ELVIRA DADHU
NIM : 14614775
SKRIPSI
ELVIRA DADHU
NIM : 14614775
SKRIPSI
Oleh:
ELVIRA DADHU
NIM : 14614775
ORISINALITAS PENELITIAN
Elvira Dadhu
SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh
ELVIRA DADHU
NIM : 14614775
Pembimbing I
Pembimbing II
SKRIPSI
Oleh
ELVIRA DADHU
NIM : 14614775
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disahkan
Pada tanggal: November 2015 014
Tanda Tangan
Ketua
(.)
NIDN. 0723128301
Anggota
(.)
NIDN. 0720058602
2. Dhita Kris P, S.ST, M.Kes
NIDN. 0705085001
(.)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul Hubungan Antara Usia Menarche dan Obesitas dengan Kejadian Mioma
Uteri pada Pasien di RS Bhayangkara Kota Kediri Tahun 2015 dengan baik dan
tepat waktu.
Penelitian ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan
D.IV kebidanan. Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagai piuhak. Oleh karena itu,pada kesempatan ini peneliti
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Ir. Djoko Rahardjo, MP, selaku Rektor Universitas Kadiri Kediri.
2. Ir. Djoko Rahardjo, MP, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan
penelitian.
3. Ediatmi, S.SiT,M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan arahan untuk penyusunan penelitian ini.
4. Dhita Kris P, SST.,S.Pd.,M.Kes, selaku pembimbing II yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan penelitian ini.
5. Dosen pengajar Program Studi D.IV Bidan Pendidik Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri.
6. Pihak perpustakaan Fkultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri yang telah
membantu menyediakan buku sumber penunjang penelitian.
Kediri,Oktober 2015
Peneliti
RINGKASAN
Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan jaringan ikat.
Berdasarkan penelitian World Health Organisatioan (WHO) penyebab dari angka
kematian ibu karena mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 22 (1,95%) dantahun
2011 sebanyak 21 kasus (2,04%). Berdasarkan survey awal yang diperoleh di RS
Bhayangkara Kota Kediri Tahun 2015 didapatkan pada bulan Juli sebanyak 18
pasien, bulan Agustus jumlah penderita 32 orang dan bulan September jumlah
pasien 49 orang yang menderita mioma uteri. Hal ini menunjukkan bahwa masih
tingginya angka kejadian mioma uteri di RS Bhayangkara Kota Kediri.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia menarche dan
obesitas dengan kejadian mioma uteri pada pasien di RS Bhayangkara Kota
Kediri tahun 2015.
Rancangan penelitian ini menggunakan analitik korelasional, dengan
populasi seluruh ibu yang berkunjung di RS Bhayangkara Kota Kediri pada bulan
Juli-September 2015 sebanyak 198 ibu, menggunakan teknik simple random
sampling. Instrumen yang digunakan adalah laporan dokumentasi rekam medik.
Hasil penelitian kemudian dilakukan pengujian data dengan menggunakan uji
Spearman rank dan regresi logistik berganda.Hasil penelitian yang didapat
menunjukkan bahwa sebagian besar usia menarche>11 tahun yaitu sebanyak 35
(52,2%) responden. Berdasarkan obesitas bahwa sebagian besar yaitu 39 (58,2%)
responden, serta sebagian besar responden menderita mioma uteri yaitu 45
(67,2%).
Hasil analisis menunjukkan nilai signifikasi = 0,000 < 0,05 yang berarti
H0 ditolak H1 diterima sehingga ada hubungan antara kedua variabel. Pada table
OR diperoleh bahwa Usia
menarche kemungkinan yang lebih besar
mengakibatkan terjadinya mioma uteri yaitu 2,773. Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan tenaga kesehatan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga
angka mortalitas dan mordilitas pada pasien penderita mioma uteri dapat teratasi dengan
baik.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN..........................................................................................
SAMPUL DALAM.........................................................................................
PERSYARATAN GELAR...........................................................................
ORISINALITAS PENELITIAN.................................................................
PERSETUJUAN............................................................................................
i
ii
iii
iv
v
ABSTRACT...................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH................. xviii
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
Latar Belakang...................................................................................
Rumusan Masalah..............................................................................
Tujuan Penelitian...............................................................................
Manfaat Penelitian.............................................................................
7
2.1.1 Pengertian Mioma Uteri...........................................
2.1.2 Etiologi Mioma Uteri......................................................... 7
9
2.1.3 Faktor Predisposisi Mioma Uteri.................................................
11
2.1.4 Jenis dan Gambaran klinis Mioma Uteri.........................................
12
2.1.5 Gejala Mioma Uteri.......................................................................
2.1.6 Perubahan Sekunder Mioma Uteri.................................................. 14
15
2.1.7 Diagnosa Mioma Uteri.
2.1.8 Penatalaksaan Mioma Uteri............................................................... 17
18
2.1.9 Komplikasi Mioma Uteri...............................................................
Usia Menarche...............................................
19
2.2
19
2.2.1 Pengertian ..........................
19
2.2.2 Tanda menarche..............................................
Usia Saat Menarche...................................
20
2.2.3
20
2.2.4 Macam Menarche..........................................................................
20
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Menarche............
Obesitas................................... 23
2.3
2.3.1
Pengertian................................... 23
Kerangka Konseptual................................................................... 29
Hipotesis Penelitian....................................................................... 31
METODE PENELITIAN
BAB 4
Rancangan Penelitian................................................................... 32
4.1
4.2
4.3
Bahan Penelitian...........................................................................
34
4.4
Instrumen Penelitian.................................................................... 34
4.5
4.6
4.7
51.1
4.8
BAB 5
5.1
Analisa
Data....................................
.............................................
HASIL PENELITIAN,
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
DATA
UMUM........................................................ 38
.....................
