Anda di halaman 1dari 13

Skenario D blok 26

Dr Anggi adalah seorang dokter menjabat pimpinan puskesmas Meranti yang baru
bertugas 4 bulan. Dalam 7 hari ini mendapati pasien 5 orang anak Sekolah Dasar yang terkena
Demam Berdarah yang dirujuk ke Rumah Sakit.
Pimpinan Puskesmas langsung mengadakan pertemuan dengan staf Puskesmas
(penanggung jawab promosi kesehatan dan petugas penyehatan Lingkungan) untuk melihat
bagaimanan jadwal Promosi kesehatan di wilayah Puskesmas dan bagaimana PHBS di Sekolah
Dasar tersebut.
Setelah mendapat data yang diperlukan dr Anggi melapor ke Pak Camat sebagi
penanggung jawab wilayah agar segera mengumpulkan Kepala desa, Pak RT, Kepala Sekolah,
Tokoh agama, Kader kesehatan, untuk mengadakan Promosi Kesehatan dan Survei mawas diri.
I.

Klarifikasi Istilah
1. Puskesmas: Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
bertaggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
2. PHBS: (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kesehatan
3. Demam Berdarah: Penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
oeh nyamuk
4. Promosi Kesehatan : Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri
sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, seusai sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan
5. Survei Mawas Diri: Kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah
kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat di bawah
bimbingan kepal desa atau kelurahan dan petugasn kesehatan(petugas puskesmas,
bidan di desa)
6. Kader Kesehatan: Warga tenaga sukarela dalam bidang kesehatan yang langsung
dipilih oleh dan dari para masyarakat yang tugasnya membantu dalam pengembangan
kesehatan masyarakat

II.

Identifikasi Masalah
1. Dr Anggi adalah seorang dokter menjabat pimpinan puskesmas Meranti yang
baru bertugas 4 bulan. Dalam 7 hari ini mendapati pasien 5 orang anak Sekolah
Dasar yang terkena Demam Berdarah yang dirujuk ke Rumah Sakit.(Main
Problem)
2. Pimpinan Puskesmas langsung mengadakan pertemuan dengan staf Puskesmas
(penanggung jawab promosi kesehatan dan petugas penyehatan Lingkungan) untuk
melihat bagaimanan jadwal Promosi kesehatan di wilayah Puskesmas dan bagaimana
PHBS di Sekolah Dasar tersebut.
3. Setelah mendapat data yang diperlukan dr Anggi melapor ke Pak Camat sebagi
penanggung jawab wilayah agar segera mengumpulkan Kepala desa, Pak RT, Kepala
Sekolah, Tokoh agama, Kader kesehatan, untuk mengadakan Promosi Kesehatan dan
Survei mawas diri

III.

Analisis Masalah
1. Dr Anggi adalah seorang dokter menjabat pimpinan puskesmas Meranti yang
baru bertugas 4 bulan. Dalam 7 hari ini mendapati pasien 5 orang anak Sekolah
Dasar yang terkena Demam Berdarah yang dirujuk ke Rumah Sakit.(Main
Problem)
a. Apa saja syarat-syarat dari kejadian luar biasa? (hubungkan dengan
skenario)
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus
pada terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat
menimbulkan KLB adalah penyakit tidak menular, dan keracunan. Keadaan tertentu
yang rentan terjadinya KLB adalah keadaan bencana dan keadaan kedaruratan.
Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satu
kriteria sebagai berikut:
- Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
- Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

- Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan


periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis
penyakitnya.
- Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan
dalam tahun sebelumnya.
- Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
- Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
- Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
KLB DBD ditetapkan bila ditemukan satu atau lebih kondisi berikut:
- Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 Permenkes No. 1501/2010, yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
pada suatu daerah.
- Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan
dalam tahun sebelumnya
- Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Dalam kasus kita tidak bisa mengetahui apakah ini masuk dalam kejadian luar
biasa (KLB) atau tidak karena tidak adanya data yang tercantum pada bulan-bulan
sebelumnya.
b. Bagaimana penyuluhan untuk pencegahan pada kasus diatas?
Perencanaan Promosi Kesehatan DBD
a. Tujuan

