Maturidi
Maturidi
ALIRAN MATURUDIYAH
Dosen Pembimbing :
Asad Umar, Lc., M.HI
Di Susun Oleh :
1. Anas Zamzami Y (1596154021)
2. Latifa Nur Aini (1596154022)
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASYIM ASYARI
TEBUIRENG JOMBANG
2015
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ALIRAN
MATURIDIYAH.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah TEOLOGI ISLAM.
Dalam penulisan ini saya berterima kasih kepada Bapak ASAD
UMAR,Lc.,M.HI Selaku pembimbing mata kuliah TEOLOGI ISLAM ,dan juga
kepada teman-teman yang telah mempermudahkan saya dalam menyelesaikan tugas
saya ini.
Dan akhirnya saya mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dalam pembuatannya,sehingga saya membutuhkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari teman-teman agar dikedepannya dapat menjadi lebih baik
dan saya berharap atas segala kelebihan maupun kekurangannya makalah ini dapat
bermanfaat atau menjadi manfaat bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya aliran Maturidiyah lahir di Samarkand pertengahan ke-2 dari abad IX M.
Pendirinya adalah Abu Mansur muhammad iibn Muhammad Ibn muhammad AlMaturidi. Ia sebagai penganut Abuhanifah sehingga teologinya memiliki banyak
persamaan dengan paham-paham yang dipegang oleh Abuhanifah. Ada suatu
pendapat yang mengatakan bahwa ada karangan-karangan yang disusun oleh AlMaturidi, Yaitu Risalah Fi Al-Aqaid dan Syarh Al-Fiqh Al-Akbar. Menurut para
ulama Hanafiah dalam bidang aqidah sama benar dengan pendapat-pendapat
Abuhanifah. Sebelum Imam Abu Haanifah menceburkan diri dalam bidang fiqh dan
menjadi tokohnya, beliau telah lama berkecimpung dalam bidang aqidah serta banyak
pula mengadakan tukar pendapat dan perdebatan-perdebatan yang dikehendaki pada
masa Zamannya
B.
Rumusan Masalah
1.Bagaimana sejarah berdirinya aliran Maturidiyah?
2.Apa saja golongan yang ada dalam aliran Maturidiyah?
3.Apa saj doktrin-doktrin yang terdapat di dalam aliran Maturidiyah?
C.
Tujuan
1.Untuk mengetahui sejarah berdirinya aliran Maturidiyah
2.Untuk mengetahui golongan yang terdapat dalam aliran Maturidiyah
3.Untuk mengetahui doktrin-doktrin yang ada di dalam aliran Maturidiyah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penjelasan Al-Maturidi
Al-Maturidi nama lengkapnya Abu Mansur Muhammad bin Muhammad alMaturidi adalah teolog terkemuka yang menggolongkan dirinya dalam barisan kaum
ahl al-Sunnah wa al-Jamaah. Paham Teologis yang dikemukakannya dan dianut
oleh para pengikutnya kemudian dikenal dengan nama Maturidiyah. Beliau lahir di
Maturidi dekat dengan Samarkand (di Asia Tengah kira-kira pada tahun 852 M/238
H) yang sebenarnya tanggal kelahirannya tidak dapat diketahui secara pasti hanya
merupakan suatu perkiraan berdasarkan bahwa ketiga gurunya Muhammad bin
Muqatil al-Razi wafat pada tahun 862 M atau 248, beliau sudah berusia sepuluh
tahun. Jika perkiraan ini benar, maka berarti mempunyai usia yang sangat panjang
karena diketahui beliau wafat di Samarkand pada tahun 944 M atau 333 H. Adapun
nama al-Maturidi dihubungkan dengan tempat kelahirannya yaitu Maturidi.
Karir pendidikan Al Maturidi lebih dikonsentrasikan untuk menekuni bidang
teologi daripada fiqih. Ini dilakukan untuk memperkuat pengetahuan dalam
menghadapai paham-paham teologi yang banyak berkembang pada masyarakat Islam
yang dipandangnya tidak sesuai dengan kaidah yang benar menurut akal dan syara.
Pemikiran-pemikirannya banyak dituangkan dalam bentuk karya tulis, diantaranya
ialah Kitab Tauhid, Tawil Al Quran, Makhas Asy Syarai, Al Jadl, Ushul Fi Ushul
Ad Din, Maqalat Fi Al Ahkam Radd Awaiil Al Abdillah Li Al Kabi, Radd Al Ushul
Al Khamisah Li Abu Muhammad Al Bahili,Radd Al Imamah Li Al Baad Ar Rawafid
Dan Kitab Radd Ala Al Qaramatah.
Al salah wa al Aslah.
3)
Bagi Maturidiyah Samarkand, iman tidaklah cukup dengan tashdiq, tetapi harus
dengan marifah pula. Tidak akan ada tashdiq kecuali setelah ada marifah. Jadi,
marifah menimbulkan tashdiq.
Iman
versi
Maturidiyah
Samarkand
adalah
mengetahui
Tuhan
dalam
D.
1.
empat masalah pokok yang diperdebatkan. Apakah keempat masalah tersebut dapat
diketahui akal atau tidak, apakah hanya dapat diketahui oleh wahyu dan lain
sebagainya.
Keempat masalah pokok tersebut adalah:Mengetahui Tuhan, Kewajiban
mengetahui Tuhan, Mengetahui baik dan buruk, dan Kewajiban mengerjakan yang
baik dan yang buruk sebelum datangnya wahyu.
Al Maturidi berpendapat bahwa akal dapat mengetahui eksistensi
Tuhan. Oleh karena Allah sendiri memerintahakan mnusia untuk menyelidiki dan
merenungi alam ini. Ini menunjukkan bahwa dengan akal, manusia dapat mencapai
marifat kepada Allah. Mengenai kewwajiban manusia akan kemampuan mengetahui
Tuhan dengan akalnya, menurut maturidi samarkand sebelum datangnya wahyu itu
juga adalah wajib diketahui oleh akal, maka setiap orang yang sudah mencapai
dewasa (baligh dan berakal) berkewajiban mengetahui Tuhan, sehingga akan berdosa
bila tidak percaya kepada Tuhan sebelum turunnya wahyu.
Begitu pula mengenai baik dan buruk, akal pun dapat mengetahui sifat
baik yang terdapat dalam yang baik dan sifat buruk yang terdapat dalam yang buruk.
Dengan demikian, akal yang juga tahu bahwa berbuat buruk adalah buruk dan berbuat
baik adalah berbuat baik. Akal selanjutnyya akan membawa kepada kemuliaan dan
melarang manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan yang membawa kepada
kerendahan. Perintah dan laranga dengan demikian menjadi wajib dengan kemestian
akal. Yang diwajibkan akal adalah adanya perintah larangan yang dapat diketahui akal
hanyalah sebab wajibnya perintah dan larangan itu.Adapun mengenai kewajiban
berbuat baik dan menjauhi yang buruk, menurut faham Maturidiyah Samarkand akal
tidak berdaya mewajibkan manusia dalam hal tersebut. Karena kewajiban berbuat
baik dan menjauhi yang buruk hanya dapat diketahui oleh wahyu.
2.
Perbuatan dan segala sesuatu dalam wujud ini, yang baik atau yang buruk adalah
ciptaan Tuhan. Menurut Al Maturidi bukan berarti dalam hal ini Tuhan berbuat dan
berkehendak dengan sewenang-wenang dengan kehendak-Nya semata. Hal ini karena
Tuhan tidak sewenang-wenang, tetapi perbuatan dan kehendak-Nya itu berlangsung
sesuai dengan hikmah dan keadilan yang ditetapkan-Nya.128 Tuhan adil mengandung
arti bahwa segala perbuatan Nya adalah baik dan tidak mampu untuk berbuat buruk
serta tidak mengabaikan kewajiban-kewajiban Nya terhadap manusia.
Oleh karena itu, Tuhan tidak akan memberikan beban yang terlalu berat kepada
manusia dan tidak sewenang-wenang dalam memberikan hukum karena Tuhan tidak
dapat berbuat zalim. Tuhan akan memberikan upah atau hukuman kepada manusia
sesuai dengan perbuatannya.
4.
Sifat Tuhan
Melihat Tuhan
Al Maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat Tuhan. Hal ini diberitakan
oleh Al-Quran, antara lain firman Allah dalam surat Al Qiyamah ayat 22 dan 23.
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. kepada
Tuhannyalah mereka melihat
Al maturidi lebih lanjut mengatakan bahwa Tuhan kelak di akhirat dapat dilihat
dengan mata, karena Tuhan mempunyai wujud walaupun Ia immaterial. Namun
melihat Tuhan, kelak di akhirat tidak dalam bentuknya, karena keadaan di akhirat
tidak sama dengan keadaan di dunia.129
6.
Kalam Tuhan
Al Maturidi membedakan antara kalam (sabda) yang tersusun dengan huruf dan
bersuara dengan kalam nafsi (sabda yang sebenarnya atau makna abstrak). Kalam
nafsi adalah sifat Qadim bagi Allah, sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan
suara adalah baru (hadis).
Al quran dalam arti kalam yang tersusun dari huruf dan kata-kata adalah baru
(hadis). kalam nafsi tidak dapat diketahui hakikatnya dan bagaimana Allah bersifat
dengannya tidak dapat kita ketahui, kecuali dengan satu perantara.
7.
Pengutusan Rasul
BAB III
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas, golongan Maturidiyah terpecah menjadi dua
golongan Samarkand dan Bukhara. Demikian pemikiran atau doktrin-doktrinnya juga
berbeda,dalam masalah akal dan wahyu Maturidiyah Samarkand,bahwa akal lebih
tinggi dibanding kedudukan wahyu dengan kata lain ssama denga pendapat aliran
Mutazilah tentanng kedudukan wahyu dan akal. Sedangkan Maturidiyah Bukhara
bahwa akal dan wahyu saling berdampingan dan saling menguatkan dengan kata lain
kedudukan wahyu dan akal seimbang.
Begitu juga dengan sifat Tuhan golongan Samarkand berpendapat Tuhan
mempunyai sifat-sifat, Tuhan mengetahui bukan dengan dzatnya,melainkan dengan
pengetahuannya. Begitu juga Tuhan berkuasa dengan dzatnya. Mengetahui
perbuatan-perbuatan manusia Maturidi sependapat dengan golongan Mutazilah,
bahwa manusialah sebenarnya mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Adapun
Bukhara berpendapat bahwa peerbuatan manusia itu diciptakan Tuhan.
B. SARAN
Semoga pembaca dapat mengkritik pembahasan pada makalah ini dengan sifat
yang membangun. Dengan adanya makalah ini diharapkan diadakan kembali
pembuatan makalah dengan pembahasan Bab Aliran Maturidiyah ini untuk
memperkuat hasil pembahasan yang ada didalam materi-materi pada makalah yang
kita buat ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://faham.maturidiyah.com.2013
https://wikipedia.aliran-maturidiyah-2014.com// Jak Jakarta: Pussna Baru
Jakarta, Hanafi,Pengantar Teologi Islam(Jakarta:Pustaka Al Husna Baru
Jakarta,2003)