44
Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia...................................
44
DATA KHUSUS............................................................................ 45
PEMBAHASAN.............................................................................. 49
PENUTUP....................................................................................... 52
KESIMPULAN............................................................................... 53
SARAN............................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Hasil Laporan Kejadian mioma Uteri Bulan Januari Agustus 3
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 36
Tabel 4.2 Pedoman Keeratan Dua Variabel Berdasarkan tingkat Koefisien. 41
Tabel 4.3 Pedoman Keeratan Dua Variabel Berdasarkan tingkat Kofisisen. 42
Table 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan usia di RS
Bhayangkara Kediri Tahun 2015................................ 44
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di RS
Bhayangkara Kediri Tahun 2015.... 44
Table 5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan riwayat ketrurunan
di RS Bhayangkara Kota Kediri Tahun 2015........................ 44
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan paritas di RS
Bhayangkara Kota Kediri Tahun 201..................... 45
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan usia menarche di
RS Bhayangkara Kota Kediri Tahun2015................... 45
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan obesitas di RS
Bhayangkara Kota Kediri Tahun 2015... 46
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan mioma uteri
di RS Bhayangkara Kota Kediri Tahun 2015... 46
Tabel 5.8 Distribusi hasil tabulasi silang hubungan antara usia menarche
dengan mioma uteri di RS Bhayangkara KotaKediriTahun2015...... 46
Tabel 5.9 Distribusi hasil tabulasi silang hubungan antara obesitas
dengan mioma uteri di RS Bhayangkara Kota Kediri Tahun 2015.... 47
Tabel 5.10 Hubungan antara usia menarche dan obesitas dengan kejadian
Mioma uteri di RS Bhayangkara Kota Kediri Tahun 2015..... 48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual...................................................................
29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
= Rho
Daftar Singkatan:
Rumah Sakit
Ultrasonografi
Darah Lengkap
Lutheinising Hormon
WHO
RS
GnRHA
AKI
USG
DL
GnRH
LH
SDKI
KIE
LPP
SST
S.Pd
Sarjana Pendidikan
M.Kes
Magister Kesehatan
M.Keb
Magister Kebidanan
NIM
NIDN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mioma uteri adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot rahim.
Dalam kedokterannya disebut fibromioma uteri, leiomioma, atau uterine
fibroid. Mioma merupakan tumor kandungan yang terbanyak pada organ
reproduksi wanita. Mioma uteri mempunyai ciri khas bulat, keras, berwarna
putih hingga merah muda pucat, sebagian besar berisi otot polos dengan
beberapa jaringan ikat. Kejadiannya lebih tepatnya pada usia produktif
seorang wanita, menunjukan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen
(Sjamsuhidajat, 2010).
Berdasarkan penelitian World Health Organisatioan (WHO) penyebab
dari angka kematian ibu karena mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 22
Kasus (1,95%) dan tahun 2011 sebanyak 21 kasus (2,04%) pada semua
pasien kebidanan yang dirawat. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada
wanita kulit hitam dibandingkan dengan wanita kulit putih (Handayani N,
2011).
Penelitian Mariano (2007) di Italia melaporkan 73 kasus mioma
uteridari 341 penderita terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi
21,4%. Penelitian Rani Akhil Bhat (2006) di India (Depertement of
Obstetric and Gynecology, Kasturba Medical Collenge and Hospital)
terdapat 150 kasus mioma uteri dan 77 kasus terjadi pada wanita usia 40-49
tahun dengan prevalensi 51% dan kasus terjadi pada wanita umur lebih dari
50 tahun dengan prevalensi 30%.
Mioma uteri terjadi pada 20% - 25% wanita di usia reproduktrif, tetapi
oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti. Berdasarkan otopsi Novak
didalam buku Winkjosastro (2011), menemukan 27% wanita yang berumur
25 tahun mempunyai sarang mioma. Mioma uteri belom pernah dilaporkan
terjadi sebelum menarche. Setelah menopause hanya kira kira 10% mioma
yang masih bertumbuh. Bahaya mioma uteri ini apabila tidak segera
ditangani dapat menyebebkan terjadinya perdarahan yang abnormal pada
uterus dan selama usia reproduktif dapat menyebabkan infertilitas dan
obesitas. Jumlah penderita mioma uteri belum diketahui secara pasti karena
banyak yang tidak merasakan keluhan sehingga tidak melakukan
pemeriksaan ke dokter, namun diperkirakan insiden mioma uteri sebesar
2030 % dari seluruh pasien kebidanan yang dirawat.
Di Indonesia kasus mioma uteri ditemukan sebanyak 2,3911,7%
pasien yang dirawat. Data statistik menunjukkan 60% mioma terjadi pada
wanita yang tidak pernah hamil atau wanita yang hanya satu kali melahirkan
(Prawirohardjo, 2011).Berdasarkan profil kesehatan Jawa Timur tahun 2011
mioma uteri menduduki urutan ke 4 dari 10 penyakit yang diketemukan.
Berdasarkanl Lokakarya Nasional Perencanaan Kebijakan Kesehatan, 12
13 September 2012 di Bandung, distribusi penyakit mioma uteri pada pasien
yang dirawat inap di Rumah Sakit di Indonesia tahun 2004 sebanyak 3.239
kasus dan 29 diantaranya meninggal dunia atau sekitar 2,84% (Barry, 2010).
Jumlah Kunjungan
Juli
Agustus
September
Sumber Data
62
54
82
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dikatakan bahwa dari bulan Juli Agustus
ada peningkatan kejadian mioma uteri sebanyak 32,22% dan dari bulan
AgustusSeptember peningkatannya sebanyak (19,01%). Dapat disimpulkan
bahwa masih tingginya kejadian mioma uteri di RS Bhayangkara Kota
Kediri Tahun 2015.