Program promosi kesehatan ini bertujuan meningkatkan informasi dan


kesadaran anak-anak dan masyarakat agar terhindar dari penyakit DBD dan
komplikasinya melalui pemahaman akan tindakan dan perilaku hidup sehat
terhindar dari penyakita DBD
b. Strategi
Masalah pokok program promosi kesehatan ini mengenai penanganan penyakit
DBD baik yang sudah terjangkit maupun yang tidak terjangkit, maka strategi
yang dilakukan, yaitu:
- Mengadakan penyuluhan kepada murid-murid, staf pengajar, pegawai,
petugas kebersihan sekolah dasar serta orang tua murid agar paham dengan
benar penyakit DBD dan dapat membagikan informasi yang didapat ke
-

masyarakat yang tidak mengikuti penyuluhan.


Memasang poster-poster berisi materi tentang peyakit DBD di beberapa
tempat umum dan di sekolah-sekolah dasar guna menambah informasi bagi

warga sekolah dan masyrakat umum


Melakukan pemberatasan sarang nyamuk sebagai vektor penyakit DBD
melalui kerjasama dengan lintas program yang dikoordinasikan oleh kepala

wilayah/daerah berdasarkan data surveilan lokasi dan tempat tinggal


Menanggulangi dan melakukan kewaspadaan Kejadian Luar Biasa (KLB)
DBD agar penyebaran penyakit dapat diatasi

c. Sasaran, Waktu, Tempat Pelaksanaa, dan Tenaga Pelaksana


- Sasaran
Sasaran yang dituju pada pelaksanaan promosi kesehatan ini terbagi menjadi
3 sasaran utama. Sasaran primer meliputi anak-anak di sekolah dasar.
Sasaran sekunder meliputi staf pengajar, pegawai, dan petugas kebersihan di
sekolah. Sasaran tersier meliputi masyarakat umum yang dapat mengetahui
informasi dari sasaran sekunder ataupun dari penerimaan informasi yanng
diberikan dalam bentuk poster.
-

Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan yang dipilih untuk penyuluhan kesehatan, yaitu pada
hari sabtu di setiap bulan, dengan jadwal kunjungan yang berbeda-beda tiap
minggunya dan berlangsung selama setengah hari (jam 07.00 pagi 12.00
siang). Dan waktu yang diambil untuk melakukan tindakan pemberantasan

jentik nyamuk di koordinasikan dengan pihak sekolah (kepala sekolah) dan


pemerintah daerah setempat.
-

Tempat pelaksanaan
Tempat dimana akan dilangsungkannya promosi kesehatan, yaitu di
aula/ruang pertemuan/ruang kelas tiap-tiap sekolah dasar yang akan
dikunjungi. Sedangkan tempat akan dipasangnya poster-poster adalah di
madding dan tempat-tempat sekitar lingkungan sekolah dasar yang banyak
dilalui warga sekolah dan masyarakat umum. Program pemberantasan
penyakit DBD dengan menggunakan metode fogging, abatesasi dan 3M
(mengubur, menguras, dan mengubur) yang dilaksanakan di seluruh
sekolah-sekolah dasar dan kediaman warga pada daerah mayoritas yang
didapatkan dari hasil data surveilan.

Tenaga pelaksana
Yang akan melakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan adalah staf
puskesmas, penanggung jawab wilayah (kasus: camat), kepala desa, ketua
RT, kepala sekolah, tokoh agama, dan kader kesehatan. Sedangkan, tenaga
pelaksananya terdiri dari tenaga medis dan non-medis, yaitu kader setempat,
petugas kebersihan sekolah (di lingkungan sekolah dasar), dan masyarakat
yang sukarela membantu (lingkungan masyrakat) khususnya untuk kegiatan
fogging.

d. Kegiatan pokok

Penyuluhan kesehatan
1. Tujuan
Memberikan informasi dan pengetahuan yang benar dan tepat mengenai
penyakit DBD agar kesadaran masyarakat akan penyakit DBD
meningkat. Selain itu, dengan pengetahuan yang dimiliki oleh sasaran
mengenai penyakit DBD maka dapat meningkatkan kerjasama dengan
masyarakat umum lainnya dalam pemberantasan penyakit DBD dengan
berbagi informasi tersebut.
2. Sasaran
Sasaran primer : Anak-anak di sekolah dasar
Sasaran sekunder : staf pengajar, pegawai, dan petugas kebersihan di
sekolah dasar

Sasaran tersier
: Masyarakat umum dan tenaga kesehatan
3. Materi penyuluhan meliputi :
a. Pengertian DBD
b. Penyebab dan faktor resiko DBD
c. Penularan DBD
d. Gejala DBD
e. Penatalaksanaan DBD
f. Pencegahan dan edukasi DBD
-

Poster
Promosi kesehatan akan memberikan 3 macam poster mengenai DBD yang
masing-masing akan diperbanyak hingga 10 lembar agar lebih efektif dan
mudah dilihat oleh masyarakat. Materi tiap poster yang akan diberikan,
yaitu:
1. Gejala umum DBD yang patut di ketahui masyarakat.
Masyarakat perlu tahu gejala dan tanda penyakit DBD sebelum terjadi
komplikasi, diantaranya demam 2 7 hari, nyeri sendi, muncul bintikbintik merah, mimisan, gusi berdarah. Dengan pengetahuan mengenai
gejala dan tanda DBD, diharapkan masyarakat dapat segera membawa
anaknya atau keluarga lain yang kemungkinan terjangkit ke klinik
kesehatan, puskesmas, atau IGD Rumah Sakit.
2. Melakukan penanganan bagi pasien penyakit DBD.
Apabila anak atau kerabat justru telah menunjukkan gejala atau telah
terdiagnosa DBD, diharapkan orang tua dan masyarakat tahu apa yang
harus dilakukan selain memberikan obat-obatan yang telah dianjurkan
oleh dokter. Penanganan umum yang sebaiknya diketahui, ialah pasien
harus meminum air putih yang cukup setiap harinya untuk menghindari
dehidrasi, minuman isotonik dan jus jambu yang dipercaya oleh
masyarakat selama ini juga dapat diberikan, berikan makanan yang
cukup gizi, , apabila badan panas pasien dapat dikompres dengan air
hangat di kening, ketiak, sela paha, dan sela siku dan lutut, dan yang
terakhir pastikan pasien mengonsumsi semua obat yang dianjurkan oleh
dokter.
3. Tindakan pencegahan terjadinya penyakit DBD.
Tindakan pencegahan wajib diketahui oleh masyarakat agar tak
terjangkit penyakit DBD. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

meliputi tindakan 3M plus. Dengan mengetahui berbagai tindakantindakan yang dapat dilakukan, diharapkan masyarakan dapat menjalani
hidup bersih dan sehat terhindar dari penyakit DBD.
c. Bagaimana program pencegahan DBD pada kasus?
Pelaksanaan promkes dalam pengendalian vektor sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 581/Menkes/SK/VII/1992: upaya pemberantasan penyakit
demam berdarah dengue dilakukan melalui kegiatan pencegahan, penemuan,
pelaporan penderita, pengamatan penyakit dan penyelidikan epidemiologi,
penanggulangan seperlunya, penanggulangan lain dan penyuluhan kepada
masyarakat.
1.

Cara memberantas nyamuk dewasa


Fogging (pengasapan). Nyamuk Aedes aegypti dapat diberantas dengan fogging

(pengasapan) racun serangga, termasuk racun serangga yang dipergunakan sehari-hari di


