Anda di halaman 1dari 28

Tantangan Menata Infrastruktur Perkotaan

PARTNERSHIP
SUSTAI NI NG

Edisi Perkotaan | 2015

M E D I A I N F O R M A S I K E R J A S A M A P E M E R I N TA H D E N G A N B A D A N U S A H A

Membangun Infrastruktur
Menuju Kota Berkualitas
Kota-kota di Indonesia
Membidik Skema KPBU

ISSN 2 0 8 8-9 1 9 4

9 772088 919408

Editorial & redaksi

Editorial
Mengintegrasikan Infrastruktur Perkotaan

Susunan Redaksi
penanggung jawab
Plt. Direktur Pengembangan
Kerjasama Pemerintah dan Swasta,
Bappenas
PEMIMPIN REDAKSI
Jusuf Arbi
dewan redaksi
Delthy Sugriady Simatupang
Gunsairi
Rachmat Mardiana
Novie Andriani
Dodi Sulistio
Ahmad Yudistira
Eka Masropah
Christiaan R. Rudolph
Ajeng P. Anggita
Elisabeth Ria
redaktur pelaksana
R Indra
redaktur
Thomas P
Kandi
Agus S
Reporter
Elmy Diah Larasati
Dewi Sulistiawaty
Andi Nur Azisa
Fotografer
Ponco
desain grafis
Afandi A, Dica H

alamat redaksi
Infrastructure Reform Sector
Development Program (IRSDP)
BAPPENAS
Jl. Jambu No.35, Jakarta 10310
website: www.irsdp.org
Telp. (62-21) 31925392
Fax. (62-21) 31926438

embangun perkotaan ibarat membangun sebuah peradaban.


Hal yang paling mudah dicermati dapat diukur dari prasarana
dan sarana yang tersedia. Prasarana merupakan komponenkomponen pelayanan publik yang berfungsi mendukung
kegiatan-kegiatan publik. Sedangkan sarana adalah fasilitas umum yang
digunakan untuk menampung kegiatan sosial dan ekonomi penduduk. Pada
kenyataannya, pembangunan infrastruktur di banyak kota di Indonesia masih
menghadapi banyak kendala.
Sektor infrastruktur menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden
Joko Widodo (Jokowi) dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional
yang memerlukan koordinasi lintas kementerian dan melibatkan pemerintah
pusat dan daerah. Pembangunan kawasan perkotaan telah ditetapkan
menjadi salah satu mesin pertumbuhan (engine of growth) dalam Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS) yang dirancang oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan masuk sebagai salah satu agenda
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasioanal (RPJMN) tahun
2015-2019.
Penyediaan infrastruktur perkotaan oleh pemerintah mempertimbangkan tiga
faktor yakni tipologi kota dalam sistem perkotaan, struktur tata ruang kota,
dan ketersediaan lahan. Dengan menyediakan infrastruktur dan penataan
kota yang terintegrasi, serta mengikuti kebutuhan masyarakat perkotaan yang
ramah lingkungan, maka kota akan menjadi nyaman untuk ditempati dan
dijadikan lokasi untuk berinvestasi. Prinsipnya dalam membangun perkotaan
ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu melayani masyarakat dan
melayani industri bisnis. Infrastruktur yang dibangun secara berkelanjutan
oleh Pemerintah Kota bersama pihak terkait lainnya, termasuk swasta, terus
diperbaiki sebagai upaya menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Banyak peluang untuk meningkatan peran badan usaha dalam investasi
penyediaan infrastruktur perkotaan. Tentunya hal ini membutuhkan
kerjasama yang baik antar pemangku kepentingan dalam rangka
menghadirkan infrastruktur yang ramah lingkungan dan menyentuh seluruh
lapisan masyarakat. Beberapa diantaranya adalah penyediaan air bersih,
listrik, telekomunikasi, pengolahan sampah, drainase yang berguna untuk
mengalirkan air, sanitasi untuk mengolah limbah, dan tersedianya jalan yang
memadai.
Kota-kota di Indonesia perlu memiliki prasarana dan sarana kota yang efisien
dan memenuhi standar kebutuhan penduduk untuk melakukan berbagai
kegiatan, diantaranya seperti kegiatan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan
politik. Tantangan pemerintah ke depan adalah mampu menghadapi berbagai
kendala yang ada dan menyusun strategi yang tepat untuk pembangunan
infrastruktur perkotaan di Indonesia. Diharapkan melalui pola Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pembangunan infrastruktur
perkotaan dapat terwujud yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai
ekonomi masyarakat.

2 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

Daftar Isi
18
Profil Proyek KPBU
KPBU Berbasis Kinerja Skema ESCO

Menghemat Anggaran
untuk Menerangi Kota
Daerah perkotaan dipandang sebagai
sentra kegiatan pelayanan sehingga arus
pergerakan dari dan ke pusat kota juga
tinggi.

Laporan Utama

Tantangan Menata
Infrastruktur Perkotaan

22

Profil Lembaga Mitra KPBU

BKPRN, Lembaga Anyar


yang Koordinasikan RTRWN
Salah satu tugas Badan Koordinasi
Penataan Ruang Nasional (BKPRN) adalah
melaksanakan Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) secara terpadu sebagai
dasar bagi kebijakan pengembangan tata
ruang wilayah nasional dan kawasan yang
dijabarkan dalam program pembangunan
sektor dan program pembangunan di daerah.

Tinggal diperkotaan meruapakan impian banyak orang. Tidak heran apabila


arus urbanisasi ke perkotaan terus meningkat setiap tahun.

13

Reportase

Technopark Membangun
Industri Berdaya Saing
Indonesia merupakan negara penghasil lulusan insinyur (bidang engineering,
manufacturing, dan construction) terbesar keenam di dunia dengan jumlah
lulusan mencapai lebih dari 140.000 per tahun.

24

Edukasi
Pengelolaan Sampah
dengan Sistem Daur Ulang
Berbasis Masyarakat
Pengelolaan sampah di Indonesia saat ini
belum semulus pembangunan fasilitas
publik lainnya.
Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 3

Berita Utama

Tantangan Menata
Infrastruktur Perkotaan
Tinggal diperkotaan merupakan impian banyak orang. Tidak heran
apabila arus urbanisasi ke perkotaan terus meningkat setiap tahun.
Kondisi ini tentu berimplikasi pada munculnya berbagai tantangan
dalam mengelola perkotaan, di antaranya berkurangnya taman kota,
permukiman yang semakin padat, keterbatasan sanitasi dan air
bersih, persampahan, hingga kemacetan.

seiring dengan penambahan jumlah


penduduk yang pesat. Secara garis
besar,

permasalahan

perkotaan

yang paling mendasar di Indonesia


meliputi: pertama, tingkat pelayanan
infrastruktur yang masih rendah.

Saat ini, akses air minum layak baru

mencapai

kawas

akan tinggal di perkotaan pada

an kumuh masih sebesar 37.407

Pusat

(BPS)

2045 mencapai 82,37% atau sekitar

hektare (ha), kekurangan (backlog)

yang diolah Direktorat

369 juta dari total penduduk Indo-

hunian yang tinggi mencapai 7,6

Perkotaan

nesia yang diperkirakan sebanyak

juta, Ruang Terbuka Hijau (RTH)

450 juta.

publik

Statistik
dan

Perde-

saan, Kementerian PPN/Bappenas,


tingkat

68,5%, luasan

erdasarkan data Badan

pertumbuhan

perkotaan

baru

8,6%,

sementara Undang-Undang tentang

penduduk

Penataan Ruang mengamanatkan

di perkotaan rata-rata mencapai

Kepala

2,75% per tahun atau lebih tinggi

Kawasan

dari

Pengembangan

Infrastruktur

duduk n
asional yang hanya 1,49%

Wilayah

Kementerian

Permasalahan kedua adalah per-

per tahun. Pada tahun 2015, jumlah

Pekerjaan Umum dan Perumahan

tumbuhan penduduk yang sangat

penduduk Indonesia yang tinggal di

Rakyat

tinggi

perkotaan diperkirakan sudah men-

mengatakan, saat ini masih ada

tekanan

capai 59,35% dari total penduduk

sejumlah tantangan yang dihadapi

rentanan terhadap bencana alam,

sebanyak 237.641.326 jiwa (sensus

Indonesia

seperti banjir, kekeringan, dan long-

2010). Jika diasumsikan pertum-

infrastruktur

buhan penduduk di perkotaan rata-

ngan

rata mencapai 2,75% per tahun,

adalah

maka penduduk Indonesia yang

tingkat

pertumbuhan

pen-

Pusat

Pengembangan

Perkotaan,
(BPIW),
(PUPR),

dalam

Badan

Kuswardono,

menyediakan

perkotaan.

minimal 30% dari total luas wilayah.

sehingga

mengakibatkan

ekologis, termasuk

ke

Tanta

sor. Ketiga, inefisiensi penggunaan

Indonesia

lahan karena pola pembangunan

ke
senjangan

kawasan perkotaan yang masih

penyediaan infrastruktur perkotaan

mengandalkan pertumbuhan hori-

terbesar

bagi

mengurangi

4 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

Berita Utama
zontal yang tidak terstruktur, se

Pusat

Pengembangan

Kawasan

Selanjutnya,

penyusunan

hingga mengakibatkan inefisiensi

Perkotaan juga telah memiliki Renca-

Development Plan untuk Kawas

penyediaan infrastruktur dan me

na Strategis (Renstra) Pembangunan

an Perkotaan Baru sebagai pusat

nimbulkan

Walau-

Perkotaan dalam rangka mewujud-

pertumbuh
an

pun sebagian besar kota-kota In-

kemacetan.

kan Kota Hijau dan Cerdas pada 2025

ligus untuk m
enjawab tantangan

donesia telah memiliki Rencana

dengan merujuk pada target-target

kesenjangan antarwilayah kawasan

Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang

pembangunan perkotaan yang ter-

barat Indonsia dan kawasan timur

telah diatur dalam peraturan daer-

tuang dalam Rencana Pembangunan

Indonesia. Kota-kota baru d


imaksud

ah, fakta memperlihatkan bahwa

Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

antara lain Kotabaru Industri Sei

kota-
kota tumbuh secara sporadis,

2015-2019,

Kementerian

Mangkei, Kotabaru Pusat Peme

tidak terkendali dan tidak terta-

PUPR 2015-2019, serta pelaksanaan

rintahan
Tanjung Selor, Kotabaru

ta
dengan baik, ujar Kuswardono

agenda

global

Nations

Pusat Pemerintahan Sofifi, Kotabaru

kepada Majalah Partnership awal

Human

Settlements

Programme

Pariwisata Bandar Kayangan, dan

November 2015.

