FILSAFAT UMUM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum yang di ampu oleh :
Disusun oleh :
Aidila afriza
16111400
Liriza Purnama
1611140025
Meggi Yuliansyah
16111400
1611140005
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
PENGERTIAN FILSAFAT ....................................................................................................... 3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
PENGERTIAN FILSAFAT
A.
Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates
dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala
yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
B.
C.
Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi,
merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.
D.
E.
Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat,
mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang
mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: "apakah yang dapat kita ketahui?
(dijawab oleh metafisika); "apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh
etika); "sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi).
F.
Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah
suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala,
dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan
yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan
yang universal.
G.
Sejarah
perkembangan
filsafat
berkembang
atas
dasar
pemikiran
kefilsafatan yang telah dibangun sejak abad ke-6 sm. Ada dua orang filsuf yang corak
pemikirannya boleh dikatakan mewarnai diskusidiskusi filsafat sepanjang sejarah
perkembangannya, yaitu herakleitos (535-475 sm) dan parmenides (540-475 sm).
Pembagian secara periodisasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad
pertengahan, zaman modern, dan masa kini. Aliran yang muncul dan berpengaruh
terhadap
pemikiran
filsafat
adalah
positivisme,
marxisme,
eksistensialisme,
Kedua karya puisi homeros yang masing-masing berjudul ilias dan odyssea
mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusasteraan yunani. Syair-syair dalam karya
tersebut lama sekali digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat yunani.
Pada dialog yang bernama foliteia, plato mengatakan homeros telah mendidik seluruh
hellas. Karena puisi homeros pun sangat digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu
terluang dan serentak juga mempunyai nilai edukatif.
Pengaruh ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di timur
kuno. Orang yunani tentu berutang budi kepada bangsa-bangsa lain dalam menerima
beberapa unsur ilmu pengetahuan dari mereka. Demikianlah ilmu ukur dan ilmu hitung
sebagian berasal dari mesir dan babylonia pasti ada pengaruhnya dalam perkembangan
ilmu astronomi di negeri yunani. Namun, andil dari bangsa-bangsa lain dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yunani tidak boleh dilebih-lebihkan. Orang yunani
telah mengolah unsur-unsur tadi atas cara yang tidak pernah disangka-sangka oleh
bangsa mesir dan babylonia. Baru pada bangsa yunani ilmu pengetahuan mendapat
corak yang sungguh-sungguh ilmiah.
Pada abad ke-6 sebelum masehi mulai berkembang suatu pendekatan yang
sama sekali berlainan. Sejak saat itu orang mulai mencari berbagai jawaban rasional
tentang problem yang diajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi, rasio) mengganti
mythos. Dengan demikian filsafat dilahirkan.
Pada zaman pra yunani kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan
berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu,
kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping
process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan
kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam
semesta sebagai suatu proses alam.
B. Zaman yunani kuno
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena
pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau
pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena
bangsa yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa yunani
juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude
(sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude
(suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah
yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah
menjadikan bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa
filsuf pada masa itu antara lain thales (625-545 sm), phytagoras (580-500 sm), socrates
(469-399 sm), plato (427-347 sm), hingga aristoteles (384-322 sm)
Zaman kuno meliputi zaman filsafat pra-socrates di yunani. Tokohtokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur
induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut thales arche itu air,
anaximandros berpendapat arche itu yang tak terbatas (to apeiron). Anaximenes arche
itu udara, pythagoras arche itu bilangan, heraklitos arche itu api, ia juga berpendapat
bahwa segala sesuatu itu terus mengalir (panta rhei). Parmenedes mengatakan bahwa
segala sesuatu itu tetap tidak bergerak.
C. Zaman keemasan filsafat yunani
Pada waktu athena dipimpin oleh perikles kegiatan politik dan filsafat dapat
berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika)
dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum
muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia,
sebagaimana yang dikatakan oleh prothagoras, manusia adalah ukuran untuk segalagalanya. Hal ini ditentang oleh socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan
yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua
orang. Akibat ucapannya tersebut socrates dihukum mati.
Hasil pemikiran socrates dapat diketemukan pada muridnya plato. Dalam
filsafatnya plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya
terbuka bagi pancaindra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dunia yang
pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide.
Pendapat tersebut dikritik oleh aristoteles dengan mengatakan bahwa yang
ada itu adalah manusia-manusia yang konkret. ide manusia tidak terdapat dalam
kenyataan. Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada perkembangan
ilmu pengetahuan besar sekali. Sumbangan yang sampai sekarang masih digunakan
dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai abstraksi, yakni aktivitas rasional di mana
seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut aristoteles ada tiga macam abstraksi,
yakni abstraksi fisis, abstraksi matematis, dan metafisis.
Abstraksi yang ingin menangkap pengertian dengan membuang unsur-unsur
individual untuk mencapai kualitas adalah abstraksi fisis. Sedangkan abstraksi di mana
berkisar pada allah sebagai yang satu. Segala sesuatu berasal dari yang satu dan ingin
kembali kepadanya.
E. Zaman abad pertengahan
Abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu
pada masa ini adalah ancilla theologia atau abdi agama. Namun demikian harus diakui
bahwa banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.
Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan
abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya
agama kristen yang diajarkan oleh nabi isa as. Pada permulaan abad masehi membawa
perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.
Pada zaman ini kebesaran kerajaan romawi runtuh, begitu pula dengan
peradaban yang didasakan oleh logika ditutup oleh gereja dan digantikan dengan logika
keagamaan. Agama kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa
wahyu tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan
pandangan yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh
kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu. Pada zaman itu akademia
plato di athena ditutup meskipun ajaran-ajaran aristoteles tetap dapat dikenal. Para
filosof nyaris begitu saja menyatakan bahwa agama kristen adalah benar.
Mengenai sikap terhadap pemikiran yunani ada dua: golongan yang
menolak sama sekali pemikiran yunani, karena pemikiran yunani merupakan pemikiran
orang kafir, karena tidak mengakui wahyu. Menerima filsafat yunani yang mengatakan
bahwa karena manusia itu ciptaan tuhan, kebijaksanaan manusia berarti pula
kebijaksanaan yang datangnya dari tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai
kebenaran yang sejati maka akal dapat dibantu oleh wahyu.
Filsafat pada zaman abad pertengahan mengalami dua periode, yaitu:
periode patristik, berasal dari kata latin patres yang berarti bapa-bapa gereja, ialah ahliahli agama kristen pada abad permulaan agama kristen. Periode ini mengalami dua
tahap: 1) permulaan agama kristen. Setelah mengalami berbagai kesukaran terutama
mengenai filsafat yunani, maka agama kristen memantapkan diri. Keluar memperkuat
gereja dan ke dalam menetapkan dogma-dogma. 2) filsafat agustinus yang merupakan
seorang ahli filsafat yang terkenal pada masa patristik. Agustinus melihat dogma-
dogma sebagai suatu keseluruhan. Periode skolastik, berlangsung dari tahun 800-1500
m. Periode ini dibagi menjadi tiga tahap: 1) periode skolastik awal (abad ke-9-12),
ditandai oleh pembentukan rnetode-metode yang lahir karena hubungan yang rapat
antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah persoalan tentang
universalia. 2) periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13), ditandai oleh
keadaan yang dipengaruhi oleh aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat arab dan
yahudi. Puncak perkembangan pada thomas aquinas. 3) periode skolastik akhir (abad
ke-14-15), ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang ke arah
nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi
petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal.
Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang
objekti.
F. Zaman renaissance
Zaman renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran
yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika
kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern.
Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas.
Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campur tangan ilahi. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada
zaman renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah
bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti roger bacon, copernicus, johannes
keppler, galileo galilei. Berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut yaitu roger
bacon, copernicus, johannes keppler (awal 1600-an), dan galileo galilei.
G. Zaman modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penentuan dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengeahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak
zaman renaissance. Seperti rene descartes (1596-1650), tokoh yang terkenal sebagai
bapak filsafat moden. Rene descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam
ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis turus x dan y dalarn
bidang datar. Isaac newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles darwin dengan
teorinya strugglefor life (perjuangan untuk hidup). Jj. Thompson dengan temuannya
elektron.
10
11
manusia itu sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya. Filsafat mengajarkan
kita agar terlatih untuk berpikir serius, berpikir secara radikal, mengkaji sesuatu sampai
ke akanakarnya.
Berfilsafat adalah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu
dengan menggunakan pemikiran secara serius. Kemampuan ber pikir serius diperlukan
oleh orang biasa, terlebih lagi bagi orangorang yang memegang posisi penting dalam
membangun dunia, memimpin masyarakat, menjadi penguasa dalam pemerintahan.
Kemampuan berpikir serius itu, mendalam adalah salah satu cirinya, ini tidak akan
dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan
untuk memperoleh kemampuan berpikir serius. Kemampuan ini akan memberikan
bekal yang berharga dalam upaya memecahkan masalah secara serius, menemukan akar
persoalan yang terdalam, dan menemukan sebab terakhir suatu penampakan.
Kedua, filsafat mengajarkan tentang hakikat alam semesta. Pada dasarnya
berpikir filsafat ialah berusaha untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional
dalam rangka memahami segala sesuatu, termasuk diri manusia itu sendiri.
Setiap orang tidak perlu mengetahui isi filsafat. Akan tetapi, orangorang
yang ingin berpartisipasi dalam membangl-m dunia perlu mengetahui ajaranajaran
filsafat. Mengapa? Hal itu dikarenakan dunia dibentuk oleh dua kekuatan; agama dan
atau filsafat. Barang siapa Yang ingin memahami dunia maka ia harus memahami dunia
atau filsakt yang mewarnai dunia tersebut. Dengan memiliki kemampuan berpikir
serius, seseorang mungkin saja akan mampu menemukan rumusan baru dalam
menyelesaikan masalahmasalah dunia dan alam sekitarnya. Mungkin itu bempa kritik,
mungkin juga berupa usul. Apablia argumentasinya kuat. maka kritik dan usul tea sebut
bisa menjadi suatu sistem pemikiran.
Ketiga. filsafat mengajarkan tentang hakikat Tuhan. Studi tentang filsafat
seyogyianya dapat membantu manusia untuk membangun ke yakinan keagamaan at
dasar yang matang secara intelektual. Dengan pemahaman yang meng-alam dan dengan
daya nalar yang tajam. maka akan sampailah kepada kekuasaan yang mutlak. yaitu
Tuhan. Maka dengan filsafat, nash atau ajaran-ajaran agama dapat dijadikan sebagai
bukti untuk membenarkan akal. Atau sebaliknya. dengan filsafat dapat dijadikan alat
untuk membenarkan nash atau ketentuan agama. Objek filsafat membahas segala yang
ada. baik yang fisik maupun yang metafisik seperti manusia, alam semesta, dan Tuhan.
Sementara dalam agama. objeknya adalah Tuhan dan sifat-sifatnya serta hubungan
12
Tuhan dengan alam dan manusia yang hidup dibumi sesuai dengan syariat yang telah
ditetapkan dalam kitab suci.
Menurut Asmoro Achmadi (2005: 15) mempelajari filsafat adalah sangat
penting, di mana dengan ilmu tersebut manusia akan dibekali suatu kebijaksanaan yang
di dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat manusia.
Bagi para pemula, dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah
ilmu pengetahuan. karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah
cakrawala pemikiran. cakrawala pandang yang semakin luas. Hal ini mengandung
implikasi. bahwa dengan memahami filsafat ini dapat membantu penyelesaian masalah
yang selalu kita hadapi dengan cara yang lebih bijaksana.
Selain itu, dengan mempelajari filsafat. kita akan dihadapkan kepada
pemikiran para tokoh atau filosof yang mengkaji tentang segala hal, yang fisik dan
metafisik. Dari para tokoh atau filosof inilah kita akan memperoleh ide-ide yang
fundamental. Dengan ide-ide itulah akan membawa manusia ke arah suatu kemampuan
untuk memperbaiki kesadarannya dalam segala tindakannya, sehingga manusia akan
lebih hidup. lebih tanggap terhadap diri dan lingkungannya, lebih sadar terhadap hak
dan kewajibannya. lebih bijaksana dalam segala tindakannya.
Manfaat mengkaji filsafat menurut Franz Magnis Suseno (1991) adalah
bahwa filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan
kebudayaan,tradisi,danfilsafat lndonesia serta untuk mengaktualisasikannya. Filsafadah
yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani, tidak hanya secara verbalistik,
melainkan juga secara evaluatif, kritis, dan reflektif, sehingga kekayaan rohani bangsa
dapat menjadi modal dalam pembentukan identitas modern bangsa Indonesia secara
terus menerus.
13
DAFTAR PUSTAKA
Academia. (2016, April 12). Academia. Diambil kembali dari Academia Web site:
www.academia.edu
Blogspot. (2012, Februari 12). Filsafat. Diambil kembali dari Filsafat Web site:
http://filsafatatlaskebenaran.blogspot.co.id/p/sejarah-filsafat-klasik.html
Blogspot. (2013, April 23). Suara Kriting. Diambil kembali dari Suara Kriting Website:
http://suarakritingfree.blogspot.com/2012/09/sejarah-perkembanganfilsafat.html
Kurniawan, A. (2016, Juli 28). Guru Pendidikan. Diambil kembali dari Guru
Pendidikan Web site: http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-filsafatmenurut-para-ahli-beserta-macamnya/
Susanto, A. (2011). Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
WIkipedia. (2016, September 7). Wikipedia. Diambil kembali dari Wikipedia Web site:
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
14