Kejadian mioma uteri disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu
umur, paritas, genetik, usia menarche, obesitas, dan hormon. Mioma paling
sering memberikan gejala klinis antara usia 35- 45 tahun oleh karena pada
usia reproduktif hormon estrogen dan progesterone meningkat sehingga
besar kemungkinan dapat meningkatkan kejadian mioma uteri. Dari faktor
usia menarche, menarche sebelum umur 11 tahun meningkatkan insidedsi
mioma uteri, dan menarche lambat (>16 tahun) menurunkan resiko relatif
mioma uteri. Paparan estrogen yang semakin lama akan meningkatkan
insidensi mioma uteri. Cepat lambatnya menarche tergantung pada faktor
lingkungan, sosial ekonomi, nutrisi, dan genetik dari seseorang. Obesitas
juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini berhubungan dengan
konversi hormon androgen menjadi esterogen oleh enzim aromatease di
jaringan lemak (Djuwantono, 2011).
1.2
Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara usia menarche dan obesitas dengan kejadian
mioma uteri pada pasien di RS Bhayangkara Kota Kediri Tahun 2015?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara usia menarche dan
dengan kejadian mioma uteri pada pasien di
RS
obesitas
penelitian
ini
dapat
memberikan
Diharapkan
pengetahuan kepada pasien kebinanan tentang mioma uteri
2. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti dapat mengembangkan ilmu yang
diperoleh di bangku kuliah dan menerapkannya di masyarakat.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
untuk menambah dan memperluas wawasan mahasiswa terutama
yang berhubungan dengan mioma uteri.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta
informasi bagi peneliti selanjutnya.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
2.1.1
Mioma Uteri
Definisi Mioma Uteri
Mioma uteri adalah salah satu tumor jinak otot rahim, disertai
jaringan ikatnya. Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal
dari otot polos jaringan fibrous, sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi
padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot
rahimnya yang dominan (Decherney, 2007). Mioma uteri biasa juga
disebut fibroid, fibromyoma, fibroleiomyoma, leiomyofibroma, atau lebih
tepatnya leiomyoma merupakan tumor yang dapat tumbuh solid atau
multipel (Ling, 2010).
Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35-50
tahun yaitu mendekati angka 40%, jarang ditemukan pada usia dibawah 20
tahun. Sedangkan pada usia menopause hampir tidak pernah ditemukan
(Wiknjosastro, 2010).
2.1.2
2.1.3
kemungkinan untuk
menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding
depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong
kandung kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.
c) Mioma Subserosa
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat
tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma
intraligamenter.
2.1.5. Gejala Mioma Uteri
Mioma uteri menimbulkan gejala hanya pada 35-50% kasus.
Sebagian besar penderita mioma uteri tidak menunjukkan adanya gejala.
Gejala mioma uteri tergantung pada lokasi, ukuran, jenis dan adanya
kehamilan. (Goodwin, 2010).
a) Massa di Perut Bawah
Penderita mengeluhkan merasakan adanya massa atau benjolan di
perut bagian bawah.
b) Perdarahan Abnormal
Menorrhagi adalah pola perdarahan uterus abnormal yang paling
umum karena mioma. Mioma submukosa bertangkai sering menyebabkan
gejala menorrhagi sebagai akibat ulserasi atau nekrosis. Perdarahan oleh
mioma dapat menyebabkan anemia berat. Mioma intramural juga dapat
menyebabkan perdarahan yang lama dan disertai dengan peningkatan
jumlah perdarahan (hipermenorrhoe) oleh karena adanya gangguan
kontraksi otot uterus. Cavum uteri yang meluas karena pertumbuhan
e.
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma
uteri dapat diduga dengan pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras,
bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit.
c) Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat
perdarahan uterus yang berlebihan dan kekurangan zat besi.
Pemeriksaaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah Darah
Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hemoglobin.
Pemeriksaaan laboratorium lain disesuaikan dengan keluhan
pasien.
2. Imaging
a. Pemeriksaaan dengan USG ( Ultrasonografi ) transabdominal
dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma
uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada
uterus yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik
diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma
uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang
mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran
uterus.
b. Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri
yang tumbuh ke arah cavum uteri pada pasien infertil.
gizi
(Winkjosastro,2010).
Beberapa faktor yang mempengaruhi menarche
Genetik
1)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harjono (1999)
diketahui bahwa terdapat hubungan yang signitifikan antara usia
menarche ibu dengan usia menarche putrinya, artinya semakin
awal umur menarche ibu maka akan semakin awal umur menarche
putrinya, begitu pula sebaliknya. Penyakit bawaan atau kelainan
juga terbukukti memperlambat atau mempercepat
tertentu
terjadinya menstruasi pertama. Remaja putri yang menderita
kelainan tertentu selama dalam kandungan berpotensi mendapat
menarche pada usia yang lebih muda dari usia rata-rata. Sebaliknya
remaja putri yang menderita cacat mental dan mongolisme akan
mendapat menarche pada usia yang lebih lambat (Misaroh, 2010).
2. Faktor Gizi
Beberapa ahli mengatakan bahwa anak perempuan dengan
jaringan lemak yang lebih banyak, lebih cepat mengalami
menarche daripada anak yang kurus. Kehilangan berat badan
sebesar 10% dari berat badan ideal dapat menyebabkan
terlambatnya menstruasi dan terhentinya Gn,Rh,Lh dan FSH.
(Narendra, 2009) juga membuktikan dalam penelitiannya bahwa
status gizi remaja putri berpengaruh terhadap cepat lambatnya usia
2.3
2.3.1
Obesitas
Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi kelebihan masa tubuh. Kegemukan
1)
Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi
gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa
mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan
faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh
sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
2)
Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus
obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan
ada
di
dalam
pikiran
seseorang
bisa
Apa
kebiasaan
makannya.
Banyak
orang
yang
memengaruhi
memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu
bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita
muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran
yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman
dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa
menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat
banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada
malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan
kekecewaan.
4) Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah
satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di
tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif
memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas
fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Indek Masa Tubuh (IMT)
2.3.3
IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan
berdasarkan indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan
kuadran tinggi badan dalam meter (kg/m2)).
IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh
karena murah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah
dilakukan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat di hitung dengan rumus
berikut:
Menurut rumus Metrik:
IMT=Berat Badan (kg) / Tinggi badan(m)2
2.3.4
: <17
6) Obesitas III
: 17,0 18,4
: (18,5 24,9)
: (25 - 29,9)
: (30 40)
: (>40) (Arisman, 2010.
2.6 Hubungan antara Usia Menarche dan Obesitas dengan Kejadian Mioma
Uteri
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa peningkatan pertumbuhan
mioma uteri merupakan respon dari stimulus estrogen dimana etrogen yang
berstimulasi ke dalam jaringan otot rahim sehingga menyebabkan
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Faktor
Predisposisi
mioma uteri
Perdarahan
- Anemia
1.Umur
2.Paritas
3.Riwayat
Keluarga
-infeksi/degenerasi
- Abdomen Akut
Angka
mortalitas dan
mordilitas pada
pasien penderita
mioma uteri
- Infertilitas
4.Ras
Adanya konversi
hormon androgen
menjadi esterogen oleh
enzim aromatease di
5. Kehamilan
6. Usia menarche
7. Obesitas
jaringan lemak
sehinggan
menyebabkan mioma
uteri
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian mioma uteri pada
pasien di RS Bhayangkara Kota Kediri tahun 2015.
H1:
Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian mioma uteri pada pasien
di RS Bhayangkara Kota Kediri tahun 2015.
H1:
Ada hubungan antara usia menarche dan obesitas dengan kejadian mioma
uteri pada pasien di RS Bhayangkara Kota Kediri tahun 2015
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan
berdasarkan berbagai perspektif yaitu:
1. Berdasarkan lingkup penelitian termasuk jenis penelitian inferensial.
2. Berdasarkan tempat penelitian termasuk jenis rancangan penelitian
lapangan.
3. Berdasarkan waktu pengumpulan data termasuk jenis rancangan yang
digunakan cross sectional.
4. Berdasarkan cara pengumpulan data termasuk jenis survey dari
dokumen rekam medik dan wawancara dengan tindakan langsung.
5. Berdasarkan ada tidaknya perlakuan termasuk expost facto karena
penelitian ini tidak memberikan intervensi kepada obyek.
6. Berdasarkan tujuan penelitian termasuk jenis analitik korelasional.
7. Berdasarkan sumber data termasuk jenis data sekunder
4.2
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang
memeriksakan diri di RS Bhayangkara yaitu sebanyak 198 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian
pasien yang memeriksakan diri dengan mioma uteri di RS Bhayangkara
Kota Kediri Tahun 2015.
4.2.3 Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus infinit:
...
..
Keterangan :
dengan taraf kesalahan dk = 1
Taraf kesalahan 5%
S : Besar sampel
N : Besar populasi
D : 0,05
P : Q = 0,5
.
,
.,..
S=
S=
S=
S = 67 Responden
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple
random sampling.
4.3
Variabel
Variabel
(independent)
usia menarche
Obesitas
Dependen
Mioma Uteri
4.4
Definisi
Operasional
Usia pertama
kali wanita
mengalami
menstruasi
Parameter
Alat Ukur
Skala
Kategori
Usiapertama
kali responden
mengalami
menstruasi
Data Rekam
medik
Ordinal
1. <11 tahun
2. 12-13 tahun
3. >14 tahun
Obesitas
adalah
kelebihan
lemak dalam
tubuh.
Perhitungan
berat badan
dengan
menggunakan
rumus IMT
(Indeks Masa
Tubuh)
Terjadi Mioma
Uteri
Data Rekam
medik
Ordinal
Sejumlah ibu
yang telah
didiagnosa
menderita
mioma uteri di
rekam medik
RS
BahanBhayangkara
Penelitian
Kota Kediri
Data Rekam
Medik
Tidak terjadi
mioma uteri
Ordinal
1. Menderita Mioma
uteri
2. Tidak menderita
moima uteri
4.5
4.6
dengan
menggunakan lembar pengumpulan data.
Lembar pengumpulan data diartikan sebagai petunjuk pengisian
Instrumen Penelitian
4.7
2) Pendidikan
: Dasar
Kode 1
: Menegah
Kode 2
: Tinggi
Kode 3
3) Riwayat keturunan mioma uteri
: Ada
Kode 1
: Tidak ada
Kode 2
4) Paritas
: Nullipara
Kode 1
: Primipara
Kode 2
: Multipara
Kode 3
: Grandemultipara
Kode 4
b. Data Khusus
1) Usia menarche
: < 11 tahun
Kode 1
: 12 - 13 tahun
Kode 2
: > 14 tahun
Kode 3
2) Obesitas
: Sangat kurus
Kode 1
: Kurus
Kode 2
: Normal
Kode 3
: Obesitas Tingkat I
Kode 4
: Obesitas Tingkat II
Kode 5
: Obesitas Tingkat III
Kode 6
4.8
Analisa Data
=1 -
Keterangan:
Korelasi Sperman Rho (koefisien korelasi)
D=Beda Antara Ranking Pasangannya (selisi tingkatan)
N=Jumlah sampel
Kriteria dalam pengambilan keputusan hasil uji statistik adalah:
a) Jika P value< maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan yang bermakna antara variabel yang diukur..
b) Jika P value> H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada
hubungan yang bermakna antara variabel yang diukur. Pada
penelitian ini nilai adalah 5%.
