Kelompok 4
Yolanda Ika Putri
05061381520027
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ikan tergolong bahan makanan yang mudah sekali busuk oleh sebab itu agar
sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan baik, diperlukan cara-cara
penanganan yang baik,dari sekian banyak upaya manusia untuk mempertahankan
mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara tradisional dari
pengawetan hasil ikan yang ditangkap diantaranya teknologi pengawetan ikan
dengan cara pemindangan. (Afrianto,2011)
Ikan pindang merupakan salah satu hasil olahan yang cukup populer di
Indonesia, dalam urutan hasil olahan tradisional menduduki tempat kedua setelah
ikan asin. Dilihat dari sudut program peningkatan konsumsi protein masyarakat,
ikan pindang mempunyai prospek yang lebih baik dari pada ikan asin. Hal ini
mengingat bahwa ikan pindang mempunyai cita-rasa yang lebih lezat dan tidak
begitu asin jika dibandingkan dengan ikan asin sehingga dapat dimakan dalam
jumlah yang lebih banyak. Kelebihan ikan pindang dan ikan asin ialah ikan
pindang merupakan produk yang siap untuk dimakan (ready to eat). Di samping
itu juga praktis semua jenis ikan dari berbagai ukuran dapat diolah menjadi ikan
pindang. (Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2010)
Dibanding pengolahan ikan asin, pemindangan mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu: (1) cara pengolahannya sederhana dan tidak memerlukan alat
yang mahal, (2) hasilnya berupa produk matang yang dapat langsung dimakan
tanpa perlu dimasak terlebih dahulu, (3) rasanya cocok dengan selera masyarakat
Indonesia pada umumnya, (4) dapat dimakan dalam jumlah yang relatif banyak,
sehingga sumbangan proteinnya cukup besar bagi perbaikan gizi masyarakat
(Astawan, 2013).
Berbeda dengan pembuat ikan asin walaupun pindang di olah dengan
mempergunakan garam namun yang diperoleh hasil yang berbeda karena pada
pengolahan pindang selain penggaraman juga dikombinasikan dengan proses
pemanasan sehingga produk yang dihasilkan mempunyai karakteristik tersendiri.
fasilitas
pendingin
ikan.
Dengan
demikian
upaya
untuk
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menelaah pengaruh penggunaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika dan Morfologi Ikan Salem ( Elagatis bipinnulatus)
Sistematika Ikan Salem ( Elagatis bipinnulatus) menurut Soesanto
(2010) adalah sebagai berikut :
kingdom
: Animalia
phylum
: Chordata
class
: Pisces
ordo
: Pecoidae
family
: Caransida
genus
: Elagatis
spesies
: Elagatis bipinnulatus
Daerah penyebaran dari ikan ini ada di perairan dan kandang berada di
Pemindangan Bumbu
Pada teknik ini, lapisan ikan yang digarami dengan garam kering, disusun
berlapis-lapis di dalam wadah yang terbuat dari plat logam, pendil atau paso tanah
(belanja tanah) atau lainnya. Kemudian direbus dalam jangka waktu yang cukup
lama (sekitar 4 6 jam), cairan perebus kemudian dibuang melalui lubang kecil
bagian bawah wadah atau ditiriskan. Pada lapisan atas ditutup dengan selembar
kertas dan di atas permukaan kertas ini disebarkan merata selapis garam
(Grahardyarini, 2008).
2.3.2.
Ada teknik ini ikan ditaburi garam disusun diatas keranjang atau rak bambu
disebut naya. Beberapa naya diisi ikan dan disusun vertikal pada suatu kerangka
lalu dicelupkan kedalam air garam mendidih di dalam wadah yang terbuka dan
lama pembuatan relatif jauh lebih singkat daripada teknik pemindangan garam.
Setelah proses perebusan selesai, wadah di mana ikan tersusun diangkat,
kemudian direndam atau disiram dan didinginkan untuk siap didistribusikan dan
dipisahkan (Grahardyarini, 2011).
Dengan Pemindangan Ikan yang tergolong bahan makanan yang mudah sekali
busuk dapat diawetkan oleh sebab itu agar sampai di tangan konsumen masih
dalam keadaan baik,diperlukan cara-cara penanganan yang baik untuk
mempertahankan mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara
tradisional (Grahardyarini, 2011).
