ABOLISM
ME SARI K
KURMA PADA
P
PAS
SIEN DEM
MAM
BE
ERDARAH
H DENGU
UE: STUD
DI HEMATOLOGIS
MO
OCHAMAD
D AJI NAR
RA KUSUMA
A
PROGRAM
M STUDI BIIOKIMIA
FAKUL
LTAS MAT
TEMATIKA
A DAN ILM
MU PENGET
TAHUAN ALAM
A
IN
NSTITUT PERTANIA
P
AN BOGOR
R
BOGOR
2009
ABSTRAK
MOCHAMAD AJI NARA KUSUMA. Metabolisme Sari Kurma pada Pasien
Demam Berdarah Dengue: Studi Hematologis. Dibimbing oleh HASIM dan
MEGA SAFITHRI.
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
di Indonesia. Penelitian sari kurma ini bertujuan mencari pengobatan alternatif
untuk DBD. Sari kurma diberikan kepada 14 pasien diagnosis perkiraan DBD
dengan dosis 30 mL per hari. Sebagai kontrol pembanding digunakan data rekam
medis sebanyak 9 orang. Umur penderita pada waktu dirawat berkisar antara 1535 tahun, semua berjenis kelamin pria dan berkriteria pasien dewasa. Gambaran
darah yang diukur adalah trombosit, hematokrit, hemoglobin, dan leukosit
menggunakan alat otomatis Technicon H-1 milik rumah sakit Pada penelitian ini,
perlakuan dari pihak rumah sakit seperti pemberian cairan infus dan obat-obatan
tetap dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan, persentase peningkatan jumlah trombosit per
hari pada pasien DBD dengan pemberian kurma lebih tinggi bila dibandingkan
dengan kontrol. Rata-rata persentase peningkatan trombosit per hari dengan
pemberian kurma yaitu sebesar 23,90 %. Rata-rata persentase peningkatan
trombosit per hari kontrol yaitu sebesar 8,09%. Analisis ragam dari gambaran
darah secara keseluruhan, pemberian sari kurma pada pasien DBD tidak
berpengaruh nyata (p>0,05).
ABSTRACT
MOCHAMAD AJI NARA KUSUMA. Metabolism of Date Extract in Dengue
Hemorrhagic Fever Patients: Hematological Studies. Under the direction of
HASIM and MEGA SAFITHRI.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of health problems in Indonesia.
The purpose of this research was to look for an alternative medication for DHF.
This research was conducted by giving date extract to 14 DHF patients. Dose of
date extract used was 30 mL per day. As a control for comparison, this research
used medical records data of 9 patients. All of the patients were men, with age
ranging from 15 to 35 years old. The blood overview measured were platelet,
hematocrit, hemoglobin, and leukocyte using automatic blood counters Technicon
H-1. In this research, hospital treatments were still executed. The treatments
included giving medicines and adding ringer lactate infuses.
The result of this research showed that the daily platelet increase
percentage of DHF patient by giving date extract was higher than that of control
data. The mean of platelet increase percentage per day by giving date extract was
23,90%, while the mean of the control data was 8,09%. The overall ANOVA
analysis of the patients blood overview showed that giving date extract to DHF
patients was not statistically significant (p>0,005).
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia
Judul Skripsi : Metabolisme Sari Kurma pada Pasien Demam Berdarah Dengue:
Studi Hematologis
Nama
: Mochamad Aji Nara Kusuma
NRP
: G 44103047
Disetujui
Komisi Pembimbing
Diketahui
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini ialah potensi bahan alam, dengan judul Metabolisme
Sari Kurma pada Pasien Demam Berdarah Dengue : Studi Hematologis.
Penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada Dr. Hasim DEA dan Ibu Mega Safithri, M.Si. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan saran dan pengarahan sehingga penulis dapat
melaksanakan penelitiannya dengan baik dan menyelesaikan karya ilmiah ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan untuk keluarga penulis, dan sahabatsahabat penulis yang telah banyak memberi dukungan.
Penulis menyadari dalam penulisan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Bogor, Maret 2009
Mochamad Aji Nara Kusuma
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Mochamad Sidik Sarwono
dan Sumiati yang dilahirkan di Jakarta pada 9 November 1984. Tahun 1997
melanjutkan studinya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bogor setelah
tamat dari Sekolah Dasar. Tahun 2000 penulis melanjutkan ke SMUN 1 Bogor
dan lulus pada tahun 2003.
Penulis cukup aktif di organisasi kemahasiswaan sebagai anggota
Departemen Wira Usaha CREBs. Penulis mengikuti Praktik Lapang di
Laboratorium Bioproses, Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Bogor. Penulis adalah salah seorang
pendiri lembaga kursus bahasa Inggris di daerah kampus IPB Darmaga Bogor
yang dirintisnya dari tahun 2006.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... .... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ..... ix
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
TINJAUAN PUSTAKA
Demam Berdarah Dengue.............................................................................1
Patofisiologi dan Patogenesis DBD .......................................................... 2
Kriteria dan Faktor Pembekuan Darah ........................................................3
Kurma ..................................................................................................... 4
Kandungan Kurma .................................................................................. 74
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan ........................................................................................ 95
Metode ................................................................................................... 5
Analisis Statistik . 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Pasien DBD dan Penanganan Secara Medis 6
Efek Sari Kurma Terhadap Gambaran Darah ..7
SIMPULAN DAN SARAN ..10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10
LAMPIRAN ....................................................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Nyamuk Aedes aegypti............................................................................