Tabel 4.2 Pedoman Keeratan Dua Variabel Berdasarkan tingkat
Koefisien
Korelasi
Interval
Koefisiensi
Tingkat Hubungan
0,800 1,00
Sangat Kuat
0,600 0,800
Kuat
0,400 0,600
Sedang
0,200 0,400
Rendah
0,000 0,200
Sangat Rendah
2.
=1 -
Keterangan:
Korelasi Sperman Rho (koefisien korelasi)
D=Beda Antara Ranking Pasangannya (selisi tingkatan)
N=Jumlah sampel
Kriteria dalam pengambilan keputusan hasil uji statistic adalah:
d) Jika P value< maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
hubungan yang bermakna antara variabel yang diukur..
e) Jika P value > H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada
hubungan yang bermakna antara variabel yang diukur. Pada
penelitian ini nilai adalah 5%.
RS
Tingkat Hubungan
0,800 1,00
Sangat Kuat
0,600 0,800
Kuat
0,400 0,600
Sedang
0,200 0,400
Rendah
0,000 0,200
Sangat Rendah
BAB 5
HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data Umum
5.1
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.1.
Usia
No
1
2
3
4
< 17 Tahun
0
17 - 25 Tahun
25
25 45 Tahun
37
>45 Tahun
5
67
Total
Sumber: Data Sekunder, Penelitian, Tahun 2015
0
37,3
55,2
7,5
100
Pendidikan
Frekuensi
No
1
2
3
Pendidikan Dasar
34
Pendidikan Menengah
18
Perguruan Tinggi
15
67
Total
Sumber: Data Sekunder, Penelitian, Tahun 2015
50,7
26,9
22,3%
100
bahwa setengahnya
Frekuensi
No
1
2
Ada
40
Tidak Ada
27
67
Total
Sumber: Data Sekunder, Penelitian, Tahun 2015
57,7
40,3
100
Frekuensi
No
Nulipara
23
Primipara
16
Multipara
19
Grandemultipara
9
67
Total
Sumber: Data Sekunder, Penelitian, Tahun 2015
1
2
3
4
34,3
23,9
28,4
13,4
100
5.2
Data Khusus
Usia menarche
< 11 Tahun
12 13 Tahun
>14 Tahun
Total
Frekuensi
35
19
13
67
%
52,2
28,4
18,4
100
No
1
2
3
4
Kurus
Normal
Obesitas I
Obesitas II
Total
Frekuensi
3
23
39
2
%
4,5
34,3
58,2
3
67
100
Kejadian MiomaUteri
Mioma Uteri
Tidak Mioma Uteri
Total
Frekuensi
45
22
67
%
67,2
32,8
100
Total
No
%
< 11 Tahun
28
62,2
12 13 Tahun
13
28,8
> 14 Tahun
4
8,8
45
67,2 22
p value =0 ,003 dengan = 0,05 r = + 0,356
Sumber: Data Sekunder, Penelitian, Tahun 2015
1
2
3
7
6
9
%
31,8
27,2
40,9
32,8
35
19
13
67
%
52,2
28,3
19,4
100
Total
No
%
Sangat Kurus
0
0
Kurus
0
0
Normal
11
24,4
Obesitas I
32
71,1
Obesitas II
2
4,4
Obesitas III
0
0
45
67,2 22
p value =0 ,000 dengan = 0,05 r = - 0,452
Sumber: Data Sekunder, Penelitian, Tahun 2015
1
2
3
4
5
6
0
3
12
7
0
0
%
0
13,6
54,5
31,8
0
0
32,8
0
3
23
39
2
0
67
%
0
4,4
34,3
58,2
2,9
0
100,0
OR
0,014
0,001
0,048
2,773
0,156
57,595
Koofisien
Usia menarche
Obesitas
Constant
Sumber: SSPS Multivariat
1,020
-1,857
4,053
Pembahasan
5.4.1 Identifikasi Usia Menarche
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
35 (52,2%) responden mengalami usia menarche pada usia < 11 Tahun.
Beberapa faktor yang mempengaruhi usia menarche adalah faktor
keturunan, Faktor gizi, lingkungan, dan ras. Dari faktor keturunan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harjono (2010) diketahui bahwa
terdapat hubungan yang signitifikan antara usia menarche ibu dengan usia
menarche putrinya, artinya semakin awal umur menarche ibu maka akan
semakin awal umur menarche putrinya, begitu pula sebaliknya.
Gizi juga berpengaruh terhadap cepat dan lambatnya menarche. Anak
perempuan dengan jaringan lemak yang lebih banyak, lebih cepat
mengalami menarche daripada anak yang kurus. Kehilangan berat badan
sebesar 10% dari berat badan ideal dapat menyebabkan terlambatnya
menstruasi dan terhentinya Gn,Rh,Lh dan FSH. Anak yang tinggal dikota
pada dasarnya memiliki gizi yang relatif lebih baik dibandingkan mereka
yang tinggal di desa. Hal ini diduga berpengaruh terhadap usia menarche
mereka. Hal ini berhubungan dengan asupan protein yang mereka konsumsi
yang ternyata juga berpengaruh terhadap cepat lambatnya usia menarche
disamping asupan lemak.
Dari faktor ras, penelitian terbaru menunjukkan anak perempuan kulit
hitam rata-rata mengalami menstruasi lebih awal 3 bulan dari pada anakanak kulit putih dan rata-rata usia mendapatkan menarche lebih cepat 9
bulan pada perempuan kulit hitam, serta 2 bulan pada perempuan kulit putih
(Misaroh, 2010). Menurut analisa peneliti bahwa ada kesenjangan antara
teori dan kenyataan di lahan penelitian yaitu terdapat sebagian besar
responden yang menarche di usia < 11 tahun .
5.3.2 Identifikasi Obesitas
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar 39
(58,2%) responden mengalami obesitas tingkat I.
Obesitas adalah kondisi kelebihan masa tubuh. Tetapi anggota
keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya
hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Gen merupakan faktor
yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang
juga memegang peranan yang cukup berarti.
Lingkungan ini termasuk perilaku atau pola gaya hidup (apa yang
dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda
yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan
tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu
penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah
masyarakat yang makmur. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi
makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang,
akan mengalami obesitas. Noor (2009) menyatakan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara obesitas dengan mioma uteri. Hal ini karena pada
wanita yang memiliki kelebihan masa tubuh lebih banyak estrogen dalam
lemak sehingga bisa meyebabkan mioma uteri.
Menurut analisa peneliti hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di
lapangan bahwa terdapat banyak responden yang mengalami obesitas.
5.3.3 Identifikasi Mioma Uteri
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar 45
(67,2%) responden sebagian besar menderita mioma uteri.
Penyebab mioma uteri belum diketahui secara pasti, di duga
merupakan penyakit multifaktorial. Mioma uteri pada awalnya diperkirakan
merupakan jaringan uniseluler, dengan setiap selnya terdiri glukos-phospate
dehydrogenase, yang bersifat elektrophoresis. Penelitian yang dilakukan
oleh Nilbert dan Heim, mendapatkan hasil bahwa terdapat translokasi
(mutasi genetik) khususnya kromosom 12 yang berpengaruh pada
pertumbuhan mioma (Ling,2010).
stimulasi estrogen, menyebabkan terjadinya
Dengan adanya
proliferasi sel di uterus, sehingga menyebabkan perkembangan yang
berlebihan dari garis endometrium, sehingga terjadilah pertumbuhan mioma
uteri. Meskipun belum ada penemuan yang mendasari bahwa estrogen
menyebabkan mioma uteri, tetapi pertumbuhan mioma uteri berkaitan
dengan estrogen. Mioma uteri terdiri dari reseptor estrogen dalam jumlah
yang lebih banyak dari pada otot rahim.
Menurut Decherney (2010) mioma uteri banyak ditemukan bersamaan
dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. Selama fase
sekretorik, siklus menstruasi dan kehamilan, jumlah reseptor estrogen di
miometrium normal berkurang. Pada mioma reseptor estrogen dapat
BAB 6
Kesimpulan
6.1
PENUTUP
6.2
Dari kesimpulan data hasil penelitian dapat diambil saran sebagai berikut:
1.
3.
2.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2006.
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik.
Jakarta:PT.Rineka Cipta.
Betson P. 2009. Buku saku Obstetri Ginekology William. Jakarta : EGC
Dahlan, Sopiyudin. 2013. Statistik Untuk Kedok teran Dan Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Dianawati, A. 2006, Pendidikan dan Sex Untuk Remaja. Jakarta : Kawan Pustaka.
Djuwantono,S . 2011. Hormon Pada Wanita. Jakarta : Bina Permata Pustaka.
Goodwin, S. 2011. Pencegahan Mioma Uteri. Jakarta : Sumber Pustaka
Jodosapoetro, M. 2011. Menopause Usia Lanjut. Jaklarta : Bina Pustaka.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Ilmu Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Moersintowati, B.N. 23010. Tumbuh Kembang Anak Remaja. Jakarta : Sagung
Seto.
Misaroh. 2010. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta :
Medika
Narendra, M.S, Ddkk. 2010. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
Jakarta Sagung Seto.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Meteodologi PenelitianJakarta : Runeka Cipta.
Prawirohardjo, M,T. 2011. insidensi Mioma Uteri. Jakarta : Citra Bakti.
Setiati, Eni. 2009. Waspada 4 Kangker Ganas Pembunuh Wanita. Jakarta : Pener
Andi.
Sutoto, Joedosepuetro M,S. 2008. Tumor Jinak Pada Alat Genital. Jakarta : PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Thomason, Partney. 2008. Gambaran Klinis Mioma Uteri. Jakarta : Medika
Pustaka.
Winkjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
GENETIK
PARITAS
USIA
NO
ABSOLUT
KODE
ABSOLUT
KODE
ABSOLUT
KODE
ABSOLUT
KODE
36
SMP
TIDAK ADA
MULTIPARA
32
SMP
ADA
MULTIPARA
26
SMA
ADA
PRIMIPARA
21
SD
ADA
NULIPARA
22
SMA
TIDAK ADA
NULIPARA
33
SD
TIDAK ADA
MULTIPARA
70
SD
ADA
G.MULTIPARA
24
SMA
TIDAK ADA
MULTIPARA
26
SMA
TIDAK ADA
MULTIPARA
10
21
SMP
ADA
PRIMIPARA
11
20
SD
ADA
PRIMIPARA
12
38
SMP
ADA
G.MULTIPARA
13
42
SD
TIDAK ADA
G.MULTIPARA
14
33
SD
ADA
MULTIPARA
15
31
SD
TIDAK ADA
MULTIPARA
16
27
SD
ADA
NULIPARA
17
30
SMP
ADA
NULIPARA
18
28
SMA
ADA
NULIPARA
19
24
SMA
TIDAK ADA
MULTIPARA
20
26
SD
ADA
PRIMIPARA
21
22
SD
ADA
PRIMIPARA
22
37
SD
TIDAK ADA
G.MULTIPARA
23
28
SMA
ADA
NULIPARA
24
24
SMA
ADA
NULIPARA
25
32
SD
TIDAK ADA
PRIMIPARA
26
36
SD
TIDAK ADA
MULTIPARA
27
27
SD
ADA
NULIPARA
28
26
SMP
ADA
NULIPARA
29
24
SMP
TIDAK ADA
NULIPARA
30
28
SD
ADA
PRIMIPARA
31
22
SD
TIDAK ADA
PRIMIPARA
32
21
SD
TIDAK ADA
NULIPARA
33
37
SD
TIDAK ADA
MULTIPARA
34
33
SD
ADA
MULTIPARA
35
20
SMP
ADA
NULIPARA
36
28
SMP
TIDAK ADA
MULTIPARA
37
20
SD
ADA
NULIPARA
38
32
P.TINGGI
TIDAK ADA
MULTIPARA
39
35
SMP
ADA
PRIMIPARA
40
37
SMA
ADA
G.MULTIPARA
45
50
55
60
65
41
42
46
51
56
61
66
4
20
37
47
52
57
62
67
21
43
48
53
58
63
23
49
54
59
64
27
44
28
SD
42
SD
40
SMP
32
22
24
48
2
3
SMP
SD
2
1
ADA
TIDAK ADA
1
2
NULIPARA
PRIMIPARA
1
2
40
SD
TIDAK ADA
PRIMIPARA
21
SD
TIDAK ADA
NULIPARA
20
P.TING
ADA
PRIMIPARA
21
GI
TIDAK ADA
NULIPARA
28
SD
ADA
G.MULTIPARA
30
SD
ADA
G.MULTIPARA
29
SMA
TIDAK ADA
MULTIPARA
42
SMP
TIDAK ADA
NULIPARA
71
SD
ADA
NULIPARA
52
SMP
ADA
MULTIPARA
46
P.TING
ADA
MULTIPARA
24
GI
ADA
NULIPARA
21
SD
ADA
NULIPARA
20
SD
TIDAK ADA
PRIMIPARA
22
SD
ADA
PRIMIPARA
SD
ADA
MULTIPARA
P.TING
TIDAK ADA
MULTIPARA
GI
ADA
PRIMIPARA
SMP
ADA
G.MULTIPARA
SD
TIDAK ADA
G.MULTIPARA
SMP
ADA
PRIMIPARA
SMP
ADA
MULTIPARA
SMA
TIDAK ADA
NULIPARA
SMP
ADA
NULIPARA
SD
ADA
NULIPARA
A.DATA UMUM
1. Usia Ibu
Kode 1
Kode 2
Kode 3
Kode 4
2. Pendidikan
Kode 1
Kode 2
Kode 3
Kode 4
Tinggi
: < 17 tahun
: 17 25 tahun
: 25 45 tahun
: > 45 tahun
: SD
: SMP
: SMA
: Perguruan
3. Genetik
Kode 1
Kode 2
4. Paritas
Kode 1
Kode 2
Kode 3
Kode 4
multipara
: Ada
: Tidak Ada
: Nullipara
: Primipara
: Multipara
: Grande
USIA MENARCE
OBESITAS
MIOMA UTERI
NO
ABSOLUT
KODE
ABSOLUT
KRITERIA
KODE
ABSOLUT
KODE
12
NORMAL
23,4
TIDAK
11
NORMAL
24,8
TIDAK
13
OBESITAS I
25,8
YA
NORMAL
24,1
TIDAK
11
13
OBESITAS I
26,2
YA
12
OBESITAS I
25,2
TIDAK
12
OBESITAS I
29,5
TIDAK
13
OBESITAS I
27,2
YA
11
OBESITAS II
30,0
YA
10
11
NORMAL
20,6
TIDAK
11
14
KURUS
17,5
TIDAK
12
13
NORMAL
23,6
TIDAK
13
12
OBESITAS I
28,0
YA
14
10
OBESITAS I
26,9
YA
15
11
KURUS
18,4
YA
16
10
OBESITAS I
27,4
YA
17
11
OBESITAS I
26,9
YA
18
10
NORMAL
23,6
YA
19
15
OBESITAS I
25,5
TIDAK
20
11
NORMAL
20,9
YA
21
15
KURUS
17,4
TIDAK
22
15
NORMAL
23,8
YA
23
10
OBESITAS I
26,8
YA
24
11
NORMAL
20,5
YA
25
10
NORMAL
22,8
YA
26
11
OBESITAS I
26,8
YA
27
11
NORMAL
19,1
YA
28
10
NORMAL
24,9
YA
29
15
NORMAL
24,6
TIDAK
30
10
OBESITAS I
25,7
YA
31
16
NORMAL
25,2
YA
32
14
OBESITAS I
25,9
YA
33
12
OBESITAS I
25,5
YA
34
11
OBESITAS I
26,3
YA
35
13
OBESITAS I
25,2
YA
36
10
OBESITAS I
26,5
YA
37
11
OBESITAS I
27,3
YA
38
13
27,2
43
48
53
58
63
39
40
44
49
54
59
64
41
45
50
55
60
65
46
51
56
61
66
47
52
57
62
67
42
OBESITAS I
YA
ITAS I
NORMAL
NORMAL
OBESITAS I
OBESITAS I
10
15
1
3
14
OBES OBESITAS I
ITAS I NORMAL
OBES OBESITAS I
27,3
26,2
4
4
YA
TIDAK
1
2
29,7
TIDAK
ITAS I NORMAL
OBES OBESITAS I
28,5
YA
30,3
YA
27,4
YA
25,7
YA
11
11
10
12
12
NORMAL
OBES OBESITAS I
ITAS I OBESITASI
26,5
YA
11
OBESI OBESITAS I
22,4
YA
13
28,6
TIDAK
13
TAS II OBESITAS I
OBES
24,0
YA
15
ITAS I
20,9
TIDAK
10
OBES
25,7
YA
11
ITAS I
22,4
TIDAK
10
OBES
25,5
YA
15
ITAS I
19,7
TIDAK
10
NOR
24,9
TIDAK
10
MAL
26,4
YA
13
OBES
26,3
YA
11
ITAS I
26,1
YA
15
NOR
20,9
YA
MAL
26,6
YA
14
NOR
22,0
TIDAK
12
MAL
29,2
TIDAK
11
OBES
21,6
TIDAK
10
ITAS I
27,3
YA
12
NOR
26,5
YA
11
MAL
26,2
YA
OBES
25,7
YA
12
11
ITAS I
Keterangan :
1.
