Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

A. PENGERTIAN VERTIGO
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita
bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa
lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali
(Israr, 2008).
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita vertigo merasakan
sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin
atau rumah siput di daerah telinga. Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah,
bahkan penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah keseimbangan. Keseimbangan
tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di
telinga tengah dan mata. Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan
penglihatan (Putranta, 2005)
Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan mungkin dapat didefinisikan
sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai.
Walupun pengobatan sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau
penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009)
B. Jenis vertigo
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang mengalami
kerusakan, yaitu
1.

Vertigo Periferal
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga
bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo
periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan
pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang
pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di
bagian dalam pendengaran).

2.

Vertigo Sentral
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang
posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan. Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di
dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).
C. ETIOLOGI VERTIGO
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang
terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak.
Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak

dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan
tekanan darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1.

Keadaan lingkungan

Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)


2.

Obat-obatan

Alkohol
Gentamisin
3.

Kelainan sirkulasi

Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu
bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4.

Kelainan di telinga

Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign
paroxysmal positional vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zoster
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
5.

Kelainan neurologis

Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis.

D. PATOFISISIOLOGI VERTIGO
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat keseimbangan tubuh yang berasal
dari resptor vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan
wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari
otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam
bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.

Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral
maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak
berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di
samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata
disebut nistagnus.

Pathway Vertigo

E. TANDA DAN GEJALA VERTIGO


1.

Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan serisibilitas dan fungsi
motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi
tanyanye secara berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya
maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo
perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan

mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum)
yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior,migren basiler.
2.

Vertigo perifer

Lamanya vertigo berlangsung:


a.

Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.


Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan
posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih
tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah
trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang
spontan.

b.

Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.


Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai trias gejala
yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli),vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada
permulaan munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan Tandem dengan
mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang
satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat penurunan fungsi vertibular
perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi
oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian
terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita
mengalami disekuilibrium(gangguan keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3
awal mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana
sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.

c.

Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.


Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan
muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Sering penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya disebabkan oleh virus. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan
menjauhi telinga yang terkena penyakit ini akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa penyakit namun pada
sebagian

besar

penderita

didapatkan

gangguan

vertibular

berbagai

tingkatan.

Kadang

terdapat

pula vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri
kemungkinan stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi visual
yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan
berubah. Padanistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda
contoh penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular periferyaitu mabok kendaraan, penyakit meniere,
vertigo pasca trauma

VERTIGO PERIFERAL
(VESTIBULOGENIK)

NO

VERTIGO SENTRAL
(NONVESTIBULER)

Pandangan gelap

Penglihatan ganda

Rasa lelah dan stamina menurun

Sukar menelan

Jantung berdebar wajah

Kelumpuhan otot-otot

Hilang keseimbangan

Sakit kepala yang parah

Tidak mampu berkonsentrasi

Kesadaran terganggu

Perasaan seperti mabuk

Tidak mampu berkata-kata

Otot terasa sakit

Hilangnya koordinasi

Mual dan muntah-muntah

Mual dan muntah-muntah

Memori dan daya pikir menurun

Tubuh terasa lemah

10

Sensitif pada cahaya terang dan Suara

11

Berkeringat

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG VERTIGO


1.

Tes Romberg yang dipertajam


Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang yang normal mampu
berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih

2.

Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)


Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah. Kedudukan akhir dianggap
abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat

3.

Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal) kemudian kembali kesemula

4.

Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike


Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung dipinggir tempat tidur dengan
sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal
akan terjadi nistagmus

5.

Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita

6.

Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul

7.

Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dansomatosensorik.
G. PENATALAKSANAAN VERTIGO

1.

Vertigo posisional Benigna (VPB)

Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar penderita VPB. Latihan ini
dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat

tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah
vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo melemah atau
mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat digunakan sebagai terapi
simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika munculeksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa
enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari
vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda
sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.
2.

Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat

berupa

terapi

spesifik

misalnya

pemberian

anti

biotika

dan

terapi

simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi
telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
3.

Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari terapi medik yang diberi
adalah:

Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk
sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan
mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang. Untuk mencegah kambuh
kembali,

beberapa

ahli

ada

yang

menganjurkan

diet

rendah

garam

dan

diberi diuretic.

Obat

anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh obat atau tindaka konservatif
dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4.

Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)


Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan vestibular dengan dosis rendah
dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. MisalnyaDramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini
latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat
dan kemungkinan jatuh dikurangi.

5.

Sindrom Vertigo Fisiologis


Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat ketidaksesuaian antara
rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.

6.

Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)

TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih sempurna dalam kurun waktu 24
jam
RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang efektif sebab kemungkinan
kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan cacat.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO


A. PENGKAJIAN VERTIGO
a.

Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.

b.

Riwayat kesehatan sekarang


Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigotanyakan adakah pengaruh
sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo.

c.

Riwayat kesehatan yang lalu


Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan
obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.

d.

Riwayat kesehatan keluarga


Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat penyakit lain baik

e.

Aktivitas / Istirahat

Letih, lemah, malaise


Keterbatasan gerak
Ketegangan mata, kesulitan membaca
Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
f.

Sirkulasi

Riwayat hypertensi
Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
Pucat, wajah tampak kemerahan.
7.

Integritas Ego

Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu


Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
8.

Makanan dan cairan

Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang,keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan
berlemak, jeruk, saus,hotdog, MSG (pada migrain).
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
Penurunan berat badan5.
9.

Neurosensoris

Pening, disorientasi (selama sakit kepala)


Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
Perubahan pada pola bicara/pola pikir

Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.


Penurunan refleks tendon dalam
Papiledema.
10. Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,ketegangan otot, cluster, tumor otak,
pascatrauma, sinusitis.
Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
Fokus menyempit
Fokus pada diri sendiri
Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
11. Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi
Demam (sakit kepala)
Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).8.
12. Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
13. Penyuluhan / pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsioral/hormone, menopause.
14. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
a.

Sistem persepsi sensori


Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang diam tampak bergerak maju
mundur.

b.

Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun dengan alat.

c.

Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.

d.

Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.

e.

Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah

f.

Sistem integumen

g.

Sistem Reproduksi

h.

Sistem Perkemihan

15. Pola Fungsi Kesehatan


a.

Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyakit,
pengobatan dan prognosa.
b.

Pola aktivitas dan latihan


Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.

c.

Pola nutrisi metabolisme


Adakah nausea dan muntah

d.

Pola eliminasi

e.

Pola tidur dan istirahat

f.

Pola Kognitif dan perseptua


Adakah disorientasi dan asilopsia

g.

Persepsi diri atau konsep diri

h.

Pola toleransi dan koping stress

i.

Pola sexual reproduksi

j.

Pola hubungan dan peran

k.

Pola nilai dan kenyakinan


B. DIANOGSA KEPERAWATAN VERTIGO

1.

Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.

2.

Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis

3.

Defisit self care: toileting, bathing, feeding.

4.

Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan dengan kurangnya paparan
informasi.

5.

Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.

IV
NO
1.

RENCANA KEPERAWATAN VERTIGO


DIAGNOSA

TUJUAN

KEPERAWATAN

INTERVENSI

Resiko jatuh berhubungan

Setelah

dengan

keperawatan selama x 24 jam

gunakan

pasien diharapakan tidak jatuh

keamanan

NOC:

2. Falls Prevention:

pusing

ketika

menggerakkan kepala

a.

dilakukan

Safeti

tindakan
1.

status:

Environmental

Falls

Occurrence

Safety

beheviour:

Falls

pasien mampu berdiri, d

uduk, berjalan tanpa pusing

jika

meningkatkan

Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien yang


Kaji tingkat gait, keseimbangan dan kelelahan
Instruksikan pasien agar memanggil asisten ketika

3. Teaching: disease proles

Dengan kreteria:

b.

untuk

melakukan pergerakan

prevention

a.

fisik

dan

dengan ambulasi

personal safety
c.

lingkungan

awasi

mungkin dapat meningkatkan resiko jatuh

Falls prevention: know ledge

b.

Management:Safety:

Klien mampu menjelaskan

terjadi serangan dan cara

jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari penyakit


yang diderita
Anjurkan pasien untukbedrest pada fase akut
Jelaskan pada pasien tentang terapi rehabilitatif
pada pasien vertigo

mengantisipasinya

2.

Nauseaberhubungan
dengan

stimulasi

Setelah dilakukan tindak keperawatan


1.
visual

selamax24 jam,nausea berkurang /-Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam dan

yang tidak mengenakkan,

hilang

meniere, labirintitis

N.O.C:

menelan untuk menurunkan rasa mual dan muntah.


-Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam sebelum,1 jam

a.

Comfort level

b.

Hidration
c.

b.
c.

Patient / family teaching

setelah dan sewaktu makan.


2.NUTRITIONAL MONITORING

Nutritional status food finid -Monitor tipe kehilangan berat badan dan pertumbuhan

intake

-Monitor kelembaban,turgor kulit dan depigmentasi.

Dengan kreteria:

-Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan

Terdapat

tanda-tanda

fisik

dan

pasien.

psikologik membaik

-Monitor asupan kalori dan nutrisi.

Turgor kulit, mukosa mulut baik

-Kolaborasi;

d.

