Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM TELEKOMUNIKASI
SEMESTER II TH 2015/2016

JUDUL

PULSE AMPLITUDE MODULATION


( PAM )
GRUP
05

S1-TERAPAN
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2016

PEMBUAT LAPORAN

: Kelompok 5

NAMA PRAKTIKAN

1. Putri Ika Pratiwi (4315030025)


2. Rio Purcahyanto D. S. (4315030026)
3. Roni Frans Siregar (4315030015)
4. Shafa Mantasya (4315030016)
5. Shidqi Praniti (4315030027)

TGL. SELESAI PRAKTIKUM

TGL. PENYERAHAN LAPORAN :

NILAI

: .................................

KETERANGAN

: .................................

PULSE AMPLITUDE MODULATION


( PAM )
1. TUJUAN
a. Mengerti prinsip dari PAM.
b. Memberikan gambaran tentang fungsi dari PAM.
c. Mengerti tentang fungsi rangkaian Hold dan pengaruh frequency Sampling
terhadap sinyal yang diterima

2. DIAGRAM RANGKAIAN

3. ALAT DAN KOMPONEN


No.

Alat

Jumlah

DC Power Supply

PAM Modulator

Pulse Amplitude Demodulator SO 35377H

Universal Counter

HP-5314 A

Function Generator

GW-INSTEK

GFG-9210
Oscilloscope

GOS-653G
BNC to Banana Cable

Banana to Banana Cable

Jumper plug-in besar

15 Volt

SO 3538-8D
SO 35377G

GW-INSTEK

1
1

15

4. DASAR TEORI
Pada umumnya kita mengenal system analog untuk mentransmisikan suara,
misalnya dalam jalur telepon dan informasi lainnya. Tetapi system analog semakin

hari semakin terasa kekurangannya dengan meningkatnya jumlah permintaan


sambungan serta jauhnya jarak antara pemancar dan penerima.
Sebuah pemancar analog, misalnya sebuah microfon memancarkan sinyal
yang jauh lebih besar daripada noise, umumnya 60 dB. Dengan merambatnya sinyal
sepanjang saluran transmisi, sinyal teredam dan noise menjadi tinggi, sehingga
perbandingan

S/N

semakin

jauh

semakin

kecil.

Bisa

juga

digunakan

penguat/amplifier pada jarak-jarajk tertentu untuk menekan redman, tetapi


sebenarnya tiap amplifier menambahkan noise pada sinyal. Sehingga output dari
amplifier memiliki S/N yang lebih buruk daripada S/N inputnya. Akibatnya S/N
menurun terus sampai akhirnya sinyal lenyap dalam noise.
Dalam pengembangannya dihasilkan system transmisi PAM (Pulse Amplitude
Modulation) yang terdiri atas proses sampling.

Pulse
generator

S(t)

Channel
S(t)
S PAM( t )

Teori sampling dari Niquist menyatakan jika sebuah fungsi continue f(t) tidak
mengandung frekuensi lebih besar daripada f (Hz), maka level-level dari fungsi itu
dapat digambarkan dengan sempurna tidak cacat dalam interval waktu tidak kurang
dari f/2 detik. Berarti jika spectrum sebuah sinyal mempunyai batas atas frekuensinya
sebesar f/Hz dan jika frekuensi sampling sekurang-kurangnya 2f, tidak ada informasi
yang hilang dalam proses sampling itu.
Dalam parakteknya sebuah sinyal analog dilewatkan pada sebuah LPF sehingga
frekuensi tertinggi yang dimilikinya adalah f. Sinyal analog yang telah difilter ini
kemudian disampel oleh pulsa periodic dengan frekuensi sample sebesar 2 f. Hasilnya
adalah sinyal PAM.

fp

f S max

Spectrum sinyal PAM :

Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi.


Amplitudo pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka semakin besar pula amplitudo pulsa
pembawa. Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat dilakukan dengan melakukan
pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan sinyal pencuplik dengan sinyal informasi.
Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang besarnya sesuai dengan
sinyal informasi (pemodulasi). Pada proses pemodulasian ini perlu diperhatikan bahwa
kandungan informasi pada sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Hal ini dapat
dilakukan dengan persyaratan bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan frekuensi
minimal dua kali frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (2.fm), atau sering disebut
dengan syarat Nyquist. Jika frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan dengan fs dan frekuensi
maksimum sinyal pemodulasi dinotasikan fm, maka syarat Nyquist ditulis sebagai:

Disamping itu proses modulasi amplitudo pulsa dapat terjadi apabila memenuhi
teorema Nyuist tentang laju pencuplikan (sampling). Pencuplikan (sampling) terjadi pada
sinyal analog dengan laju paling sedikit dua kali frekuensi tertinggi dari masukan sinyal
analog asli.
Teorema Nyquist :

Dimana : fs = frekuensi sampling ( pencuplikan )


=

frekuensi maksimum sinyal analog


Jika frekuensi sampling lebih rendah dari dua kali frekuensi maksimum sinyal input

analog maka terjadi overlap (tumpang tindih).


Sampling PAM Alami
Sampling Alami (Natural Sampling) terjadi bila pada modulator digunakan pulsa
pulsa dengan lebar terbatas, tetapi puncakpuncak pulsa dipaksa untuk mengikuti bentuk
gelombang modulasi.
Sampling PAM dengan Puncak Rata
Sampling PAM dengan PuncakRata (flat topped sampling) adalah proses dimana pulsa
pulsa dengan lebar terbatas dimodulasi kemudian dihasilkan puncak-puncak yang rata.
Maka lebar pulsa harus dibentuk jauh lebih kecil daripada perioda sampling Ts, sehingga
bentuk gelombang yang disampel berpuncak rata dilewatkan pada sebuah filter low pass
akan diperoleh kembali gelombang modulasi tanpa cacat (distorsi).

Anda mungkin juga menyukai