15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Bagan tahapan penelitian ...................................................................... 13
14
2 Data pasien DBD dengan perlakuan sari kurma .................................... 14
3 Data pasien rekam medis sebagai kontrol ............................................
16
PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan salah satu masalah kesehatan
yang ada di Indonesia. Wabah DBD terjadi
di seluruh kota besar di Indonesia dan
cenderung meningkat setiap tahun. Tingkat
kematian korban DBD per Januari 2007
lebih tinggi dibandingkan periode sama
tahun 2006, dengan tingkat kematian
mencapai 1,8%. Dari Februari 2006 sampai
31 Januari 2007, total penderita DBD
mencapai 8.019 orang dan korban
meninggal sebanyak mencapai 144 orang
(Depkes 2007). Tidak jarang penderita
meninggal dunia akibat penyakit DBD ini
karena keterlambatan penanganan secara
medis.
Dalam dunia medis, DBD biasa disebut
dengan istilah DHF (Dengue Hemorrhagic
Fever) dan dapat berubah menjadi DSS
(Dengue Shock Syndrome) ketika penderita
telah mengalami shok (WHO 2002).
Penyakit DBD ditandai dengan gejala
demam tinggi 3 sampai 5 hari, sakit kepala,
nyeri pada otot dan persendian, juga dapat
timbul bintik merah pada permukaan kulit.
Seseorang yang menderita DBD mengalami
perubahan dalam permeabilitas pembuluh
darah. Dinding pembuluh darah menjadi
mudah ditembus yang berakibat keluarnya
cairan dari pembuluh darah sehingga cairan
dan oksigen dalam pembuluh darah
berkurang.
Sudah lebih dari seabad yang lalu
penelitian mengenai demam berdarah ini
dilakukan, tetapi belum ada mekanisme
baku yang dapat menjelaskan patofisiologi
dan patogenesis virus penyebab penyakit
DBD. Hingga kini belum ada vaksin yang
dapat digunakan untuk pencegahan infeksi
virus tersebut. Cara yang dilakukan oleh
tenaga medis adalah melalui transfusi cairan
tubuh hingga trombosit berangsur normal,
pemberian obat penurun panas dan obat
antikonvulsan bila terjadi kejang (Depkes
2007).
Selain biaya yang relatif mahal, tranfusi
darah juga memiliki resiko penularan
penyakit dan virus. Selain itu ketika DBD
sedang mewabah hingga ditetapkannya
kejadian luar biasa (KLB) pada tahun 1998,
pihak RSCM Jakarta menerapkan kebijakan
tidak memberikan trombosit kepada pasien
dengan kondisi baik atau tidak terjadi
perdarahan. Perdarahan yang dimaksud
adalah terjadinya bercak merah di bawah
kulit dan bila ditekan tidak menghilang
(Saktiyono 1998).
Alasan-alasan
tersebut
membuat
masyarakat beralih pada ramuan tradisional.
Selain harga yang lebih terjangkau, ramuan
tradisional juga lebih mudah diperoleh.
Hingga kini terdapat beberapa ramuan
tradisional
yang
dipercaya
dapat
meningkatkan jumlah trombosit bagi
penderita DBD diantaranya ialah jus jambu
biji, angkak, ramuan daun pepaya, dan sari
dari buah kurma (Bermawie 2006).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui potensi sari kurma terhadap
jumlah trombosit, hematokrit, hemoglobin,
dan leukosit pada pasien DBD. Hasil
penelitian
diharapkan
memberikan
sumbangan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai pengaruh sari kurma terhadap
penderita DBD terutama yang berhubungan
dengan data pasien.
TINJAUAN PUSTAKA
Demam Berdarah Dengue
Penyakit DBD disebabkan oleh virus
dengue. Virus dengue termasuk dalam
golongan arbovirus. Arbovirus adalah
singkatan dari arthropod borne viruses,
artinya virus yang ditularkan melalui gigitan
artropoda seperti nyamuk. Ada empat
serotipe virus dengue yang disebut serotipe
1, 2, 3, dan 4 (DEN1, DEN2, DEN3, DEN4)
(WHO 2002). Infeksi dari satu serotipe
dengue dapat memberikan kekebalan
seumur hidup terhadap serotipe yang
bersangkutan, namun tetap tidak terbukti
adanya proteksi silang terhadap serotipe
lainnya (Sumarmo 1988).
Dari survey
virologi penderita DBD yang telah
dilakukan di beberapa rumah sakit di
indonesia sejak tahun 1972 sampai dengan
tahun 1995, keempat serotipe berhasil
diisolasi baik dari penderita DBD ringan
maupun berat. Selama 17 tahun, serotipe
yang mendominasi ialah serotipe 2 dan 3.
Menurut Sumarmo, serotipe 3 dikaitkan
dengan kasus DBD berat dan sering
menimbulkan wabah.
meningginya
m
nilai
hem
matokrit. Padda
penderita
p
den
ngan renjatan berat, volum
me
plasma
p
dapat berkurang sam
mpai lebih daari
30%
3
dan berlaangsung 24-48
8 jam. Renjataan
yang
y
tidak dapat ditanggulangi akaan
anoksi jariingan, asidossis
menimbulkan
m
metabolik
m
dann kematian. Sebab
S
lain daari
kematian
k
adallah perdarahan
n saluran cernna
yang
y
hebat, yang
y
biasanyaa timbul setelaah
renjatan
r
berlanngsung lama dan tidak dappat
diatasi
d
(Pasarib
bu 1992).
Virus deng
gue yang men
nginfeksi pasieen
DBD,
D
memb
bentuk komppleks antigennantibodi
a
yang dapat menyebbabkan agregaasi
trombosit
t
dan mengaktivasi sistem
s
koagulaasi
melalui
m
kerussakan sel enddotel pembuluuh
darah
d
(Gambaar 3). Kedua faktor tersebut
akan
a
menyebaakan perdarah
han pada DBD
D.
Agregasi
A
trom
mbosit terjadi sebagai akibbat
dari
d
perlekataan kompleks antigen-antibodi
pada
p
membrann trombosit, mengakibatkaan
pengeluaran
p
A
ADP
(adenosin diphosphatt),
sehingga
s
trom
mbosit melekat satu sama laiin.
Hal
H
ini akaan menyebabbkan trombossit
dihancurkan
d
o
oleh
RES (reticculo endotheliial
system)
s
sehin
ngga terjadi trombositopeni
t
ia.
Agregasi
A
trom
mbosit ini akan
n menyebabkaan
pengeluaran
p
platelet fak
ktor III yanng
mengakibatkan
m
n
terjadinyaa
koagulopaati
konsumtif
k
(K
KID= Koagulasi intravaskullar
deseminata),
d
ditandai
d
deng
gan peningkataan
FDP
F
(fibrino
ogen degradaation producct)
sehingga
s
teerjadi
penuurunan
faktor
pembekuan
p
(Suumarmo 1988)).
mengakibatkaan
Agregasi
trombosit
gangguan
g
fuungsi trombo
osit, sehinggga
walaupun
w
jum
mlah trombosiit masih cukuup
banyak,
b
tidakk berfungsi baik.
b
Selain itu
i
aktivasi
a
koagulasi akan menyebabkaan
aktivasi
a
faktor Hageman sehingga
s
terjaadi
aktivasi
a
sisteem kinin yang
y
memaccu
peningkatan
p
permeabilitas
p
kapiler, dappat
mempercepat
m
syok.
Jaddi,
terjadinya
perdarahan
p
masif
m
pada DB
BD diakibatkaan
oleh
o
trombossitopenia, pennurunan faktor
pembekuan
p
(aakibat KID), kelainan funggsi
trombosit,
t
dan
n kerusakan dinding
d
endottel
kapiler.
k
Akkhirnya,
perddarahan
akaan
mempercepat
m
syok
s
yang terjaadi.
Teori yang
g berkembang saat ini tentanng
DBD
D
adalah the secondarry heterologouus
infection
i
hyp
pothesis yanng mengatakaan
bahwa,
b
demaam berdarah dengue dappat
terjadi
t
apabila seseorang setelah infekksi
dengue
d
pertam
ma mendapat infeksi
i
berulanng
dengan
d
tipe virus yang berbeda dalaam
jangka
j
waktu tertentu yang
g diperkirakan 6
bulan
b
sampai 5 tahun (Pasariibu 1992).
Gam
mbar 3 Patogennesis perdarahaan pada
DBD ((Sumarmo 1988)
K
Kriteria
dan Faaktor Pembek
kuan Darah
Terdapat duua kriteria di dalam
pem
mbekuan daraah, yaitu kriiteria secara
inkllusi dan secarra eksklusi. Krriteria secara
eksklusi dimulai dari adanya trauma dari
suaatu jaringan diluar pemb
buluh darah,
seddangkan pada kkriteria inklusii pembekuan
dim
mulai pada daarah itu senddiri (Guyton
melibatkan
19991). Pembekuuan darah
bebberapa faktor pembekuan
p
darrah. Terdapat
14 faktor pembbekuan darah diantaranya
fibrrinogen (faktorr I), platelet (keping darah),
protrombin
(ffaktor
II),
jaringan
mboplastin (faaktor III), kallsium (faktor
trom
IV)), faktor V (prooaccelerin labille factor, Acglob
bulin), faktoor VII (SP
PCA, autoprotrombin I), faktor VIIII ( faktor
antiihemofilik,
globulin
anntihemofilik),
fakttor IX (plasma tromboplastiin, christmas
facttor, auto-protroombin II), fak
ktor X (stuart
facttor, prower fa
factor, autopro
otrombin Ic),
fakttor
XI
(plasma
trromboplastin
antecedent), fakttor XII (hageman factor),
fakttor XIII (fibrin stabilizing factor), dan
protrombin
(thrrombokinase,
akktivator
mplete thrombboplastin) (Guuyton 1991).
com
Selain itu, ion kalsium jugaa memegang
peranan penting dalam pembeekuan darah,
tanppa adanya ion kalsium pembbekuan darah
tidaak dapat teerjadi. Ion kalsium
k
ini
diperlukan dalam promosi di settiap reaksi.
ssistim
koaguulasi
juga
Kelainan
mem
mpunyai perranan sebagaai penyebab
perdarahan pada penderita DB
BD. Beberapa
masuk faktor
fakttor koagulasi menurun, term
II, V, VII, IX
X, XII dan fibrinogen.
Perrubahan faktorr koagulasi inni antara lain
diseebabkan olehh kerusakan hati yang
funngsinya tergangggu karena akktivasi sistim
koaagulasi (Pasaribbu 1992).
Kurma
Kurma merupakan kebutuhan utama dan
menjadi salah satu sektor ekonomi penting
di
timur
tengah.
Karena
sejarah
pembudidayaannya sudah lama sekali, asalusulnya yang pasti tidak lagi diketahui,
namun diduga pohon ini berasal dari oasis
padang pasir di Afrika utara. Kurma
(Phoenix dactylifera) atau dalam bahasa
Arab biasa disebut tamar tergolong dalam
kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta,
kelas Liliopsida, ordo Arecales, keluarga
Arecaceae, genus Phoenix, dan spesies
Phoenix dactylifera (FAO 2004). Terdapat
empat tahap dalam pematangan buah kurma
yaitu tahap kimri, tahap khalal, tahap rutab,
dan tahap tamr (Tafti & Fooladi 2005).
Buah kurma, juga dikisahkan dalam AlQuran Surat Maryam ketika akan
melahirkan nabi Isa a.s. Maka Jibril
menyeru dari tempat yang rendah:
Janganlah
kamu
bersedih
hati
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan
anak sungai dibawahmu. Dan goyangkanlah
pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang
masak kepadamu. (Al-Quran; Surat
Maryam 24-25).
Analisis Statistik
Analisis statistik data penelitian berupa
nilai trombosit, hematokrit, hemoglobin, dan
leukosit yang diolah menggunakan software
SAS dengan dua faktor, yaitu perlakuan
yang terdiri dari kontrol dan perlakuan sari
kurma, dan blok (demam hari ke-) terdiri
dari 6 taraf yaitu hari 3, 4, 5, 6, 7 dan 8.
Jumlah amatan seluruhnya yang diperiksa
sebanyak 12 amatan (Mattjik 2000).
Persamaan yang digunakan sebagai
berikut:
Yij = + i + j + ij
Keterangan :
= rataan umum
i = pengaruh perlakuan ke-i (pasien
kurma atau tanpa kurma)
j = pengaruh kelompok ke-j (demam hari
ke- dirumah sakit)
ij = pengaruh acak pada perlakuan ke-i
dan kelompok ke-j (pasien dan hari)
8
6
4
2
0
3
Ju m lah kasu s
4
3
2
1
1
0
3
dengan
d
pembeerian kurma leebih tinggi biila
dibandingkan
d
d
dengan
pasien kontrol.
Trombosittopenia pada pasien DB
BD
disebabkan
d
terrjadinya perlekkatan komplekks
antigen-antibo
a
di pada mem
mbran trombosit,
mengakibatkan
m
n pengeluaran ADP (adenosin
diphosphat),
d
mbosit melekkat
sehingga trom
satu
s
sama lainn. Hal ini akaan menyebabkaan
trombosit
t
dihaancurkan olehh RES (reticuulo
endothelial
e
sysstem).
Penderita DBD memeerlukan sintessis
trombosit
t
barru untuk menjaga
m
jumlaah
trombosit
t
padda kisaran am
man agar tidaak
terjadi
t
syok. Trombosit in
ni dibentuk di
dalam
d
sumsu
um tulang oleeh sel raksasa
bernama
b
m
megakariosit.
Megakariossit
membentuk
m
ma
tonjolan-tonjollan sitoplasm
yang
y
akan diilepaskan sebbagai trombosit.
Sekitar
S
40 persen grannula penyusuun
trombosit
t
addalah glikoprrotein (Italianno
2005).
2
Bebberapa
karb
bohidrat
yanng
ditemukan
d
dann menjadi bag
gian dari unsuur
pembentuk
p
glikoprotein
g
a
adalah
heksosa
(manosa
(
dan galaktosa),
g
pen
ntosa (arabinosa
dan
d
xilosa), asetil heksosamin (N
NAsetilglikosam
A
min
d
dan
N
NAsetilgalaktosa
A
amin), metil pentosa (L
LFukosa),
F
d
dan
asam
sialat
(N
NAsetilneuramin
A
nat) (Murray 1997). Kurm
ma
mengandung
m
sejumlah
s
polissakarida pentinng
seperti
s
rhaamnosa, arabbinosa, xilossa,
manosa,
m
galakktosa, dan glukkosa (Elleuch et
al
a 2008). Kaandungan sarri kurma yanng
diduga
d
turut berperan
b
dalam
m meningkatkaan
produksi
p
trom
mbosit adalah adanya
a
sejumlaah
karbohidrat
k
seperti manoosa, galaktossa,
arabinosa,
a
dan xilosa sebagai bahaan
glikoprotein pada granuula
pembentukan
p
trombosit.
t
Hasil analisis ragam darii nilai trombosit,
memperlihatka
m
an perlakuan dan
d blok secaara
simultan
s
tidakk berpengaruh nyata (p>0.055).
Sehingga
S
dapaat ditarik kessimpulan bahw
wa
perlakuan
p
dan blok tidak berrpengaruh nyaata
terhadap
t
trombbosit.
