Anda di halaman 1dari 10

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Penelitian

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Vincensius Yandi Arie Putra*)

Abstrak
encana alam yang terjadi akibat gempa dapat merusak dan menghancurkan bangunanbangunan yang terbuat dari beton dengan kerangka besi. Selama ini masyarakat kurang
menggunakan bambu sebagai bahan bangunan permanen walaupun sejak jaman dahulu,
bambu telah digunakan untuk bahan bangunan. Penelitian ini meneliti penggunaan bambu
sebagai bahan bangunan tahan gempa dengan mengukur kekuatan bambu itu setelah melalui
proses pengawetan. Hasil penelitian ini menunjukkan, sungguhpun memiliki kelemahan, bambu
dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan tahan gempa dan menyarankan agar masyarakat
meningkatkan penggunaan bambu untuk berbagai jenis bangunan tahan gempa.

Kata-kata kunci: Jenis-jenis bambu, kelemahan bambu, kelebihan bambu


Abstract
Earthquakes have damaged or destroyed many buildings and brought a lot of victims all over the world
including those in Indonesia. This research aimed at finding out the possibility of using bamboo as one of the
materials to construct seismic building. In this research the strength of three kinds of bamboo was measured to
know its endurance for earthquakes. The experiment concluded, bamboo is appropriate for building construction
and recommended to socialize the use of bamboo widely to all levels of society.
Key words: Kinds of bamboo, weakneses of bamboo, advantages of bamboo

Pendahuluan
Dari berbagai bencana alam yang terjadi, salah
satu di antaranya adalah gempa bumi yang
terjadi diberbagai tempat di dunia ini, termasuk
di Indonesia. Gempa merusak dan bahkan dapat
membuat tanah longsor dan merusak sampai
meluluhlantakkan bangunan yang ada di atas
permukaan bumi sehingga tidak hanya
menimbulkan kerugian materi tetapi juga
menelan korban jiwa. Menyadari akibat gempa
terhadap bangunan, para ahli merancang
struktur dan bahan bangunan sedemikian rupa

sehingga tahan gempa dan melindungi


penghuninya dari akibat gempa itu.
Penelitian ini mengkaji kemungkinan
penggunaan bambu sebagai bahan bangunan
tahan gempa. Adapun faktor yang mendorong
penulis memilih bambu sebagai bahan
bangunan karena berbagai alasan. Pertama,
Indonesia sangat berlimpah dengan persediaan
bambu, tetapi penggunaan bambu untuk bahan
bangunan belum optimal karena masyarakat
menganggap bangunan yang terbuat dari bambu
kurang bergengsi dan bentuknya kurang
menarik. Kedua, berdasarkan hasil penelitian,
struktur bambu memiliki banyak keunggulan.

*) Siswa Kelas Brilliant SMAK Gading Serpong BPK PENABUR Jakarta

12

Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Seratnya yang elastis sangat baik menahan


beban, baik beban tekan maupun tarik. Bahkan
jenis bambu tertentu dapat menggantikan baja
sebagai tulangan beton. Ketiga, dari segi
geografis, Indonesia berada di lempengan
gunung, mengakibatkan mudah terjadi gempa
bumi. Hal ini harus disikapi sejak dini untuk
memilih struktur bangunan yang tahan gempa.
Berdasarkan dua alasan sebelumnya, maka
tepatlah memilih bambu sebagai materi dalam
mengkonstruksi bangunan tahan gempa.
Pengalaman menunjukkan bahwa pada
hakikatnya penduduk asli Indonesia secara
turun-temurun telah menggunakan bambu
sebagai bahan bangunan untuk dangau,
pondok, rumah tempat tinggal, dan berbagai
jenis bangunan lainnya. Penggunaan bambu
secara tradisional untuk bangunan yang selama
ini telah dilakukan belum didahului dengan
penelitian secara ilmiah. Oleh karena itu, dengan
memperhatikan bencana alam akibat gempa
bumi yang semakin sering terjadi belakangan ini,
perlu diteliti kemungkinan pemakaian bambu
untuk berbagai jenis bangunan besar yang tahan
gempa.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah mengetahui
kemungkinan penggunaan bambu sebagai
bahan bangunan tahan gempa. Untuk itu perlu
diketahui (a) kekuatan bambu kosong tanpa
buku, (b) kekuatan bambu kosong dengan buku,
dan (c) kekuatan bambu tanpa buku maupun
berbuku, yang sudah diisi.

Batasan Penelitian
Terdapat berbagai jenis bambu, mulai dari
bambu besar dan tinggi sampai bambu kecil
sehingga dipergunakan juga sebagai tanaman
hias. Dalam kesempatan ini bambu yang diteliti
dibatasi pada jenis Bambu Gading, Bambu Ori,
dan Bambu Petung.
Sedangkan dari bahan yang digunakan
untuk memperkuat bambu ini juga dibatasi yaitu
mortar, campuran semen dan pasir, dan
campuran lain yang digunakan adalah

campuran styrofoam dan mortar sebagai perekat


tiap butir styrofoam tersebut. Perbandingan
antara semen dan pasir pada mortar ialah 1:2
dan perbandingan antara mortar dan styrofoam
pada campuran kedua ialah 3:2. Oleh karena
keterbatasan waktu, semen yang digunakan
tidak sepenuhnya kering, karena semennya
hanya didiamkan selama 17 hari.

Kajian Teoretis
Sebelum dilakukan penelitian perlu diketahui
secara tepat hal-hal yang berkaitan dengan
bambu seperi (a) sifat-sifat, (b) masalah-masalah,
dan (c) cara pengolahan bambu.
Sifat-sifat bambu
Meskipun bambu, baja dan beton masing-masing
dapat digunakan untuk struktur bangunan,
bambu memiliki sifat yang berbeda dengan baja
dan beton, baik secara fisis mekanis dan
kimiawi. Sifat-sifat kimia bambu jelas berbeda
dengan sifat kimia bahan- bahan lainnya yaitu
sebagai berikut. Pertama, kadar selulosa berkisar
antara 42,4% - 53,6%. Kedua, kadar lignin
bambu berkisar antara 19,8% - 26,6%, sedangkan
kadar pentosan 1,24% - 3,77%. Ketiga, kadar abu
1,24% - 3,77%;. Keempat, kadar silika 0,10% 1,78%; 4) Kadar ektraktif (kelarutan dalam air
dingin) 4,5% - 9,9%. Kelima, kadar ekstraktif
(kelarutan dalam air panas) 5,3% - 11,8. Terakhir,
yang ke enam, kadar ekstraktif (kelarutan dalam
alkohol benzene) 0,9% - 6,9%.
Anatomi bambu juga berbeda dengan bahan
lainnya. Perbedaan utamanya yaitu pada bagian
tengah bambu yang berongga, dan buku-buku
yang dimiliki bambu. Banyak orang menganggap
bahwa rongga di bagian tengah bambu ini
merupakan kelemahan bambu, karena rongga
tersebut menyebabkan bambu tidak cukup kuat
menahan beban, padahal sebenarnya pembatas
antara ruas yang satu dan ruas yang lain
berfungsi sebagai bracer yang memperkuat
bambu, dan juga rongga ini memberi keuntungan
tambahan dalam menggunakan bambu sebagai
struktur bangunan karena membuat bambu tidak
terlalu kaku dan lebih ringan. Sedangkan sifat
mekanisnya nanti akan dibandingkan dengan
beton dan baja sebagai pembanding kekuatan.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

13

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Masalah-Masalah Bambu
Seperti yang telah diutarakan sebelumnya,
bambu masih sangat jarang digunakan di
Indonesia. Alasannya antara lain ialah (a)
banyak orang masih ragu akan kekuatan bambu;
(b) masyarakat beranggapan bahwa bambu
adalah material bagi orang miskin, dan (c)
bambu tidak awet, karena mudah berlumut dan
diserang kutu. Alasan-alasan tersebut pada

hakikatnya kurang kuat dan tidak sesuai dengan


keadaan yang sebenarnya. Di pihak lain, bambu
sangat mudah didapat di Indonesia. Dari
ratusan spesiesnya yang ada di dunia, lebih dari
seratus jenisnya dapat ditemukan di Indonesia.
Tabel berikut ini berisikan jenis-jenis bambu yang
dapat ditemukan di Indonesia. Jenis-jenis bambu
yang ada di daerah-daerah di Indonesia antara
lain adalah seperti tertera dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1: Jenis-jenis Bambu


No.

Nama Latin

Nama Daerah

1.

Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex


Stend.

2.

Bambusa arundinacea (Retz.) Wild.

Pring ori

Sumatera, Java, Sulawesi

3.

Bambusa atra Lindl.

L o l e ba

Maluku

4.

Bambusa balcooa Roxb.

5.

Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f.

Bambu duri

Jawa, Sulawesi, Nusa


Tenggara

6.

Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex


Munro.

Bambu pagar, cendani

Jawa

7.

Bambusa horsfieldii Munro.

Bambu embong

Jawa

8.

Bambusa polymorpha Munro.

Jawa

9.

Bambusa tulda Munro.

Jawa

10.

Bambusa vulgaris

Bambu Gading

Sumatera

1 1.

Bambusa vulgaris Schard.

Awi ampel, haur

Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Maluku

12.

Dendrocalamus asper

Bambu petung

Java, Bali, Sumatera,


Kalimantan, Sulawesi

13.

Dendrocalamus giganteus Munro.

Bambu sembilang

Jawa

1 4.

Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness.

Bambu batu

Jawa

15.

Dinochloa scandens O.K.

Bambu cangkoreh,
K ad al an

Jawa

16.

Gigantochloa apus Kurz.

Bambu apus, tali

Jawa

17.

Gigantochloa atroviolacea

Bambu hitam, wulung

Jawa

18.

Gigantochloa atter

Bambu ater, jawa benel,


bu l u h

Jawa

19.

Gigantochloa achmadii Widjaja.

B u l u h ap u s

Sumatera

14

Ditemukan di

Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Jawa

Jawa

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

No.

Nama Latin

Nama Daerah

Ditemukan di

20.

Gigantochloa hasskarliana

Bambu lengka tali

Jawa, Bali, Sumatera

21.

Gigantochloa levis (Blanco) Merr.

Bu l u h su l u k

Kalimantan

22.

Gigantochloa manggong Widjaja.

Bambu manggong

Jawa

23.

Gigantochloa nigrocillata Kurz

Bambu lengka, terung


terasi

Jawa

24.

Gigantochloa pruriens

Buluh rengen

Sumatera

25.

Gigantochloa psedoarundinaceae

Bambu andong, gambang


surat

Jawa

26.

Gigantochloa ridleyi Holtum.

Tiyang kaas

B al i

27.

Gigantochloa robusta Kurz.

Bambu mayan, temen serit

Jawa, Bali, Sumatera

28.

Gigantochloa waryi Gamble

B u l u h d ab o

Sumatera

29.

Melocanna bacifera (Roxb) Kurz.

30.

Nastus elegantissimus (Hassk) Holt.

Bambu eul-eul

Jawa

31.

Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera

bambu uncea

Jawa

32.

Schizotachyum blunei Ness.

Bambu wuluh, tamiang

Jawa, East Nusa


Tenggara, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi,
Maluku

33.

Schizotachyum brachycladum Kuez.

Buluh nehe, awi buluh,


ute wanat, tomula

Jawa, Sumatera,
Sulawesi, Maluku

3 4.

Schizotachyum candatum Backer ex


Heyne

Buluh bungkok

Sumatera

35.

Schizotachyum lima (Blanco) Merr.

Bambu toi

Sulawesi, Maluku, Irian


Jaya

36.

Schizotachyum longispiculata Kurz.

Bambu jalur

Jawa, Sumatera,
Kalimantan

37.

Schizotachyum zollingeri Stend.

Bambu jala, cakeutreuk

Jawa, Sumatera

Cara mendorong masyarakat umum


menggunakan bambu sebagai bahan bangunan
dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan
kepada masyarakat bahwa bambu itu bukan
hanya digunakan oleh orang miskin, dan juga
bahwa bambu itu cukup kuat untuk digunakan
sebagai bahan bangunan. Hal ini dapat
didukung dengan memberikan bukti berupa
eksperimen kekuatan bambu. Sedangkan
berkaitan dengan kekuatan bambu, dapat
dibuktikan melalui penelitian yang
menunjukkan bahwa melalui proses pengawet-

Jawa

an, bambu dapat tahan lama. Khusus yang


berkaitan dengan pengawetan bambu, berikut
ini diuraikan teknik pelaksanaannya secara
rinci.

Pengawetan Bambu
A. Proses-proses pengawetan bambu
I. Vertical Soak Dif
fusion (VSD)
Diffusion
a. Alat dan bahan yang diperlukan
adalah: (1) tiga kg borax, (2) dua kg
Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

15

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Ukuran bambu
Diameter dan luas penampang bambu-bambu
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Petung :
Diameter luar
= 7.5 cm
Diameter dalam = 6 cm
Area
= 1.589x10-3 m2
2. Gading :
Diameter luar
= 6.5 cm
Diameter dalam = 5.9 cm
Area
= 5.840x10-4 m2
3. Ori
:
Diameter luar = 7.5 cm
Diameter dalam = 5 cm
Area
= 2.453x10-3 m2

Kemudian sebagian potongan bambu diisi,


namun masih ada potongan bambu yang masih
kosong. Eksperimen ini menunjukkan berat
masing-masing ketiga jenis bambu itu seperti
tertera dalam tabel 2 sampai dengan tabel 4.
Berat Bambu
Setelah diisi, bambu diukur beratnya dan
diperoleh hasil seperti tertera dalam tabel 2, 3,
dan 4 berikut ini.

Tabel 2: Berat* Bambu Petung


Empty

Mortar +
Styrofoam

Mortar

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

Sample 1

351.7

315.2

1972.8

1869.6

17 05.3

1776

Sample 2

336.7

352.5

2196.6

1766

1605.5

1726.1

Sample 3

374.9

337.2

2224.3

2080.4

1548.8

1440.3

Avg.

