Anda di halaman 1dari 2

71

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan data, dan pembahasan terhadap
aktivitas penambangan granit khususnya geometri lubang ledak yang diterapkan
pada aktivitas peledakan PT. Trimegah Perkasa Utama maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tahapan kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Trimegah Perkasa
Utama meliputi Survey dan pemetaan, Land Clearing, pengupasan tanah
penutup (Stripping Of Overburden), pemuatan tanah penutup (Overburden
Loading), pengangkutan tanah penutup (Overburden Hauling), penimbunan
(Disposal), pengeboran (Drilling), peledakan (Blasting), pemuatan dan
pengangkutan batu granit, dan pengontrolan air dari penambangan batu granit.
Sementara kegiatan pembebasan lahan dilakukan oleh PT. Riaualam Anugerah
Indonesia.
2. Tahapan pengolahan yang dilakukan oleh PT. Trimegah Perkasa Utama
meliputi proses Primary Crushing menggunakan Jaw Crusher dan Secondary
Crushing menggunakan Gyratory Crusher dan Cone Crusher
3. Kegiatan peledakan batuan dilakukan dengan cara peledakan pada jenjang
(Bench Blasting). Terdiri dari dua jenis peledakan yaitu Primary Blasting dan
Secondary Blasting dengan sistem penyalaan Non-electric (Nonel). Bahan
peledak yang digunakan berbasis emulsi dan sistem pengisian Primer adalah
Bottom Priming dan juga Double Deck.
4. Perhitungan geometri peledakan secara aktual di lapangan pada kenyataannya
berbeda dengan perhitungan geometri peledakan secara teoritis, perbedaan
terletak pada nilai Burden, Spasing, dan Stemming,
5. Hasil fragmentasi dengan geometri lubang ledak secara teori lebih optimum.
Persentase boulder dengan geometri lubang ledak secara teori adalah 1,80%

Universitas Sriwijaya

72
sementara pesentase rata-rata boulder setiap peledakan PT.Trimegah Perkasa
Utama adalah 5%.
6. Nilai powder factor hasil perhitungan secara teoritis berbeda dengan nilai
powder factor aktual, nilai powder factor teoritis adalah 0,325kg/ton atau lebih
kecil dari nilai powder factor aktual di lapangan. Nilai powder factor ini (hasil
teoritis) didapatkan dengan mengubah nilai Burden dari 3,0 meter menjadi 4,1
meter, Spacing dari 4,0 meter menjadi 4,1 meter, dan Stemming dari 2,75 meter
menjadi 2,87 meter
5.2. Saran
Dari pengamatan di lapangan dan uraian serta pembahasan yang dilakukan
pada bab-bab sebelumnya, secara umum saran yang dapat diberikan adalah :
1. Harus melakukan pengontrolan data di lapangan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan geometri peledakan yakni ukuran Burden, Spacing,
Stemming, kedalaman lubang bor, dan pengisian Emultion Blend, agar hasil
akhir proses Blasting seperti ukuran fragmentasi dapat tercapai sesuai target
dan meminimalisir terjadinya Missfire, Air Blast maupun Flying Rock.
2. Untuk mencapai target produksi dan mengoptimalkan aktivitas penambangan,
pihak PT. Trimegah Perkasa Utama harus melakukan perawatan yang rutin
terhadap alat yang digunakan seperti mesin bor, alat gali, alat muat, alat
angkut, dan alat peremuk (Crusher) karena semakin lama waktu pemakaian
alat mekanis tersebut maka semakin berkurang tingkat efisiensi kerjanya.
3. Dari hasil analisis fragmentasi secara teori diketahui bahwa hasil fragmentasi
masih dapat dioptimalkan dengan memodifikasi geometri lubang ledak.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai