Anda di halaman 1dari 7

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

Telah lebih dari satu abad profesi kedokteran gigi menggunakan pemeriksaan radiografik sebagai
sarana untuk memperoleh informasi diagnostik yang tidak dapat diperoleh dari pemeriksaan
klinis dan pemeriksaan lain sebelumnya. Hingga saat ini dental radiografi menjadi salah satu
peralatan penting yang digunakan dalam perawatan kedokteran gigi modern. Pemotretan
radiografi gigi baik proyeksi intra oral maupun ekstra oral hampir merupakan prosedur umum
yang dilakukan oleh dokter gigi dalam membantu penatalaksanaan suatu kasus
Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion dan bentuk energi
lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik, imajing dan terapi.
Radiasi adalah proses dikeluarkannya energi radiasi dalam bentuk gelombang (partikel), atau
proses kombinasi dari pengeluaran dan pancaran energi radiasi .Sumber radiasi dapat terjadi
secara alamiah maupun buatan.
Sumber radiasi alamiah
1. Radiasi dari sinar kosmis
2. Radiasi yang berasal dari unsur-unsur kimiawi yang terdapat pada lapisan kerak bumi.
3. Radiasi yang terjadi pada atmosfir sebagai akibat terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola
bumi.
4. Radiasi yang berasal dari bahan radioaktif yang terdapat pada lapisan tanah (lapisan bola bumi).
Sumber radiasi buatan
Terjadi antara lain dari bahan radioaktif yang melalui spesifikasinya dengan alat khusus dapat
dihasilkan jenis radiasi tertentu.Sumber radiasi buatan ini antara lain :
1. Sinar X
Dental X Ray unit,mesin atau pesawat roentgen gigi yang berguna membuat radiografi gigi dan
jaringan mulut.Unsur radioaktif yang biasa di gunakan adalah tungsten carbide,barium platinum
cyanida.Sinar ini mula-mula ditemukan oleh sarjana fisika dari Wuerhurg,Bavaria bernama
Wilhelm Conrad Roentgen pada tahun 1895.
Unit sinar X medis,alat penghasil sinar X ini biasanya digunakan untuk radiodiagnosa pada ilmu
kedokteran umum,misalnya unit sinar X medis jenis polyscoop-p1 yang dapat digunakan
pemeriksaan langsung dengan fluoresensi atau untuk pembuatan radiografi dari organ-organ
tubuh manusia.
1. Sinar alfa
2. Sinar beta
3. Sinar gamma
4. Sinar Laser
Sinar X adalah adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang
gelombang sangat pendek yang dihasilkan oleh mesin penghasil sinar X dengan mengunakan
unsur
radioaktif tungsten
carbide atau
barium
platinum
sianida
.
Definisi sinar X adalah jenis radiasi yang digunakan dalam pencitraan dan terapi yang
menggunakan energi panjang gelombang pendek sinar mampu menembus zat kecuali logam
berat
Pembuatan Sinar X
Suatu tabung roentgen hampa udara.
Terdapat elektron-elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada suatu sasaran(target).

Sinar-x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang


listrik,radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma, sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi
dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar x juga adalah bagian dari
radiasiionizing dan digunakan secara luas untuk industri, medikal diagnostik dan tujuan terapi.
Penggunaan sinar- x adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan
sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada dignostik imaging system.
Proses Terjadinya sinar x
1.
Katode(filamen) dipanaskan (>2000C) sampai menyala dengan mengaliri listrik
dari transformator
2.
Karena panas, elektron-elektron dari katode terlepas
3.
Sewaktu dihubungkan dg tranformator tegangan tinggi, elektron-elektron akan
dipercepat gerakannya menuju anode dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup)
4.
Filamen dibuat relatif negatif terhadap target dengan memilih potensial tinggi
5.
Awan elektron mendadak dihentikan pada target dan terbentuk panas (> 99%)
dan sinar X (< 1%)
6.
Pelindung timah akan mencegah keluarnya sinar X dari tabung hanya dapat
keluar melalui jendela
7.
Panas yang tinggi pada sasaran akibat benturan elektron ditiadakan oleh radiator
pendingin
Sifat sifat sinar X
1. Tidak dapat dilihat
2. Tidak dapat dibelokkan oleh medan magnet
3. Tidak dapat difokuskan oleh lensa apapun
4. Dapat diserap oleh timah hitam(Pb)
5. Dapat dibelokan setelah menembus logam atau benda padat.
6. Dapat difraksikan oleh unsur kristal tertentu
7. Mempunyai panjang gelombang sangat pendek
8. Mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi
9. Mempunyai daya tembus yang sangat tinggi
10. Membutuhkan tegangan listrik yang tinggi untuk proses terjadinya
11. Dapat menimbulkan efek biologik sebagai akibat radiasi ionisasi
12. Dapat menimbulkan fluoresensi pada karton/plastik yang dilapisi bubuk halida perak
13. Dapat bereaksi dengan film yang digunakan untuk roentgenodiagnosa,karena timbul gambar dari
objek yang dieksposi.
14. Dapat menstimulasi sel-sel muda dari organ tubuh hidup
15. Dapat menyebabkan nekrotik pada jaringan tubuh hidup
16. Dapat memutasikan sel-sel gonad
17. Dapat menimbulkan sindrom prodormal dari sisem saluran pencernaan
18. Dapat menimbulkan sindrom susunan syaraf pusat
19. Dapat menimbulkan kelainan sel darah,antara lain anemia(Hb sangat rendah)
trombositopenia,leukositosis,leukimia dan seterusnya.
Kegunaan Dental Radiography
1. Radiodiagnosa/Rongenodiagnosa
Radiodiagnosa :Radiograf gigi merupakan data pendukung yang penting dalam menegakkan
suatu diagnosa penyakit atau kelainan di Kedokteran Gigi misalnya :

Adanya kelainan apikal atau periapikal yang tidak terdeteksi secara klinis.

Adanya kelainan pada rahang.


Adanya fraktur rahang atau akar gigi
Karies yang tersembunyi(pada proksimal atau karies akar)karies sekunder,karies
incipien,kedalaman karies dan lain-lain.
2. Rencana Perawatan
Radiograf gigi sangat membantu dalam pembuatan atau penentuan rencana perawatan,seperti:

Penentuan letak pin atau implant

Kondisi saluran akar

Penentuan jenis dan teknik


3. Penunjang Perawatan
Radiograf gigi sangat membantu memudahkan dalam melakukan sebuah perawatan,seperti :

Komplikasi post operatif

Perawatan endodontik
4. Evaluasi Perawatan
Untuk evaluasi atau kontrol keberhasilan atau kemajuan perawatan
5. Radiografi merupakan salah satu data rekam medik yang sangat pentin
6. Kepentingan forensik.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.
2.
3.
4.

Peralatan Dental Radiography meliputi :


Unit sinar X
Film
Unit Prosesing
Larutan prosesing film
Unit pengering film
Radiography protection system
Viewer
EFEK RADIASI SINAR X
Sifat sinar x yang berbahaya terutama pada yang terkena radiasi baik makhluk hidup maupun
lingkungan,sebagai efek lanjut dari pengaruh radiasi ionisasi terhadap jaringan dan keadaan
lingkungan tersebut.
Secara umum,perubahan jaringan atau sel terkena radiasi ionisasi sinar X sebagai akibat
terurainya ion-ion air (akibat ionisasi) adanya rekomendasi dengan terbentuknya molekul air dan
terbentuknya peroksida yang merupakan racun dalam jaringan atau sel,serta pula terbentuknya
ion bebas hidrogen yang akan menimbulkan reaksi kimiawi dan perubahan biokimia pada
jaringan sel tersebut.
Radiasi sinar X dapat menimbulkan perubahan-perubahan di dalam tubuh antara lain :
Biokimia cairan tubuh
Biokimia sel
Biokimia jaringan
Biokimia organ
Hal ini akan mengakibatkan timbulnya keluhan,gejala klinis bahkan kematian sel,jaringan dan
organ tersebut.
Efek biologi yang terjadi ,mula-mula berupa absorbsi radiasi sampai timbulnya gejala
radiasi,keadaan ini memerlukan waktu bertahun-tahun.Masa atau waktu tersebut disebut periode
latent.Periode latent terjadi sebagai akibat efek biologi kumulatif.

Gigi
Pada gigi terjadi dua efek radiasi yaitu :
1. Efek radiasi langsung
Efek radiasi langsung terjadi paling dini dari benih gigi,berupa gangguan kalsifikasi benih
gigi,gangguan perkembangan benih gigi dan gangguan erupsi gigi.
2. Efek radiasi tak langsung
Efek radiasi tak langsung terjadi setelah pembentukan gigi dan erupsi gigi normal berada dalam
rongga mulut,kemudian terkena radiasi ionisasi,maka akan terlihat kelainan gigi tersebut
misalnya ada karies radiasi.Biasanya karies radiasi terjadi pada beberapa gigi bahkan seluruh
regio yang terkena pancaran sinar radiasi,keadaan ini disebut rampan karies radiasi,yang terjadi
setelah mengabsorbsi dosis radiasi 5.000R.
Kelenjar Liur
Radiasi ionisasi yang terjadi pada kelenjar liur dengan dosis radiasi sekitar 3.000R akan
menimbulkan gangguan sekresi air liur,hal ini menyebabkan rongga mulut terasa kering disebut
xerostomia.
Tingkat perubahan kelenjar liur setelah radiasi
Untuk beberapa hari terjadi radang kelenjar liur,setelah satu minggu terjadi penyusutan parensim
sehingga terjadi pengecilan kelenjar liur,ada penyumbatan.Terjadi penurunan sekresi air liur dan
viskositasnya lebih kental,warna air liu akan berubah kekuningan dan coklat.Phnya turun lebih
asam.
Lidah
Radiasi ionisasi pada lidah,menyebabkan pecahnya papila filiformis dan fungiformis
Bibir,jaringan ikat di dalam mulut dan pipi
Setiap sel jaringan ikat yang terkena radiasi ionisasi akan mengalami perubahan,antara lain :

Pecahnya kromosom

Pecahnya vakuola didalam inti sel

Pecahnya sitoplasma
Perubahan tersebut terjadi terus menerus sedangkan mitosis sel juga terjadi.Perubahan tersebut
mengakibatkan sel mitosis tidak normal dan pembentukan sel-sel besar atau sel raksasa.Radiasi
lebih lanjut akan mengakibatkan terjadinya kematian jaringan tersebut (nekrotik).Pada beberapa
literatur radiasi tersebut dapat menyembuhkan kanker tetapi dapat menyebabkan kanker.Kanker
mulut kadang-kadang terjadi sebagai akibat pengobatan dengan radiasi(radioterapi) dengan dosis
radiasi sekitar 5000-7000 Rad.
Daerah leher
Bila daerah leher terkena radiasi,yang menderita radiasi ionisasi adalah kelenjar tiroid.Dosis
rendah yang terserap kelenjar tiroid lebih kecil dari 6,5 rad tidak mengakibatkan kelainan,tetapi
bila dosis radiasi tersersp jauh lebih tinggi,akan mengakibatkan stimulasi sel kelenjar tiroid serta
kanker tiroid. (Lukman, 1990)
Satuan dari Radiasi
1. Rad
Satuan dosis serap yang diperlukan untuk melepaskan tenaga 100 erg dalam 1 gram bahan yang
disinari .1 Rad = 100 erg/gram

2. Roentgen
Suatu pemaparan radiasi yang memberikan muatan 2,58 x 10 coulomb per kg udara
3. Rem
Adalah satuan dosis ekuivalen; yaitu sama dengan dosis serap dikalikan dengan faktor kualitas
(QF)
4. Gray (Gy)
1 Gy = 100 rad
5. Sievert (Sv)
1 Sv = 100 Rem

