakukan pula pengukuran posisi planismetrisnya.
3

Pengukuran

posisi planimetris dan kedalaman air di titiktitik sepanjang jalur

pemeruman disebut titik fiks.


Setelah jalur telah di siapkan makan sebelum melakukan pemeruman kita terlebih

dahulu mengatur alat yang ada di base station berupa DGPS dan Radio untuk
mengirim sinyal sebagai kontrol koordinat yang berada didarat.

Gambar 2.1 Tampilan TSIP Talker

Gambar 2.2 PDL Configurate

Kemudian kita akan melakukan konfigurasi GPS dan Radio yang ada di Rover agar
dapat menerima signal dari base station guna untuk mengoreksi data yang
dikirimkan saat melukakn sounding. Setelah itu untuk melakukan sounding terlebih
dahulu kita akan melakukan konfigurasi alat Echosounder dengan software
Hydropro Navigasi dan proses perekaman data dapat dilakukan.

Gambar 2.3 Tampilan Hydropro Navigasi

2.6 Pengolahan data ukuran


Sebelum data di olah menjadi gambar yang akan di di persentasikan kepada dosen
pembimbing, maka data tersebut haruslah mengalami koreksi terlebih dahulu, hal
tersebut di lakukan karena pasti adanya kesalahan saat melakukan pengukuran.
2.6.1 Proses Penghitungan Data Kerangka Kontrol Vertikal ( KKV ).
Penghitungan besarnya nilai ketinggian pada titik-titik polygon
dengan metode penghitungan bouditch :
a. Menyiapkan data hasil pengukuran dan formulir penghitungan
b. Hitung nilai beda tinggi
c. Jumlahkan besarnya nilai beda tinggi pergi dan pulang apa masuk

toleransi ?

Bila masuk toleransi, lalu rata-rata besarnya nilai beda tinggi pergi-pulang
tersebut kemudian Menghitung titik tiap polygon.
2.6.2 Proses Perhitungan Kerangka Kontrol Horizontal (KKV)
Hitung sudut rata-rata hasil ukuran, dan jumlahkan seluruh hasil rata-rata sudut
poligon dan menghitung koreksinya dengan rumus (n-2)*180 fs. Selanjutnya hitung
besar sudut pertitik, dari hasil sudut rerata yang di dapat dengan besar sudut koreksi
dari jumlah total sudut koreksi yang di bagi banyak titik ( fsi = fs / n ), yang hasilnya
akan di kurangkan dengan sudut per titik. Selanjutnya menghitung azimuth persisi,
dengan azimuth yang di dapat dari pengukuran sisi azimuth matahari, dan di
tambahkan dengan sudut yang telah terkoreksi.

Gambar 2.4 tabel pengolahan data

Kemudian menghitung nilai

X dan

Y, yang di peroleh dengan

rumus dan

menjumlakan seluruh x = d sin y = d cos dan besar nilai X dan Y. Karena


bila di jumlahkan besar nilai nya tidak berjumlah 0, maka perlu di lakukan koreksi
kembali. Selanjutnya menghitung kesalahan linier dan toleransi, setelah masuk
dalam toleransi, selanjutnya menghitung nilai koordinat pertitiknya.
X2 = X1 + d sin a1-2 + x1
Y2 = Y1 + d cos a1-2 + y1
2.6.3 Pengolahan Data Detail Planimetris Dan Tinggi.
Dalam penghitungan planimetris, kita hanya mengkoreksi kesalahan koordinatnya
saja, di karenakan data yang di minta untuk detail, dalam bentuk koordinat X,Y,Z,
sehingga data posisi alat di sesuaikan dengan titik-titik polygon yang telah di hitung.
2.6.4 Proses Penghitungan Data Pasang Surut.
Perhitungan

data pasut dilakukan

dengan

interpolasi sederhana

dari data

pengamatan per 1 detik menjadi per 15 detik. Analisa pasut menggunakan least
square

tidak digunakan karena data pasut yang ada hanya 2 piantar sehingga

tidak mencukupi untuk perhitungan analisa. Sementara itu, CD yang digunakan


adalah 1,305.
2.6.5 Proses Reduksi Data Kedalaman.
Perhitungan data kedalaman hasil sounding dilakukan dengan bantuan msexcel.
6

Secara sederhana, data kedalaman yang digunakan dalam peta merupakan hasil
pengurangan antara data pemeruman dengan data pasut pada waktu yang sama.
(Data terlampir)
2.7 Penyajian hasil
Lakukan download data dengan menggunakan PC komputer atau Laptop, dalam
format raw, agar data dapat di olah sesuai dengan keinginan kita, untuk data pengukuran
sudut, terdapat data dalam bentuk koordinat X,Y,Z, yang nantinya dapat di olah pula dan
di koreksi sesuai dengan ketentuan yang ada, yang selanjutnya di oleh dengan
menggunakan msexcel. Setelah di lakukan download data, selanjutnya di lakukan
pengolahan data, di lakukan koreksi data dan selanjutnya di lakukan pengolahan hasil
data dalam bentuk kontur dengan menggunakan autocad land development 2009 .

2.7.1 Pembuatan Peta


Dalam pembuatan peta, yang lebih penting adalah data,. Pembuatan

peta

situasi

bertujuan menampakan keadaan situasi alam dan keadaan topografi pada arae yang
di ukur, di sini akan tampil pula jalur pengukuran, titik bm, kontur, serta situasi
buatan maupun alam, berikut adalah tampilahan hasil pengolahan menggunakan autocad.

Gambar 2.5 Pembuatan Peta

2.7.2 Layout Peta.


Pembuatan layout menggunakan software autocad bertujuan agar tampilan gambar
lebih rapi, pembagian sheet gambar menjadi lebih baik, serta penyususnan data

lanjutan nantinya dapat tersusun dengan baik, sesuai lokasi dan tahun pengerjaannya
yang tersimpan dalam database kantor. Berikut adalah tampilan hasil layout
menggunkan autocad, yang sheetnya di print pada kertas A0, dengan skala 1 : 5000.

3. Hasil akhir
2.4 Analisa Data Kedalaman
Hasil dari kedalaman laut sendang biru 33, 450 dengan Easting Northing sebabgai
berikut :
N :9066741.000
E : 684931.030
Sedangkan laut terdangkal adalah 0,900 meter dengan Easting Northing:

E : 684582.220
N: 9066459.990
2.5 Analisa Pasut
Pengamatan pasut air tertinggi berada pada 2.541 meter pada jam 10.00 wib tanggal
20-5-2015 dan air terendah pada 0.091 meter pada jam 17.00 wib tanggal 20-52.6 Penyajian Hasil
Hasil akhir yang dihasilkan dari praktikum mtra laut ialah Peta Bathimetri dengan
skala 1: 5000.

Gambar 3.1 hasil peta bathimetri

Semua data hasil ukuran dan perhitungan terlampir pada halaman berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai