Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN, MAFAAT DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT

FILSAFAT UMUM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum yang di ampu oleh :

Intan permata sari

Disusun oleh :
Aidila afriza

16111400

Liriza Purnama

1611140025

Meggi Yuliansyah

16111400

Muhammad Ari Pratama

1611140005

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PERBANKAN SYARIAH
2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
PENGERTIAN FILSAFAT ....................................................................................................... 3
A.

Plato (427SM - 347SM) .............................................................................................. 3

B.

Aristoteles (384 SM - 322SM) .................................................................................... 3

C.

Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) .................................................................... 3

D.

Al-Farabi (meninggal 950M)....................................................................................... 3

E.

Immanuel Kant (1724 -1804) ...................................................................................... 3

F.

Prof. Dr. Fuad Hasan ................................................................................................... 3

G.

Drs H. Hasbullah Bakry............................................................................................... 3

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ............................................................................ 4


A.

Zaman pra yunani kuno ............................................................................................... 5

B.

Zaman yunani kuno ..................................................................................................... 6

C.

Zaman keemasan filsafat yunani ................................................................................. 7

D.

Masa helinitis dan romawi ........................................................................................... 8

E.

Zaman abad pertengahan ............................................................................................. 9

F.

Zaman renaissance ..................................................................................................... 10

G.

Zaman modern ........................................................................................................... 10

H.

Zaman kontemporer (abad ke-20 dan seterusnya) ..................................................... 11

MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT ............................................................................. 11


DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

PENGERTIAN FILSAFAT

A.

Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates
dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala
yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).

B.

Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan


yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab
dan asas segala benda).

C.

Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi,
merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.

D.

Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina,


mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

E.

Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat,
mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang
mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: "apakah yang dapat kita ketahui?
(dijawab oleh metafisika); "apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh
etika); "sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi).

F.

Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah
suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala,
dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan
yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan
yang universal.

G.

Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang


menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT

Sejarah

perkembangan

filsafat

berkembang

atas

dasar

pemikiran

kefilsafatan yang telah dibangun sejak abad ke-6 sm. Ada dua orang filsuf yang corak
pemikirannya boleh dikatakan mewarnai diskusidiskusi filsafat sepanjang sejarah
perkembangannya, yaitu herakleitos (535-475 sm) dan parmenides (540-475 sm).
Pembagian secara periodisasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad
pertengahan, zaman modern, dan masa kini. Aliran yang muncul dan berpengaruh
terhadap

pemikiran

filsafat

adalah

positivisme,

marxisme,

eksistensialisme,

fenomenologi, pragmatisme, dan neokantianianisme dan neo-tomisme. Pembagian


secara periodisasi filsafat cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman neokonfusionisme, dan. Zaman modern. Tema yang pokok di filsafat cina adalah masalah
perikemanusiaan. Pembagian secara periodisasi filsafat india adalah periode weda,
wiracarita, sutra-sutra, dan skolastik. Adapun pada filsafat islam hanya ada dua periode,
yaitu periode muta-kallimin dan periode filsafat islam. Untuk sejarah perkembangan
ilmu pengetahuan di sini pembahasan mengacu ke pemikiran filsafat di barat.
Periode filsafat yunani merupakan periode penting sejarah peradaban
manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-mite
menjadi yang lebih rasional. Pola pikir mite-mite adalah pola pikir masyarakat yang
sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi
dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi dewa bumi yang
sedang menggoyangkan kepalanya. Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena
alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang
terjadi secara kausalitas.
Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya sederhana, tetapi implikasinya
tidak sederhana karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan
dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi
lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian.
Dari proses ini kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat, yang akhirnya kita
nikmati dalam bentuk teknologi. Karena itu, periode perkembangan filsafat yunani
merupakan poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia.

Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah


berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Karena
untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan
pembagian atau klasifikasi secara periodik, karena setiap periode menampilkan ciri
khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara
teoretis senantiasa mengacu kepada peradaban yunani. Periodisasi perkembangan ilmu
dimulai dari peradaban yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer.
A. Zaman pra yunani kuno
Pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Oleh
karena itu, zaman pra yunani kuno disebut juga zaman batu yang berkisar antara empat
juta tahun sampai 20.000 tahun. Antara abad ke-15 sampai 6-sm, manusia telah
menemukan besi, tembaga, dan perak untuk berbagai peralatan. Abad kelima belas
sebelum masehi peralatan besi dipergunakan pertama kali di irak, tidak di eropa atau
tiongkok.
Pada abad ke-6 sm di yunani muncul lahirnya filsafat. Timbulnya filsafat di
tempat itu disebut suatu peristiwa ajaib (the greek miracle). Ada beberapa faktor yang
sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di yunani.
Pada bangsa yunani, seperti juga pada bangsa-bangsa sekitarnya, terdapat
suatu mitologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis yang
mendahului filsafat, karena mite-mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti.
Mite-mite sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang hidup dalam hati manusia: dari
mana dunia kita? Dari mana kejadian dalam alam? Apa sebab matahari terbit, lalu
terbenam lagi? Melalui mite-mite, manusia mencari keterangan tentang asal usul alam
semesta dan tentang kejadian-kejadian yang berlangsung di dalamnya. Mite jenis
pertama yang mencari keterangan tentang asal usul alam semesta sendiri biasanya
disebut mite kosmogonis, sedangkan mite jenis kedua yang mencari keterangan tentang
asal usul serta sifat kejadian dalam alam semesta disebut mite kosmologis. Khusus pada
bangsa yunani ialah mereka mengadakan beberapa usaha untuk menyusun mite-mite
yang diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang sistematis. Dalam usaha
itu sudah tampaklah sifat rasional bangsa yunani. Karena dengan mencari suatu
keseluruhan yang sistematis, mereka sudah menyatakan keinginan untuk mengerti
hubungan mite-mite satu sama lain dan menyingkirkan mite yang tidak dapat
dicocokkan dengan mite lain.

Kedua karya puisi homeros yang masing-masing berjudul ilias dan odyssea
mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusasteraan yunani. Syair-syair dalam karya
tersebut lama sekali digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat yunani.
Pada dialog yang bernama foliteia, plato mengatakan homeros telah mendidik seluruh
hellas. Karena puisi homeros pun sangat digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu
terluang dan serentak juga mempunyai nilai edukatif.
Pengaruh ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di timur
kuno. Orang yunani tentu berutang budi kepada bangsa-bangsa lain dalam menerima
beberapa unsur ilmu pengetahuan dari mereka. Demikianlah ilmu ukur dan ilmu hitung
sebagian berasal dari mesir dan babylonia pasti ada pengaruhnya dalam perkembangan
ilmu astronomi di negeri yunani. Namun, andil dari bangsa-bangsa lain dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yunani tidak boleh dilebih-lebihkan. Orang yunani
telah mengolah unsur-unsur tadi atas cara yang tidak pernah disangka-sangka oleh
bangsa mesir dan babylonia. Baru pada bangsa yunani ilmu pengetahuan mendapat
corak yang sungguh-sungguh ilmiah.
Pada abad ke-6 sebelum masehi mulai berkembang suatu pendekatan yang
sama sekali berlainan. Sejak saat itu orang mulai mencari berbagai jawaban rasional
tentang problem yang diajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi, rasio) mengganti
mythos. Dengan demikian filsafat dilahirkan.
Pada zaman pra yunani kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan
berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu,
kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping
process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan
kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam
semesta sebagai suatu proses alam.
B. Zaman yunani kuno
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena
pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau
pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena
bangsa yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa yunani
juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude
(sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude
(suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah

yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah
menjadikan bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa
filsuf pada masa itu antara lain thales (625-545 sm), phytagoras (580-500 sm), socrates
(469-399 sm), plato (427-347 sm), hingga aristoteles (384-322 sm)
Zaman kuno meliputi zaman filsafat pra-socrates di yunani. Tokohtokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur
induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut thales arche itu air,
anaximandros berpendapat arche itu yang tak terbatas (to apeiron). Anaximenes arche
itu udara, pythagoras arche itu bilangan, heraklitos arche itu api, ia juga berpendapat
bahwa segala sesuatu itu terus mengalir (panta rhei). Parmenedes mengatakan bahwa
segala sesuatu itu tetap tidak bergerak.
C. Zaman keemasan filsafat yunani
Pada waktu athena dipimpin oleh perikles kegiatan politik dan filsafat dapat
berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika)
dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum
muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia,
sebagaimana yang dikatakan oleh prothagoras, manusia adalah ukuran untuk segalagalanya. Hal ini ditentang oleh socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan
yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua
orang. Akibat ucapannya tersebut socrates dihukum mati.
Hasil pemikiran socrates dapat diketemukan pada muridnya plato. Dalam
filsafatnya plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya
terbuka bagi pancaindra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dunia yang
pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide.
Pendapat tersebut dikritik oleh aristoteles dengan mengatakan bahwa yang
ada itu adalah manusia-manusia yang konkret. ide manusia tidak terdapat dalam
kenyataan. Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada perkembangan
ilmu pengetahuan besar sekali. Sumbangan yang sampai sekarang masih digunakan
dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai abstraksi, yakni aktivitas rasional di mana
seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut aristoteles ada tiga macam abstraksi,
yakni abstraksi fisis, abstraksi matematis, dan metafisis.
Abstraksi yang ingin menangkap pengertian dengan membuang unsur-unsur
individual untuk mencapai kualitas adalah abstraksi fisis. Sedangkan abstraksi di mana

subjek menangkap unsur kuantitatif dengan menyingkirkan unsur kualitatif disebut


abstraksi matematis. Abstraksi di mana seseorang menangkap unsur-unsur yang hakiki
dengan mengesampingkan unsur-unsur lain disebut abstraksi metafisis.
Teori aristoteles yang cukup terkenal adalah tentang materi dan bentuk.
Keduanya ini merupakan prinsip-prinsip metafisis, materi adal.ah prinsip yaug tidak
ditentukan, sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan. Teori ini terkenal
dengan sebutan hylemorfisyme.
D. Masa helinitis dan romawi
Pada zaman alexander agung (359-323 sm) sebagai kaisar romawi dari
macedonia dengan kekuatan militer yang besar menguasai yunani, mesir, hingga syria.
Pada masa itu berkembang sebuah kebudayaan trans nasional yang disebut kebudayaan
hellinistis, karena kekuasaan romawi dengan ekspansi yang luas membawa kebudayaan
yunani tidak terbatas lagi pada kota-kota yunani saja, tetapi mencakup juga seluruh
wilayah yang ditaklukkan alexander agung. Bidang filsafat, di athena tetap merupakan
suatu pusat yang penting, tetapi berkembang pula pusat-pusat intelektual lain, terutama
kota alexandria. Jika akhirnya ekspansi romawi meluas sampai ke wilayah yunani, itu
tidak berarti kesudahan kebudayaan dan filsafat yunani, karena kekaisaran romawi pun
pintu di buka lebar untuk menerima warisan kultural yunani.
Dalam bidang filsafat tetap berkembang, namun pada saat itu tidak ada
filsuf yang sungguh-sungguh besar kecuali plotinus. Pada masa ini muncul beberapa
aliran berikut:
Pertama, sinisme. Menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasakuasa yang disebut logos. Oleh karena itu, segala kejadian berlangsung menurut
ketetapan yang tidak dapat dihindari. Aliran sinisme merupakan pengembangan dari
aliran stoik.
Kedua, stoik. Menyatakan penyangkalannya adanya ruh dan materi
aliran ini disebut juga dengan monoisme dan menolak pandangan aristoteles dengan
dualismenya. Ketiga, epikurime. Segala-galanya terdiri atas atom-atom yang senantiasa
bergerak. Manusia akan bahagia jika mau mengakui susunan dunia ini dan tidak boleh
takut pada dewa-dewa. Setiap tindakan harus dipikirkan akan akibatnya. Aliran ini
merupakan pengembangan dari teori atom democritus sebagai obat mujarab untuk
menghilangkan rasa takut pada takhayul. Keempat, neo platonisme. Paham yang ingin
menghidupkan kembali filsafat plato. Tokohnya adalah plotinus. Seluruh filsafatnya