(UNHABITAT) 3. Renstra tersebut

Renstra

kemudian

United

diuraikan

ke

wilayah baru seka-

Kotabaru Terpadu Maja.

dalam
Di

Berbagai upaya juga terus dilakukan

layak huni dan berkelanjutan, P


usat

antaranya penyusunan Development

pemerintah dalam menata perkotaan

Pengembangan Kawasan Perkotaan

Plan untuk Kawasan Perkotaan

menjadi lebih baik. Kementerian

telah menyiapkan rencana dan prog

Metropolitan

ram pengembangan (development

pertumbuhan

plan) untuk infrastruktur bidang


PUPR, serta melaksanakan inkubasi

baik untuk kota-kota metropolitan

jaga fungsi sebuah perkotaan. Ke-

pengembangan kota berkelanjutan

eksisting (Medan, Jakarta, Bandung,

pala Pusat Pengembangan Kawasan

melalui penyiapan desain kawa-

Semarang, Surabaya, Denpasar, dan

Strategis, BPIW, Kementerian PUPR,

san perkotaan menuju kota hijau

Makassar)

kota-

Rezeki Perangin-angin, menyatakan,

dan cerdas dengan bera


gam tema,

kota metropolitan baru (Palembang,

secara umum blue print pemba

seperti

SymbioCity,

Manado-Bitung dan Banjarmasin).

ngunan kawasan perkotaan tidak

Smart City, Kota Berketahanan, dan

Kemudian penyusunan Development

jauh berbeda dengan esensi konsep

Kota
Pusaka. Penyiapan ini tentu

Plan untuk Kawasan Perkotaan

pengembangan kawas
an strategis

nya perlu dikoordinasikan dengan

Besar sebagai pusat pertumbuhan

yang kebetulan secara fungsinya

pemangku

ekonomi wilayah (engine of regional

merupakan fungsi-fungsi yang ber-

Dalam

mewujudkan

EcoDistrict,

kota

kepentingan,

yang

seperti

berbagai

bentuk

kegiatan.

sebagai

mesin

PUPR menyatakan akan memfok-

ekonomi

nasional

uskan pembangunan infrastruktur

(engine of national economic growth),

dalam upaya mendukung dan men-

pemerintah daerah (pemda), masya

economic

rakat, dan badan usaha.

Pekanbaru,

maupun

growth),

untuk

seperti

Yogyakarta,

Banda Aceh, dan Malang.

kota

cirikan perkotaan. Misalnya, ditan-

Padang,

dai dengan kepadatan penduduk,


aktivitas

ekonomi

lebih

intensif,

serta pergerakan orang dan barang


yang sangat tinggi. Esensi secara
normatifnya adalah bagaimana agar
dukungan infrastruktur PUPR d
apat
menjaga

fungsi-fungsi

perkotaan

sebagai lokasi yang menjadi refleksi


peradaban kehidupan manusia yang
ultimate, ujarnya kepada Majalah
Partnership.
Menurut Rezeki, kawasan perkotaan
harus dipahami seperti mahkluk
Pertumbuhan kendaraan di-Jakarta Terlalu Cepat

hidup,

yang

memiliki

siklus

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 5

Berita Utama
pengelolaan

air

PUPR, untuk kurun waktu 2015-

Kepulauan

Riau;

2019, pembangunan infrastruktur

pengolahan air limbah Bogor-Depok,

pemerintah akan terus berupaya

bidang PUPR berupa jalan, sumber

Jawa Barat. Selanjutnya, proyek

agar kawasan kota tetap hidup

daya air, air minum, sanitasi dan

jalan tol dalam kota di sejumlah

selama mungkin dan menjaga agar

persampahan,

serta

wilayah di DKI Jakarta, meliputi

kualitas hidupnya tidak menurun.

membutuhkan

anggaran

kehidupan, mulai dari bayi, anak-

Menurut

anak, remaja, dewasa, tua dan


akhirnya meninggal. Karena itu,

perkiraan

Kementerian

perumahan,

limbah

Batam,

serta

proyek

sebesar

Kemayoran-Kampung Melayu, jalan

Rp2.232 triliun atau berkisar 40%

tol Sunter-Rawa Buaya-Batu Ceper,

pendekatan-pendekatan

dari total kebutuhan pembiayaan

jalan

yang berkembang seperti green cities,

infrastruktur secara keseluruhan.

jalan tol Pasar Minggu-Casablanca,

smart cities, resilience cities, sustain-

Dengan demikian, peran swasta dan

dan jalan tol Sunter-Pulo Gebang-

able cities, dan livable cities, harus

BUMN akan sangat menentukan

Tambelang.

dipahami sebagai refleksi harapan

keberhasilan pembangunan infra

KPBU yang siap ditawarkan, yakni

masyarakat terhadap kondisi perko-

struktur PUPR, kata Kuswardono.

SPAM Kota Semarang Barat, SPAM

Berbagai

tol

Ulujami-Tanah

Abang,

Sedangkan

proyek

Pondok Gede, Bekasi; dan SPAM

taan di Indonesia yang perlu diwujudkan bersama, salah satunya

Kuswardono

melalui dukungan infrastruktur dari

Kerjasama

Kementerian PUPR, ucapnya.

Badan

menyebutkan,
Pemerintah

Usaha

dengan

(KPBU)

dalam

Pekanbaru, Riau. Adapun proyek


KPBU perkotaan yang potensial,
yakni

proyek

instalasi

sistem

pembangunan infrastruktur bidang

pengolahan limbah rumah tangga

Renstra

PUPR saat ini telah berjalan dengan

atau limbah cair domestik (sewage

Kementerian PUPR, terdapat 35

baik di sektor jalan tol. Sementara

treatment plant) DKI Jakarta.

Wilayah Pengembangan Strategis

di sektor lainnya masih dalam

(WPS) yang tersusun atas kota-

pengembangan, seperti sektor air

Di

kota sebagai pusat pertumbuhan

bersih, persampahan dan sanitasi

KPBU

wilayah, kawasan strategis nasional,

yang sesungguhnya memiliki potensi

perkotaan

mencakup

Secara

umum,

dalam

luar

itu,

peluang

dalam
juga

investasi

pengembangan
masih

cukup

industri,

besar untuk dikerjasamakan dengan

besar. Di antaranya, untuk sistem

dan perbatasan, serta outlet-outlet

badan usaha dengan memanfaatkan

transportasi perkotaan berbasis rel,

mencakup produksi dan distribusi.

inovasi

pariwisata,

yang

yakni mass rapid transit (MRT) dan

efektif dan efisien. Di Kementerian

light rapid transit (LRT), khususnya

PUPR beberapa infrastruktur PUPR

pada kawasan-kawasan perkotaan

yang sudah dikerjasamakan dengan

metropolitan yang memiliki demand

Tata kelola infrastruktur perkotaan

badan usaha melalui service contract

yang tinggi terhadap kebutuhan

saat ini ditangani oleh pemerintah

adalah

mobilitas

pusat, pemda, dan badan usaha.

pemeliharaan taman, penyediaan

pengembangan sistem penyediaan

Dari sisi pemerintah pusat dan

air minum, dan pengolahan air

air

pemda, masih dihadapkan dengan

limbah, ucapnya.

terintegrasi dalam satuan wilayah

Mobilisasi Sumber Pembiayaan


dari Badan Usaha

keterbatasan

anggaran.

teknologi

tertentu

pengelolaan

sampah,

yang

bersih

dan

andal.
sanitasi

Lalu,
yang

yang luas, seperti pada kawasan

Kondisi

keuangan pemda masih sangat ter-

Hingga awal November 2015, proyek

metropolitan; sistem

batas dimana hanya 25,5% yang

skema KPBU di bidang PUPR yang

dan

pengolahan

memiliki kapasitas fiskal tinggi.

telah dilelang antara lain Sistem

yang

non-konvensional,

Dengan demikian, sisa kebutuhan

Penyediaan

memiliki potensi revenue tambahan

pembiayaan pembangunan infra-

Umbulan di Jawa Timur yang sudah

dari bangkitan listrik;

struktur h
arus dimobilisasi dari

dalam tahap finalisasi. Kemudian,

dalam kota untuk meningkatkan

sumber pembiayaan swasta dan

SPAM Bandar Lampung; proyek

aksesibilitas penduduk perkotaan,

berbagai skema investasi, seperti

pengelolaan air limbah (solid waste

pembangunan

direct investment, penyertaan mod-

management

al, dan joint venture.

Bandung,

Air

(SPAM)

improvement)

Jawa

6 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

Minum

Barat;

Kota
proyek

pasar

pengelolaan
persampahan
sehingga
jalan tol

tradisional,

dan pengadaan Penerangan Jalan


Umum (PJU). (*)

Berita Utama

Bangun Infrastruktur, Kota-Kota


di Indonesia Membidik Skema KPBU
Banyak kota yang telah m
enyadari pentingnya skema Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk membangun infrastruktur
di daerahnya. Bagi sebuah kota, skema KPBU menawarkan sejumlah
keuntungan. Sejumlah proyek dengan skema KPBU pun telah
diproyeksikan untuk kota-kota di Indonesia.

esadaran untuk mene


rapkan skema KPBU
untuk pembangunan infrastruktur kota tercer-

min melalui pernyataan Wali Kota


Bandung Ridwan K
amil saat beraudiensi dengan Presiden Joko Widodo dalam Hari Habitat D
unia medio Oktober lalu di Jakarta. Dalam
kesempatan itu, Ridwan bersama
Gubernur

Jawa

Barat

Ahmad

Heryawan, Gubernur Banten Rano


Karno, Gubernur Lampung Ridho
Ficardo, dan Wagub DKI Djarot
Saiful Hidayat mengusulkan kepada
Presiden agar pembangunan kotakota di Indonesia memakai skema
KPBU yang bentuknya turn-key
multiyears.
Jadi, pembangunan infrastruktur
semacam sekolah, rumah sakit,
taman, penjara maupun penerangan
jalan dapat dikerjakan oleh badan
usaha. Nantinya pemerintah kota
akan membayar secara bertahap
setiap
dengan

tahun

anggaran

kemampuan

sesuai

anggaran

daerah itu. Melalui skema itu,


Ridwan menjelaskan, perubahan
yang dirasakan rakyat bisa lebih
cepat. Pasalnya, langkah itu tidak
akan membebani APBD.
Diakuinya, cara membangun kota
saat ini cenderung konvensional
dimana
yang

Pemerintah
memiliki

membelanjakan

Kota

uang

lantas

uangnya

dalam

jumlah itu pula. Begitu seterusnya


Kemacetan masih menjadi PR besar bagi kota-kota besar di Indonesia. Melalui skema KPBU,
pembangunan infrastruktur jalan di perkotaan diharapkan bisa terpenuhi.

setiap tahun anggaran. Saya sendiri


baru 6 bulan lalu menemukan

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 7

Berita Utama

Pembangunan MRT Tahap II (Kampung Bandan HI) memungkinkan dengan menggunakan skema KPBU.

rumus KPBU dari Inggris. Inggris

Kim menambahkan, pemerintah

Perdanakusuma.

itu

daerah

estimasi biaya untuk proyek ini

jagonya

begini,

makanya

mempunyai

proyek

Disebutkan

kotanya maju-maju, sebut Ridwan.

prioritas

Bandung

pun, lanjutnya, akan

dengan hajat hidup orang banyak,

Proyek lainnya ialah Manado

menerapkan apa yang dilakukan

seperti transportasi, pengelolaan

Bitung Toll Road yang terbagi seksi

kota-kota

air

energi.

Manado Airmadidi sepanjang

skema KPBU menurutnya, banyak

Sektor-sektor tersebut, jelasnya,

13,5 km dan Airmadidi Girian

proyek besar dapat diwujudkan

dapat dimaksimalkan untuk skema

sepanjang 25,5 km. Proyek ini

dengan

KPBU.

membutuhkan

di

cepat

Inggris.

Dengan

kemudian

dicicil

yang

serta

berhubungan

ketersedian

Diterangkannya, tidak

mencapai

US$

2.570

biaya

million.

US$

353

dalam jangka waktu yang panjang.

semua pengusaha mau mengambil

milion. Sementara Balikpapan

Skema KPBU juga lebih efisien

risiko tinggi demi mendapatkan

Samarinda Toll Road terdiri dari

dibandingkan dengan menerbitkan

hasil imbal balik yang besar (high

lima seksi (Balikpapan Samboja

obligasi

daerah.