354.43

334.97

2131.23

1905.33

1619 .87

1647.67

Catatan: * dalam gram

Tabel 3: Berat* Bambu Gading


Empty

Mortar

Mortar +
Styrofoam

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

Sample 1

245.7

117.1

1788.1

1659.6

11 76.7

1413.7

Sample 2

275.4

143.7

1796.1

1852.5

1351.8

1307.4

Sample 3

225.6

134.9

1763

1419.5

1211.6

1569.4

Avg.

248.9

131.9

1782.4

1643.87

1246.7

1430.17

Catatan: * dalam gram

Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

17

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Tabel 4: Berat* Bambu Ori


Empty

Mortar

Mortar +
Styrofoam

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

Sample 1

408.5

442.8

1541.2

1751.6

12 18.6

1331.5

Sample 2

449.3

409

1221.3

1454.4

1267.4

1143.9

Sample 3

447.9

472.1

1132.3

1451

1222.2

1278

Avg.

435.23

441.3

1298.27

1552.33

1 236.07

1251.13

Catatan: * dalam gram

2500
2000

Petung
Gading

1500

Ori
1000
500
0
Berbuku

Tidak

Berbuku

K o so ng

Tidak

Berbuku

Isi Mo rtar

Tidak

Isi Styro fo am

Gambar 2: Berat dari parameter-parameter yang digunakan

Kekuatan bambu dan perbandingan


Kekuatan tekan dari parameter-parameter yang digunakan diukur dan dibandingkan dengan
hasil seperti tertera pada tabel 5 sampai dengan tabel 7.
Tabel 5: Kekuatan Bambu Petung
Empty

Mortar

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

Sample 1

49.44

56.22

43.03

42 . 6 6

62.88

36

Sample 2

67.32

60.04

44.01

36

44.88

37.73

Sample 3

50.55

63.34

60.9

35.76

52.28

38.72

Avg.

55.77

59.88

49 . 3 2

38.14

53.35

3 7 . 48

Catatan: Bambu Petung (in MPa)

18

Mortar +
Styrofoam

Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Tabel 6: Kekuatan* Bambu Gading


Empty

Mortar +
Styrofoam

Mortar

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

Sample 1

49.44

56.22

43.03

42.66

62.88

36

Sample 2

67.32

60.04

44.01

36

44.88

37.73

Sample 3

50.55

63.34

60.9

35.76

52.28

38.72

Avg.

55.77

59.88

49.32

38.14

53.35

37.48

Catatan: * in MPa

Tabel 7: Kekuatan* Bambu Ori


Empty

Mortar +
Styrofoam

Mortar

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

With
Node

Without
Node

Sample 1

33.72

39.95

29.72

33.32

27.01

25.97

Sample 2

3 1 . 48

38.11

27.72

34.28

22.05

27.88

Sample 3

28.84

39.07

24.57

32.08

26.85

27.56

Avg.

31.35

39.04

27.34

33.22

25.30

27.14

Catatan: * in MPa
Tabel 8: Kekuatan Bambu Beton
No.

C oncrete
cylinder

Tensile
strength
(MPa)

1.

A -1

32,81

2.

A-2

33,95

3.

A-3

33,81

Avg .

33,52

1.

B-1

37,22

2.

B-2

38,38

3.

B-3

3 9 , 42

Avg.

38,34

1.

C-1

40,80

2.

C-2

31,49

3.

C-3

35,16

Avg.

35,82
Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

19

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata


(a) bambu lebih kuat dari beton; (b) bambu
petung adalah yang terkuat dari semua jenis
yang digunakan pada penelitian ini; (c) beton
tidak dapat digunakan untuk memperkuat
bambu; dan (d) penggunaan bambu memberikan
keamanan lebih daripada beton.
Atas dasar kesimpulan tersebut, maka
disarankan (a) masyarakat terus meningkatkan
pemanfaatan bambu, mengingat bambu banyak
terdapat di Indonesia; (b) kalau menggunakan
bambu, hendaknya disertai tanggung jawab,
yaitu dengan melestarikannya agar tidak terjadi
kepunahan; dan (c) melakukan pengamatan dan
penelitian kekuatan bambu dari jenis yang lain
serta untuk mengetahui cara membuat struktur
yang baik dari bambu

http://karmidi.blogspot.com/
http://www.bambooman.com.au/
http://www.dephut.go.id/
http://rac.uii.ac.id/server/document/Public/
200806040215 44perbandingan%20
kuat%20lentur%20balok%20ber
penampang%20perse gi%20dengan%20
balok%20berpenampang%20I.pdf/
http://www.sahabatbambu.com/

Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

21

Anda mungkin juga menyukai