Gambar
G
7 Graffik rataan nilaii trombosit
Hem
matokrit
Indikasi seseoorang terjangkiit DBD salah
satuunya disebabkkan karena tinngginya nilai
hem
matokrit. Nilai hematokrit yang tinggi
padda penderita D
DBD disebabkaan terjadinya
peru
ubahan dalam
m permeabilitaas pembuluh
darah. Dinding pembuluh daarah menjadi
c
tubuh yaang berakibat
mudah ditembus cairan
keluuarnya cairann dari pembbuluh darah
sehhingga cairann dan oksiigen dalam
pem
mbuluh darah berkurang. Paada penderita
DB
BD, nilai hem
matokrit men
njadi sangat
pennting dan mennjadi patokan bagi tenaga
perawat medis untuk menjaga kondisi
pem
mbuluh darahh pasien, teru
rutama yang
berh
hubungan denngan kecepataan tetes dari
cairran infus. Billa nilai hemattokrit sangat
ting
ggi, menandakkan telah terjadi kebocoran
pem
mbuluh darah dan kecepatann tetes infus
juga akan dipercepat.
Nilai hematokkrit pasien DB
BD terendah
baikk dengan peerlakuan kurm
ma maupun
pasien kontrol sebesar
s
39 %,
% dan nilai
matokrit tertinnggi sebesar 45,87 %.
hem
Menurut literaturr, nilai hematookrit manusia
dew
wasa normal aadalah 36-46 % (Ganong
20001).
Nilai hematokrit pasien
p
DBD
terssebut masih baik karena penanganan
meddis yang tepatt terutama denngan adanya
banntuan infus setelah pasien
n mendapat
perawatan di rumaah sakit.
Gambar 8 m
menunjukkan bahwa
b
secara
umu
um nilai rataann hematokrit perlakuan
p
sari
kurrma mengalam
mi penurunan setiap
s
harinya
seddangkan padaa pasien kontrol juga
menngalami penuurunan. Penuurunan nilai
hem
matokrit tersebbut disebabkan
n penanganan
meddis yang tepaat, dan mulai membaiknya
konndisi pasien setiap harrinya yang
mennyatakan keaddaan pembuluh
h darah mulai
mem
mbaik. Grafikk pasien dengaan pemberian
kurrma (Gambar 8),
8 menunjukkaan penurunan
nilaai hematokrit yyang lebih baaik dibanding
pasien kontrol.
Sari kurma diduga turutt membantu
berp
peran dalam pperbaikan pem
mbuluh darah.
Sarri kurma menggandung sejum
mlah senyawa
yanng dapat membbantu perbaikaan pembuluh
darah, seperti asam askoorbat yang
mpunyai fungsi dalam tenunnan pengikat
mem
yaittu sebagai penngangkut gugus sulfat yang
diperlukan dalam
m pembentukann kondroetin
sulffat (glikosaminnoglikan) yangg merupakan
gel substansi daasar antara seel-sel organ.
Asaam askorbat jjuga mempunnyai peranan
dalaam pemeliharaaan status reduuksi Fe2+ dan
2
Cu2+
dalam beberapa ennzim yang
mem
mperlancar polimerisasi dan ikatan silang
kolagen dan serat-serat
s
elastis dalam
tenunan
t
pengiikat (Linder 2006).
2
Kalsiuum
pada
p
sari kuurma juga menjadi
m
peranaan
penting
p
dalam
m pembekuann darah. Tanppa
adanya
a
ion kaalsium pembekkuan darah tidaak
dapat
d
terjadi, ion kalsium ini diperlukaan
dalam
d
promosi di setiap reaksi (Guytoon
1991).
m dari nillai
Hasil annalisis ragam
hematokrit,
h
memperlihatkan
m
n perlakuan daan
blok
b
secara simultan tidaak berpengaruuh
nyata
n
(p>0.05) Sehingga dapat ditarrik
kesimpulan
k
baahwa perlakuann dan blok tidaak
berpengaruh
b
nyyata terhadap hematokrit.
h
diok
ksidasi dan dikkorbankan. Gu
ugus hidroksil
yanng sifatnya reaaktif terhadap cincin fenil
dappat mengoksiddasi dan meenghilangkan
elek
ktron atau ion
i
hidrida, yang pada
akhhirnya membeentuk radikal bebas yang
cukkup stabil. Inni dapat diokksidasi lebih
lanjjut, kemudian menjadi kuinoon dan hilang
mellalui urin.
Hasil analissis ragam dari nilai
hem
moglobin, mem
mperlihatkan perlakuan dan
blok
k secara sim
multan tidak berpengaruh
nyaata (p>0.05). Sehingga dapat
d
ditarik
kesimpulan bahw
wa perlakuan daan blok tidak
berp
pengaruh nyataa terhadap hem
moglobin.
Gambar
G
8 Graffik rataan nilaii hematokrit
Gam
mbar 9 Grafik rataan nilai hemoglobin
Hemoglobin
H
Hemoglobiin
merupaakan
proteein
tetramerik
t
yang
y
berfunggsi
sebaggai
pengangkut
p
O2 dari orgaan respirasi ke
k
jaringan
j
perife
fer dan pengan
ngkut CO2 daan
proton
p
dari jaringan perrifer ke orgaan
respirasi
r
untuk
k selanjutnya diekskresikan
d
k
ke
luar.
l
Hemoglobin mempu
unyai senyaw
wa
tetrapirol
t
sikllik sebagai gugus
g
prostettik
heme
h
(Murray
y 1996). Hemooglobin menjaadi
senyawa
s
utam
ma yang terkanndung di dalaam
eritrosit
e
yangg menyebabkaan sel eritrossit
berwarna
b
merrah (Leeson 1990). Kisaraan
hemoglobin
h
p
pada
manusia dewasa norm
mal
ialah
i
12.0 g/dL
L sampai 16.0 g/dL.
g
Rataan nillai hemoglobiin pada pasieen
dengan
d
pembeerian sari kurrma dan pasieen
kontrol
k
(Gambbar 9), stabil paada kisaran 122,8
g/dL
g
sampai 15,21 g/dL. Tidak
T
ada nillai
hemoglobin
h
yaang melebihi atau
a
kurang daari
nilai
n
normal. Adanya
A
vitamin E (tokoferool)
pada
p
sari kurrma juga didduga membanntu
kestabilan
k
n
nilai
hemog
globin
pasieen.
Kekurangan
K
vitamin E menyebabkaan
kerapuhan
k
padda dinding sel eritrosit (Lindder
2006).
2
Bila sel eritrosit rusak, makka
hemoglobin
h
yang
y
menjadi senyawa utam
ma
penyusun
p
eritrrosit juga akann rusak. Vitam
min
E tersebut berperan
b
sebaggai antioksidaan
terhadap
t
radikkal bebas, terutaama untuk asaam
lemak
l
tidak jenuh
j
pada foosfolipid dalaam
membran
m
sel. Dalam prosessnya, vitamin E
ukosit
Leu
Leukosit adalaah sel berinti yang
y
berperan
dalaam pertahannan selular organisme
terh
hadap benda asing. Dalam
m fungsinya,
leukkosit melakukkan gerakan am
muboid yang
mem
mbantunya m
menerobos dinnding-dinding
pem
mbuluh darah dan menyusupp ke jaringan
ikatt. Dalam daraah normal jum
mlah leukosit
rataa-rata 4000-100.000 /L daarah (Leeson
19996). Dari Gambbar 10, nilai leuukosit pasien
massih dalam bataas yang wajar antara 330087990 /L darah. Menurut literratur, jumlah
leukkosit pada penderita DBD nillainya sangat
berv
variasi, dan jumlah leukkosit bukan
merrupakan patookan laboratoorium yang
digariskan oleh WHO dalam
m mencurigai
pennderita DBD (S
Sumarmo 1988
8).
Gam
mbar 10 Grafikk rataan nilai leeukosit
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger
AL.
1982.
Dasar-Dasar
Biokimia.
Thenawijaya
M,
penerjemah.
Jakarta:
Erlangga.
Terjemahan dari: Principles of
Biochemistry.
LAMPIRAN
Pasien DBD
(Kriteria usia dewasa 15-35 tahun)
Sebanyak 23 pasien
Dengan pemberian
sari kurma (dosis 4
sendok makan per hari
pagi-siang) dan terapi
rumah sakit
Tanpa pemberian
sari kurma tetapi
terapi rumah sakit
tetap dilakukan
(medical record)
Kumpulan
data
Dilakukan setiap
hari oleh tenaga
medis
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
87000
45
14.6
3000
10000
48
15.4
2100
41000
45
14.9
2000
19000
44
14.7
4900
25000
48
16
2000
45000
46
15
6400
40000
46
15.3
4300
136000
42
14.3
8100
65000
45
15
5100
194000
43
15.3
9600
112000
43
15
9000
147000
40
15.5
8100
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
96000
43
14.6
2800
6000
60
20.4
5900
84000
43
14.4
2000
10000
46
15.5
6000
71000
44
14.5
1500
45000
42
14.2
13600
46000
49
15.9
2100
85000
41
14
14000
53000
47
15.9
3400
100000
41
14
14100
76000
48
15.9
4000
129000
43
14.8
3700
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
192000
43
13.7
3600
56000
53
16.9
5200
203000
44
14.1
3400
58000
46
15.1
3600
126000
42
13.8
2200
81000
48
16
6400
80000
44
14.2
3100
93000
47
15.5
9200
63000
48
15.6
3200
125000
44
14.8
11700
80000
45
14.6
6000
102000
43
14
8000
Usia : 33 tahun
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
33000
40
13.5
1100
62000
47
14.9
1700
16000
47
15.5
1400