Sebab

dengan

risk,

high

dari

(25,40 km), Samboja Palaran I

obligasi, uang yang diterima akan

itu,

skema KPBU menawarkan

(23,26 km), Samboja Palaran II

masuk lagi ke APBD serta melalui

risiko bisnis yang lebih rendah,

(22,60 km), Palaran Jembatan

proses lelang yang panjang.

tetapi imbal balik yang stable

Mahkota

return).

Lebih

II

(16,90

km)

dan

(low risk, high return). Meskipun

Balikpapan Sepinggan (11,11

Sementara itu, Senior Infrastructure

begitu, pemerintah berkewajiban

km). Estimasi biaya untuk proyek

Finance

menjaga

ini mencapai US$ 1.200 milion.

Initiative

New

Cities

stabilitas

keamanan

Foundation Julie Kim menyebut,

dan

skema KPBU bisa meningkatkan

swasta

efisiensi

membutuhkan kepastian.

menjadi

pengeluaran.
rahasia

pembangunan

umum

yang

Sudah

perekonomian

bagi

mengingat

pihak

pengusaha

pemerintah

bahwa

ditawarkan

Kemudian di awal Desember 2015,


melalui

Direktorat

Pengelolaan Dukungan Pemerintah


Berdasarkan

data

PPP

Book

dan

Pembiayaan

Infrastruktur

kepada swasta relatif membutuhkan

2015, tecantum beberapa proyek

Kementerian

biaya

KPBU yang menargetkan pada

mengumumkan proyek KPBU yang

pemerintah tak perlu menanggung

penyediaan

kota.

telah disetujui untuk diberikan

sepenuhnya biaya tinggi tersebut.

Diantara proyek itu ialah Airport

Viabilty Gap Funding (VGF) atau

Adapun

Railway

dana bantuan tunai pemerintah.

dan

tinggi.

Dengan

anggaran

belanja

begitu

pendapatan

daerah

alokasi

infrastruktur

Soekarno

International

Airport

penggunaannya tentu sangat sangat

Rencananya

jalur

beragam. Jadi, pengusaha tinggal

37

melihat kesempatan, cetus Kim.

SHIA

km

akan
hingga

8 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

Hatta
(SHIA).

Proyek

Keuangan

tersebut

adalah

juga

Water

sepanjang

Supply System, Semarang Barat

menghubungkan

yang nilai investasinya mencapai

Bandara

Halim

US$ 76 milion. (*)

Berita Utama

Menciptakan Kota Berkualitas


melalui Pengembangan Kawasan
Pembangunan kawasan perkotaan menjadi salah satu mesin pertumbuhan (engine of growth) dalam
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang dirancang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR). Tidak heran jika pengembangan kawasan perkotaan yang berkualitas termasuk fokus
Kementerian PUPR dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2015-2019.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono (kanan) memukul gong saat pembukaan Asia Pasifik Urban Forum (APUF)
ke-6 di Jakarta, akhir Oktober 2015.

ntuk

membangun

Berdasarkan

data

Kementerian

sebuah

kawasan

PUPR, kondisi ketersediaan air

perkotaan

tersebut,

dari total potensi 3,9 triliun m3

sejumlah

kepada Majalah Partnership, 29


Oktober 2015.

tantangan

air di Indonesia, baru lebih kurang

Kedua, kata Rezeki, sektor Bina

dihadapi pemerintah. Kepala Pusat

15 miliar m3 atau 63,5 m3 per

Marga

Pengembangan Kawasan Strategis

kapita yang dapat dikelola menjadi

kemacetan di pusat pertumbuhan

(PPKS)

Peranginangin

reservoir. Distribusi air juga tidak

dan perkotaan yang hingga saat

menyebutkan, kondisi infrastruktur

merata di masing-masing pulau,

ini belum terpecahkan dan terjadi

perkotaan di bidang PUPR saat ini

prasarana banjir belum optimal,

dominasi

dibagi menjadi empat sektor utama.

dan terjadi peningkatan alih fungsi

transportasi

lahan pada catchment area menjadi

84% penumpang dan 90% barang.

lahan

Kualitas dan kuantitas jaringan

Rezeki

Pertama, sektor sumber daya air.

terbangun,

kata

Rezeki

menghadapi

persoalan

penggunaan
jalan

terdiri

moda
dari

Edisi Perkotaan
Perkotaan || 2015
2015 Sustaining
Sustaining Partnership
Partnership || 9
9
Edisi

Berita Utama
jalan antar kawasan perkotaan

mendorong percepatan pemerataan

yang menjadi tanggung jawab PPKS

maupun antarpusat dan daerah

pembangunan di luar Jawa.

yang dia pimpin adalah menyusun

belum seimbang, ujar Rezeki.

rencana teknis area inkubasi pada


Ketiga, mengembangkan 20 kota

kawasan strategis yang dibangun.

Ketiga, tantangan akses terhadap

otonom di luar Pulau Jawa dan

PPKS

air

cakupan

Bali, khususnya di kawasan timur

memfasilitasi pencadangan tanah

pelayanan nasional juga dihadapi

Indonesia (KTI) yang diarahkan

dan

oleh sektor Cipta Karya. Tahun 2013,

sebagai buffer arus urbanisasi ke

pembangunan WPS.

lanjut Rezeki, cakupan pelayanan

Pulau Jawa. Sebanyak 20 kota

nasional untuk air minum baru

otonom ini ditargetkan menjadi

mencapai 67,7% dan masih terdapat

best

kawasan kumuh perkotaan dengan

berkelanjutan.

minum

dengan

practices

perwujudan

kota

juga

ditargetkan

pengadaan

adalah,

konsep

wilayah

strategis,

dalamnya

10%. Ditambah lagi, belum semua

Development

masyarakat

pengembangan

memperoleh

akses

nasional baru mencapai 59,7% dan


sarana pengelolaan sampah kurang
memadai, tutur Rezeki.
akses

Keempat,
perkotaan

masyarakat

untuk

perumahan

mendapat

layak

huni

masih

sulit. Berdasarkan hasil pendataan


terakhir,
layak

jumlah

huni

rumah

sebanyak

tidak

3,4

juta

Prinsipnya dalam
membangun perkotaan
ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu
melayani masyarakat dan
melayani industri bisnis.
Sehingga dua hal tersebut
dapat dipilah secara jelas
agar kota dapat dihuni
dengan nyaman

termasuk
tertulis

Plan,

di

dalam

memadukan

wilayah

dengan

market driven, mempertimbangkan


daya dukung, dan daya tampung
lingkungan. Selanjutnya, semua
sektor dan daerah, termasuk dunia
usaha

yang

akan

melakukan

investasi, diharapkan mengarahkan


pembangunannya sesuai dengan
wilayah pengembangan strategis,
ujar Rezeki.
Kepala

Badan

Infrastruktur

tersebut,

Hermanto

Pengembangan

untuk

pengembangan

yang

unit. Menjawab empat tantangan


Badan

tanah

Menurut Rezeki, yang perlu dicatat

luas mencapai 38.431 hektare atau

sanitasi dengan cakupan pelayanan

untuk

Pengembangan

Wilayah

Dardak

(BPIW)

mengatakan,

Infrastruktur

Wilayah

(BPIW)

Keempat, Rezeki menjelaskan, ada

dalam

Kementerian

PUPR

telah

10 kota baru publik yang mandiri

analisis untuk mengetahui daya

menyusun Rencana Pengembangan

dan terpadu di sekitar kota atau

dukung dan daya tampung kawasan

(Development Plan) yang fokus

kawsan metropolitan. Ke-10 kota ini

perkotaan.

pada

lima

kawasan

Development

Plan,

ada

utama.

berada di luar Pulau Jawa dan Bali

Pertama, tujuh kawasan perkotaan

yang diperuntukan bagi masyarakat

Prinsipnya

metropolitan yang sudah ada untuk

berpenghasilan menengah kebawah

perkotaan ada dua hal yang harus

diarahkan sebagai pusat kegiatan

dan buffer urbanisasi.

diperhatikan,

berskala global. Hal ini untuk


meningkatkan

daya

saing

dan

kontribusi ekonomi, kata Rezeki.

dalam

membangun

yaitu

melayani

masyarakat dan melayani industri


Kelima, 39 pusat pertumbuhan baru

bisnis. Sehingga dua hal tersebut

yaitu

minapolitan,

dapat dipilah secara jelas agar

sentra wisata, dan kota terpadu

agropolitan,

kota dapat dihuni dengan nyaman,

Kedua, membangun lima kawasan

mandiri

sekaligus produktif antara produksi

perkotaan metropolitan baru di

keterkaitan desa dan kota, ujar

primer

luar Pulau Jawa dan Bali sebagai

Rezeki.

industri, yang selanjutnya akan

yang

mengembangkan

pusat investasi dan penggerakan


pertumbuhan
wilayah
kawasan

ekonomi

sekitarnya.
ini

diharapkan

bagi

dan

produksi

kawasan

diolah dan dibawa kembali ke kota,


Untuk

bisa

merealisasikan

Lima

pembangunan

dapat

menurut Rezeki, salah satu target

10
10 || Sustaining
Sustaining Partnership
Partnership Edisi
Edisi Perkotaan
Perkotaan || 2015
2015

WPS

tersebut,

maupun

dibawa

ke

pelabuhan

untuk distribusi antar wilayah,


kata Dardak kepada media. (*)

Berita Utama

Meningkatkan Perekonomian dengan


Tata Kelola Sampah Berkelanjutan
Untuk mewujudkan kota yang berkualitas dan layak huni diperlukan
pengelolaan sampah terpadu dan berkelanjutan. Ada 5 aspek
penting yang harus dilaksanakan dalam tata kelola sistem
pembuangan sampah.

eperti toilet bagi sebuah


rumah,
infrastruktur
pengelolaan
sampah
adalah toilet dari sebuah
kota atau kabupaten. Seperti
bagian lain dari sebuah kota,
infrastruktur pengelolaan sampah
juga mempunyai peran penting
untuk mendukung keberlanjutan
hidup bagi penghuninya.
Dengan
adanya
tumpukan
sampah
dimana-mana, tentu
penularan penyakit
semakin
cepat
dan
mempengaruhi
kondisi kesehatan penghuninya.
Selain itu, pandangan juga pasti
terganggu. Untuk itu, dibutuhkan
sistem pengelolaan sampah yang
terstruktur dan berkelanjutan
sehingga
kualitas
hidup
masyarakat bisa dipertahankan.
Berdasarkan penelitian Indonesia
Solid Waste Association (INSWA),
apabila sampah dari seluruh
provinsi yang ada di Indonesia
dikumpulkan maka jumlahnya
bisa mencapai 77 juta ton setiap
tahun. Jumlah ini setara dengan
22 kali berat Candi Borobudur.
Untuk itu, dalam penangannya
harus memakai cara yang efektif
dan efisien serta berkelanjutan,
baik dari segi pengolahan ataupun

pembiayaannya.
Menurut Ketua Indonesia INSWA,
Sri Bebassari, ada 5 aspek penting
yang harus diperhatikan dalam
mendukung pengelolaan sampah
yang berkelanjutan. Pertama,
aspek hukum. Aspek regulasi
merupakan hal mendasar dalam
menyusun sistem pengeloaan
sampah suatu negara. Saat ini
sudah ada Undang-Undang Nomor
18/2008
tentang
Pengelolaan
Sampah sebagai payung hukum
untuk mengatur tata kelola
sampah.
Melalui
undangundang ini pula diharapkan law
enforcement untuk menciptakan
gaya hidup bersih dapat terwujud.

dan regulator yang terkoordinasi,


serta dapat bekerjasama dengan
masyarakat maupun badan usaha
melalui sistem kemitraan.
Ketiga,
aspek
pembiayaan.
Setiap
proses
pengolahan
sampah dibutuhkan dana yang
tidak sedikit, mulai dari proses
pengangkutan
ke
Tempat
Pengolahan Sementara (TPS)
hingga ke Tempat Penampungan
Akhir
(TPA).
Selain
itu,
dibutuhkan dana yang tidak

Kedua, aspek kelembagaan.