PROSESING FILM
Tahapan pengolahan film secara konvensional terdiri dari pembangkitan (developing),
pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan pengeringan (drying).
1. Developing ( Pembangkitan )
Pembangkitan merupakan langkah pertama dalam memproses film. Suatu larutan kimia yang
dikenal sebagai larutan pengembang atau developer digunakan dalam proses pembangkitan.
Tujuan dari developer atau pengembang adalah mengurangi paparan, energi Kristal perak halida
kimia ke perak hitam metalik. Larutan pengembang ini melembutkan emulsi film selama proses
ini
Sifat dasar
Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan
terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan adalah perubahan butirbutir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau
perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. Sementara butiran perak halida yang
tidak mendapat penyinaran tidak akan terjadi perubahan.
Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-bagian yang terkena
cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh film.Sedangkan yang tidak
mendapat penyinaran akan tetap bening. Dari perubahan butiran perak halida inilah akan
terbentuk bayangan laten pada film.
Bayangan laten (latent image)
Emulsi film radiografi terdiri dari ion perak positif dan ion bromida negative (AgBr) yang
tersusun bersama di dalam kisi kristal (cristal lattice). Ketika film mendapatkan eksposi sinar-X
maka cahaya akan berinteraksi dengan ion bromide yang menyebabkan terlepasnya ikatan
elektron. Elektron ini akan bergerak dengan cepat kemudian akan tersimpan di daiam bintik
kepekaan
(sensitivity
speck)
sehingga
bermuatan
negatif.
Kemudian bintik kepekaan ini akan menarik ion perak positif yang bergerak bebas untuk masuk
ke dalamnya lalu menetralkan ion perak positif menjadi perak berwarna hitam atau perak
metalik. Maka terjadilah bayangan laten yang gambarannya bersifat tidak tampak.
Larutan developer terdiri dari:
t (solvent)
Bahan yang dipergunakan sebagai pelarut adalah air bersih yang tidak mengandung mineral.
angkit (developing agent).
Bahan pembangkit adalah bahan yang dapat mengubah perak halida menjadi perak metalik. Di
dalam lembaran film, bahan pembangkit ini akan bereaksi dengan memberikan elektron kepada

kristal perak bromida untuk menetralisir ion perak sehingga kristal perak halida yang tadinya
telah terkena penyinaran menjadi perak metalik berwarna hitam, tanpa mempengaruhi kristal
yang tidak terkena penyinaran. Bahan yang biasa digunakan adalah jenis benzena (C6H6).
cepat (accelerator).
Bahan developer membutuhkan media alkali (basa) supaya emulsi pada film mudah
membengkak dan mudah diterobos oleh bahan pembangkit (mudah diaktifkan). Bahan yang
mengandung alkali ini disebut bahan pemercepat yang biasanya terdapat pada bahan seperti
potasium karbonat (Na2CO3 / K2CO3) atau potasium hidroksida (NaOH / KOH) yang
mempunyai sifat dapat larut dalam air.
an (restrainer).
Fungsi bahan penahan adalah untuk mengendalikan aksi reduksi bahan pembangkit terhadap
kristal yang tidak tereksposi, sehingga tidak terjadi kabut (fog) pada bayangan film. Bahan yang
sering digunakan adalah kalium bromida.
gkal (preservatif).
Bahan penangkal berfungsi untuk mengontrol laju oksidasi bahan pembangkit. Bahan
pembangkit mudah teroksidasi karena mengabsorbsi oksigen dari udara. Namun bahan
penangkal ini tidak menghentikan sepenuhnya proses oksidasi, hanya mengurangi laju oksidasi
dan meminimalkan efek yang ditimbulkannya.
tambahan.
Selain dari bahan-bahan dasar, cairan pembangkit mengandung pula bahan-bahan tambahan
seperti bahan penyangga (buffer) dan bahan pengeras (hardening agent). Fungsi dari bahan
penyangga adalah untuk mempertahankan pH cairan sehingga aktivitas cairan pembangkit relatif
konstan. Sedangkan fungsi dari bahan pengeras adalah untuk mengeraskan emulsi film yang
diproses.
Setelah proses pembangkitan, rendaman air digunakan untuk mencuci atau membilas film.
Pembilasan digunakan untuk menghilangkan developer atau pengembang dari film dan
memberhentikan proses pengembangan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki cairan
pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di dalam
emulsi filmnya.
Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar tidak terbawa ke dalam
proses selanjutnya.Cairan pembangkit yang tersisa masih memungkinkan berlanjutnya proses
pembangkitan walaupun film telah dikeluarkan dari larutan pembangkit. Apabila pembangkitan
masih terjadi pada proses penetapan maka akan membentuk kabut dikroik (dichroic fog)
sehingga foto hasil tidak memuaskan.Proses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu
memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan film
dengan cara merendamnya ke dalam air. Pembilasan ini harus dilakukan dengan air yang
mengalir selama 5 detik.
Setelah proses pembilasan, difiksasi. Suatu larutan kimia yang dikenal sebagai fiksator
digunakan dalam proses fiksasi. Tujuan dari fiksator adalah untuk menghilangkan Kristal perak
halida yang tidak terpapar dan terkena energi emulsi film. Fiksator menguatkan emulsi film
selama proses ini.
Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan
menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah gambaran perak
metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi perak komplek. Senyawa