berkisar pada allah sebagai yang satu. Segala sesuatu berasal dari yang satu dan ingin
kembali kepadanya.
E. Zaman abad pertengahan
Abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu
pada masa ini adalah ancilla theologia atau abdi agama. Namun demikian harus diakui
bahwa banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.
Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan
abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya
agama kristen yang diajarkan oleh nabi isa as. Pada permulaan abad masehi membawa
perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.
Pada zaman ini kebesaran kerajaan romawi runtuh, begitu pula dengan
peradaban yang didasakan oleh logika ditutup oleh gereja dan digantikan dengan logika
keagamaan. Agama kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa
wahyu tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan
pandangan yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh
kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu. Pada zaman itu akademia
plato di athena ditutup meskipun ajaran-ajaran aristoteles tetap dapat dikenal. Para
filosof nyaris begitu saja menyatakan bahwa agama kristen adalah benar.
Mengenai sikap terhadap pemikiran yunani ada dua: golongan yang
menolak sama sekali pemikiran yunani, karena pemikiran yunani merupakan pemikiran
orang kafir, karena tidak mengakui wahyu. Menerima filsafat yunani yang mengatakan
bahwa karena manusia itu ciptaan tuhan, kebijaksanaan manusia berarti pula
kebijaksanaan yang datangnya dari tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai
kebenaran yang sejati maka akal dapat dibantu oleh wahyu.
Filsafat pada zaman abad pertengahan mengalami dua periode, yaitu:
periode patristik, berasal dari kata latin patres yang berarti bapa-bapa gereja, ialah ahliahli agama kristen pada abad permulaan agama kristen. Periode ini mengalami dua
tahap: 1) permulaan agama kristen. Setelah mengalami berbagai kesukaran terutama
mengenai filsafat yunani, maka agama kristen memantapkan diri. Keluar memperkuat
gereja dan ke dalam menetapkan dogma-dogma. 2) filsafat agustinus yang merupakan
seorang ahli filsafat yang terkenal pada masa patristik. Agustinus melihat dogma-

dogma sebagai suatu keseluruhan. Periode skolastik, berlangsung dari tahun 800-1500
m. Periode ini dibagi menjadi tiga tahap: 1) periode skolastik awal (abad ke-9-12),
ditandai oleh pembentukan rnetode-metode yang lahir karena hubungan yang rapat
antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah persoalan tentang
universalia. 2) periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13), ditandai oleh
keadaan yang dipengaruhi oleh aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat arab dan
yahudi. Puncak perkembangan pada thomas aquinas. 3) periode skolastik akhir (abad
ke-14-15), ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang ke arah
nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi
petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal.
Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang
objekti.
F. Zaman renaissance
Zaman renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran
yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika
kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern.
Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas.
Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campur tangan ilahi. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada
zaman renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah
bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti roger bacon, copernicus, johannes
keppler, galileo galilei. Berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut yaitu roger
bacon, copernicus, johannes keppler (awal 1600-an), dan galileo galilei.
G. Zaman modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penentuan dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengeahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak
zaman renaissance. Seperti rene descartes (1596-1650), tokoh yang terkenal sebagai
bapak filsafat moden. Rene descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam
ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis turus x dan y dalarn
bidang datar. Isaac newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles darwin dengan
teorinya strugglefor life (perjuangan untuk hidup). Jj. Thompson dengan temuannya
elektron.