Dalam tata kelola sampah diperlukan sistem
kerjasama yang baik
antara stakeholder terkait agar tidak terjadi tumpang
tindih
peran
dan
saling
mengabaikan tanggung jawab. Mengacu pada
undang-undang penge
lolaan sampah tersebut,
diperlukan
adanya
pembagian peran yang
jelas antara operator

Ketua INSWA, Ir. Sri Bebassari M.Si

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 11

Berita Utama
sedikit untuk melakukan proses
pemilahan dan pengolahannya,
baik di TPS maupun TPA.
Mengingat
minimnya
biaya
restribusi dari masyarakat dan
terbatasnya anggaran pemerintah
daerah,
diperlukan alternatif
pembiayaan dalam
mengolah
persampahan.
Salah
satu
solusinya adalah melalui skema
Kerjasama
Pemerintah dan
dengan Badan Usaha (KPBU).
Dalam Peraturan Menteri PPN/
Kepala Bappenas Nomor 4/2015
tentang Tata Cara Pelaksanaan
KPBU
Dalam
Penyediaan
Infrastruktur disebutkan, salah
satu jenis infrastruktur yang
dapat dikerjasamakan dengan
badan usaha untuk sistem
pengelolaan persampahan adalah
pengangkutan, pengolahan, dan
pemrosesan akhir sampah.
Saat ini partisipasi swasta dalam
pengolahan
sampah
hanya
terbatas
pada
pengumpulan
dan pengangkutan
sampah.

Partisipasi
swasta
untuk
pengolahan dan pemrosesan akhir
masih sangat minim. Hal ini
dikarenakan perjanjian kontrak
yang tersedia bukan jangka
panjang,
melainkan
kontrak
tahunan, sehingga
dari segi
bisnis kurang menguntungkan.
Keempat,
aspek
teknologi.
Teknologi pengolahan sampah
seperti incinerator dan composting,
dapat menjadi alternatif solusi
untuk membantu
pengolahan
sampah di perkotaan. Namun,
penggunaannya harus disesuaikan
dengan
kondisi
kebutuhan
masyarakat kota setempat agar
pemanfaatannya
dapat
lebih
optimal .
Kelima, aspek sosial budaya. Sebaik
apapun regulasi dan sistem yang
ada apabila tidak disosialisasikan
kepada
masyarakat
dan
stakeholder terkait akan menjadi
sia-sia. Untuk itu, komunikasi
yang baik dan berkelanjutan
menjadi kunci sukses dari aplikasi
4 aspek lainnya.

TPS Sutorejo Surabaya, Jawa Timur

12 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

Untuk menjadikan kebersihan


sebagai gaya hidup, diperlukan
komunikasi multimedia melalui
pendidikan agama dan sekolah
guna
mengubah
persepsi
masyarakat. Selain itu, di setiap
keluarga perlu digalakkan budaya
untuk melakukan pengeloaan
sampah secara benar. Prinsipnya
adalah reduce, reuse, and recycle
(mengurangi,
menggunakan
kembali, dan mendaur ulang)
sampah
sebelum
akhirnya
dibuang.
Apabila kelima aspek tersebut
sudah
berjalan,
diharapkan
budaya bersih akan tercipta di
tengah masyarakat.
Semua harus berpikir bahwa
kebersihan
adalah
investasi.
Karena, dengan menciptakan kota
yang bersih dan layak huni maka
akan banyak investor dan turis
yang datang sehingga pendapatan
daerah dapat meningkat dan
mendorong kemajuan ekonomi,
ujar Sri Bebassari. (*)

kolom

Technopark Mewujudkan
Industri Berdaya Saing
Istasius Angger Anindito, SE, MA
Perencana di BAPPENAS, master di bidang Economic Development di Vanderbilt
University, Nashville, USA.

ndonesia merupakan negara


pencetak

lulusan

insinyur

(bidang engineering, manu-

facturing, dan construction)

terbesar keenam di dunia dengan


jumlah lulusan mencapai lebih dari
140.000 per tahun. Hanya Rusia,
AS, Iran, Jepang dan K
orea Selatan
yang

memiliki

jumlah

Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi M. Nasir, serta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan hadir di Bandung
Techno Park mendengarkan penjelasan dari Direktur Bandung Techno Park, Jangkung Raharjo.

l
ulusan

insinyur melebihi Indonesia (WEF

jadi

industriawan. Industriawan

menyiapkan ide bisnis, mencari

2015). Namun kontribusi sektor

ini diharap
kan mampu mencip-

rekan

industri manufaktur dalam Produk

takan perusahaan yang memiliki

usaha, mendaftarkan izin, mencari

Domestik Bruto (PDB) menunjuk

nilai tambah tinggi yang mampu

karyawan, dan seterusnya sendiri.

kan penurunan dari 29% (2001)

menciptakan

Wajar

menjadi 23,7% (2014). Apakah ini

pekerjaan.

merupakan tanda
bahwa sektor

banyak

lapangan

usaha,

apabila

mendaftar

banyak

badan

lulusan

sarjana potensial berakhir hanya


bekerja sebagai karyawan, bukan

industri manufaktur merupakan

Peran Pemerintah?

industri yang sudah tidak diminati

Seorang

(sunset industry)? Apakah ini tan-

Indonesia, bila ingin bekerja sebagai

memfasilitasi

da bahwa insinyur Indonesia man-

karyawan, dia dapat melamar suatu

untuk

dul? Bukan
nya mengembangkan

pekerjaan. Bila dia ingin bekerja di

Pengalaman di negara maju, negara

perusahaan sendiri, lulusan in-

pemerintahan, dia dapat melamar

hadir dalam wujud entitas yang

sinyur di Indonesia banyak memi-

sebagai PNS. Namun bagaimana

khusus didesain untuk membantu

lih menjadi karyawan. Padahal

bila dia ingin menjadi pengusaha,

calon start-up. Entitas ini disebut

dalam fase transformasi struktural

kemana

technopark.

perekonomian, fase industrialisasi

Jawabannya nihil. Untuk membantu

adalah
tahap yang paling sesuai

insinyur-insinyur Indonesia dalam

Apa Itu Technopark?

dengan profil Indonesia saat ini.

membuat

(start-up),

Technopark adalah sebuah ter-

Ketersediaan tenaga

lulusan

dia

sebagai

sarjana

harus

perusahaan

di

melamar?

pengusaha.

Apa

yang

dapat dilakukan pemerintah untuk


warga

membuat

negaranya
start-up?

kerja yang

pemerintah perlu turun tangan.

minologi umum untuk menggam-

besar dengan tingkat pendidikan

Banyak pandangan, untuk dapat

barkan sebuah kawasan terpadu

dan keterampilan yang rendah

menjadi

seseorang

untuk mendorong mengembangkan

mengharuskan Indonesia memiliki

haruslah sangat gigih dan pantang

kewirausahaan dan industri berba-

lebih banyak insinyur untuk men-

menyerah.

sis teknologi. Menurut UNESCO,

pengusaha,
Seseorang

harus

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 13

kolom
Beberapa

output

utama

yang

diharapkan dari sebuah technopark


adalah:

jumlah

dihasilkan,

inovasi

yang

komersialisasi

hasil

inovasi, jumlah start-up, jumlah


paten/HAKI,

volume

transaksi

yang dihasilkan di dalam kawasan,


dan jumlah tenaga kerja yang
diserap. Dalam jangka panjang,
outcome yang diharapkan pada
akhirnya

adalah

kesejahteraan

meningkatnya

masyarakat

pada

umumnya.
Peran technopark dalam rantai aktivitas penelitian hingga komersialisasi.

Contoh Technopark
Kelas Dunia

technopark didefinisikan sebagai

vasi yang kontinyu. Proses inova-

sebuah wilayah yang dikelola oleh

si dilakukan mulai dari riset dan

Pengalaman di Korea Selatan (Kor-

profesional yang bertujuan untuk

pengembangan produk penelitian

sel), dimulai ketika Presiden Park

meningkatkan kesejahteraan ang-

yang berasal dari universitas, per

Chung Hee berkuasa (1961-1979),

gotanya melalui peningkatan dan

usahaan, dan industri, dalam ben-

desain

penciptaan ekosistem pendukung

tuk joint research dan collaboration

di
mulai

inovasi dan peningkatan dayasaing

research,

komersialisasi

kapasitas ilmu pengetahuan dan

dari industri dan institusi yang be-

hasil penelitian; Kedua, pengelola

teknologi. Di masa itu, Korsel mer-

rada di lokasinya. Dalam perkem-

kawasan technopark yang profe-

upakan negara miskin yang memi-

bangannya di dunia, technopark

sional. Manajemen harus mampu

liki PDB/capita dibawah $100, lebih

memiliki banyak sinonim, a.l: busi-

membuat jejaring antar komponen,

rendah dibandingkan Filipina dan

ness-park, cyber-park, hi-tech park,

menyediakan

konsulta-

Indonesia. Presiden Park yang terk-

innovation centre, science and tech-

si bisnis, teknologi dan keuangan,

enal otoriter membangun lembaga

nology center, research park, research

menyediakan pelatihan, serta me

penelitian pemerintah, universitas,

and technology parks, science and

ngelola

umum;

dan technopark yang yang kuat se-

technology park, technology incuba-

Ketiga, penyewa (tenant) dan in-

bagai basis untuk mendukung sek-

tor, dan masih banyak lagi. Seluruh

dustri. Wirausaha baru (start-up),

tor ekonomi. Ekonomi Korsel tidak

sinonim diatas merujuk pada tech-

unit R&D perusahaan, spin-off,

didukung oleh sumberdaya alam

nopark yang memiliki tujuan yang

alumni dari inkubator bisnis adalah

yang memadai. Penentuan industri

sama yakni: (1) merangsang dan

komponen inti dari sebuah techno-

strategis yang akan dikembangkan

mengatur arus pengetahuan dan te-

park. Kehadiran industri jangkar

merupakan strategi yang urgent

knologi antar universitas, lembaga

di dalam technopark dapat sangat

dan krusial. Korsel memilih untuk

R&D, dan industri; (2) memfasilita-

berdampak positif bagi keberlanju-

mengembangkan industri perka-

si penciptaan dan pertumbuhan pe-

tan technopark tersebut; Keempat,

palan, mesin, besi baja, elektronik,

rusahaan berbasis inovasi melalui

sarana dan prasarana. Sarana dan

semikonduktor dan automotif. Bagi

inkubasi dan proses spin-off; dan (3)

prasarana di dalam sebuh techno-

negara semiskin Korsel, strategi in-

menyediakan layanan nilai tambah

park meliputi lahan dan bangunan,

dustrialisasi yang dimulai dengan

lainnya melalui penyediaan ruang

fasilitas litbang, pelatihan dan ma-

mempersiapkan sumberdaya ma-

dan fasilitas berkualitas tinggi.

gang, inkubator bisnis, prototype

nusia melalui pembangunan kawa-

center, dan lembaga pendanaan

san terpadu dilandaskan oleh lemlit

bagi start-up.

pemerintah, universitas, dan unit

Elemen

utama

dalam

sebuah

hingga

layanan

wilayah

technopark adalah: Pertama, ino-

14 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

secara

pembangunan
dengan

ekonomi

meningkatkan

R&D perusahaan di dalam sebuah

kolom

Master Plan Bandung Techno Park (BTP). Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menyatakan BTP menjadi role model technopark
yang akan dibangun di Indonesia.