rumah tangga. Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu
yang mati hanya nyamuk (dewasa) saja. Selama jentiknya tidak dibasmi, setiap hari akan
muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembang biakannya Karena itu cara
yang tepat adalah memberantas jentiknya yang dikenal dengan istilah PSN DBD yaitu
singkatan dari Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue.
Fogging tertutup adlah pada saat fogging dilakukan semua pintu dan jendela
ditutup rapat rapat. Dilakukan sekitar jam 7.00 10.00 dan jam 15.00 18.00. Fogging
terbuka adalah pada saat fogging / pengasapan dilakukan semua pintu dan jendeladibuka
lebar lebar. Dilakukan sekitar jam 7.00 10.00 dan jam 15.00 18.00. Fogging fokus
adalah fogging yang dilakukan dititik fokus dan sekitarnya dengan jarak radius 100 m
atau 20 rumah sekitarnya. Dilakukan dua siklus dengan jarak seminggu, diikuti
abatisasi. Fogging fokus dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi positif.
Syarat PE /penyelidikan epidemiologi ( + ):
Dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ada 2 kasus DBD lainnya
Dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ditemukan ada kasus demam tanpa
sebab jelas

Dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ditemukan 1 kasus meninggal karena
sakit DBD

2.

Cara memberantas jentik Aedes aegypti


i. PSN DBD dilakukan dengan cara 3M, yaitu:
Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan, atau menyingkirkan barang-barang
bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan
lain-lain.
Selain itu ditambah dengan cara lainnya (yang dikenal dengan istilah 3M plus),
seperti:
Ganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seminggu sekali

Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak


Tutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan lain-lain misalnya dengan
tanah
Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menapung air seperti pelepah
pisang atau tanaman lainnya termasuk tempat- tempat lain yang dapat menampung
air hujan di pekaranga, kebun, pemakaman, rumah-rumah kosong, dan lain-lain.
Lakukan larvasidasi, yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik (Abate 1 G,
Altosid 1,3 G dan Sumilarv 0,5 G (DBD)) di tempat- tempat yang sulit dikuras atau
di daerah yang sulit air
Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk
Pasang kawat kasa di rumah
Pencahayaan dan ventilasi memadai
Jangan biasakan menggantung pakaian dalam rumah
Tidur menggunakan kelambu, dan
Gunakan obat nyamuk (bakar, gosok) dan lain-lain untuk mencegah gigitan
nyamuk.
ii.Larvasidasi
Larvasidasi adalah menaburkan bubuk pembunuh jentik ke dalam tempat- tempat
penampungan air. Bila menggunakan Abate disebutAbatisasi. Cara melakukan
larvasidasi:

Menggunakan bubuk Abate 1 G (bahan aktif: Temephos 1%) Takaran


penggunaan bubuk Abate 1 G adalah sebagai berikut: Untuk 100 liter cukup
dengan 10 gram bubuk Abate 1 G dan seterusnya. Bila tidak ada alat untuk
menakar, gunakan sendok makan, satu sendok makan peres (yang diratakan di
atasnya) berisi 10 gram Abate 1 G. Selanjutnya tinggal membagikan atau
menambahkannya sesuai dengan banyaknya air yang akan diabatisasi. Takaran
tidak perlu tepat betul.

Menggunakan Altosid 1,3 G (bahan aktif: Metopren 1,3%) Takaran penggunaan


Altosid 1,3 G adalah sebagai berikut: Untuk 100 liter air cukup dengan 2,5 gram

bubuk Altosid 1,3 G atau 5 gram untuk 200 liter air. Gunakan takaran khusus yang
sudah tersedia dalam setiap kantong Altosid 1,3 G. Bila tidak ada alat penakar,
gunakan sendok teh, satu sendok teh peres (yang diratakan atasnya) berisi 5 gram
Altosid 1,3 G. Selanjutnya tinggal membagikan atau menambahkannya sesuai
dengan banyaknya air. Takaran tidak perlu tepat betul.

Menggunakan Sumilarv 0,5 G (DBD) (bahan aktif:piriproksifen 0,5%) Takaran


penggunaan Sumilarv 0,5 G (DBD) adalah sebagai berikut: Untuk 100 liter air
cukup dengan 0,25 gram bubuk Sumilarv 0,5 G (DBD) atau 0.5 gram untuk 200
liter air. Gunakan takaran khusus yang tersedia (sendok kecil ukuran kurang lebih
0,5 gram). Takaran tidak perlu tepat betul.