10

H. Zaman kontemporer (abad ke-20 dan seterusnya)


Di antara ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf, bidang fisika
menempati kedudukan yang paling tiggi. Menurut traut fisika dipandang sebagai dasar
ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang
mernbentuk alam semesta juga menunjukkan bahwa secara historis hubungan antara
fisika dengan flsafat terliht dalam dua cara. Pertama, persuasi filosafis mengenai
metode fisika, dan dalam interaksi antara pandangan subtasional tentang fisika
(misalnya: tentang materi, kuasa, konsep ruang, dan waktu). Kedua, ajaran filsafat
tradisional yang menjawab fenornena tentang materi, kuasa, ruang, dan waktu. Dengan
demikian, sejak semula sudah ada hubungan yang erat antara filsafat dan fisika.
Fisikawan abad ke-21 adalah albert einstain menyatakan bahwa alam itu
tidak terhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya
atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini
berarti bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui
adanya penciptaan alam. Di samping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan
lain-lain, zaman kontenporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih.
Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang rrrengalami kemaj uan
sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan
sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi
spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kantemporer mengetahui hal yang
sedikit, tetapi secara rnendalam. Ilmnu kedokteran semakin menajam dalam spesialis
dan subspesialis atau super-spesialis, demikian pula bidang ilmu lain. Di samping
kecenderungan ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang
ilmu satu dengan lainya, sehingga dihadirkannya bidang ilmu baru seperti bioteknologi
yang dewasa ini dikenal dengan teknologi kloning.

MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT


Dengan memerhatikan definisi filsafat itu sendiri, sesungguhnya sudah
dapat tergambar dan dipahami mengenai manfaat atau kegunaan mempelajari ilmu
filsafat tersebut. Dengan mempelajari filsafat, paling tidak ada tiga hal yang dapat
diambil pelajaran. Pertama, filsafat telah mengajarkan kita untuk lebih mengenal diri
sendiri secara totalitas, sehingga dengan pemahaman tersebut dapat dicapai hakikat

11

manusia itu sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya. Filsafat mengajarkan
kita agar terlatih untuk berpikir serius, berpikir secara radikal, mengkaji sesuatu sampai
ke akanakarnya.
Berfilsafat adalah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu
dengan menggunakan pemikiran secara serius. Kemampuan ber pikir serius diperlukan
oleh orang biasa, terlebih lagi bagi orangorang yang memegang posisi penting dalam
membangun dunia, memimpin masyarakat, menjadi penguasa dalam pemerintahan.
Kemampuan berpikir serius itu, mendalam adalah salah satu cirinya, ini tidak akan
dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan
untuk memperoleh kemampuan berpikir serius. Kemampuan ini akan memberikan
bekal yang berharga dalam upaya memecahkan masalah secara serius, menemukan akar
persoalan yang terdalam, dan menemukan sebab terakhir suatu penampakan.
Kedua, filsafat mengajarkan tentang hakikat alam semesta. Pada dasarnya
berpikir filsafat ialah berusaha untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional
dalam rangka memahami segala sesuatu, termasuk diri manusia itu sendiri.
Setiap orang tidak perlu mengetahui isi filsafat. Akan tetapi, orangorang
yang ingin berpartisipasi dalam membangl-m dunia perlu mengetahui ajaranajaran
filsafat. Mengapa? Hal itu dikarenakan dunia dibentuk oleh dua kekuatan; agama dan
atau filsafat. Barang siapa Yang ingin memahami dunia maka ia harus memahami dunia
atau filsakt yang mewarnai dunia tersebut. Dengan memiliki kemampuan berpikir
serius, seseorang mungkin saja akan mampu menemukan rumusan baru dalam
menyelesaikan masalahmasalah dunia dan alam sekitarnya. Mungkin itu bempa kritik,
mungkin juga berupa usul. Apablia argumentasinya kuat. maka kritik dan usul tea sebut
bisa menjadi suatu sistem pemikiran.
Ketiga. filsafat mengajarkan tentang hakikat Tuhan. Studi tentang filsafat
seyogyianya dapat membantu manusia untuk membangun ke yakinan keagamaan at
dasar yang matang secara intelektual. Dengan pemahaman yang meng-alam dan dengan
daya nalar yang tajam. maka akan sampailah kepada kekuasaan yang mutlak. yaitu
Tuhan. Maka dengan filsafat, nash atau ajaran-ajaran agama dapat dijadikan sebagai
bukti untuk membenarkan akal. Atau sebaliknya. dengan filsafat dapat dijadikan alat
untuk membenarkan nash atau ketentuan agama. Objek filsafat membahas segala yang
ada. baik yang fisik maupun yang metafisik seperti manusia, alam semesta, dan Tuhan.
Sementara dalam agama. objeknya adalah Tuhan dan sifat-sifatnya serta hubungan

12

Tuhan dengan alam dan manusia yang hidup dibumi sesuai dengan syariat yang telah
ditetapkan dalam kitab suci.
Menurut Asmoro Achmadi (2005: 15) mempelajari filsafat adalah sangat
penting, di mana dengan ilmu tersebut manusia akan dibekali suatu kebijaksanaan yang
di dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat manusia.
Bagi para pemula, dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah
ilmu pengetahuan. karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah
cakrawala pemikiran. cakrawala pandang yang semakin luas. Hal ini mengandung
implikasi. bahwa dengan memahami filsafat ini dapat membantu penyelesaian masalah
yang selalu kita hadapi dengan cara yang lebih bijaksana.
Selain itu, dengan mempelajari filsafat. kita akan dihadapkan kepada
pemikiran para tokoh atau filosof yang mengkaji tentang segala hal, yang fisik dan
metafisik. Dari para tokoh atau filosof inilah kita akan memperoleh ide-ide yang
fundamental. Dengan ide-ide itulah akan membawa manusia ke arah suatu kemampuan
untuk memperbaiki kesadarannya dalam segala tindakannya, sehingga manusia akan
lebih hidup. lebih tanggap terhadap diri dan lingkungannya, lebih sadar terhadap hak
dan kewajibannya. lebih bijaksana dalam segala tindakannya.
Manfaat mengkaji filsafat menurut Franz Magnis Suseno (1991) adalah
bahwa filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan
kebudayaan,tradisi,danfilsafat lndonesia serta untuk mengaktualisasikannya. Filsafadah
yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani, tidak hanya secara verbalistik,
melainkan juga secara evaluatif, kritis, dan reflektif, sehingga kekayaan rohani bangsa
dapat menjadi modal dalam pembentukan identitas modern bangsa Indonesia secara
terus menerus.

13

DAFTAR PUSTAKA

Academia. (2016, April 12). Academia. Diambil kembali dari Academia Web site:
www.academia.edu
Blogspot. (2012, Februari 12). Filsafat. Diambil kembali dari Filsafat Web site:
http://filsafatatlaskebenaran.blogspot.co.id/p/sejarah-filsafat-klasik.html
Blogspot. (2013, April 23). Suara Kriting. Diambil kembali dari Suara Kriting Website:
http://suarakritingfree.blogspot.com/2012/09/sejarah-perkembanganfilsafat.html
Kurniawan, A. (2016, Juli 28). Guru Pendidikan. Diambil kembali dari Guru
Pendidikan Web site: http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-filsafatmenurut-para-ahli-beserta-macamnya/
Susanto, A. (2011). Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
WIkipedia. (2016, September 7). Wikipedia. Diambil kembali dari Wikipedia Web site:
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

14

Anda mungkin juga menyukai