technopark dapat dikatakan sangat

Indonesia membutuhkan techno-

berhasil. Lima dekade kemudian,

park yang memiliki elemen yang

Korsel sudah menjadi negara maju

lengkap sehingga mampu menjadi-

yang memiliki PDB/capita lebih

kan sumber penghela pertumbuhan

dari $20.000, jauh diatas Filipina

ekonomi. Technopark sebagai wu-

dan Indonesia.

jud peran pemerintah untuk membantu warga negaranya untuk ber-

Bagaimana Technopark
Dapat Membantu Ekonomi
Indonesia?
Mempersiapkan sebuah technopark

wirausaha adalah salah satu kunci


keberhasilan pengalaman di negara-negara maju. Keberhasilan techGedung Utama Bandung Techno Park.

yang baik, adalah sebuah pekerjaan

nopark membantu banyak perusahaan di Korsel, Amerika Serikat

besar. Amerika Serikat membangun

kan sumberdaya departemen berte-

dan di banyak negara lain dapat

technopark pertama dipertengahan

knologi tinggi di dalam research

dijadikan contoh pola-pola pengem-

1950-an di Stanford University,

park tersebut. Butuh waktu tiga

bangan kerjasama pemerintah, uni-

California sebagai wadah pengem-

dasawarsa untuk menyelesaikan

versitas, swasta, dan komunitas di

bangan pusat inovasi dan imple-

pembangunan research park yang

Indonesia. Akhir kata, technopark

mentasi. Stanford memanfaatkan

lengkap dengan infrastrukturnya.

diharapkan dapat menjadi alat

lahan kosong dimana tanah dan

Research park ini pula yang me

yang efektif untuk mampu menja-

ruang disewakan kepada usaha

rupakan embrio dari salah satu

di stimulus bagi tumbuhnya eko-

kecil dan perusahaan milik nega-

research park paling terkenal se

sistem industri berbasis teknologi

ra, yang kemudian berkembang

antero dunia yaitu Silicon Valley,

yang berdayasaing secara global

mengerjakan pesanan kebutuhan

rumah bagi Google, Yahoo, Apple

dan dapat menjadi garda terdepan

militer pemerintah federal. Pemer-

Computer, ebay, Hewlett Packard

dalam meningkatkan kesejahter-

intah federal kemudian menempat-

dan masih banyak lagi.

aan masyarakat. (*)

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 15

Profil Proyek KPBU

TPPAS Nambo
Siap Olah 1.500 Ton
Sampah per Hari

residen Joko Widodo


(Jokowi)
meminta
pengelolaan
sampah
dilakukan
dengan
membangun sistem terobosan
terpadu mulai dari rumah
tangga, pemilahan, penjemputan,
pemilihan, hingga sampai ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Hal itu disampaikan Jokowi
dalam rapat kabinet terbatas
tentang manajemen pengelolaan
sampah pada 23 Juni 2015.

tender, pengelolaan aset, dan


prosedur Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU).

Yang paling penting, pengolahan


sampah memberikan manfaat
baik secara ekonomi dan tentu
saja lingkungan yang sehat bagi
masyarakat. Yang paling penting,
dapat
mengubah
perilaku
masyarakat, kata Jokowi.

TPPAS Nambo yang akan menjadi


tempat pembuangan sampah
akhir bagi Kabupaten Bogor,
Kota Bogor, dan Kota Depok ini
akan dibangun di area seluas
55 hektare. Area tersebut terdiri
dari 40 hektare milik Perum
Perhutani dan 15 hektare milik
Pemerintah Kabupaten Bogor.
Menurut pengumuman lelang,
perkiraan nilai proyek adalah
sebesar Rp600,204 miliar.

Menteri
Lingkungan
Hidup
dan Kehutanan (LHK) Siti
Nurbaya
Bakar
merespons
instruksi
Presiden
dalam
rapat terbatas (ratas) tersebut
dengan
melakukan
Rapat
Teknis
Pengelolaan
Sampah
dengan gubernur, wali kota,
dan instansi terkait, dua hari
kemudian. Poin penting dalam
rapat tersebut yaitu pemerintah
diminta menerbitkan kebijakan
yang memudahkan perizinan
bermitra dengan dunia usaha,
kemudahan investasi, proses

Salah satu proyek pengelolaan


sampah
yang
menggunakan
skema KPBU yaitu Tempat
Pembuangan dan Pengelolaan

Akhir Sampah (TPPAS) Nambo.


TPPAS Nambo terletak di
Desa
Nambo,
Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat.

Pada 5 Februari 2015, panitia


lelang TPPAS Regional Nambo
Pemerintah Provinsi Jawa Barat
mengumumkan
prakualifikasi
proyek TPPAS Nambo. Dalam
pengumuman lelang itu disebutkan, Pemprov Jabar merencanakan untuk membangun infrastruktur yang dapat mengolah
minimal 1.500 ton sampah per

16 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

hari dengan teknologi Mechanical


Biological Treatment (MBT) yang
menghasilkan Refused Derived
Fuel (RDF).
Kepala Dinas Permukiman dan
Perumahan
Pemprov
Jabar
Bambang Riyanto mengatakan,
tanda tangan kontrak dengan
pemenang lelang TPPAS Nambo
akan dilakukan pada Januari
2016.
Agak
mundur
dari
rencana Desember 2015. Jadi
kami targetkan pemenang lelang
ditetapkan pada Desember 2015
dan kontrak dilakukan awal
Januari, ujar Bambang kepada
media.
Dinas
Kebersihan
dan
Pertamanan Kabupaten Bogor
menyebutkan, sampah di TPPAS
Nambo akan didaur ulang dan
dibuat menjadi bahan baku
pembakaran pembuatan semen.
PT Indocement Tunggal Perkasa

Profil Proyek KPBU

Yang paling penting,


pengolahan sampah
memberikan manfaat baik
secara ekonomi dan tentu
saja sehat lingkungan
bagi masyarakat. Yang
paling penting, dapat
mengubah perilaku
masyarakat.

Akses jalan menuju TPPAS Nambo di Desa Nambo Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, yang sudah dibangun pemerintah.

Tbk memiliki kontrak kerjasama


dengan Pemprov Jabar terkait
pemanfaatan produk TPPAS
Nambo.
Kontrak tersebut akan kembali
dipelajari dan dikonsultasikan
dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengenai
tata cara dan aturannya. Dalam
kontrak, Indocement meminta
hak sebagai pembeli pertama untuk setiap produk TPPAS Nambo
dari pemenang tender investasi
proyek.
Selain
kerjasama
dengan
Indocement,
pembangunan
TPPAS Nambo juga bermitra
dengan Perum Perhutani Jawa

Barat. Dalam kerjasama yang


ditandatangani akhir tahun 2014,
disebutkan tugas Perhutani yaitu
melakukan clear and clean lokasi
TPPAS Nambo.
Kerjasama dengan Perhutani

dilakukan
dalam
bentuk
Pengelolaan Kawasan Hutan

dengan Pemprov Jabar. Dalam hal


ini, Pemprov Jabar m
emastikan,
TPPAS
Nambo
dirancang
sedemikian
rupa
sehingga
pengelolaannya bersifat ramah

lingkungan.
Pembangunan TPPAS Nambo
di atas lahan milik Perhutani
ditetapkan sesuai Keputusan
Bupati Bogor tahun 2002 sebagai
penetapan lokasi pembangunan
TPA. Surat keputusan Bupati
Bogor itu ditindaklanjuti dengan
surat
Menteri
Kehutanan
tertanggal 19 April 2013 tentang
Persetujuan
Penggunaan
Kawasan Hutan untuk TPPAS
Nambo seluas 40 hektare.
Sebagai proyek berskema KPBU,
Pemprov Jabar juga mengalokasikan anggaran Rp15 miliar tahun
2015 untuk TPPAS Nambo. Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah

Jabar Iwa Karniwa menjelaskan,


dana tersebut akan digunakan
untuk pembangunan jalan ope
rasi, pematangan lahan, serta pe
ngadaan dan pemasangan pagar
di lokasi TPPAS Nambo.
Untuk
pembangunan
jalan
operasi
dan
pematangan
lahan, dari APBD Rp9,8 miliar,
oleh
Dinas Pemukiman dan
Perumahan Jabar. Pengadaan
dan pemasangan pagar lanjutan
Rp5 miliar lebih, kata Iwa.
Pemerintah pusat juga menyalurkan dana Rp86 miliar untuk
TPPAS Nambo. Anggaran terse
but digunakan untuk pembangunan sanitary landfill dan pembuatan instalasi pengolahan.
Saat ini kami sedang melakukan
tender untuk pengadaan teknologi
gasifikasi.
Sehingga
sampah
ha
sil olahan tersebut akan
menjadi sumber listrik, tutur
Iwa. Proses konstruksi TPPAS
Nambo ditargetkan dimulai tahun
2016 dan setahun kemudian
ditargetkan beroperasi. (*)

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 17

Profil Proyek KPBU


Skema KPBU dalam Pengadaan PJU

Dengan ESCO, Hemat


Anggaran Kota Tetap Terang

Direktur CV Harsari, Soehargo

aerah
perkotaan
dipandang
sebagai
sentra
kegiatan
pelayanan sehingga
arus pergerakan dari dan ke
pusat kota cenderung tinggi.
Demikian juga di sepanjang
ruas-ruas jalan utama dan jalur
pendukung
lainnya.
Terkait
dengan hal ini, keberadaan
infrastruktur
perkotaan,
khususnya penyediaan jaringan
listrik,
menjadi
kebutuhan
penting
dalam
mendukung
kegiatan di perkotaan. Salah
satunya adalah
penyediaan
Penerangan Jalan Umum (PJU).
Selain
memperhitungkan
geometri permukaan jalan dan
tata letak, penataan lampu untuk
PJU harus memperhatikan unsur
efisiensi dari tenaga listrik yang
dipancarkan sehingga dapat
menghemat energi.
Bagi pemerintah daerah (pemda),
pengadaan PJU memang cukup
dilematis. Di satu sisi merupakan
sumber pendapatan asli daerah

(PAD) dari pajak penerangan


jalan sebagaimana
diatur
dalam Undang-Undang Nomor
28/2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Di sisi
lain, pengeluaran yang harus
dibayarkan untuk tagihan listrik
PJU cukup besar, terutama yang
berada di daerah perkotaan.
Tidak heran jika
tunggakan
tagihan listrik PJU di berbagai
daerah
terus
membengkak.
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) pada 2011,
tunggakan listrik pemda seluruh
Indonesia mencapai Rp 2,2 triliun.
Ada beberapa hal yang menjadi
penyebab
tingginya
tagihan
listrik PJU. Pertama, sistem
pembayaran PJU sebagian besar
masih menggunakan sistem block
rate atau lump sum sehingga
tidak ada insentif bagi pemda
untuk menghemat penggunaan
listrik. Kedua, sebagian besar
PJU masih menggunakan lampu
jenis konvensional.
Ketiga,
minimnya data yang memadai
terkait jumlah dan jenis lampu
yang terpasang akibat tingginya
jumlah
sambungan
illegal
dan rendahnya penghitungan
pemakaian
listrik
untuk
penerangan jalan.
Untuk
menghemat
tagihan
pemakaian listrik PJU maka