42000
50
16.4
2500
27000
45
14.8
2800
40000
42
13.8
2400
45000
46
14.8
6500
44000
45
15
2900
6800
71000
46
15.3
4100
7500
103000
43
15
5100
5
6
7
65000
102000
44
42
14.3
14.1
Lanjutan lampiran 2
Inisial : pasien A (pasien 9)
Jenis kelamin : pria
Lama demam : 4 hari
Usia : 16 tahun
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
69000
41.93
13.9
2600
130000
43
14.3
3700
22000
46
16
3300
130000
44
14.6
3700
18000
46
15.2
5800
146000
41
13.8
4500
20000
43
15
8800
161000
40
13.5
4300
66000
44
14.9
9900
201000
40
13.6
3900
101000
45
15.3
12000
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
5000
51
17.1
2400
174000
40
13
3000
6000
48
16.6
2700
150000
41
12.9
2400
27000
46
16.4
9200
76000
39
12.8
1800
80000
43
15.7
7300
41000
38
12.3
2400
194000
44
15.4
9100
41000
39
13
3600
65000
39
13
3200
133000
38
12
3000
trombosit
hematokrit
Hb
82000
41
14.1
Leukosit
3400
64000
43
14.9
5300
56000
45
15.5
9200
69000
44
15
5700
185000
42
14.3
7700
Leukosit
6
7
trombosit
hematokrit
Hb
13000
41
13.9
4600
27000
37
12.7
3200
57000
40
13.5
6600
103000
38
12.8
6100
5
6
7
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
57000
46
15.2
2100
116000
44
14.8
6300
23000
46
15.4
2000
143000
44
14.7
5800
32000
45
15
7200
160000
44
14.7
5500
68000
43
14.8
10700
124000
45
15.2
7700
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
101000
35.5
11.4
7300
136000
45
14.9
4000
96000
33
11.3
7500
142000
40
13.2
3300
103000
35
11.9
9700
144000
44
14.5
3600
102000
35
11.7
9000
145000
44
13.8
3900
116000
36
12.1
9200
151000
47
15
5700
172000
34
11.5
6500
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
73000
45
14.1
6500
69000
44
14.6
5400
73000
40
12.7
7100
61000
43
14.4
8500
126000
39
12.2
8400
72000
38
12.8
12400
172000
38
12
11200
92000
37
12.1
10500
161000
38
13.1
11100
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
hari
trombosit
hematokrit
Hb
Leukosit
112000
44
14.5
3200
73000
42
14.2
10000
92000
43
14.1
2800
73000
41
13.3
10400
25000
45
14.8
3700
58000
46
14.6
10500
15000
42
14.1
5400
92000
42
13.2
11600
61000
44
15
5700
171000
41
14
9000
Lanjutan lampiran 3
Inisial : pasien M/A (pasien 9)
Jenis kelamin : pria
Lama demam : 5 hari
Usia : 28 tahun
No Medrec : 157092
hari
trombosit
hematokrit
Hb
138000
46
15.1
9700
143000
44
14.7
10000
171000
41
14
12000
4
5
6
7
Leukosit
Pemberi
an
Kurma
pasien
1
pasien
2
pasien
3
pasien
4
pasien
5
pasien
6
pasien
7
pasien
8
pasien
9
pasien
10
pasien
11
pasien
12
pasien
13
pasien
14
rata2
Kontrol
pasien
1
pasien
2
pasien
3
pasien
4
pasien
5
pasien
6
pasien
7
pasien
8
pasien
9
rata2
25
40
65
112
147
71
46
53
76
129
80
63
80
102
27
45
65
102
19
45
136
194
10
45
85
100
58
81
93
125
42
40
44
71
103
18
20
66
101
27
80
194
64
56
69
185
27
57
103
130
146
161
201
41
41
65
133
41.50+25.6
a
5
44.81+20.6
a
9
65.85+35.9
a
7
95.78+39.9
a
5
132+43.10
57
23
32
68
124
101
96
103
102
116
172
73
73
126
172
112
92
25
15
61
171
116
143
160
136
142
144
145
69
61
72
92
73
73
58
92
138
143
171
85.75+25.2
a
4
80+35.33
93.88+45.9
a
3
104+53.33
106.57+43.
a
92
134.40+40.
a
19
167+48.08
Lanjutan lampiran 4
Tabel 2 hematokrit pasien DBD (dalam persen darah)
Perlakuan
Pemberia
n
Kurma
pasien 1
pasien 2
pasien 3
pasien 4
pasien 5
pasien 6
pasien 7
pasien 8
pasien 9
pasien
10
pasien
11
pasien
12
pasien
13
pasien
14
rata2
Kontrol
pasien 1
pasien 2
pasien 3
pasien 4
pasien 5
pasien 6
pasien 7
pasien 8
pasien 9
rata2
3
48
44
44
45
44
46
46
50
-
4
46
49
48
46
46
42
48
42
46
7
40
43
43
45
8
-
48
46
43
44
43
45
44
42
37
40
38
44
41
40
40
38
39
39
38
45.87+2.17
45.81+2.48
43.50+3.06
42.93+2.33
41.55+2.40
39+1.41
46
35
45
44
42.62+5.06
46
33
40
43
44
41.20+5.07
45
35
39
45
44
45
44
42
46
42.77+3.60
43
35