Tidak panas dan tidak terdapat edeme kelola pemberian anticmetic sebelum makan atau sesuai
perifer

jadwal

Intake makanan dan minuman baik

3. Fluid managmen:
Awasi secara akurat intake dan output
Monitor vital sign
Monitor status nutrisi pasien
Monitor status hydrasi misal kelembaban
membranmukosa, tekanan nadi dan orthostatic BP
Kelola pemberian terapi IV

Kurang

perawatan

diri:

Setelah

dilakukan

tindakan
NIC:Membantu perawatn diri pasien mandi dan

makan, mandi, berpakaian,

keperawatan selama ... x 24 jam

toileting

toileting

diharapkan kebutuhan mandiri klien

Aktifitas:

b.d

kerusakan

neurovaskuler

terpenuhi, NOC;PERAWATAN DIRI 1.Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah

Batasan Karakteristik :

(Mandi,makan,toileting,berpakaian)

dikenali dan mudah dijangkau klien

Dengan kriteria :

2.Libatkan klien dan danpingi

Kelumpuhan wajah atau Klien dapat makan de-ngan bantuan 3.Berikan


anggota badan sehingga

orang lain / mandiri

Ketidakmampuan dalam

selama

orang lain

makan

pakaian selama perawatan

bantuan orang lain / mandiri


badan,

mongering-kan,

keluar

dapat

toileting

de-ngan

bantuan alat

ke

kamar

2.

Informasikan pada klien dalam memilih

Sediakan pakaian ditempat yang mudah

dijangkau

masuk kamar mandi


Ketidakmampuan

mampu

Aktifitas :
1.

membasuh

tidak

NIC : ADL berpakaian

menyuap, memegang alat Klien dapat memakai pakaian dengan


Ketidakmampuan dalam Klien

klien

mengerjakan sendiri

Klien dapat mandi de-ngan bantuan

menyebab-kan :

bantuan

pergi
mandi,

3.

Bantu berpakaian yang sesuai

4.

Jaga privasi klien

5.

Berikan pakaian pribadi yang digemari dan

sesuai

mengguna-kan pispot

NIC : ADL Makan


Aktifitas :
1.

Anjurkan klien duduk dan berdoa bersama

teman
2.

Dampingi saat makan

3.

Bantu jika klien belum mampu dan beri

contoh
4.
4.

Defisit pengetahuan ten-

Setelah

dilakukan

tang penyakit, pengobatan

selama ...x pertemuan, pe-ngetahuan


1.

Beri rasa nyaman saat makan

penjelasanTeaching individual (5606)


Tentukan kebutuhan pembelajaran klien

dan perawatan klien b.d

klien tentang pe-nyakit, pengobatan


2.

Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman klien tentang

keterbatasan kognitif, ku-

dan pe-rawatan klien meningkat

vertigo

rang paparan atau mudah


lupa

NOC :
Knowledge

Disease

3.

Kaji tingkat pendidikan

4.

Kaji kesiapan klien dalam mempelajari informasi

process

(1803)

5.

Knowladge : Illness care (1824)


Dengan kriteria :
Klien

dan

menjelaskan

keluarga
penger-tian,

spesifik
Atur agar realita tujuan pembelajaran dengan klien
saling menguntungkan

6.

Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai

7.

Sediakan

mam-pu
proses
8.

penyakit, penyebab, tanda dan gejala,


9.

lingkungan

yang

kondusif

untuk

pembelajaran
Koreksi adanya kesalahan informasi
Sediakan waktu untuk bertanya pada klien

efek penyakit, tindakan pencegahan,


10.
pe-ngobatan dan perawatan vertigo

Teaching : disease process (5602)


1.

Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya

2.

Jelaskan patofisiologi vertigo

3.

Jelaskan tanda dan gejala vertigo

4.

Jelaskan kemungkinan penyebabnya

5.

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dapat


mencegah komplikasi dimasa yang akan datang

6.

Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan


perawatan

7.

Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan yang


direkomendasikan

8.
5.

Perfusi

jaringan

tidak

Setelah

dilakukan

tindakan

efektif (spesifik: cerebral)

keperawatan selama ..... x 24 jam1.

b.d

diharapkan

aliran

darah

arteri

Monitorang neurologis (2620)


Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk
pupil

Nyeri kepala / vertigo berkurang2.

terhambat

Kaji sumber-sumber pendukung yang memungkinkan

Monitor tingkat kesadaran klien

sampai de-ngan hilang

3.

Monitir tanda-tanda vital

Batasan Karakteristik : Tanda-tanda vital stabil

4.

Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah

Nyeri kepala / vertigo

5.

Monitor respon klien terhadap pengobatan

Perubahan status mental

6.

Hindari aktivitas jika TIK meningkat

perubahan

7.

Observasi kondisi fisik klien

respon

motorik
dis-artria
Kelumpuhan wa-jah

Terapi oksigen (3320)


Bersihkan jalan nafas dari sekret
Pertahankan jalan nafas tetap efektif
Berikan oksigen sesuai intruksi
Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem

humidifier
Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya
pemberian oksigen
Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen
Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama
aktifitas dan tidur

DAFTAR PUSTAKA
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi, Malang :
Perdoss

Anda mungkin juga menyukai