18
18 || Sustaining
Sustaining Partnership
Partnership Edisi
Edisi Perkotaan
Perkotaan || 2015
2015

perlu
dilakukan
sistem
rasionalisasi. Sistem rasionalisasi
PJU merupakan sebuah inovasi
teknologi dan rangkaian kegiatan
yang tidak terpisahkan antara
tindakan teknik, manajemen,
serta tata kelola administrasi.
Dengan sistem rasionalisasi,
pengelolaan PJU dapat lebih
sistematis,
efektif,
rasional,
efisien, dan ekonomis terhadap
pemakaian energi listrik maupun
biaya rekening.
Untuk
menerapkan
sistem
rasionalisasi PJU, pemda dapat
menggandeng
badan
usaha
melalui
kerjasama
skema
Energy Saving Company (ESCO).
ESCO merupakan skema yang
memberikan
imbalan
jasa
berdasarkan penghematan yang
diperoleh
dari
peningkatan
efisiensi energi mitra atau
pelanggan. Pada nantinya, hasil
kerjasama sistem rasionalisasi
PJU berbasis ESCO akan
memberikan manfaat ekonomi
karena dana hasil efisiensi dapat
dimanfaatkan untuk membangun
infrastruktur yang lain.
Skema ini dikembangkan oleh
pemerintah
dengan
tujuan
untuk mendukung percepatan
kebijakan konservasi energi dan
memberikan jaminan kepastian
efisiensi energi listrik di sektor

Profil Proyek KPBU


PJU. Untuk implementasinya,
Skema ESCO dapat dilaksanakan
atas
prakarsa
pemerintah
(solicited) atau atas prakarsa
badan usaha (unsolicited).
Salah satu badan usaha yang
telah menerapkan skema ESCO
unsolicited project adalah CV
Harsari AMT yang berkantor
pusat di Kota Ngawi, Jawa Timur.
Menurut Direktur Utama CV
Harsari, Soehargo, sebagai badan
usaha pemrakarsa kerjasama, CV
Harsari menanggung semua biaya
dan risiko finansial yang terjadi
selama kerjasama berlangsung.
Sedangkan tugas pemda adalah
memberikan izin dan dukungan
jaminan pembayaran dari alokasi
hasil penghematan hasil kinerja
ESCO.
Proses
pembayaran
jaminan ini dapat dilaksanakan
oleh Pemda apabila terjadi
penghematan energi. Namun
sebaliknya, apabila tidak terjadi
penghematan, Pemda tidak akan
melakukan pembayaran kepada

CV Harsari.
Beberapa Pemda yang telah
bekerjasama
dengan
CV
Harsari antara lain Kabupaten
Tulungagung dan Kabupaten
Magetan di Provinsi Jawa Timur;
dan Kabupaten Kendal
dan
Kabupaten Pati di Provinsi Jawa
Tengah. Dan selama hampir 10
tahun bergerak di bidang PJU,
CV Harsari telah melakukan
penghematan energi sebesar 417
juta kwh. Apabila harga setiap
kwh sekitar Rp1.500, berarti
CV Harsari telah menghemat
anggaran
dana
kelistrikan
untuk PJU sebesar Rp625 miliar.
Dana sebesar itu sudah dapat
digunakan untuk membangun
pembangkit baru di daerah lain.
Kendati sudah terbukti sukses
menghemat anggaran, namun
masih ada beberapa hambatan
yang dihadapi CV Harsari untuk
melanjutkan kerjasama dengan
pemda, yakni kurangnya aturan

pendukung terkait Kerjasama


Pemerintah dengan Badan Usaha
(KPBU) skema ESCO saat ini.
Banyak
pemda
yang
menanyakan pedoman teknis
cara menjalankan KPBU skema
ESCO atas prakarsa badan
usaha, sehingga mereka kurang
yakin untuk melakukan tanda
tangan proyek meskipun tertarik
dengan model kerjasama yang
ditawarkan, ujar Soehargo.
Dia
berharap,
pemerintah
segera
menerbitkan
aturan
pendukung atau petunjuk teknis
untuk mendukung
skema
ESCO unsolicited project. Sebab,
kebutuhan penghematan energi
sudah sangat mendesak. Selain itu,
dengan menghemat biaya tagihan
PJU, anggaran pemerintah dapat
dialokasikan untuk pembangunan
infrastruktur
yang
lebih
mendesak sehingga memberikan
manfaat dan kesejahteraan bagi
masyarakat secara luas. (*)

Edisi
Edisi Perkotaan
Perkotaan || 2015
2015 Sustaining
Sustaining Partnership
Partnership || 19
19

Profil Proyek KPBU


SPAM Pondok Gede

Upaya Pemerintah Penuhi


Kebutuhan Air Bersih Kota Bekasi
Layaknya wilayah lain di Kota Bekasi, Kecamatan Pondok Gede masih kesulitan memenuhi kebutuhan
air bersih bagi warganya. Karenanya, Pemerintah Kota Bekasi bermaksud mengembangkan beberapa
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di wilayahnya. Khusus untuk memenuhi kebutuhan air bersih
di Pondok Gede, Pemerintah Kota Bekasi bersama Pemerintah Pusat mengembangkan SPAM dengan
skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

erusahaan
Air

Daerah

Minum

(PDAM)

Bekasi mengungkapkan
bahwa

bersih

yang

sembilan

jaringan

dimiliki

kecamatan

air

meliputi
dari

total

12 kecamatan di wilayah Kota


Bekasi. Sebagai informasi, PDAM
Tirta Patriot melayani Kecamatan
Bekasi Utara, Medan Satria dan
sebagian Kecamatan Bekasi Barat.

PDAM Tirta Bhagasari yang juga melayani pemenuhan air minum warga kota Bekasi

Sementara PDAM Tirta Bhagasasi


melayani sebagian wilayah Bekasi

masyarakat di wilayah kecamatan

merupakan jiran Kota Jakarta ini,

Timur, Rawalumbu serta Bekasi

Pondok Gede mengandalkan air

Pemkot telah menempuh berbagai

Selatan. Adapun untuk Kemang

tanah untuk kebutuhan sehari-

langkah

Pratama

hari.

riset

dengan membangun SPAM di Teluk

dan

Pondok

Hijau

Padahal

sejumlah

strategis.

Diantaranya

pelayanan air bersihnya dilakukan

mengungkapkan

kondisi

Buyung, Jati Asih, Mustika Jaya

oleh

setempat

air tanah di Kecamatan Pondok

dan Pondok Gede. SPAM tersebut

mengakui bahwa penyediaan air

Gede tidak cocok untuk digunakan

masing-masing memiliki kapasitas

bersih di kota Bekasi baru mencapai

sebagai

produksi

23% sehingga masih ada 77% lagi

kandungan besi dan mangan yang

skema pembiayaan yang berbeda.

yang belum terlayani.

tinggi serta langkanya air selama

Menurut Direktur Utama PDAM

musim kemarau.

Tirta Patriot Kota Bekasi Tb. Hendy

swasta.

PDAM

air

bahwa

minum

mengingat

Kecamatan Pondok Gede adalah

yang

berbeda

serta

Irawan, SPAM Teluk Buyung sudah

satu diantara beberapa kecamatan

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi

proses di LPSE. Sedangkan SPAM

di Kota Bekasi yang belum terlayani

bukannya

menyadari

Mustika Jaya kerja sama dengan

oleh PDAM Bekasi dalam hal

hal

memenuhi

PJT II dalam proses survei dan

penyediaan air bersih. Sementara ini

kebutuhan air bersih di Kota yang

analisa. Sementara SPAM Pondok

tidak

tersebut. Untuk

20 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

Profil Proyek KPBU

Sumber Foto : Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sepatan, Tangerang yang dibangun dengan skema KPBU menjadi acuan pula pembangunan SPAM Pondok Gede,
Bekasi.

Gede masih dalam tahap persiapan

Sistem

lelang dengan menggunakan skema

(SPAM)

KPBU. Jadi, kelihatannya SPAM


Teluk Buyung dan Mustika Jaya

ini

(IPA) akan dibangun. Pemerintah

terlebih dahulu yang dikerjakan,

Presiden, Joko Widodo.

Penyediaan

Minum

Gede akan menggunakan Kanal

Pengusahaan

Tarum Barat (Kalimalang). Di lokasi

Sumber Daya Air (SDA) yang saat

tersebut, Instalasi Pengolahan Air

dan

tinggal

Air

RPP

ditandatangani

oleh

mematok, total pengambilan air

katanya.

dapat mencapai 300 liter/ detik


Pembangunan SPAM Pondok Gede

untuk

Meskipun masih persiapan lelang,

tersebut dirasa penting yakni untuk

bersih di Kecamatan Pondok Gede.

bukan berarti Pemkot Bekasi tak

meningkatkan cakupan pelayanan

Ditargetkan

mempersiapkan kebutuhan lahan

air

di

SPAM Pondok Gede sudah dapat

SPAM Pondok Gede. Hingga kini

Pondok Gede, Jati Asih, Bekasi.

beroperasi. Dengan nilai investasi

masih dalam proses penyiapan lahan

Pemkot

menargetkan,

Rp 325 milyar, SPAM Pondok Gede

serta proses penilaian Kerangka

SPAM Pondok Gede dapat melayani

diharapkan dapat melayani 120

Acuan Analisis Dampak Lingkungan

masyarakat

ribu jiwa penduduk Pondok Gede

(KA-ANDAL)

dilaksanakan

perumahan dan non perumahan

oleh Tim Teknis dan Tim Penilai

di 9 kelurahan, yakni Kelurahan

Komisi AMDAL (KPA) Kota Bekasi

Jatiwaringin, Jati Cempaka, Jati

Dalam catatan Badan Pendukung

di Badan Pengelolaan Lingkungan

Makmur, Jati Bening, Jati Bening

Pengembangan Sistem Penyediaan

Hidup

Bekasi.

Baru, Jati Kramat, Jati Mekar,

Air

Sayangnya sampai saat ini, menurut

Jati Rasa dan Kelurahan Jati Asih.

Kementerian Pekerjaan Umum dan

anggota Komisi Penilai Amdal (KPA)

Diperkirakan pelanggan potensial

Perumahan Rakyat, di Indonesia

Kota Bekasi, Tengku Imam Kobul

untuk

Gede

banyak sekali proyek SPAM yang

Moh. Yahya S, pembangunan SPAM

hingga Jati Asih mencapai 26.790

sangat potensial untuk dikerjakan

Pondok

Gede

sambungan

dengan

belum

yang

(BPLH)

Kota

masih

undang-undang

terkendala

adanya
yang

regulasi
mengatur

soal air minum. Pasalnya, UndangUndang

Nomor

7 Tahun

minum

bagi

penduduk

setempat
yang

wilayah

bermukim

Pondok

pada

kebutuhan
tahun

air
2018

dan sekitarnya.