tersebut bersifat larut dalam air kemudian selanjutnya akan dihilangkan pada tahap pencucian.
Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh
cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film. Pada proses ini juga diperlukan adanya
pengerasan untuk memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan
akibat penyerapan uap air.
Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat suatu cairan penetap adalah:
Bahan penetap (fixing agent).
Dipilih bahan yang berfungsi mengubah perak halida. Bahan ini bersifat dapat bereaksi dengan
perak halida dan membentuk komponen perak yang larut dalam air, tidak merusak gelatin, dan
tidak memberikan efek terhadap bayangan perak metalik. Bahan yang umum digunakan adalah
natrium thiosulfat (Na2S2O3) yang dikenal dengan nama hypo.
Bahan pemercepat (accelerator).
Untuk menghindari kabut dikroik dan timbulnya noda kecoklatan, biasanya digunakan asam
yang sesuai. Karena pembangkit memerlukan basa dalam menjalankan aksinya, maka tingkat
keasaman cairan penetap akan menghentikan aksinya.
Asam kuat seperti asam sulfat (H2SO4) akan merusak bahan penetap dan mengendapkan sulfur
c. Bahan penangkal (preservatif).
Untuk menghindari adanya pengendapan sulfur maka pada cairan penetap ditambahkan bahan
penangkal yang akan melarutkan kembali sulfur tersebut. Bahan penangkal yang digunakan
adalah natrium sulfit, natrium metabisulfit, atau kalium metabisulfit.
d. Balian pengeras (hardener)
Bahan ini digunakan untuk mencegah pembengkakan emulsi film yang berlebihan.
Pembengkakan emulsi akan membuat perak bromida mudah terkelupas dan pengeringan film
yang tidak merata. Bahan yang digunakan biasanya adalah potassium alum
[K2SO4Al3(SO4)2H2O], aluminium sulfat [Al2(SO4) 3].
e. Bahan penyangga (buffer).
Digunakan untuk mempertahankan pH cairan agar dapat tetap terjaga pada nilai 4 5. Bahan
yang digunakan adalah pasangan antara asam asetat dengan natrium asetat, atau pasangan
natrium sulfit dengan natrium bisulfit.
f. Pelarut (solvent).
Pelarut yang ummn digunakan adalah air bersih.
D. Washing (Pencucian)
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini sebaiknya
dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.
E. Drying (Pengeringan)
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk
menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi
yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak.
Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga
faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara
yang melewati emulsi.
Dari berbagai sumber.
http://choybuccuq.blogspot.co.id/2013/05/radiologi-kedokteran-gigi.html

Anda mungkin juga menyukai