Pengolahan cara tradisional memegang porsi 50% dari pengawetan hasil ikan
yang ditangkap diantaranya teknologi pengawetan ikan dengan cara pemindangan.
Secara nasional penghasil utama pindang adalah Jawa Tengah 4,11%,Jawa Timur
3,39%, dan Jawa Barat 1,40% dari hasil total produksi perikanan laut Indonesia.
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Cara kerja
Ikan 2 siangi
Cuci bersih dan timbang ikan
Direndam dengan larutan garam
25%/ L sesuai perlakuan
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum penggaraman dan
pengeringan ikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Spesifikasi
Nila
i
1. Kenampakan
-
Utuh,bersih,rapi,bercahaya,jern 9
ih
Utuh,bersih,agak kusam
Utuh,kurang bersih,kusam
Utuh,kering,bersih,agak kusam
bersih
-
Hancur,kotor sekali,warna
9
8
tambahan
-
tambahan
-
- Buruk
3. Rasa
-
6
5
4
3
1
rasa tambahan
-
mengganggu
-
tambahan, mengganggu
-
kering
kering
terurai
4.2. Pembahasan
Ikan pindang yang mudah diperoleh di pasar-pasar, menyimpan protein
tinggi. Selain itu, terdapat pelbagai unsur mineral dan vitamin A. Unsur lainnya
adalah asam lemak omega-3, yang sangat bermanfaat untuk menangkal pelbagai
penyakit degeneratif. Salah satu olahan tradisional ikan yang sangat populer di
Indonesia adalah ikan pindang. Di Indonesia, pemindangan tersebar hampir di
seluruh wilayah.
Ikan merupakan hasil tangkapan laut yang sangat penting bagi penduduk
pantai di Indonesia, disamping sebagai sumber makanan utama protein hewani
juga obyek mata pencaharian pokok bagi nelayan. Permintaan ikan laut segar
untuk kebutuhan pasar lokal maupun pasar eksport semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Hal ini menuntut nelayan untuk tetap menjaga kesegaran ikan yang
diperolehnya dengan tehnik-tehnik yang semakin diperbaiki. Adapun yang
dimaksud ikan segar adalah ikan yang masih mempunyai sifat yang sama seperti
ikan hidup, baik rupa, bau, rasa maupun teksturnya. Karenanya diperlukan upayaupaya tertentu untuk mempertahankan kesegaran ikan hingga sampai ketangan
konsumen, mengingat ikan segar mempunyai sifat-sifat mudah rusak yaitu
menjadi berbau anyir/amis, membusuk, daging menjadi rusak/koyak dan kulit
berlendir karena aktivitas mikroorganisme atau terjadinya proses kimiawi dalam
tubuh ikan itu sendiri.
Pentingnya aktivitas kualitas dalam organisasi telah berkembang bersama
dengan pentingnya pelanggan, artinya perusahaan yang digerakan pelanggan dan
pasar sebagai sesuatu yang berjanji menyediakan kualitas yang sangat baik serta
produk dan jasa yang kompetitif untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
segmen pasar yang telah ditentukan dengan baik. Pendekatan tersebut secara
dan pengetahuan tehnis itu diperoleh secara turun temurun tanpa evaluasi dan
pembaharuan terhadap kelemahan-kelemahan yang terjadi
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Pemindangan dapat meningkatkan nilai mutu organoleptik hasil perikanan.
2. Dalam teknik pemindangan perlu diperhatikan beberapa hal agar hasil yang
diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
3. Ikan yang akan diprosessebaiknyadipisahkan berdasarkan jenis, tingkat
kesegaran dan ukuran ikannya dalam pemindangan ini.
4. Pemindangan berbeda dengan pembuat ikan asin walaupun pindang di olah
dengan mempergunakan garam karena produk yang dihasilkan mempunyai
karakteristik tersendiri.
5. Pengemasan dan penyimpanan Ikan pindang harus disimpanditempat yang
bersih, sejuk dan tertutup agar kualitasnya tidakmenurun selama proses
penyimpanan dan pendistribusian.
Saran
Sebaiknya dalam praktikum dilakukan dengan secara efektif dan tenang.
DAFTAR PUSTAKA