Minum

(BPPSPAM)

pelanggan

dengan skema KPBU. Kurang lebih

(perumahan)

ada SPAM di 13 lokasi yang akan

dan 4.760 pelanggan potensial non

berpotensi untuk dikelola pihak

domestik

swasta. Adapun nilai investasinya

potensial

rumah

di

melayani

domestik

2004

mencapai Rp12,22 triliun dengan

tentang Sumber Daya Air sudah

SPAM Pondok Gede sendiri paling

kapasitas pasok mencapai 19,325

dibatalkan

Mahkamah

tidak memerlukan pemasangan pipa

liter

Konstitusi (MK). Pihaknya masih

oleh

distribusi sepanjang 50 km. Untuk

mencukupi air bersih untuk 7,73

menunggu RPP Penyelenggaraan

sumber air baku, SPAM Pondok

juta jiwa. (*)

per

detik

dan

mampu

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 21

Profil Lembaga Mitra KPBU

BKPRN, Lembaga Anyar yang


Koordinasikan RTRWN
Salah satu tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional
(BKPRN) adalah melaksanakan Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) secara terpadu sebagai dasar bagi kebijakan
pengembangan tata ruang wilayah nasional dan kawasan yang
dijabarkan dalam program pembangunan sektor dan program
pembangunan di daerah. Dalam tugasnya, BKPRN pun telah
memberikan rekomendasi penyelesaian konflik pemanfaaatan
ruang PLTU Batang Jawa Tengah yang lokasinya berbatasan dengan
lokasi Taman Wisata Alam Laut Daerah (TWALD).

dan

program

pembangunan

di

daerah. Tugas lain yang tak kalah


pentingnya
Rencana

ialah

Umum

sinkronisasi
dan

Rencana

Rinci Tata Ruang Daerah dengan


peraturan

perundang-undangan,

termasuk dengan Rencana Tata


Ruang

Wilayah

Nasional

dan

rencana rincinya.
Terkait dengan tugas penanganan
dan penyelesaian masalah yang
timbul

dalam

penyelenggaraan

penataan ruang, baik di tingkat


nasional

maupun

memberikan

pengarahan

rekomendasi
BKPRN

daerah,

dan
serta

penyelesaiannya,
telah

memberikan

rekomendasi penyelesaian konflik


pemanfaaatan ruang PLTU Batang
Jawa

Tengah

yang

lokasinya

berbatasan dengan lokasi Taman


Wisata Alam Laut Daerah (TWALD).

Seperti diketahui, pembangunan

KPRN adalah lembaga

Presiden (Keppres) Nomor 4 Tahun

PLTU Batang yang menggunakan

adhoc

dibentuk

2009 tentang Badan Koordinasi

skema Kerjasama Pemerintah dan

respon

Penataan Ruang Nasional yang

Badan Usaha (KPBU) seharusnya

bertanggung

sudah dimulai pada 2012 dan

yang

sebagai
atas

berbagai
dalam

instansi

kebutuhan
pemerintah

menangani

jawab

langsung

kepada Presiden.

selesai 2016. Namun ketika itu

masalah

masih ada sebagian kecil lahan yang

pemanfaatan ruang bagi keperluan

Berdasarkan

pembangunan yang terkoordinasi.

BKPRN

Dalam

keppres

memiliki

tersebut,

tugas

yang

belum dibebaskan dan berlokasi


dekat

TWALD,

penyelesaiannya

diantaranya menyiapkan kebijakan

jadi molor dari target. Akhirnya,

ini telah mengalami beberapa kali

penataan

BKPRN

perubahan nama dan struktur.

Termasuk melaksanakan Rencana

Kelautan

Keberadaan akan suatu wadah

Tata

memberikan izin, karena wilayah

koordinasi penataan ruang yang

secara

dinamis dan antisipatif dipandang

bagi

semakin

perjalanannya,

lembaga

ruang

Ruang

Wilayah

terpadu
kebijakan

nasional.
Nasional

sebagai

dasar

pengembangan

dan
dan

Kementerian

Perikanan

telah

yang akan dibangun PLTU bukan


berada

di

daerah

Langkah

konservasi

oleh

tata ruang wilayah nasional dan

laut.

pemerintah, karenanya pada 18

kawasan yang dijabarkan dalam

membebaskan tanah sisa tersebut,

Maret 2009 diterbitkan Keputusan

program

dengan menggunakan UU No 2

dibutuhkan

pembangunan

22 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

sektor

pemerintah

Profil Lembaga Mitra KPBU

Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dalam Rakernas BKPRN 2015.

tahun 2012 tentang Pengadaan

konflik pemanfaaatan ruang PLTU

BPN

Tanah bagi Pembangunan untuk

Batang Jawa Tengah.

mengungkapkan telah mengajukan

Kepentingan Umum. Sementara


surat

Menteri

surat

Ferry

Mursidan

kepada

Baldan

Presiden

Tentang

Koordinator

Dalam RPJMN 2015 2019, bidang

Reformulasi

Kemaritiman dan surat Menteri

tata ruang memang memiliki isu yang

BKPRN. Surat itu menegaskan,

Agraria dan Tata Ruang/ Badan

sangat strategis yang diantaranya

diperlukannya

Pertanahan

terkait

lembaga BKPRN sebagai wadah

Nasional

(BPN)

pemanfaatan

dan

Dan

Restrukturisasi
restrukturisasi

yang menetapkan lokasi proyek

pengendalian pemanfaatan ruang,

koordinasi

PLTU juga semakin menguatkan

kelembagaan

penataan ruang yang lintas sektor

pembebasan lahan.

penataan ruang, serta RTR sebagai

dan

acuan

berbagai

pula, hal tersebut untuk merespon

Peran BKPRN tersebut kemudian


diapresiasi

penyelenggaraan

pembangunan

lintas

penyelenggaraan
wilayah.

Ditegaskan

sektor. Sementara pemerintah juga

tantangan dan tuntutan penataan

oleh

Menteri

PPN/

mengarahkan

bidang

ruang saat ini. Reformulasi dan

Bappenas

Sofyan

Dalil

dalam

infrastruktur

Rakernas

BKPRN

2015

yang

2015-2019

kebijakan
dalam
yang

RPJMN

restrukturisasi BKPRN itu penting

diantaranya,

untuk menuju organisasi kerja lebih

merupakan salah satu rangkaian

meningkatkan

ketersedian

cepat, efektif dan efisien. Pemerintah,

acara Hari Agraria dan Tata Ruang

regulasi tata ruang yang efektif

ungkapnya, juga telah melakukan

(Hantaru) Nasional 2015 di Jakarta.

dan

survey penjajakan ekspektasi terkait

Sofyan

pembinaan kelembagaan penataan

mengakui

pencapaian

harmonis,

meningkatkan

peran BKPRN di daerah.

utama BKPRN sepanjang tahun

ruang,

2014 hingga 2015. Pencapaian itu

pelaksanaan

ialah penyelarasan lintas sektor

serta

evaluasi

kecil

dalam penyelenggaraan penataan

penyelenggaraan penataan ruang,

draft

ruang,

melalui pemantauan dan evaluasi

ruang nasional dengan beberapa

yang terukur.

alternatif.

Diharapkan

reformulasi

dan

penguatan

kelembagaan

penataan ruang serta penyelesaian

meningkatkan
penataan

melaksanakan

kualitas
ruang

konflik pemanfaatan ruang. Poin

Selain itu perlu dibentuk tim


untuk

menyusun

kelembagaan

segera

penataan
proses

restrukturisasi

terakhir menurut Sofyan terlihat

Di Rakernas BKPRN pula, Menteri

BKPRN ini dapat terselesaikan

dalam rekomendasi penyelesaian

Agraria dan Tata Ruang/ Kepala

pada tahun ini. (*)

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 23

Edukasi

Sistem Daur Ulang Sampah


Berbasis Masyarakat

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, Jalan Pulau Nibung Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Sampah masih menjadi salah satu tantangan yang dihadapi


pemerintah kabupaten/kota di Indonesia. Guna mengatasi
penumpukan sampah, pemerintah mendorong pembangun
fasilitas TPST 3R untuk dijadikan tempat pengolahan. Selain untuk
mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, TPST 3R juga
diharapkan menjadi sumber penghasilan dan wahana kerja baru
bagi masyarakat.

memperkenalkan pola pengelolaan


sampah yang benar. Pola tersebut
adalah 3R (Reduce, Reuse dan
Recycle). Reduce adalah bentuk
pengolahan

sampah

untuk

menghindari produksi sampah pada


sumber dengan tidak menggunakan
suatu benda secara berlebihan.

Sementara Reuse adalah bentuk

embangunan infrastruk-

pelaksanaan pengelolaan sampah

pengelolaann

tur sistem pengelolaan

domestik

mengutamakan

persampahan di Indone-

berpola kumpul, angkut, dan buang.

kembali suatu benda tanpa harus

sia saat ini belum semu-

di

Indonesia

masih

sampah

yang

penggunaan

Pola ini membuat volume sampah

menjalani

lus pembangunan fasilitas pub-

di

Akhir

terlebih dahulu. Sedangkan Recycle

lik lainnya. Padahal,

(TPA)

penyediaan

Tempat

Pembuangan

menjadi

menumpuk

proses

pengolahan

dan

adalah bentuk pengolahan sampah

infrastruktur sistem pengelolaan

membahayakan masyarakat yang

yang membedakan sampah dengan

persampahan merupakan

salah

tinggal di sekitar TPA. Tumpukan

nilai ekonomis untuk dapat diolah

satu pelayanan publik yang juga

tersebut berbahaya karena selain

lagi dalam bentuk yang sama atau

perlu disediakan oleh pemerintah

sebagai sarang penyakit juga dapat

berbeda.

kabupaten/kota.

terjadi kemungkinan longsor yang

pola 3R ini secara berkelanjutan

Dengan

menerapkan

membahayakan nyawa masyarakat

diharapkan program zero waste

Riset yang dilakukan Indonesia

sekitar, seperti peristiwa di TPA

(program tanpa sampah) dapat

Solid Waste Association (InSWA),

Leuwigajah, Bandung pada 2005.

terwujud.

bergerak di bidang manajemen

Belajar dari peristiwa tersebut,

Untuk

dan teknologi pengelolaan sampah,

banyak

mulai

tersebut,

pemerintah

menunjukkan,

peduli tentang kebersihan dengan

berbenah

untuk

sebuah

organisasi

profesi

pada

yang

umumnya,

kalangan

24 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

yang

menjalankan

program
segera

melakukan

Edukasi
pengolahan

hulu

Ada 3 zona terkait pengolahan

dengan tanah. Sedangkan sampah

ke hilir. Jika di hilir pemerintah

sampah di TPST, yaitu pemilahan,

yang non organik akan dipilah lagi

meningkatkan

TPA

pengolahan

non-organik

saniter

pengolahan

sampah

menjadi

sampah

dari

kualitas

lahan

urug

(sanitary landfil) sesuai dengan

Kegiatan

amanat

untuk

Undang-Undang

18/2008

tentang

Nomor

pemilahan
melakukan

dan

sesuai jenis bahan dasarnya, yaitu

organik.

sampah jenis kaca, jenis kertas dan

bertujuan

jenis plastik. Sampah tersebut akan

pemilihan

diolah sehingga dapat dimanfaatkan

Pengelolaan

sampah yang masih memiliki nilai

kembali

Sampah, maka di hulu pemerintah

ekonomis sehingga dapat dijual

tangan dan sebagainya sehingga

memfokuskan

mempunyai nilai ekonomis.

pada

menjadi

kerajinan

pengelolaan

secara langsung atau diolah terlebih

sampah berbasis kawasan dengan

dahulu untuk dapat dimanfaatkan.

membangun Tempat Pengolahan

Pemilahan dilakukan pada sampah

Untuk

Sampah Terpadu (TPST) 3R.

rumah tangga yang dapat didaur

sampah biologis, pada umumnya

sampah

organik

atau

ulang. Sampah daur ulang yang

akan

Sebagai bentuk fasilitas berbasis

sudah

kemudian

Pengolahan ini sangat populer di

kawasan, TPST 3R dibuat untuk

disimpan, baik di tempat permanen

Indonesia karena prosesnya sangat

dikelola oleh Kelompok Swadaya

maupun

penyimpanan

sederhana dan dapat dilakukan

Masyarakat

(KSM)

dipisahkan
tempat

diolah

menjadi

kompos.

setempat.

sementara. Selanjutnya, pembeli

oleh siapa saja baik masyarakat,

Selain sebagai tempat pengolahan

sampah yang dapat didaur ulang

pelaku usaha swasta maupun oleh

sampah yang dekat dengan sumber

mengambil dan membelinya sesuai

pemerintah kabupaten/kota di TPS

untuk mengurangi volume yang

dengan harga pasar.

dan TPA yang ada.

masuk ke TPA, fasilitas TPST


3R

juga

diharapkan

menjadi

Berdasarkan

hasil

pemilahan

Mengingat SDM yang diperlukan

sumber penghasilan dan lapangan

tersebut, sampah dibedakan menjadi

untuk

pekerjaan baru bagi warganya.