38
42
44
40
43
41
44
41.11+3.02
45
36
44
44
38
46
41
37
41
44
38
42
41+2.88
42+3.79
Lanjutan lampiran 4
Tabel 3 Hemoglobin pasien DBD ( dalam g/dL darah)
Perlakuan
Pemberia
n
Kurma
pasien 1
pasien 2
pasien 3
pasien 4
pasien 5
pasien 6
pasien 7
pasien 8
pasien 9
pasien
10
pasien
11
pasien
12
pasien
13
pasien
14
rata2
Kontrol
pasien 1
pasien 2
pasien 3
pasien 4
pasien 5
pasien 6
pasien 7
pasien 8
pasien 9
rata2
3
16
14.5
14.2
14.8
14.7
15.5
15.1
16.4
-
4
15.3
15.9
15.6
14.8
15
14.2
16
13.8
15.2
7
15.5
14.8
15
15.3
8
-
16.6
16.4
15.7
15.4
14.9
15.5
15
14.3
12.7
13.5
12.8
14.6
13.8
13.5
13.6
12.3
13
13
12
15.15+0.7
a
6
15.2
11.4
14.1
14.5
13.8+1.66
15.21+0.81
14.65+1.12
14.59+0.86
15.4
11.3
12.7
14.1
14.8
13.66+1.66
15
11.9
12.2
14.8
14.7
14.9
14.6
14.2
15.1
14.16+1.22
14.8
11.7
12
14.1
14.7
13.2
14.4
13.3
14.7
13.66+1.18
15.2
12.1
15
14.5
12.8
14.6
14
14.03+1.16
11.5
14
13.8
12.1
13.2
12.92+1.08
14.4+1.05
12.8+1.13
Pemberian
Kurma
Kontrol
pasien 1
pasien 2
pasien 3
pasien 4
pasien 5
pasien 6
pasien 7
pasien 8
pasien 9
pasien 10
pasien 11
pasien 12
pasien 13
pasien 14
rata2
pasien 1
pasien 2
pasien 3
pasien 4
pasien 5
pasien 6
pasien 7
pasien 8
pasien 9
rata2
3
2
1.5
3.1
2.8
4.9
6
3.6
2.5
a
3.3+1.50
2.1
7.3
6.5
3.2
a
4.77+2.51
4
4.3
2.1
3.2
6.5
6.4
13.6
6.4
2.4
2.7
5.8
5.3
a
5.33+3.22
2
7.5
7.1
2.8
6.3
a
5.1+2.55
8
3.9
3
a
3.45+0.64
6.5
9
3.9
10.5
11.6
8.3+3.11
Respon : Hematokrit
Class
Levels
Values
Perlk
Kontrol Perlakuan
Blok
345678
12
12
Class
Levels
Values
Perlk
Kontrol Perlakuan
Blok
345678
12
12
DF
Sum of
Squares
Mean
Square
F
Value
Pr
>F
Source
11313611
607
188560
1934
3.22
0.1
104
Model
29318242
06
586364
841
11
14245435
813
Model
Error
Corrected
Total
Corrected
Total
Coeff Var
Root MSE
Tr Mean
0.794192
27.15310
24214.97
89179.39
Type I
SS
Mean
Square
DF
F
Value
Pr
>F
Blok
11266529
685
22533059
37
3.84
0.0
829
Perlk
47081922
47081922
0.08
0.7
883
Type III
SS
Mean
Square
F
Valu
e
Pr >
F
Source
DF
Sum of
Squares
Mean
Square
F
Value
Pr
>F
37.932063
80
6.3220
1063
2.92
0.1
300
10.830064
52
2.1660
1290
11
48.762128
32
Error
R-Square
Source
DF
Blok
11266529
685
22533059
37
3.84
0.082
9
Perlk
47081922
47081922
0.08
0.788
3
R-Square
Coeff Var
Root MSE
He Mean
0.777900
3.476607
1.471738
42.33260
Type I
SS
Mean
Square
Source
DF
F
Value
Pr
>F
Blok
30.62592
775
6.1251855
5
2.83
0.1
393
Perlk
7.306136
05
7.3061360
5
3.37
0.1
257
Type III
SS
Mean
Square
F
Valu
e
Pr >
F
Source
DF
Blok
30.62592
775
6.1251855
5
2.83
0.139
3
Perlk
7.306136
05
7.3061360
5
3.37
0.125
7
Lanjutan lampiran 5
Respon : Hemoglobin
Respon : Leukosit
Class
Levels
Values
Perlk
Kontrol Perlakuan
Blok
345678
12
12
Class
Levels
Values
Perlk
Kontrol Perlakuan
Blok
345678
12
12
DF
Model
Sum of
Squares
Mean
Squar
e
F
Value
Pr
>F
5.5380462
2
0.9230
0770
4.62
0.0
571
Error
0.9990126
0
0.1998
0252
Corrected
Total
11
6.5370588
2
R-Square
Coeff Var
Root MSE
Hb Mean
0.847177
3.173507
0.446993
14.08514
Type I
SS
Mean
Square
F
Value
Source
DF
Pr
>F
Blok
3.788283
13
0.7576566
3
3.79
0.0
849
Perlk
1.749763
09
1.7497630
9
8.76
0.0
315
Type III
SS
Mean
Square
Source
DF
F
Value
Pr
>F
Blok
3.788283
13
0.7576566
3
3.79
0.0
849
Perlk
1.749763
09
1.7497630
9
8.76
0.0
315
Source
DF
Sum of
Squares
Mean
Square
F
Value
Pr
>F
Model
29587679.
55
493127
9.93
3.06
0.1
198
Error
8044640.1
4
160892
8.03
Corrected
Total
11
37632319.
69
R-Square
Coeff Var
Root MSE
Le Mean
0.786231
20.28000
1268.435
6254.611
Type I
SS
Mean
Square
Source
DF
F
Value
Pr
>F
Blok
22104394
.83
4420878.9
7
2.75
0.1
458
Perlk
7483284.
72
7483284.7
2
4.65
0.0
835
Type III
SS
Mean
Square
Source
DF
F
Value
Pr
>F
Blok
22104394
.83
4420878.9
7
2.75
0.1
458
Perlk
7483284.
72
7483284.7
2
4.65
0.0
835