Usia menarche
Kode 1 : < 11 tahun
Kode 2 : 12 13 tahun
Kode 3 : >14 tahun
2.
Obesitas
Kode 1
: Sangat kurus
Kode 2
: Kurus
Kode 3
: Normal
Kode 4
: Obesitas 1
Kode 5
: Obesitas II
Kode 6
: Obesitas III
Mioma uteri
Kode 1 : Menderita mioma uteri
Kode 2 : Tidak menderita mioma uteri
3.
Frequency Table
USIA
Percent
Frequency
Valid
17 - 25 TAHUN
25 - 45 TAHUN
25
37
5
67
> 45 TAHUN
Total
37,3
55,2
7,5
100,0
Valid
PERGURUAN
TINGGI
Total
ADA
Valid TIDAK ADA
Total
Valid Percent
34
18
11
4
50,7
26,9
16,4
6,0
50,7
26,9
16,4
6,0
67
100,0
100,0
Frequency
GENETIK
Percent
40
27
67
59,7
40,3
100,0
23
16
19
9
67
Valid
> 14 TAHUN
Total
35
19
13
67
Valid Percent
34,3
23,9
28,4
13,4
100,0
52,2
28,4
19,4
100,0
Cumulative
Percent
59,7
100,0
59,7
40,3
100,0
USIA MENARCE
Frequency
Percent
< 11 TAHUN
12 - 13 TAHUN
Cumulative
Percent
50,7
77,6
94,0
100,0
Valid Percent
PARITAS
Frequency
Percent
NULLIPARA
PRIMIPARA
Valid MULTIPARA
GRANDEMULTIPARA
Total
Cumulative
Percent
37,3
92,5
100,0
37,3
55,2
7,5
100,0
PENDIDIKAN
Frequency
Percent
SD
SMP
SMA
Valid Percent
34,3
23,9
28,4
13,4
100,0
Valid Percent
52,2
28,4
19,4
100,0
Cumulative
Percent
34,3
58,2
86,6
100,0
Cumulative
Percent
52,2
80,6
100,0
OBESITAS
Frequency
Percent
KURUS
NORMAL
Valid OBESITAS I
OBESITAS II
Total
3
23
39
2
67
4,5
34,3
58,2
3,0
100,0
MIOMA UTERI
Frequency
Percent
YA
Valid TIDAK
Total
45
22
67
67,2
32,8
100,0
Valid Percent
4,5
34,3
58,2
3,0
100,0
Valid Percent
67,2
32,8
100,0
Cumulative
Percent
4,5
38,8
97,0
100,0
Cumulative
Percent
67,2
100,0
Crosstabs
USIA MENARCE * MIOMA UTERI Crosstabulation
Count
USIA
MENARCE
< 11 TAHUN
12 - 13 TAHUN
> 14 TAHUN
Total
MIOMA UTERI
YA
TIDAK
28
7
13
6
4
9
45
22
Total
35
19
13
67
OBESITAS
Total
KURUS
NORMAL
OBESITAS I
OBESITAS II
MIOMA UTERI
YA
TIDAK
0
3
11
12
32
7
2
0
45
22
Nonparametric Correlations
Total
3
23
39
2
67
Correlations
USIA
MENARCE
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Spearman's rho
Correlation Coefficient
MIOMA UTERI Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
USIA
MENARCE
1,000
.
67
**
,356
,003
67
MIOMA
UTERI
**
,356
,003
67
1,000
.
67
Nonparametric Correlations
Correlations
OBESITAS
MIOMA
UTERI
Correlation Coefficient
OBESITAS Sig. (2-tailed)
N
1,000
.
67
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
-,452
,000
67
-,452
,000
67
1,000
.
67
Spearman's rho
MIOMA
UTERI
**
**
ANALISIS MULTIVARIATE
Case Processing Summary
a
N
UnweightedCases
Included in Analysis
67
Selected Cases Missing Cases
0
Total
67
Unselected Cases
0
Total
67
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Percent
100,0
,0
100,0
,0
100,0
Iteration Historya,b,c
-2 Log likelihood
Iteration
1
Step 0
Coefficients
Constant
-,687
-,715
-,716
84,836
84,823
84,823
2
3
Classification Tablea,b
Observed
Step 0
YA
MIOMA UTERI
TIDAK
Overall Percentage
B
-,716
Step 0 Constant
df
1
Sig.
,006
Percentage
Correct
100,0
,0
67,2
Exp(B)
,489
Df
1
1
2
Sig.
,002
,000
,000
Sig.
,000
,000
,000
X1
Step 0
Predicted
MIOMA UTERI
YA
TIDAK
45
0
22
0
Variables
X2
Overall Statistics
Step
Step 1 Block
Model
Step
1
Model Fit
Model Summary
-2 Log
likelihood
62,649
Nagelkerke R
Square
,392
Step
Step 1 Block
Model
Step
1
Step
1
Step
1
Model Summary
-2 Log likelihood
62,649
Df
2
2
2
Sig.
,000
,000
,000
Nagelkerke R
Square
,392
df
4
Sig.
,257
Nagelkerke R
Square
,392
Model Summary
-2 Log likelihood
62,649
df
1
1
1
Sig.
,014
,001
,048
Exp(B)
2,773
,156
57,595