3 jenis, yaitu sampah non organik,

tidaklah sedikit, pengelola juga

mengelola

TPST

3R

sampah organik, dan sampah yang

dapat

pengolahan

tidak masuk dalam 2 kategori

berpartisipasi.

sampah, kegiatan utama TPST 3R

tersebut. Sampah yang tidak masuk

selain

memberikan

kontribusi

terdiri atas kegiatan pengumpulan

dalam jenis non organik atau organik

kebersihan, TPST 3R

juga dapat

dan

Layaknya

proses

pengangkutan sampah dari

mengajak

masyarakat

Dengan

begitu

akan langsung diangkut ke TPA.

membuka lapangan pekerjaan bagi

sampah

Agar tidak terjadi penumpukan,

masyarakat sekitar. (*)

pada TPST dan pemasaran produk-

maka dilakukan pengolahan dengan

produk hasil pengolahan sampah.

sistem

sumbernya, pengolahan

sanitary

landfill,

yakni

sampah dipadatkan dan diurug


Pengumpulan dan pengangkutan
merupakan kegiatan utama dalam
pengelolaan sampah. Secara umum,
pengumpulan

sampah

domestik

dilakukan dengan dua cara yang


berbeda yaitu, sampah dipindahkan
terlebih

dahulu

ke TPST

lalu

kemudian sampah tersebut diolah.


Atau cara kedua, sampah langsung
diangkut ke TPST. Dalam pola 3R,
pengelolaan sampah menggunakan
cara yang pertama, yaitu sampah
dipindahkan terlebih dahulu ke
TPST lalu diolah.

Petugas memeriksa pipa gas metana dari sampah di Tempat


Pembuangan Akhir (TPA) Kampung Jawa, Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 25

sosok

Membangun Kota Berkelanjutan


dan Berdaya Saing

Ir. Hayu Parasati, MPS,


Direktur Perkotaan dan Perdesaan,
Kementerian PPN/Bappenas

wilayah perkotaan difokuskan untuk

berkeadilan serta ramah lingkungan;

membangun kota berkelanjutan dan

menyediakan sarana dan prasarana

berdaya saing menuju masyarakat

yang berorientasi pada konsep hijau

kota yang sejahtera berdasarkan

dan berketahanan, antara lain green

karakter fisik, potensi ekonomi, dan

open space (ruang tebuka hijau),

budaya lokal. Untuk itu, terdapat

green waste (pengolahan sampah

lima strategi pembangunan perko-

dan limbah), green water (efisiensi

taan yang dipersiapkan.

pemanfaatan dan pengolalaan air

osok Ir. Hayu Parasati, MPS,


sebagai salah satu konsep-

Pertama,

tor pembangunan perkotaan

perwujudan

Sistem

permukaan),

green

(transportasi

ramah

transportation
lingkungan),

Perkotaan Nasional (SPN) dengan

green energy (pemanfataan sumber

sudah tak asing lagi di Indonesia. Di

mendorong

perkotaan

energi yang ramah lingkungan dan

posisinya saat ini sebagai Direktur

metropolitan baru sebagai sentra

terbarukan), serta green economy

Perkotaan dan Perdesaan, Kemente-

produksi

(pengembangan

rian PPN/Bappenas, lulusan Master

jasa untuk melayani Kawasan Timur

of Development Studies dari Univer-

Indonesia, serta memantapkan peran

sity of Queensland ini sudah banyak

dan fungsi kawasan metropolitan

Keempat, pengembangan kota cerdas

merancang

pemba
ngunan

yang sudah ada untuk menjadi pusat

yang berdaya saing dan berbasis

perkotaan, baik yang bersumber dari

berskala global. Kedua, percepatan

teknologi dan budaya lokal. Hal ini

pembiayaan APBN, maupun melalui

pemenuhan

akan diwujudkan melalui pengemba

skema

konsep

Kerjasama

kawasan

pengolahan

Standar

barang

dan

Pelayanan

ekonomi

yang

berwawasan lingkungan).

Pemerintah

Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan

ngan perekonomian dengan memban-

dengan Badan Usaha (KPBU), misal

kota aman, nyaman dan layak huni.

gun pencitraan kota (city branding)

nya pengelolaan air limbah, pengelo-

Hal ini akan diwujudkan dengan cara,

yang mendukung pencitraan bangsa

laan Sistem Penyediaan Air Minum

di antaranya

menyediakan sarana

(nation branding); m
enyediakan in-

(SPAM), dan persampahan.

dan prasarana dasar perkotaan sesuai

frastruktur dan pelayanan publik

dengan tipologi, fungsi dan peran

melalui penggunaan TIK; serta mem-

Perempuan pekerja keras ini boleh

kotanya;

bangun kapasitas masyara


kat yang

dibilang

dalam

transportasi publik yang terintegrasi

tak

mengedukasi

kenal

lelah

sistem

inovatif, kreatif, dan p


roduktif.

hingga

dan multimoda sesuai dengan tipologi

pemerintah daerah akan penting

kota dan kondisi geografisnya; serta

Kelima, peningkatan kapasitas tata

nya kota berkelanjutan dan berdaya

meningkatkan keamanan kota melalui

kelola

saing. Karena itu, dalam lima tahun

pencegahan penyediaan fasilitas dan

dengan

mendatang, alumnus Institut Tekno

sistem penanganan kriminalitas dan

peraturan

dan

logi Bandung (ITB) Jurusan Planologi

konflik berbasis Teknologi Informasi

birokrasi

kepemerintahan

Angkatan 1981 ini sudah menyiapkan

dan Komunikasi (TIK).

yang tanggap terhadap kebutuhan

sejumlah

masyarakat

mengembangkan

program

pembangunan

masyarakat;

pembangunan

perkotaan

mewujudkan
prosedur

serta

dalam
kota

meningkatkan

perkotaan, sebagaimana telah di-

Ketiga, perwujudan kota hijau yang

peran

tuangkan
dalam Rencana Pemba

berketahanan iklim dan bencana

Masyarakat Sipil (OMS) dan asosiasi

ngunan Jangka Menengah N


asional

dengan

profesi dalam penyusunan kebijakan,

(RPJMN)

dan

2015-2019.

Menurut

Hayu, arah kebijakan pembangunan

cara

menata,

memanfaatkan

mengelola,
ruang

dan

kegiatan perkotaan yang efisien dan

26 | Sustaining Partnership Edisi Perkotaan | 2015

aktif

sistem,

swasta,

Organisasi

perencanaan dan pembangunan kota


berkelanjutan. (*)

Sekilas Berita
Proyek Prakarsa dalam Penyediaan infrastruktur

memadai. Dalam Perpres tersebut


dijelaskan badan usaha pemrakarsa

kema Kerjasama P
emerintah

baga maupun kepala daerah dapat

wajib menyusun studi kelayakan

dengan

Usaha

memprakarsai penyediaan infra-

atas KPBU yang diusulkan.

Badan

salah

struktur yang akan dikerjasama-

satu
alternatif
pembiayaan pem

kan dengan badan usaha melalui

Dalam Perpres tersebut juga dise-

bangunan
infrastruktur di Indone-

skema KPBU. Badan usaha juga

butkan, badan usaha pemrakarsa

sia. Pada prinsipnya, proyek skema

dapat mengajukan prakarsa KPBU

KPBU dapat diberikan alternatif

KPBU
digolongkan ke dalam dua

kepada menteri, kepala lembaga

kompensasi berupa pemberian tam-

jenis yaitu proyek kerja sama yang

atau kepala daerah.

bahan nilai sebesar 10%; pemberian

(KPBU)

merupakan

ber
asal dari inisiasi pemerintah

hak untuk melakukan penawaran

(solicited) dan proyek kerjasama

Sesuai

Perpres

yang
diinisiasi oleh badan usaha

penyediaan

(unsolicited).

dapat

Nomor

38/2015,

infrastruktur

diprakarsai

harus memenuhi

badan

oleh badan usaha pemrakarsa ter-

yang

hadap
penawar terbaik (right to

usaha

match) sesuai dengan hasil peni

kriteria, yakni

laian dalam proses pelelangan; ser-

Jika merujuk pada Peraturan Pre

terintegrasi secara teknis dengan

ta pembelian prakarsa KPBU. Pem-

siden

38/2015

rencana induk pada sektor yang

belian
prakarsa KPBU ini antara

Pemerintah

bersangkutan; layak secara ekonomi

lain berupa hak kekayaan intelek-

dengan Badan Usaha dalam Penye-

dan finansial; dan badan usaha yang

tual oleh menteri, kepala lembaga,

diaan Infrastruktur, pada Bab VII

mengajukan

kepala daerah atau oleh pemenang

disebutkan, menteri, kepala lem-

kemampuan

(Perpres)

tentang

C
A
L
O
N
P
E
M
R
A
K
A
R
S
A

P
J
P
K

Nomor

Kerjasama

prakarsa
keuangan

memiliki
yang

lelang. (*)

KPBU ATAS PRAKARSA BADAN USAHA (UNSOLICITED Project)


Calon Pemrakarsa
menyusun
Prastudi
Kelayakan dan
menyampaikan
usulan
Kompensasi BU

PJPK mengevaluasi secara


mendalam Dokumen
Prastudi Kelayakan:
g Terintegrasi secara
teknis dengan
rencana induk
pada sektor yang
bersangkutan;
g Layak secara ekonomi
dan finansial; dan
g Calon Pemrakarsa
memiliki kemampuan
kewenangan
yang memadai
untukmembiaya
pelaksanaan
Penyediaan
Infrastruktur.

Penyelesaian Dokumen
Studi Kelayakan dan
Pemenuhan Persyaratan
Prakualifikasi
g Dilaksanakan oleh
Calon Pemrakarsa
g Diserahkan kepada
PJPK

Bila Prastudi
Kelayakan
memperoleh
persetujuan
dari PJPK:
g PJPK menerbitkan
Letter to Proceed
to Feasibility
Study
g Calon Pemrakarsa
melanjutkan
dengan
penyusunan Studi
Kelayakan

PJPK mengevaluasi
secara mendalam
Dokumen Studi
Kelayakan dan
Dokumen Pemenuhan
Persyaratan
Prakualifikasi:
g Rencana bentuk
kerjsama;
g Rencana
pembiayaan proyek
dan sumber dana;
dan
g Rencana penawaran
kerjasama yang
mencakup jadwal,
proses dan cara
penilaian.

Bila Dokumen Studi


Kelayakan memperoleh
persetujuan PJPK:
g Surat penetapan
usulan KPBU sebagai
proyek prakarsa badan
usaha (unsolicited);
g Surat penetapan
Calon Pemrakarsa
sebagai Badan Usaha
Pemrakarsa; dan
g Surat penetapan
pemberian bentuk
kompensasi untuk
Badan Usaha
Pemrakarsa

Edisi Perkotaan | 2015 Sustaining Partnership | 27

Direktorat Pengembangan kerjasama pemerintah dan Swasta

Air Minum
Kabupaten
Tangerang
28 | Sustaining
Partnership
Edisi Perkotaan | 2015

Anda mungkin juga menyukai