3.

Perlindungan perseorangan
Memberikan anjuran untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti yaitu dengan
meniadakan sarang nyamuknya di dalam rumah. Yaitu dengan melakukan penyemprotan
dengan obat anti serangga yang dapat dibeli di toko-toko seperti baygon, raid dan lain
lain serta memakai lotion anti nyamuk.

4.

Pemberantasan vektor jangka panjang (pencegahan)


Satu cara pokok untuk pemberantasan vektor jangka panjang ialah usaha
peniadaan sarang nyamuk, vas bunga dikosongkan tiap minggu, menguras bak mandi
seminggu sekali yaitu dengan menggosok dinding bagian dalam dari bak mandi tersebut,
tempat-tempat persediaan air agar dikosongkan lebih dahulu sebelum diisi kembali.
Maksudnya agar larva-larva dapatdisingkirkan.Dalam usaha jangka panjang untuk daerah
dengan vektor tinggi dan riwayat wabah DBD maka kegiatan Puskesmas lebih lanjut
yaitu: 1) Abatesasi untuk membunuh larva dan nyamuk, dan 2) Fogging dengan
malathion atau fonitrothion.
Pemberantasan vektor dalam keadaan wabah. Kegiatan Puskesmas adalah
membantu : a) Tim Propinsi/Dati II untuk survai larva dan nyamuk, b) Membantu
penyiapan rumah penduduk untuk di-fogging.
d. Bagaimana siklus hidup dan cara penularan virus dengue (vector nyamuk)?
Vektor Penular

Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan


vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lain
melalui gigitannya. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor
penting di daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan daerah
pedesaan

(daerah

rural)

kedua

spesies

nyamuk

tersebut

berperan dalam penularan.

Mekanisme Penularan
Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak
manusia dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam
berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk. Oleh karena
itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok arthropod borne
diseases. Virus dengue berukuran 35-45 nm. Virus ini dapat terus
tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk.
Terdapat

tiga

faktor

yang

memegang

peran

pada

penularan infeksi dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor


perantara. Virus dengue masuk ke dalam tubuh nyamuk pada
saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia,

kemudian virus dengue ditularkan kepada manusia melalui


gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang infeksius.
Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus dengue
(infektif) merupakan sumber penular DBD. Virus dengue berada
dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam
(masa inkubasi instrinsik). Bila penderita DBD digigit nyamuk
penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke
dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan berkembangbiak
dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan juga dalam
kelenjar saliva. Kira-kira satu minggu setelah menghisap darah
penderita (masa inkubasi ekstrinsik), nyamuk tersebut siap untuk
menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam
tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk
Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue menjadi penular
(infektif) sepanjang hidupnya.
Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit
(menusuk), sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air
liur melalui saluran alat tusuknya (probosis), agar darah yang
dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue
dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Hanya nyamuk Aedes
aegypti betina yang dapat menularkan virus dengue.12
Nyamuk

betina

sangat

menyukai

darah

manusia

(anthropophilic) dari pada darah binatang. Kebiasaan menghisap


darah terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00 dan sore hari
jam

16.00-18.00.

Nyamuk

betina

mempunyai

kebiasaan

menghisap darah berpindah-pindah berkali-kali dari satu individu


ke individu lain (multiple biter). Hal ini disebabkan karena pada
siang hari manusia yang menjadi sumber makanan darah
utamanya

dalam

keadaan

aktif

bekerja/bergerak

sehingga

nyamuk tidak bisa menghisap darah dengan tenang sampai


kenyang pada satu individu.

Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit


DBD menjadi lebih mudah terjadi

IV.

Learning Issue
1. Wabah Demam Berdarah (Rhamdani, Ari)

V.

Hipotesis
Dr. Anggi, pimpinan puskesmas meranti mendapati pasien 5 orang Sekolah Dasar
terkena DBD akan melakukan promosi kesehatan dan survey mawas diri bersama Pak
Camat, Kepala Desa, Pak RT, Kepala Sekolah, Tokoh Agama, dan Kader Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai