DINAS KESEHATAN
TAHUN
January 1
L AKI P 20 15
[Type the
LAPORAN
AKUNTABILITAS
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
document
KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH subtitle]
DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
www.dinkesntbprov.go.id
EXECUTIVE SUMMARY
tingginya
sebagai
investasi
bagi
pembangunan
sumberdaya
manusia.
Untuk
INDIKATOR
2
3
SATUAN
2014
TARGET
REALISASI
Tahun
64,9
65,25
NA
21,61
16,5
17,01
74,02
74
75,06
Data Usia Harapan Hidup setiap tahun dirilis BPS, untuk tahun 2015 datanya
belum tersedia. Akan tetapi apabila melihat trend kasus kematian bayi yang cenderung
menurun dari 1070 orang tahun 2014 menjadi 1056 orang tahun 2015 maka
diperkirakan Angka Usia Harapan Hidup NTB akan meningkat di tahun 2015 dan
mampu mencapai target.
Indikator kinerja daerah dalam RPJMD lain yang menjadi urusan kesehatan
adalah prevalensi kurang gizi. Prevalensi kurang gizi diperoleh melalui kegiatan
Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan setiap tahun. Pencapaian indicator
kinerja prevalensi kurang gizi lebih baik di tahun 2015 dengan capaian 17,01%
dibandingkan tahun 2014 dengan 21,61%. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan tahun 2015 sebesar 16,5%, maka realisasinya belum
mengukur perilaku masyarakat menuju lingkungan bersih dan sehat. Tahun 2015
cakupan jamban keluarga mengalami peningkatan menjadi 75,06% dibandingkan tahun
2014 dengan capaian 74,02% dan melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD dan
Renstra yakni 74%. Indikator kinerja program yang mempengahuri cakupan jamban
keluarga antara lain Kondisi rumah sehat. Pada tahun 2015 KK yang memiliki rumah
sehat sebesar 67,11% meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 62,25%.
peningkatan ini berkorelasi terhadap peningkatan cakupan jamban keluarga.
Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi NTB dengan 5 unit pelayanan teknisnya yakni
Balabkes Pulau Lombok, Balabkes P.Sumbawa, BKMM, BPTK dan Akper Selong dilihat
dari kinerja keuangan terutama realisasi anggaran tergolong baik dengan realisasi
anggaran >90%. Jumlah anggaran yang dikelola Dinas kesehatan Provinsi NTB dan
UPTD yang bersumber dari APBD adalah Rp. 61.449.505.108 dengan realisasi sebesar
Rp. 56.894.943.128 atau 92,59%. Kerjasama yang baik antar bidang dan lintas sektor
serta komitmen kerja turut mendukung pencapaian positif tersebut.
II
KATA PENGANTAR
uji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga pembangunan kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang
diamanatkan kepada Dinas Kesehatan dapat terlaksana dengan baik. Sebagai
bentuk pertanggungjawaban Dinas Kesehatan Provinsi NTB terhadap publik dan dalam
rangka mencapai tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Govenance) maka
disusun pertanggungjawaban tersebut dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP).
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi NTB 2015 memuat kinerja pencapaian visi dan
misi untuk Tahun Anggaran 2015. Selain itu, LAKIP juga menjadi bahan evaluasi untuk
peningkatan kinerja tahun berikutnya secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari
aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi
pelaksanaannya. terutama untuk mensukseskan dan mendukung program-program
prioritas nasional dan daerah.
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi NTB merupakan hasil komitmen dan tekad yang
kuat dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi NTB bersama
lintas sector dan pihak-pihak terkait. Semoga kerjasama ini dapat terus ditingkatkan
untuk mewujudkan masyarakat NTB sehat dan berdayasaing. Terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan LAKIP ini, saran membangun untuk
perbaikan kinerja ke depan sangat kami harapkan.
III
DAFTAR ISI
Halaman
EKSEKUTIF SUMMARY
KATA PENGANTAR
III
DAFTAR ISI
IV
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
D. Sistematika Penyajian
RENCANA KINERJA.
BAB II
BAB III
BAB IV
11
13
15
19
AKUNTABILITAS KINERJA
22
22
26
C. Realisasi Anggaran
105
109
PENUTUP
112
A. Kesimpulan
113
B. Saran
114
IV
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V
Lampiran VI
Lampiran VII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan
bidang
kesehatan
diarahkan
untuk
mencapai
komitmen
dalam
misi ke-4
anak. Program GEN merupakan program jangka panjang Pemerintah Provinsi NTB,
dengan tujuan pada tahun 2025 akan lahir generasi unggul, generasi emas dari NTB.
Sebagai bentuk komitmen Dinas KesehatanProvinsi NTB terhadap pencapaian
sasaran tersebut, maka dilakukan upaya-upaya strategis antara lain gerakan AKINO dan
ASHAR. Akino adalah bagian dari gerakan 3A (ABSANO, ADONO,AKINO), yang
merupakan program unggulan pemerintah Provinsi NTB. AKINO berfokus pada upaya
peningkatan aspek supply, demand dan komitmen para stakeholder. Keluarannya
adalah tidak terjadinya kematian ibu di tingkat desa/kelurahan. Sedangkan ASHAR
adalah reorientasi atau perluasan dari AKINO. Dalam ASHAR akan diakselerasi dengan
pelaksanaan program unggulan seperti AKINO dan juga perbaikan gizi berbasis desa.
Jika dalam AKINO fokus perhatian lebih banyak pada Ibu, atau Kematian Ibu, maka
dalam ASHAR akan dirangkaikan dengan indikator Kematian Bayi dan Kekurangan Gizi
(Gizi Buruk dan Stunting). Diharapkan angka-angka tersebut dapat tuntas di tingkat
Desa/Kelurahan.
Dalam rangka memenuhi komitmen tersebut, disusun program dan kegiatan
yang mengarah pada pencapaian tersebut dengan mengintegrasikan kebijakan
pemerintah dan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dirumuskan dalam Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Selanjutnya untuk mempertanggungjawabkan program kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai Renstra dan tugas pokok,
serta mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance), maka
menjadi kewajiban Dinas Kesehatan Provinsi NTB untuk
menyusun pertanggung-
8. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2005 2025;
9.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
10. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Perlindungan dan Peningkatan Kesehatan Ibu, Bayi dan Balita.
11. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2013 2018.
2. Tugas
Tugas yang diemban Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah
membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah,
di
bidang
kesehatan
berdasarkan
asas
otonomi,
tugas
pembantuan
dan
dekonsentrasi
3. Fungsi
a. Perumusan kebijakan tehnis bidang kesehatan, meliputi pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan masyarakat, pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan, dan pengembangan sumber daya kesehatan dan
promosi kesehatan;
b. Perencanaan
program
dan
kegiatan
bidang
kesehatan,
meliputi
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai tugas dan
fungsinya.
4. Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Kesehatan Provinsi NTB
dilengkapi dengan struktur organisasi yang telah mengalami beberapa kali
perubahan dan penyesuaian. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun
2011 struktur organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari Kepala Dinas yang
membawahi : Sekretariat dengan 3 Sub Bagian, 4 Bidang dengan masingmasing 3 Seksi. Terdapat 6 Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Kelompok Jabatan
Fungsional. Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai berikut :
PERDA: 8/2011
KEPALA DINAS
SEKRETARIIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAG. PROGRAM DAN
PELAPORAN
SUB BAG.
KEUANGAN
BIDANG
BIDANG
BIDANG
BINA PELAYANAN
KESEHATAN
BINA KESEHATAN
MASYARAKAT
SEKSI
PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
DAN RUJUKAN
SEKSI
KESEHATAN IBU DAN
ANAK
SEKSI
SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI/IMUNI
SASI & KESEHATAN
BENCANA
SEKSI
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
KESEHATAN
SEKSI
PEMBIAYAAN
KESEHATAN
SEKSI
KESEHATAN REMAJA
DAN LANJUT USIA
SEKSI
PENGENDALIAN
PENYAKIT
SEKSI
PENDAYAGUNAAN
NAKES
SEKSI
KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN
SEKSI
GIZI MASYARAKAT
SEKSI
PENYEHATAN
LINGKUNGAN
SEKSI
PROMOS IKESEHATAN
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PENGENDALIAN PENYAKIT
DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN
BIDANG
PENGEMBANGAN SDMK DAN
PROMOSI KESEHATAN
UPT
yang
tersebar di Dinas
Kesehatan Provinsi dan UPTD Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Jumlah pegawai
tahun 2015 menurun dibandingkan tahun 2014 dengan 441 orang karena 1 UPT
yakni RSU Provinsi Pulau Sumbawa tidak lagi menjadi UPT Dinas Kesehatan
Provinsi NTB sesuai Perda no.12 tahun 2014 tanggal 29 Desember 2014 dan
Pergub no 22 tahun 2015 tanggal 28 Mei 2015. Adapun rincian Sumber Daya
Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan UPTD berdasarkan pendidikan
dan Golongan/Pangkat sebagai berikut :
Tabel. 1.1
Kualifikasi Pendidikan dan Golongan
KUALIFIKASI PENDIDIKAN TERAKHIR
URAIAN
SD
SLTP
SLTA
D1
Pejabat
Eselon 2
Pejabat
Eselon 3
Pejabat
Eselon 4
Jabatan
Fungsional
Staf
12
80
Jumlah
12
84
D2
D3
JUM
LAH
GOLONGAN/PANGKAT
D4
S1
S2
S3
II
III
IV
1
10
20
26
35
13
29
81
11
56
137
42
10
10
24
30
17
48
15
80
14
77
138
231
14
94
210
34
352
Sumber Data Sub Bag Kepegawaian Dinas Kesehatan Provinsi NTB 2015
Akun Neraca
Aset Lancar
A
1
Persediaan
Jumlah A
B
1
2
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
6.167.714.756
6.167.714.756
115.532.000
6.230.510.783
Ket
Asset pada
Dinas
Kesehatan
(tidak termasuk
UPTD)
3
4
5
6
C
1
2
3
4
5
6.507.855.200
12.000.000
22.415.777
0
12.888.313.760
0
0
0
0
2.000.000
2.000.000
19.053.028.516
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai
pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015.
Capaian kinerja Tahun 2015 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja
Tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Sistematika
penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta struktur organisasi;
Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan secara ringkas
dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan
anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 meliputi
RPJMD 2013-2018, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
Barat 2013 2018, Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2015.
Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015, menjelaskan pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan realisasi anggarannya.
Bab IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
BAB II
RENCANA KINERJA
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan lebih efektif, efisien
dan akuntabel, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat berpedoman pada dokumen
perencanaan yang telah ditetapkan yakni :
1. RPJMD 2013-2018;
2. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Nusa tenggara Barat 2013-2018
3. Indikator Kinerja Utama (IKU)
4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015
5. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015
Kinerja pembangunan bidang Kesehatan yang tertuang dalam RPJMD dan tercantum
dalam Rencana Strategis SKPD (Renstra SKPD) menjadi komitmen Dinas Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk dapat merealisasikannya. Untuk mencapainya
dilakukan secara bertahap melalui Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dengan sasaran
strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai dalam satu tahun dan diperkuat
dengan Perjanjian Kinerja (PK).
Tabel.2.1.
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah di Bidang Kesehatan
Target Capaian Setiap Tahun
N
o
1.
2.
3.
Indikator Kinerja
Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada Awal
Periode RPJMD
(2012/2013)
Tahun
1
Tahun
2
Tahun
3
Tahun
4
Tahun
5
Kondisi
Kinerja
pada
Akhir
Periode
RPJMD
Cakupan
Jamban
Keluarga
Usia Harapan
Hidup
68,21
(2012)
72
74
76
78
80
80
Tahun
62,47
(2012)
64,50
65,25
65,90
66,60
67,70
67,70
Prevalensi
Kurang Gizi
18,27
(2013)
17,0
16,5
16,0
15,5
15,0
15,0
Dalam
rangka
menunjang
pencapaian
target-target
indikator
kinerja
No
1
2
3
4
5
Kondisi
Kinerja
pada
awal
periode
RPJMD
(2013)
Tahun
2
Tahun
3
Tahun
4
Tahun
5
Kinerja
pada
akhir
periode
RPJMD
88.51
88
89
90
91
92
92
Per
100.000
Persen
127.53
148.4
155.8
163.6
172.8
183.5
183.5
100
100
100
100
100
100
100
Persen
90
90
92
93
94
95
95
Persen
27.1
35
50
65
70
80
80
Indikator Sesuai
Tugas dan Fungsi
SKPD
Satuan
Persen
10
No
7
8
10
11
12
Kondisi
Kinerja
pada
awal
periode
RPJMD
(2013)
Tahun
2
Tahun
3
Tahun
4
Tahun
5
Kinerja
pada
akhir
periode
RPJMD
100
100
100
100
100
100
100
Persen
Persen
90.78
89.71
96
90
96
90
96
90
98
90
98
90
98
90
Per
30.000
pddk
Persen
94.1
90
91
92
93
95
95
Persen
72,35
60
70
80
85
90
90
Per
100.000
pddk
28
23
31
38
44
57
57
Indikator Sesuai
Tugas dan Fungsi
SKPD
Satuan
Persen
Presentase
ketersedian obat dan
vaksin
Cakupan masyarakat
yang memiliki
jaminan kesehatan
Rasio Tenaga Medis
11
kemampuan
sumber
daya
manusia
kesehatan
dan
11) Meningkatkan
kemampuan
dan
keterampilan
lulusan
ahli
madya
keperawatan.
12
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
Tersedia dan
terjangkau-nya sarana
penyehatan
lingkungan di
masyarakat yang
memenuhi syarat
dalam rangka
penyediaan sarana
prasarana layanan
sosial dasar yang
memadai.
Cakupan
Keluarga
Jamban
Meningkatnya Usia
Harapan Hidup untuk
mewujudkan Generasi
Emas 2025
PENJELASAN
Target
: 74%
13
NO
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
PENJELASAN
memadai, yang pada gilirannya akan
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat dan memperpanjang usia
harapan hidupnya.
Terwujudnya
kemitraan dalam
bidang pangan dan
gizi untuk tercapainya
Generasi Mas 2025
Prevalensi kurang
gizi pada balita
Target
Terbinanya pelayanan
gizi ibu dan balita yang
bermutu untuk
tercapainya Generasi
Emas 2025
Target : 100%
Terwujudnya tenaga
kesehatan ibu dan
anak yang berkualitas
Cakupan persalinan
oleh Tenaga
Kesehatan
Target : 90%
Terlaksananya
penemuan dan
penanganan penderita
penyakit
Penanganan
Penderita HIV/AIDS
Target : 100%
Terlaksananya
penemuan dan
penanganan penderita
penyakit
Case Notification
Rate (CNR) TB
(Tuberculosis)
Target : 155,8/100.000
Terwujudnya Bayi,
Balita, Anak Sekolah
dan Ibu Hamil yang
kebal terhadap
Penyakit dapat
dicegah dengan
Imunisasi (PD3I)
Target : 100%
Terwujudnya
masyarakat yang
mandiri dalam
berperilaku hidup
bersih dan sehat
: 16,5%
Target : 89%
Alasan : Dengan meningkatkan cakupan
Desa Siaga Aktif diharapkan kegiatankegiatan di masyarakat sesuai dengan
fungsi Desa Siaga sebagai pemberi
pelayanan
kesehatan
dasar,
penanggulangan
bencana
dan
kegawatdaruratan, surveilance berbasis
masyarakat dapat berjalan dengan optimal
sehingga dapat meningkatkan kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat.
14
INDIKATOR KINERJA
(1). Cakupan penjaringan siswa SD
dan setingkat
TARGET
92%
36%
89%
45%
155,8/
100.000
pddk
100%
85%
65%
99%
2,4%
100%
100%
0,80%
> 2/
100.000
pdkk anak
usia
<15th
100%
15
No
SASARAN
10
11
INDIKATOR KINERJA
TARGET
100%
50%
100%
92%
96%
96%
96%
85%
74%
78%
82,5%
100%
60%
100%
95%
100%
35%
16,5%
82,5%
96%
80%
75%
94%
94%
94%
75%
16
No
12
13
14
15
SASARAN
Terwujudnya tenaga kesehatan ibu
dan anak yang berkualitas.
INDIKATOR KINERJA
TARGET
90%
89%
17
Terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang berkualitas
100%
100%
100%
16
82%
100%
100%
1,2 kali
1/ 30.000
pddk
100%
1/ 1000
pddk
70%
70%
82%
60%
15%
40%
100%
65%
17
No
18
19
SASARAN
Terselenggaranya jaminan
kesehatan yang berkualitas bagi
seluruh masyarakat
INDIKATOR KINERJA
(62). Cakupan RS PONEK (dibagi
seluruh RS)
(63). Cakupan Puskesmas yang
melaksanakan program kesehatan
jiwa masyarakat.
(64). Persentase ketersedian obat dan
vaksin
(65). Penggunaan antibiotik pada
kasus terpilih
TARGET
80%
2%
34%
91%
4%
70%
20
21
Terselenggaranya pendidikan
kesehatan yang berkualitas
70%
22
Terselenggaranya pelatihan
kesehatan yang berkualitas
23
2 dok
24
1 dok
25
26
27
Terwujudnya administrasi
kepegawaian yang tertib
2%
60%
98%
87%
1 dok
2 dok
11 dok
1 web
1 dok
1 dok
80%
18
No
SASARAN
28
12%
29
(83).Cakupan penyediaan
perlengkapan kantor yang terpenuhi
sesuai kebutuhan yang diusulkan
100%
(84).Cakupan pemeliharaan
perlengkapan, kendaraan dan gedung
kantor yang sesuai kebutuhan
(85).Ketersediaan sistem catpor
aset/barang berbasis komputer
(SABMN)
(86).Ketersediaan Sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah
berbasis komputer (SAI)
100%
30
Terwujudnya pengelolaan
administrasi keuangan yang tertib
INDIKATOR KINERJA
TARGET
100%
100%
yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan
langsungnya. Perjanjian kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan
diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam satu tahun tertentu dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.
Perjanjian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Dinas Kesehatan Provinsi Nusa
Tenggara Barat telah membuat Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2015 yang
memuat tentang :
1. Sasaran Strategis
2. Indikator Kinerja
3. Target
19
Tabel 2.5.
Perjanjian Kinerja (PK) Dinas Kesehatan Provinsi NTB
Tahun 2015
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Program/Kegiatan
Anggaran
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Cakupan jamban
keluarga
74 %
1.147.700.000
50 %
APBD :
Program Pengembangan
lingkungan sehat
Meningkatnya Usia
Harapan Hidup untuk
mewujudkan Generasi
Emas 2025
65,25
tahun
Prevalensi kurang
gizi pada balita
16,5 %
100 %
APBN
Penyehatan
lingkungan
Dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas
teknis program P2PL
APBD
Program Peningkatan
keselamatan ibu
melahirkan dan anak
APBD
Program perbaikan
gizi masyarakat
- APBN
Pembinaan gizi
masyarakat
-
1.831.786.000
300.000.000
514.085.132
1.106.296.202
4.537.934.000
Dukungan
manajemen dan
pelaksanan program
bina gizi dan KIA
1.806.920.000
Terwujudnya tenaga
kesehatan ibu dan anak
yang berkualitas
Cakupan persalinan
oleh tenaga
kesehatan (Linakes)
90 %
APBN
Pembinaan pelayanan
kesehatan anak
1.531.625.000
Tersedianya sarana
prasarana dan SOP untuk
layanan kesehatan ibu,
anak, dan KB.
Cakupan K 4
96 %
APBN
Pembinaan pelayanan
kesehatan ibu dan
reproduksi
4.024.947.000
Tersedianya fasilitas
kesehatan yang memadai,
berkualitas dan terjangkau
Rasio Puskesmas
dengan Penduduk
1/30.000
penduduk
APBD
Program upaya
kesehatan
masyarakat
APBN
- Program pembinaan
upaya kesehatan
- Pembinaan upaya
kesehatan kerja dan
olahraga
- Pembinaan
pengembangan dan
pengawasan program
pelayanan tradisional.
Kompelementer dan
alternative
276.068.000
3.083.639.000
616.000.000
1.124.868.000
20
Indikator Kinerja
(2)
Case Notification
Rate (CNR) TBC
Target
(3)
155,8/
100.000
penduduk
Penanganan
penderita HIV/AIDS
100 %
Annual Paracite
Incidence (API)
0,80%
100%
Cakupan Imunisasi
Lengkap Dasar
(IDL)
92%
Terwujudnya masyarakat
yang mandiri dalam
berprilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)
Cakupan Desa
Siaga Aktif
89 %
Cakupan Posyandu
Aktif
45%
Terlaksananya Promosi
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Cakupan
penjaringan siswa
SD dan setingkat
92 %
Terlaksananya
perencanaan kebutuhan
tenaga kesehatan
Persentase
ketersedian obat
dan vaksin
Terselenggaranya jaminan
kesehatan yang berkualitas
bagi seluruh masyarakat
Cakupan
masyarakat yang
memiliki jaminan
kesehatan nasional
Program/Kegiatan
Anggaran
(4)
(5)
APBD
Program pencegahan
dan penaggulangan
penyakit menular
APBN
Pengendalian
penyakit menular
langsung
APBN
Pengendalian
penyakit tidak
menular
APBN
Pengendalian
penyakit bersumber
binatang
APBN
Pembinaan
surveilans, imunisasi,
karantina dan
kesehatan mantra
APBD
Program promosi
kesehatan dan
pemberdayaan
masyarakat
APBN
Pemberdayaan
masyarakat dan
Promkes
300.000.000
801.064.000
3.038.000.000
685.860.000
300.000.000
7.825.982.820
2.739.900.000
31/
100.000
penduduk
APBD
Program sumber daya
kesehatan
482.596.180
91 %
APBD
Program obat dan
perbekalan kesehatan
302.050.000
APBN
Program kefarmasian
dan alat kesehatan
1.450.910.000
70 %
APBD
Program kemitraan
peningkatan
pelayanan kesehatan
APBN
Pembinaan,
pengembangan
pembiayaan dan JKN
393.700.000
930.000.000
21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada era reformasi birokrasi seperti saat ini, perbaikan pemerintahan dan sistem
manajemen merupakan agenda penting yang harus dijalankan oleh pemerintah. Perbaikan
sistem manajemen pemerintahan diarahkan pada peningkatan akuntabilitas dan kinerja
yang berorientasi pada hasil (outcome). Untuk itu pemerintah telah menetapkan kebijakan
untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas dan teratur dan efektif yang
disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah merupakan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban yang disebut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP).
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi NTB menyajikan pengukuran dan evaluasi dari
hasil yang telah dicapai tahun 2015 berdasarkan pada target Indikator Kinerja Utama (IKU),
Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
22
Tabel 3.1.
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Dan Pencapaiannya Tahun 2015
No
Sasaran Strategis
Indikator
Kinerja
Satuan
Target
Realisasi
74
75,06
101,43
Tahun
65,25
65,25*
100*
Cakupan Jamban
Keluarga
Meningkatnya Usia
Harapan Hidup untuk
mewujudkan Generasi
Emas 2025
Usia Harapan
Hidup (UHH)
Prevalensi
kurang gizi pada
balita
Cakupa Balita Gizi
Buruk mendapat
perawatan
16,5
17,01
97
100
100
100
Cakupan
persalinan oleh
Tenaga Kesehatan
Penanganan
Penderita
HIV/AIDS
Case Notification
Rate (CNR) TBC
(Tuberculosis)
90
89,7
99,67
100
100
100
Per
100.000
155,8
123
78,95
Cakupan Desa
UCI
100
90
90
Cakupan Desa
Siaga Aktif
89
95,69
107,52
Terwujudnya tenaga
kesehatan ibu dan anak
yang berkualitas
Terlaksananya penemuan
dan penanganan penderita
penyakit Menular
23
Tabel 3. 2.
Capaian Indikator Sasaran yang ditetapkan dalam
Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015
Sasaran strategis
No
Indikator Kinerja
Satuan
Target
Realisasi
%
Capaian
Terlaksananya
promosi Perilaku
Hidup Bersi dan
Sehat (PHBS)
Terwujudnya
masyarakat yang
mandiri dalam
berPerilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS)
Tersedianya fasilitas
kesehatan yang
memadai, berkualitas
dan terjangkau
Cakupan penjaringan
siswa SD dan setingkat
Persen
92
92,64
100,67
Persen
89
95,69
107,52
Persen
45
45,68
101,51
Penduduk
1/
30.000
1/
30.000
100
Tersedianya sarana
prasarana dan SOP
untuk layanan
kesehatan ibu, anak
dan KB
Terwujudnya tenaga
kesehatan ibu dan
anak yang
berkualitas
Meningkatnya Usia
Harapan Hidup untuk
mewujudkan
Generasi Emas 2025
Cakupan K4
Persen
96
92,24
96,08
Persen
90
89,7
99,67
65,25
65,25*
100*
Terwujudnya
kemitraan dalam
bidang pangan dan
gizi untuk
tercapainya Generasi
Emas 2025
Terwujudnya Bayi,
Batita, Anak Sekolah
dan Ibu Hamil yang
kebal terhadap
Penyakit Dapat
Dicegah Dengan
Imunisasi ( PD3I )
Terlaksananya
penemuan dan
penanganan
penderita penyakit
menular
Persen
16,5
17,01
97
Persen
100
100
100
10
Persen
92
95
103,26
Persen
100
90
90
12
Penanganan penderita
HIV/AIDS
Persen
100
100
100
13
Per
100.000
pddk
155,8
123
78,94
14
Persen
0,8
0,43
186,05
11
Tahun
24
Sasaran strategis
No
Indikator Kinerja
Satuan
Target
Realisasi
%
Capaian
Tersedia dan
terjangkaunya sarana
penyehatan
lingkungan di
masyarakat yang
memenuhi syarat
dalam rangka
penyediaan sarana
prasarana layanan
sosial dasar yang
memadai
15
Cakupan Jamban
keluarga
Tersedia dan
16 Cakupan desa Open
terjangkaunya sarana
Defecation Free (ODF)/
penyehatan
stop buang air besar
lingkungan di
semabarangan (SBS)
masyarakat yang
memenuhi syarat
Terlaksananya
17 Ratio tenaga medis
perencanaan
kebutuhan tenaga
Terselenggarnya
18 Cakupan masyarakat
jaminan kesehatan
memiliki jaminan
yang berkualitas bagi
kesehatan
seluruh masyarakat
Tersedianya obat dan 19 Persentase ketersediaan
perbekalan
obat dan vaksin
kesehatan yang
aman, berkhasiat
bermutu dan
memadai
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi, 2015
74
75,06
101.43
Persen
50
31,75
63,5
Per
100.000
penduduk
Persen
31
18
58,06
70
61,5
87,85
Persen
91
87,93
96,63
Persen
Dari 15 sasaran dan 19 indikator yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun
2015 (tabel 3.3), jumlah indikator yang mencapai target 100% atau lebih (> 100%) adalah
9 indikator, 5 indikator capaiannya antara 90-99,5% dan masih ada 4 indikator yang
capaiannya masih dibawah 90% serta 1 indikator yakni UHH masih menggunakan
estimasi.
Indikator sasaran, yang dituangkan dalam Perjanjian
dalam LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 adalah Indikator
yang tertuang dalam Renstra 2013-2018. Untuk Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)
dilakukan dengan membandingkan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) dengan realisasi yang dicapai sampai akhir tahun 2015 mulai dari
indikator kinerja Input (masukan), Output (keluaran) dan Outcomes (hasil) yang
disampaikan pada lampiran 3.
25
INDIKATOR
2
3
SATUAN
2014
TARGET
REALISASI
Tahun
64,9
65,25
NA
21,61
16,5
17,01
74.02
74
75,06
26
Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate/at birth) adalah rata-rata lamanya hidup
yang akan dicapai oleh penduduk, menunjukkan jumlah tahun hidup yang diharapkan
dapat dinikmati penduduk suatu wilayah. Formula untuk mengetahui UHH dengan
memasukkan informasi jumlah orang yang berhasil mencapai umur tepat 1 tahun dibagi
dengan total tahun orang yang hidup setelah umur tepat 1 tahun. Angka Harapan Hidup
merupakan
alat
untuk
mengevaluasi
kinerja
pemerintah
dalam
meningkatkan
1070
1069
1056
1060
1050
1040
1030
1020
1010
2013
2014
2015
Tahun 2013 Usia Harapan Hidup NTB sebesar 64.7 tahun (dengan perhitungan
baru) mengalami peningkatan pada tahun 2014
sebesar 0,2 tahun. Dengan demikian, target UHH pada tahun 2014 telah tercapai, yaitu
64,9 tahun (target 64,5 tahun). Sementara untuk UHH tahun 2015 di estimasi mencapai
65,25 tahun. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencapai target yang telah
ditetapkan, antara lain melalui gerakan AKINO, ASHAR, peningkatan pemberdayaan
masyarakat melalui desa siaga, revitalisasi posyandu, integrasi kegiatan kesehatan
dalam Generasi Emas NTB 2025.
27
Grafik.3.2.
Gambaran Pencapaian Usia Harapan Hidup Provinsi NTB
Tahun 2013 2015
66
64,7
64,5
65
64
64,9
65,25
65,25
62,73
Target
63
Realisasi
62
61
2013
2014
estimasi 2015
Indikator kinerja daerah dalam RPJMD yang berikutnya adalah prevalensi kurang
gizi. Prevalensi kurang gizi diperoleh melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)
yang dilakukan setiap tahun. Kurang gizi adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan
atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir
dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kurang gizi banyak terjadi pada
anak usia kurang dari 5 tahun dan merupakan salah satu indikator pertumbuhan yang
menghubungkan berat badan menurut umur (BB/U) yang berada di bawah -2 Standar
Deviasi (z score). Berikut gambaran prevalensi Kurang Gizi hasil PSG dalam 5 (lima)
tahun, tahun 2011 2015:
Tabel.3.4.
Prevalensi Kurang Gizi di Provinsi NTB Tahun 2011 2015
No
Tahun
1
2
3
4
5
2011
2012
2013
2014
2015
19,44
17,63
18,21
21,61
17,01
Pada awal RPJMD tahun 2013 prevalensi kurang gizi sebesar 18,21% sehingga
ditetapkan target pada tahun 2014 sebesar 17,0%, akan tetapi pencapaiannya sebesar
21,61%, artinya masih jauh di atas target. Sedangkan target yang ditetapkan untuk tahun
2015 adalah 16,5% dan pencapaiannya adalah 17,01% artinya pencapaian masih
melebihi batas yang diharapkan, begitupula apabila dibandingkan dengan target nasional
(15%). Dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTB, telah direncanakan penurunan
prevalensi kurang gizi secara bertahap dan pada tahun 2018 diharapkan target nasional
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
28
Pemenuhan gizi yang kurang terutama pada masyarakat miskin karena daya beli
masyarakat terhadap makanan rendah
Pola asuh dalam keluarga, seringkali ditemukan balita yang diasuh oleh bukan orang
tuanya dengan alasan orang tua yang bersangkutan pergi TKI/TKW, cerai, bekerja
diluar daerah atau alasan lainnya
Masih ditemukan penyakit infeksi seperti TB, Diare, ISPA yang sangat erat kaitannya
dengan pertumbuhan balita akibat lingkungan yang kurang bersih dan sehat. Semua
kasus balita gizi buruk yang dilaporkan, disertai dengan penyakit.
Status
gizi
seorang
anak
berkaitan
erat
dengan
pertumbuhan
dan
29
kepada sasaran, dan belum semua sasaran ter-akses dengan pelayanan kesehatan
dan gizi yang standar.
Rencana tindak lanjut adalah memperkuat koordinasi antar sector terkait,
mengaktifkan institusi pelayanan dasar, advokasi kepada kabupaten/kota untuk
penguatan alokasi anggaran program gizi dan KIE yang lebih luas.
- Pembekalan calon supervisor program Aksi Mahasiswa Seribu Hari Pertama
Kehidupan.
Tujuannya
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
mahasiswa
dalam
30
secara
Bekerjasama dengan lintas sektor sector terkait seperti TP PPK, BP3AKB, BPMPD,
Perguruan Tinggi Kesehatan se-NTB, Organisasi Profesi (PERSAGI, IDI, IBI), TOMA,
TOGA, Forum Peduli ASI (FPA), Bappeda, Biro Administrasi Kesra, Biro Hukum, dan
lainnya dalam pembinaan keluarga sasaran, dan pendampingan pada sasaran
prioritas
seperti pengasuh
anemia/KEK, ibu menyusui dll. Untuk ibu menyusui lebih ditekankan pada pemberian
makan pada bayi dan anak seperti
Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan menyusui sampai anak
berusia 2 tahun atau lebih.
Hasil yang diperoleh sebagai berikut:
Tersedianya kelompok pendukung ASI (KP ASI), motivator dan konselor ASI
diseluruh Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Barat.
Terlaksananya
salah
satu
Tri
Dharma
Perguruan
Tinggi
(pengabdian
Masih gencarnya promosi susu formula melalui berbagai media baik media
elektronik maupun cetak dan kontak langsung kepada konsumen
Belum optimalnya pendampingan terhadap sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan
ibu-ibu balita dalam memberikan makanan terhadap anaknya
31
untuk
merumuskan
kebijakan,
menyusun
perencanaan,
dan
pengelolaan program yang lebih baik untuk meningkatkan status gizi masyarakat
-
Konseling/penyuluhan gizi bagi keluarga khususnya pada kelompok rawan gizi (ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita).
Tujuan kegiatan tersebut adalah Meningkatkan KAP (Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku) gizi yang benar dalam rangka meningkatkan status gizi ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita. Konseling dilakukan oleh Petugas Kesehatan yang sudah
terlatih,
setiap
konseling
yang
dilakukan
harus
dicatat
dan
dipantau
32
Kronis), Bayi, Balita dan Ibu Menyusui. Pemberian suplemen gizi (Vitamin A, Tablet
Fe, Taburia) dan PMT Ibu Hamil
Ketersediaan tablet Fe dan PMT Ibu Hamil belum mencukupi sasaran secara
keseluruhan
Masih kurangnya koordinasi lintas sector dan lintas program serta belum
optimalnya peran tokoh agama dan tokoh masyarakat
mengukur perilaku masyarakat menuju lingkungan bersih dan sehat. Kriteria sebuah
jamban dapat dikatakan sebagai jamban sehat adalah closet leher angsa, tidak
menimbulkan bau, septic tank kedap air dan ada resapan. Cakupan Jamban keluarga
dihitung berdasarkan Jumlah Jamban yang ada dibandingkan dengan jumlah Kepala
keluarga. Tahun 2015 cakupan jamban keluarga mengalami peningkatan menjadi 75,06%
dibandingkan tahun 2014 dengan capaian 74.02% dan melampaui target yang ditetapkan
dalam RPJMD dan Renstra yakni 74%. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan target
nasional sebesar 80%, maka pencapaian tahun 2015 masih dibawah target. Namun dalam
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTB telah direncanakan pada tahun 2018 target
nasional tercapai. Capaian cakupan jamban keluarga dalam 3 (tiga) tahun terakhir dapat
dilihat pada gambar berikut:
33
Gambar.3.3.
Cakupan Jamban Keluarga dari tahun 2013-2015
75
73
72
72,35
73
74,02
74
75,06
71
69
target
67
realisasi
65
63
61
2013
2014
2015
Berikut gambaran capaian cakupan jamban keluarga per kabupaten/kota selama tahun
2015 :
Tabel .3.5.
Cakupan Jamban Keluarga Per Kabupaten/Kota Se Provinsi NTB
Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kabupaten / Kota
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Sumbawa
Dompu
Kab. Bima
Sumbawa Barat
Lombok Utara
Mataram
Kota Bima
TOTAL
82,68
70,94
65,42
73,62
69,76
79,02
83,43
68,93
99,39
86,52
75,06
34
Gambar.3.4.
Persentase KK yang Memiliki Rumah Sehat
Tahun 2014 2015
67,11
68
66
64
62
60
58
56
54
52
50
62,25
2014
2015
semakin
kecil
lahan
untuk
membangun
jamban
sehingga
diperlukan
35
36
Apresiasi tinggi
yang ditunjukkan masyarakat akan mempercepat terwujudnya desa bersih dan sehat.
6. Workshop Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Kegiatan ini melibatkan camat
dan kepala desa dengan dukungan dari UNICEF.
Tujuan workshop STBM adalah untuk mendapatkan informasi kebijakan pemerintah,
mengetahui pendekatan program STBM, mendapatkan pengetahuan membangun
jamban yang merah dan sehat.
Hasil dari workshop ini adalah diperolehnya dukungan para kepala desa untuk
mendukung program STBM melalui dana Desa. Akan tetapi pembangunan sanitasi
membutuhkan anggaran yang besar serta perilaku Hidup Bersih dan Sehat masih
memerlukan waktu untuk mengubahnya. Untuk itu pada pertemuan tersebut
Puskesmas dan Kepala Desa bekerjasama serta masyarakat membuat komitmen
untuk bersama sama mewujudkan desa yang bersih dan sehat. Sebagai bentuk
apresiasi terhadap upaya-upaya yang dilakukan, pada tahun 2014 Provinsi NTB
mendapat penghargaan untuk kegiatan STBM dengan menempati rangking III tingkat
Nasional. Untuk tahun 2015 kegiatan pemberian reward tingkat nasional tidak
diselenggarakan.
Capaian Sasaran Strategis yang mendukung indikator kinerja daerah RPJMD dan termuat
dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) serta telah ditetapkan dalam Dokumen Penetapan
Kinerja disampaikan sebagai berikut:
Misi 1
Tujuan :
a. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
Tujuan ini dilaksanakan melalui Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat dengan sasaran strategis yang ingin dicapai adalah :
37
Tabel 3.6.
Capaian Indikator Cakupan Penjaringan Siswa SD dan Setingkat
capaiant
Tahun 2015
ahun
Indikator Kinerja
Satuan
2014
Target Realisasi % capaian
No
1
Cakupan penjaringan
siswa SD dan setingkat
Persen
91,40
92
92,64
100,67
jenis
85,35
86,13
88,57
Target
Penjaringan siswa
SD/MI tahun 2015
92,55 : 92% 92,64
2011
2012
2013
2014
100
80
60
40
20
0
2015
permasalah kesehatan gigi, untuk itu penanaman PHBS pada anak harus selalu di
berikan di sekolah-sekolah, misalnya melalui penyuluhan tentang bagaimana
menyikat gigi secara baik dan benar dan juga penyuluhan terkait kebersihan
perorangan dan lainnya.
Faktor penyebab tidak semua sekolah melakukan pemeriksaan lengkap
pada kegiatan penjaringan kesehatan anak SD/MI adalah :
-
Sekretariat Tim Pembina UKS (TP UKS) di tingkat Kabupaten/Kota sudah ada
namun koordinasi masing-masing anggota TP.UKS belum optimal sehingga
TP.UKS belum berjalan dengan baik sementara untuk TP.UKS tingkat
Kecamatan belum semua terbentuk. Hanya pada saat event-event tertentu
seperti Lomba Sekolah Sehat yang sudah berjalan.
Sebagian sekolah belum memiliki ruang UKS dan peralatan UKS Kit.
Dinas Kesehatan.
-
penjaringan
kesehatan
anak
sekolah
SD/MI
sehingga
39
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan
setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan
tujuan khusus dari pengembangkan akselerasi UKS adalah :
Semua TP UKS dan Sekretariat TP UKS berfungsi.
Semua sekolah dan madrasah memiliki minimal 1 guru UKS dan 10%
peserta didik sebagai kader kesehatan aktif
Semua sekolah dan madrasah melaksanakan penjaringan kesehatan
terhadap semua peserta didik kelas 1 SD, 1 SMP, dan 1 SMA
50 % sekolah memiliki ratio jamban dan peserta didik yang sesuai standar
Semua sekolah memiliki sarana CTPS dan tempat sampah yang berfungsi
di semua kelas.
Kegiatan ini dilaksanakan di 2 (dua) Kabupaten/Kota yaitu Kota Mataram dan
Lombok Tengah dengan melibatkan Tim Pembina UKS Provinsi dan Tim
Pembina UKS Kabupaten/Kota. Dalam proses pelaksanaan kegiatan ini
masing-masing
kab/Kota
merumuskan
segala
permasalahan
dalam
Membuat
Surat
Keputusan
Bupati
dalam
pelaksanaan
dan
40
41
No
1
2
Tabel 3.7.
Capaian Indikator Cakupan Desa Siaga dan Posyandu Aktif
Capaian
Tahun 2014
tahun
Indikator Kinerja
Satuan
Target Realisasi
% capaian
2014
Cakupan desa siaga
aktif
Cakupan posyandu
aktif
Persen
95,34
89
95.69
107,52
Persen
43,29
45
45,68
101,51
42
95,72
97,1
88,51
60
95,34
95,69
2014
2015
40
20
0
2011
2012
2013
Walaupun dari grafik terlihat capaian desa siaga aktif telah mencapai
target, namun Desa Siaga Aktif sebagian besar masih masuk kategori Desa
Siaga aktif Pratama dan Madya (86,27%) sedangkan yang masuk kategori
Purnama dan Mandiri baru mencapai 9,42%. Masih rendahnya cakupan
Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiri ini disebabkan beberapa hal :
a. Banyak desa/kelurahan yang mengalami pemekaran sehingga belum
dibentuk menjadi desa siaga.
b. Tenaga terlatih di tingkat Kabupaten/Kota dan Puskesmas sebagian
besar mengalami mutasi dan tenaga penggantinya belum dilatih.
43
c.
j.
Forum
desa/kelurahan
siaga
banyak
yang
tidak
aktif
karena
44
dengan
masyarakat
desa.
Orientasi
bidan
desa
desa
siaga
dan
bagaimana
memfasilitasi
45
pengembangan
desa
siaga
di
desanya
dengan
46
tataran
konsep,
desa
siaga
merupakan
program
47
dari,
oleh,
untuk
dan
bersama
masyarakat
untuk
pelayanan
posyandu.
Kegiatan
utama
posyandu
adalah
60
40
20
38,16
24,44
25,45
2011
2012
2013
2014
2015
48
Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten/Kota Se-NTB. Hal ini terlihat dari
penyediaan anggaran setiap tahun untuk pengelolaan posyandu, insentif
kader, peningkatan kapasitas kader, dan penyiapan sarana prasarana
posyandu. Selain itu dukungan dari PNPM dan Biaya Operasional
Kesehatan (BOK) yang ada di puskesmas memiliki kontribusi besar dalam
terlaksananya pelayanan posyandu dengan baik.
Walaupun Pencapaian Posyandu Aktif sudah mencapai target yang
ditetapkan tetapi sebagian besar posyandu masih tergolong Posyandu Aktif
Purnama (41,1%) sedangkan untuk kategori Posyandu aktif Mandiri baru
mencapai 4,6%. Masih rendahnya pencapaian Posyandu aktif mandiri ini
disebabkan beberapa hal, yaitu :
a. Pokjanal posyandu sebagai wadah koordinasi pengelolaan posyandu
belum berfungsi dengan optimal. Akibatnya kegiatan pengembangan
posyandu masih parsial belum terpadu dan saling bersinergi antar
instansi belum berfungsi sebagaimana ketentuan yang ada.
b. Sarana prasarana pendukung untuk tingkat Provinsi, Kabupaten/ Kota,
Puskesmas dan Posyandu secara umum masih belum memadai karena:
- Sekretariat beserta sarana dan prasarana Pokjanal di seluruh jenjang
administrasi belum ada.
- Masih banyak Posyandu yang tidak memiliki tempat khusus untuk
menyelenggarakan Posyandu.
- Alat timbang yang ada di Posyandu yang sudah lama tidak pernah
ditera ulang secara rutin sehingga hasil penimbangan tidak valid.
- Masih banyak Posyandu yang tidak memiliki buku bantu/ media
seperti : KMS, Buku KIA, Buku SIP, media penyuluhan, Buku Register
dan alat penyuluhan edukatif (APE).
c. Belum semua kader posyandu mendapatkan pelatihan sehingga
sebagian kader memiliki kemampuan dan keterampilan yang rendah
d. Tenaga kader yang aktif di masing-masing Posyandu kurang dari 50%.
e. Pemahaman masyarakat dan tokoh masyarakat terhadap kegiatan dan
pengembangan posyandu masih sebatas penimbangan bayi dan balita
setiap bulan.
f.
49
j.
k.
Pokjanal
Posyandu
Kab/Kota,
pelatihan/refersing
kader
50
Kriteria yang digunakan adalah posyandu yang tidak ada kematian ibu
dan bayi serta kasus gizi buruk.
51
kesehatan
kepada
masyarakat
di
wilayahnya.
Dai
yang
sudah
Masyarakat.
Selain
dana
transport,
DaI
kesehatan
4. Lomba Posyandu
Lomba posyandu merupakan salah satu kegiatan rutin setiap tahun.
Kegiatan
ini
bertujuan
memilih
posyandu
yang
berprestasi
dan
No
1
Per
100.000
penduduk
16
31
18
58,06
Indonesia
sehat
pada
bidang
sumberdaya
kesehatan
adalah
meningkatkan rasio tenaga kesehatan. Indikator rasio tenaga medis per jumlah
penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan secara langsung
oleh tenaga medis dibandingkan jumlah penduduk. Dalam Kepmenkes Nomor 1202
tahun 2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 telah diatur tentang rasio
tenaga medis berdasarkan jumlah penduduk. Ratio tenaga medis dihitung dengan
cara melihat standar rasio tenaga medis dibagi 100.000 dikali jumlah penduduk,
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
52
sedangkan capaian rasio dihitung dengan cara jumlah tenaga medis yang existing
dibagi dengan jumlah tenaga medis berdasarkan rasio dikali standar rasio tenaga
ratio. Berikut gambaran sebaran tenaga medis di Provinsi NTB dan rasionya :
Tabel.3.9.
Data Sebaran Tenaga Medis dan Rationya di Provinsi NTB
Tahun 2013 - 2015
Ratio (31/100.000
penduduk)
Target
Realisasi
23
17
Tahun
Jumlah
penduduk
2013
4.648.385
Indikator
ratio
medis
57
2014
4.667.676
57
645
31
16
2015
4.773.795
57
872
38
18
Sebaran Tenaga
Medis (existing)
773
Pada tabel terlihat bahwa capaian indikator ratio tenaga medis cenderung
fluktuatif dan belum mencapai target baik REnstra maupun nasional. Hal ini
dipengaruhi oleh ketersediaan data Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Data SDMK adalah bahan utama yang dipergunakan untuk mendapatkan
perhitungan rasio tenaga kesehatan tersebut. Untuk memperoleh data yang valid,
reliable dan tepat waktu maka diperlukan proses pengumpulan dan pengolahan
data yang baik dan berkesinambungan. Akan tetapi hingga saat ini belum diperoleh
gambaran yang akurat mengenai kondisi SDM Kesehatan yang ada di wilayah
Provinsi NTB. Dukungan pembiayaan menjadi masalah dalam pendataan tersebut.
Pembiayaan pendataan dan pengolahan data SDM Kesehatan sejak tahun 2009
berasal dari pembiayaan dana dekonsentrasi APBN dan di dukung oleh
pembiayaan dari APBD. Namun sejak tahun 2013 program Pengembangan SDMK
khususnya Pendayagunaan Tenaga Kesehatan hanya memperoleh pembiayaan
kegiatan dari dana APBD sehingga biaya operasional kegiatan pendataan dan
pengolahan data SDM Kesehatan terbatas. Kondisi tersebut menyebabkan proses
pendataan dan pengolahan data SDMK hanya bisa menjangkau sampai dengan
fasyankes milik pemerintah saja.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi
meningkatkan keterlibatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam pengumpulan
data sampai ke tingkat fasilitas kesehatan milik swasta dan mendorong peningkatan
penyediaan biaya operasional melalui dana APBD Provinsi dan Kab/Kota maupun
dana APBN. Upaya lain yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi NTB adalah
dengan menyusun Dokumen Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja, mengatur
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
53
Misi 2
dalam
pengendalian
Indikator Kinerja
Case Notification Rate
(CNR)
Penanganan penderita
HIV dan AIDS
Annual Paracite
Incidence (API)
Satuan
Capaian
tahun
2014
Target
Realisasi
% capaian
Per
100.000
139
155,8
123
78,95
Persen
100
100
100
100
Persen
0,71
0,8
0,43
53,75
Tahun 2014
54
dan
kematian
akibat
TB
dalam
rangka
pencapaian
tujuan
Kasus/100.000 penduduk
Grafik 3.8.
CNR TB Provinsi NTB Th. 2008 - 2015
150
100
50
0
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
2013
2014
2015
Dari grafik terlihat sejak tahun 2013, CNR Provinsi NTB mengalami trend
penurunan. Hal ini disebabkan menurunnya penemuan kasus baru di layanan
kesehatan terutama puskesmas sebagai layanan primer. Pencapaian ini
menggambarkan hasil yang kurang baik dimana seharusnya capaian CNR
meningkat 5% tiap tahun. Pada tabel 3.12 terlihat dari 155,8 target yang
ditetapkan untuk CNR, terealisasi 123 atau 78,95%, artinya belum mencapai
target. Diharapkan tidak hanya puskesmas tetapi juga layanan primer lain
seperti klinik swasta, dokter praktek swasta, dan Rumah Sakit dapat menjaring
kasus baru TB lebih banyak lagi.
Beberapa upaya telah dilakukan terkait denganpPenurunan capaian CNR ini
yakni
55
Pembinaan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB juga telah dilakukan baik
oleh Kepala Bidang Bina P2PL, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit,
serta Wasor TB ke seluruh Dinas Kesehatan Kab/kota.
Masalah yang teridentifikasi antara lain, beberapa tenaga terlatih TB
puskesmas yang dipindahtugaskan ke tempat/program lain, kerja rangkap
petugas TB puskesmas sehingga tidak fokus pada program TB, wasor
puskesmas dan wasor dinas kesehatan kab/kota yang masih belum
terlatih, dan dukungan anggaran yang rendah di beberapa kab/kota. Hal
ini sudah didiskusikan dengan stakeholder di dinas kesehatan kab/kota
untuk selanjutnya melakukan koordinasi dengan pemerintah kab/kota
masing-masing.
56
Kasus HIV/AIDS
Ditemukan
Kasus Ditangani
Persen Yang
Ditangani (%)
2013
135
135
100
2014
126
126
100
2015
154
154
100
57
58
populasi dengan prevalensi HIV/AIDS yang rendah. Akan tetapi kegiatan ini
bertujuan untuk melindungi populasi berisiko rendah seperti ibu rumah tangga
dan anak-anak dari penularan HIV/AIDS.
Melakukan distribusi kondom ke kelompok-kelompok kunci
Tindak lanjut kegiatan :
Peningkatan SDM melalui pelatihan IMS dan VCT yang direncanakan melalui
dana APBN dan Dana donor GF-ATM komponen AIDS setiap tahunnya untuk
petugas-petugas kesehatan terutama di fasyankes primer atau puskesmas
Menambah jumlah layanan IMS dan VCT terutama di P. Sumbawa dengan
target jangka panjang semua puskesmas memiliki layanan IMS dan VCT
sesuai standard akreditasi puskesmas. Saat ini di P. Sumbawa baru terdapat
6 layanan IMS di puskesmas dari 68 puskesmas yang ada di P. Sumbawa
dan 5 VCT yang hanya ada di rumah sakit umum daerah setempat.
Meningkatkan penjaringan kasus melalui layanan VCT mobile dan ANC bumil
terpadu. Untuk VCT mobile dilaksanakan oleh fasyankes yang sudah memiliki
layanan VCT bekerja sama dengan LSM yang aktif dalam pengendalian
HIV/AIDS, pejangkau lapangan, stake holder dan aparat setempat. VCT
mobile dilaksanakan di daerah-daerah hot spot seperti tempat hiburan dan
cafe-cafe dengan target penemuan kasus HIV secara dini sebelum timbul
AIDS.
59
mencapai dibawah 1 sejak tahun 2011 dan 3 (tiga) kab/kota yaitu Kota
Mataram, Kab. Lombok Barat, dan Kota Bima secara nasional sudah dinyatakan
eliminasi malaria sejak April 2014. Begitupula untuk tahun 2015, dari target
0,8, terealisasi 0,43 yang artinya capaian sangat baik karena melampaui
target yang ditetapkan walaupun tiga kabupaten lain yakni Kab. Lombok Barat,
Kab. Lombok Tengah, dan Kab. Sumbawa masih belum bisa dinyakatan
eliminasi malaria walaupun API masing-masing sudah kurang dari 1 karena
masih ada kasus indigenous malaria. Perhitungan API didasarkan pada jumlah
kasus positif dibagi jumlah penduduk dikali 1000. Berikut gambaran pencapaian
API di Provinsi NTB :
Grafik.3.9.
Gambaran Pencapaian API di Provinsi NTB
6
5
4
3
2
4,98
5,02
3,42
2,01
0,99
1
0
0,87
0,65
0,71
0,43
60
mencegah
penularan,
Dinas
Kesehatan
Provinsi
NTB
telah
penularan.
Penyuluhan
Pemberantasan
Sarang
Nyamuk
(PSN)
No
1
2
Tabel 3.12.
Capaian Cakupan Desa UCI dan IDL Provinsi NTB
Capaian
Tahun 2015
Indikator Kinerja
Satuan
tahun 2014
Realisasi
Target
% capaian
90,6
90
90
Cakupan desa UCI
Persen
100
Cakupan Imunisasi
Dasar Lengkap
Persen
89.3
92
95
103,26
jumlah
desa/kelurahan
UCI
dengan
jumlah
desa/kelurahan
keseluruhan.
Untuk cakupan IDL diperoleh dengan membandingkan jumlah bayi yang
mendapatkan Imunisasi semua antigen meliputi Hb0 1 kali,BCG 1 kali,DPT Hb Hib 3
kali,Polio 4 kali,Campak 1 kali, pada umur 0 sampai 11 bulan dalam setahun dengan
jumlah bayi (0-11 bl) dalam satu tahun.
Pada tabel 3.14 terlihat bahwa cakupan desa UCI pada tahun 2015 menurun
dibandingkan tahun 2014. Menurunnya capaian Universal Child Imunisasi (UCI)
karena adanya penolakan dari kelompok masyarakat tertentu terhadap imunisasi.
Sebaliknya cakupan IDL meningkat pada tahun 2015 dan melampaui target yang
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
61
ditetapkan. Target nasional untuk IDL adalah 83%, artinya pencapaian tahun 2015
sebesar 95% telah melampaui target nasional.
Program imunisasi diadakan dengan tujuan seluruh sasaran mempunyai
kekebalan terhadap semua penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Kabupaten Sumbawa adalah satu-satunya kabupaten dengan cakupan IDL belum
mencapai target, capaiannya adalah 74,4%. Beberapa permasalahan dalam
pencapaian cakupan imunisasi lengkap terutama di Kabupaten Sumbawa adalah :
Sasaran masih terpaku pada sasaran proyeksi pusat yang tidak sesuai dengan
kondisi lapangan sehingga masih ada sasaran yang tidak terdata.
Keterlambatan distribusi vaksin dari Pusat ke Provinsi terutama vaksin BCG
menyebabkan pemberian pada sasaran sering tidak tepat waktu.
Distribusi vaksin (Cold Chain) dari Kabupaten/Kota sampai pada sasaran sering
tidak sesuai dengan SOP (Standard Operasional Prosedur). Hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kualitas vaksin sehingga masih
terjadi peningkatan
62
kesehatan setempat baik petugas Pustu maupun petugas Bidan di Desa untuk
menghindari kekosongan tenaga pelaksana imunisasi
Melakukan sweeping
Target IDL maupun UCI yang belum tercapai ditingkatkan dengan melakukan
kunjungan rumah pada sasaran yang tidak hadir saat jadwal pemberian imunisasi
dengan melibatkan kader, pemuka masyarakat dan aparat desa
No
1
Tabel 3.13.
Capaian Cakupan Desa Open Defecaion Free (ODF)
Capaian
Tahun 2015
Indikator Kinerja
Satuan
tahun 2014 Target Realisasi % capaian
Cakupan desa Open
Persen
27,65
50
31,75
63,5
Defecation Free (ODF)/
Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS)
Cakupan
Sembarangan (SBS) dimaksud adalah seluruh desa mempunyai akses untuk buang
air besar di jamban dibandingkan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Pada table
terlihat bahwa tahun 2015 cakupan ODF lebih tinggi dibandingkan tahun 2014, akan
tetapi belum mencapai target.
Jumlah desa yang telah bebas buang air besar sembarangan (ODF) pada
tahun 2015 berjumlah 361 desa/kelurahan, meningkat jika dibanding tahun 2014 yang
berjumlah 297 desa/kelurahan dengan jumlah kecamatan yang telah mencapai
BASNO meningkat menjadi 7 kecamatan yaitu Kecamatan Wawo dan Wera di
Kabupaten Bima; Kecamatan Cakranegara Kota Mataram, Kecamatan Batulayar Kab.
Lombok Barat, Kecamatan Maluk dan
kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. Sebagai bentuk apresiasi, untuk desa BASNO
diberikan reward berupa sepeda motor roda tiga dan untuk desa ODF masing-masing
wireless portable.
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
63
MisiTujuan
3 :
Tujuan
a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan gizi bagi kelompok rawan gizi
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi bagi kelompok rawan gizi dilakukan
melalui program perbaikan gzi masyarakat serta bina gizi dan kesehatan masyarakat
ibu dan anak. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah terbinanya pelayanan gizi
ibu dan balita yang bermutu, dengan indikator :
No
3
Tabel 3.14.
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Capaian
Tahun 2015
Indikator Kinerja
Satuan
tahun 2014
Target Realisasi % capaian
100
100
100
100
Cakupan balita gizi
Persen
buruk mendapat
perawatan
Sumber : Bidang Binkesmas Dinas Kesehatan Prov.NTB, 2015
64
masyarakat sesuai dengan tata laksana gizi buruk. Kasus balita gizi buruk yang
mendapat perawatan diperoleh dengan cara menghitung proporsi kasus balita gizi
buruk yang mendapat perawatan dibagi jumlah kasus balita gizi buruk yang
ditemukan di suatu wilayah pada periode tertentu.
Data perkembangan kasus gizi buruk sampai dengan bulan Desember 2015
mencapai 337 kasus, menurun dibandingkan tahun 2014 dengan 436 kasus. Semua
kasus yang ditemukan baik tahun 2014 maupun 2015 dapat ditangani (100%
tertangani), artinya cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan realisasinya
mencapai target yang ditetapkan. Berikut gambaran pencapaiannya tahun 2014 dan
2015 :
Tabel.3.15.
Jumlah Penemuan Kasus Gizi Buruk Berdasarkan
Kabupaten/Kota Tahun 2014- 2015
2014
No.
Kabupaten/Kota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kota Mataram
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Lombok Utara
Sumbawa Barat
Sumbawa
Dompu
Bima
Kota Bima
NTB
Kasus
ditemukan
Mendapat
Perawatan
43
87
33
120
26
2
37
40
37
11
436
43
87
33
120
26
2
37
40
37
11
436
%
Mendapat
perawatan
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Kasus
ditemu
kan
29
47
45
98
15
4
28
31
29
11
337
2015
Mendapat
perawatan
29
47
45
98
15
4
28
31
29
11
337
%
mendapat
perawatan
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pada kasus gizi buruk yang ditemukan, sebanyak 55,24% disertai dengan
penyakit penyerta seperti cacat bawaan,
Bawaan, Down Syndrom dll. Salah satu intervensi yang diberikan untuk
mengantisipasi terjadinya kasus gizi buruk adalah diadakannya Buffer Stock MP-ASI
dan sudah disalurkan ke Kabupaten/Kota. Pengadaan dan pendistribusian Buffer
Stock MP-ASI dianggarkan melalui APBD Provinsi.
NO.
Tabel.3.16.
Jumlah buffer stok MP-ASI yang tersedia per Kabupaten/Kota
Tahun 2014 dan 2015
MP-ASI
KABUPATEN/
KOTA
1.
2.
Kota Mataram
Lombok Barat
2.102
1.000
812
785
3.
Lombok Tengah
1.500
1.299
65
4.
Lombok Timur
3.500
2.001
5.
Lombok Utara
1587,6
774
6.
Sumbawa Barat
1.000
895
7.
Sumbawa
1.500
2.868
8.
9.
10.
Dompu
Bima
Kota Bima
1.500
5.000
3.470
553
3.089
674
NTB
22.159,6
13.750
Kegiatan lain yang telah dlaksanakan untuk menurunkan kasus gizi buruk adalah :
dimana sektor kesehatan menjadi salah satu sektor strategis. Salah satu
kegiatan
mahasiswa Peguruan Tinggi Kesehatan. Pada tahun 2015 sudah dilatih 2170
mahasiswa dari 18 perguruan tinggi kesehatan yang ada di NTB. Para
mahasiswa akan mendampingi ibu hamil pada periode 1000 HPK tersebut.
66
b.
1. Tersedianya sarana prasarana dan SOP untuk layanan kesehatan ibu, anak,
dan KB dengan indikator :
No
1
Indikator Kinerja
Cakupan K 4
Tabel 3.17.
Pencapaian Indikator Cakupan K4
Capaian
Tahun 2015
Satuan
tahun 2014 Target Realisasi
% capaian
91,80
96
92,24
96,08
Persen
67
Merawat ibu dan bayi pasca nifas berdasarkan kesepakatan antara bidan
dan dukun dengan melibatkan unsur masyarakat
pelaksanaannya
adalah
untuk
meningkatkan
pengetahuan,
68
pendamping dan fasilitas tempat persalinan serta calon donor darah berserta
transportasi yang akan digunakan dan pembiayaannya.
No
1
Tabel 3.18.
Pencapaian Indikator Cakupan Persalinan oleh Linakes
Capaian
Tahun 2015
Indikator Kinerja
Satuan
tahun 2014
Target Realisasi % capaian
Cakupan persalinan
Persen
90
89,93
89,7
110,9
oleh tenaga
kesehatan (Linakes)
Sumber : Bdang Binakesmas Dinas Kesehatan Prov.NTB, 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel.3.19.
Cakupan Persalinan oleh Tenaga kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota s.d. Desember 2015
Target 2015 (90%)
Kabupaten/Kota
Cakupan s/d Desember 2015 (%)
Kota Mataram
89,27
Lombok Barat
94,63
Lombok Utara
80,46
Lombok Tengah
85,62
Lombok Timur
96,57
Sumbawa Barat
86,37
Sumbawa
79,26
Dompu
93,25
Bima
88,37
Kota Bima
91,81
NTB
89,7
69
Kabupaten/
Kota
2014
Kasus
Jumlah
Kematian Ibu
Kelahiran
Hidup
9
8.381
2015
Kasus
Jumlah
Kematian
Kelahiran
Ibu
Hidup
10
8.422
Mataram
Lombok Barat
14.247
13.739
Lombok Utara
4.652
4.391
Lombok Tengah
18
19.277
16
18.425
Lombok Timur
37
25.921
28
26.457
Sumbawa Barat
2.995
2.813
7
8
Sumbawa
Dompu
15
2
9.925
5.496
10
12
8.838
5.387
Bima
9.765
10.013
10
Kota Bima
3.296
3.450
111
103.955
95
101.935
NTB
Proporsi
(per 100.000 KH)
107
93,2
Untuk jumlah kematian bayi, tahun 2014 sebanyak 1.069 kasus, menurun di
tahun 2015 menjadi 1.056 kasus dengan proporsi 10,19 per 1.000 kelahiran
hidup. Angka kematian bayi Indonesia hasil SDKI 2012 adalah 32 per 1.000
kelahiran dan data terbaru untuk angka kematian bayi belum dirilis. Apabila
capaian tahun 2015 dibandingkan dengan hasil SDKI, maka capaian tersebut
sangat baik. Jumlah kematian bayi dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup
pada tahun 2014 dan 2015, sebagaimana tabel berikut.
70
Tabel 3.21.
Kematian Bayi Tahun 2014-2015
A.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kabupaten/ Kota
Mataram
Lombok Barat
Lombok Utara
Lombok Tengah
Lombok Timur
Sumbawa Barat
Sumbawa
Dompu
Bima
Kota Bima
NTB
2014
Kasus Kematian Jumlah Kelahiran
Bayi
Hidup
39
60
40
199
482
21
73
33
100
22
1.069
8.381
14.247
4.652
19.277
25.921
2.995
9.925
5.496
9.765
3.296
103.955
10,3
Kasus
Kematian
Bayi
34
42
82
192
460
28
75
35
91
17
1.056
2015
Jumlah
Kelahiran
Hidup
8.422
13.739
4.391
18.425
26.457
2.813
8.838
5.387
10.013
3.450
101.935
10,19
71
perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan
dan penanganan komplikasi.
Menggiatkan pelayanan kesehatan ibu nifas. Pelayanan ini merupakan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari
pasca bersalin oleh tenaga kesehatan yang bertujuan untuk
deteksi dini
Gerakan ASHAR
Aksi Seribu Hari Pertama Kehidupan atau ASHAR adalah upaya untuk
memperkuat program pelayanan kesehatan dan gizi bagi ibu dan anak pada
periode seribu Hari Pertama Kehidupan atau 1000 HPK. Periode 1000 HPK
adalah periode mulai hamil (9 bulan = 270 hari) sampai dengan anak usia 2
tahun (24 bulan = 730 hari). Di periode ini terjadi pertumbuhan sel otak yang
pesat (90 %) dan tumbuh kembang anak yang optimal. Kegagalan memberikan
asupan gizi dan pelayanan kesehatan yang baik di periode ini akan memberi
dampak yang tidak baik bagi perkembangan anak di masa depan, dan
kegagalan tersebut bersifat irreversible atau tidak dapat diperbaiki.
ASHAR bukan program baru, melainkan upaya merevitalisasi atau
memperkuat program yang sudah ada serta menginisiasi kegiatan baru yang
berkontribusi besar terhadap pelayanan kesehatan dan gizi bagi ibu dan anak di
masa 1000 HPK tersebut. Salah satu pendekatannya adalah integrasi seluruh
program dari berbagai komponen masyarakat dan aparat yang bermuara di
desa / kelurahan dengan fokus perhatian pada 1000 HPK.
Dalam ASHAR akan diakselerasi pelaksanaan program unggulan seperti
AKINO dan juga perbaikan gizi berbasis desa. ASHAR adalah reorientasi atau
perluasan dari AKINO. Jika dalam AKINO fokus perhatian lebih banyak pada
Ibu, atau Kematian Ibu, maka dalam ASHAR akan dirangkaikan dengan
indikator Kematian Bayi dan Kekurangan Gizi (Gizi Buruk dan Stunting).
Diharapkan angka-angka tersebut dapat tuntas di tingkat Desa/Kelurahan.
Beberapa kegiatan yang direncanakan untuk menjabarkan ASHAR, meliputi :
72
Bagi Bidan
73
Pencetakan dan Pengandaan Buku KIA, Kartu Ibu, Agenda Bidan Desa dan
Kohort Ibu.
Misi 4
Tujuan :
a. Meningkatkan aksesibiltas fasilitas kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat adalah program yang kegiatannya bertujuan
untuk meningkatkan aksesibiltas fasilitas kesehatan dan kualitas pelayanan
kesehatan dengan sasaran strategis adalah tersedianya fasilitas kesehatan yang
memadai, berkualitas dan terjangkau, dengan indikator :
No
3
Tabel 3.22.
Capaian Indikator Ratio Puskesmas dengan Penduduk
Capaian
Tahun 2015
Indikator Kinerja
Satuan tahun 2014
Realisasi
Target
% capaian
Per
Ratio Puskesmas
1
1
1
100
30.000
Dengan Penduduk
pddk
Sumber : Bina Yankes Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2015
Provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini memiliki jumlah penduduk 4.773.795
jiwa dengan jumlah puskesmas sebanyak 159 buah yang tersebar di Pulau Lombok
dan Sumbawa. Ketersediaan puskesmas yang ada sekarang apabila dibandingkan
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
74
dengan jumlah penduduk yang ada sudah terpenuhi yang terlihat dari rasio
Puskesmas dengan penduduk pada tabel 3.24. Akan tetapi apabila ditelaah lebih
cermat, ketersediaan Puskesmas di Pulau Lombok berbeda dengan Pulau
Sumbawa. Jumlah penduduk Pulau Lombok adalah 3.352.988 jiwa dengan jumlah
Puskesmas yang ada sebanyak 90 buah. Apabila dibandingkan dengan standar
yang ada (rasio 1/30.000) maka rasio puskesmas dengan jumlah penduduk Pulau
Lombok belum terpenuhi. Idealnya dengan jumlah penduduk yang ada sekarang
dibutuhkan 111 puskesmas, artinya untuk dibeberapa kabupaten/kota memberi
peluang ada 2 puskesmas dalam 1(satu) kecamatan. Sedangkan untuk di Pulau
Sumbawa dengan jumlah penduduk 1.420.807 jiwa, Puskesmas yang ada adalah 69
buah. Apabila dibandingkan rasio puskesmas dengan penduduk maka ketersediaan
Puseksmas untuk Pulau Sumbawa sudah terpenuhi. Namun dengan kondisi
geografis yang sulit dan terdapatnya beberapa daerah terpencil di pulau Sumbawa
maka masih memungkinkan adanya penambahan Puskesmas.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, beberapa upaya telah dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi NTB yakni dengan memfasilitasi Dinas Kesehatan
kabupaten/kota untuk memenuhi ketersediaan puskesmas yang ada melalui
pengusulan Dana Alokasi Khusus (DAK). Selain itu, beberapa Puskesmas diusulkan
peningkatan status yakni dari Puskesmas Non Perawatan menjadi Puskesmas
Perawatan, peningkatan status dari Puskesmas Pembantu (PUSTU) menjadi
Puskesmas, serta penyediaan peralatan kesehatan maupun untuk pemeliharaan
puskesmas.
Indikator Kinerja
Persentase
ketersedian obat dan
vaksin
Satuan
Capaian tahun
2014
Persen
98,79
Target
91
Tahun 2015
% capaian
96,63
Realisasi
87,93
75
pelayanan kefarmasian yang bermutu serta penggunaan obat yang rasional merupakan
salah satu faktor yang secara tidak langsung berkontribusi didalamnya. Data
ketersediaan obat dan vaksin merupakan data ketersediaan obat dan vaksin yang ada
di Puskesmas dan dilaporkan setiap bulannya. Ketersediaan obat dan vaksin sulit
dilakukan karena data yang digunakan adalah data real yang ada di Puskesmas.
Capaian program ketersediaan obat dan vaksin diperoleh berdasarkan laporan
Puskesmas terkait jumlah jenis obat yang tersedia dari 20 jenis obat dasar yang harus
tersedia di Puskesmas. Adapun target nasional yang harus dicapai pada tahun 2015
adalah sebesar 77% sedangkan target RPJMD dan Renstra tahun 2015 adalah
sebesar 91%. Berdasarkan table 3.25 realisasi capaian tahun 2015 telah melampaui
target nasional yang telah ditetapkan namun masih berada di bawah target RPJMD
maupun Renstra. Berikut trend capaian kegiatan persediaan obat dan perbekalan
kesehatan dalam 3 (tiga) tahun terakhir :
Grafik 3. 10
Trend Realisasi Capaian Program
Ketersediaan Obat & Vaksin
Tahun 2013 - 2015
120,0%
100,0%
80,0%
100%
98,79%
95%
94,1%
87,93%
77%
60,0%
Realisasi
40,0%
Target
20,0%
0,0%
2013
2014
2015
Permasalahan yang dihadapi dalam pengadaan obat dan vaksin Tahun 2015
adalah adanya penurunan alokasi anggaran pengadaan obat yang berasal dari dana
APBD I, APBD II dan DAK sehingga jumlah obat yang disediakan terbatas. Selain itu
juga ada beberapa jenis
dapat
kekosongan obat di pabrik. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap ketersediaan
obat dan vaksin di Provinsi NTB.
76
dilakukan untuk mendukung ketersediaan obat dan vaksin di kab/kota baik melalui
APBN maupun APBD yakni:
a. Kegiatan dari dana APBD : Pengadaan obat buffer.
b. Kegiatan dari dana APBN :
-
menghasilkan buku Profil Kefarmasian dan Alkes Provinsi NTB Tahun 2015.
-
Implementasi Sistem
Elektronik Pada Binwasdal Alkes dan PKRT. Pertemuan ini mengundang tenaga
kefarmasian yang ada di rumah sakit dan dinas kesehatan kabupaten/kota dan
provinsi. Pertemuan ini dilakukan agar tenaga kefarmasian yang ada di rumah
sakit dan dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi dapat melakukan
Binwasdal Alkes dan PKRT melalui system elektronik seperti e report, e info
dll.
-
Sampling Alkes dan PKRT yaitu melakukan sampling beberapa jenis alkes dan
PKRT yang beredar dan digunakan di wilayah Provinsi NTB untuk kemudian diuji
kualitas mutu dan keamanannya di laboratorium.
77
Hasil dari pertemuan ini adalah tersosialisasinya makanan jajanan anak sekolah
yang sehat dan aman di lingkup sekolah dan nakes
78
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KABUPATEN /KOTA
KOTA MATARAM
KAB.LOBAR
KAB.LOMBOK UTARA
KAB.LOTENG
KAB.LOTIM
KOTA BIMA
KAB.BIMA
KAB.DOMPU
KAB.SUMBAWA
KSB
PROV NTB
PBI APBN
PBI NTB
138.207
348.356
122.482
432.921
638.952
50.394
220.631
102.638
161.091
43.886
2.259.558
PBI KAB/KOTA
12.083
16.385
5.640
25.364
29.628
4.565
13.275
6.517
14.381
4.170
132.008
5.673
5.540
9.821
1.751
1.423
23.338
1.230
48.776
TOTAL PBI
155.963
370.281
137.943
460.036
668.580
56.382
233.906
109.155
198.810
49.286
2.440.342
KABUPATEN / KOTA
KOTA MATARAM
KAB.LOBAR
KAB.LOMBOK UTARA
KAB.LOTENG
KAB.LOTIM
KOTA BIMA
KAB.BIMA
KAB.DOMPU
KAB.SUMBAWA
KSB
PROV NTB
JUMLAH PENDUDUK
419.641
620.412
205.064
881.686
1.130.365
161.854
628.136
312.125
425.212
166.160
4.950.655
NON PBI
150.065
47.474
15.595
76.420
100.455
40.510
44.199
32.508
60.070
32.574
599.870
PBI
155.963
370.281
137.943
460.036
668.580
56.382
233.906
109.155
198.810
49.286
2.440.342
NON JKN
113.613
202.657
51.526
345.230
361.330
64.962
350.031
170.462
166.332
84.300
1.910.443
Dari tabel terlihat jumlah penduduk NTB yang menjadi peserta Jaminan
Kesehatan Nasional adalah 3.040.212 jiwa (non PBI dan PBI) atau 61,4% dari jumlah
penduduk. Capaian 61,4% tahun 2015 apabila dibandingkan dengan target RPJMD
dan Renstra untuk tahun 2015 sebesar 70%, maka pencapaian tersebut masih
dibawah target. Sedangkan secara nasional diharapkan pada tahun 2018 universal
covered atau jumlah masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan dapat tercapai
90%. Untuk itu, secara bertahap Dinas Kesehatan Provinsi NTB berusaha mencapai
target tersebut yang tertuang dalam Renstranya.
79
Penyediaan pembiayaan bagi ibu hamil dan bayi resiko tinggi adalah bentuk
komitmen Pemerintah Daerah untuk mendukung penurunan angka kematian ibu dan
bayi. Diharapkan dengan adanya jaminan pembiayaan, masyarakat dapat lebih mudah
mengakses pelayanan kesehatan. Besar dana yang telah disiapkan oleh Pemerintah
Provinsi sebesar Rp.9.545.443.200 untuk masyarakat miskin diluar JKN Pusat.
Sedangkan dana yang disiapkan Pemerintah Provinsi untuk sharing ibu hamil dan bayi
resiko tinggi adalah Rp.10.454.401.200.
Total realisasi dana sharing provinsi dan kab/kota adalah Rp.29.932.324.950 dari
Rp.30.454.245.600 yang ditargetkan karena Kabupaten Bima mengirim 51% dan Kota
Bima 99%. Total iuran peserta PBI NTB yang dibayarkan ke BPJS Kesehatan sampai
dengan tanggal 31 Desember 2015 adalah Rp.25.289.122.525 dengan kuota 125.817
jiwa dari 132.008 jiwa yang ditargetkan. Untuk lebih lengkapnya realisasi dana sharing
JKN NTB dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel.3.27.
Dana Sharing Jamkesmas Provinsi Tahun 2015
NO.
KABUPATEN / KOTA
TARGET
DANA SHARING
1
2
PROVINSI
KOTA MATARAM
19.999.844.400
959.596.650
19.999.844.400
959.596.650
100
100
LOMBOK BARAT
1.249.586.550
1.249.586.550
100
LOMBOK TENGAH
2.017.932.900
2.017.932.900
100
5
6
LOMBOK TIMUR
LOMBOK UTARA
2.254.746.450
439.483.500
2.254.746.450
439.483.500
100
SUMBAWA BARAT
355.162.650
355.162.650
100
100
SUMBAWA
1.220.172.300
1.220.172.300
100
DOMPU
518,267.550
518.200.000
100
10
BIMA
1.066.756.800
544.932.000
51
11
KOTA BIMA
372.695.850
372.600.000
99
30.454.245.600
29.932.324.950
98
JUMLAH
80
sosial dengan waktu yang tidak jelas, sehingga jika ada bayi yang lahir dengan
kondisi sakit dan harus mendapat perawatan, maka bayi tersebut tidak dapat
terbiayai.
e. Masih rendahnya Peserta JKN di Provinsi NTB disebabkan adanya peraturan direksi
BPJS bahwa peserta JKN mandiri diharuskan mendaftarkan semua orang yang ada
dalam Kartu Keluarga. Hal ini cukup memberatkan masyarakat karena jumlah premi
yang harus dibayar cukup besar, sedangkan kemampuan masyarakat dengan
ekonomi menengah kebawah sangat terbatas.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan
meningkatkan pencapaian target antara lain :
a. Pertemuan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional Tingkat Provinsi NTB
Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kebijakan pengembangan
pembiayaan
Pelaksanaan
kesehatan
dan
jaminan
kesehatan
dan
Program
Penguatan
Lintas Program di Tingkat Provinsi NTB, Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur
RSUD Kabupaten/Kota se-NTB sebanyak 61 orang.
Pada pertemuan ini regulasi yang terkait pelaksanaan JKN seperti PP no.12
tahun 2013 tentang JKN,
81
- Jumlah data sesuai SK Kepala Daerah Provinsi NTB sesuai dengan data yang
sudah masuk ke BPJS sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.
- Identitas peserta by name, by address, by NIK
- Mutasi tambah/kurang peserta dgn mekanisme cut off per tanggal 25 bulan
berjalan untuk didaftarkan sebagai peserta aktif pada tanggal 1 bulan berikutnya.
Kecuali untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan faskes lanjutan.
- Tahapan pembayaran iuran sesuai perjanjian kerjasama telah dilaksanakan
dengan tertib
Sebagai tindak lanjut dari hasil monitoring dan evaluasi dibentuk tim pertimbangan
klinis yang melibatkan kedua belah pihak dan unsur terkait lainnya.
c. Pertemuan Diseminasi Pola Pembayaran Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi
NTB tahun 2015
Pertemuan diseminasi bertujuan untuk membuat rencana tindak lanjut
pelaksanaan
JKN
dan
rencana
tahun
2016,
mensosialisasikan
kebijakan
Peserta JKN, kepesertaan PBI (PBI APBN sebanyak 86.425.565 Jiwa dan PBI
APBD sebanyak 10.365.336 jiwa), kepesertaan bukan penerima upah sebanyak
12.379.596 jiwa, Pekerja penerima upah (PNS,TNI, Polri, Swasta, BUMN)
sebanyak 31.362.764 jiwa dan Bukan pekerja sebanyak 4.895.635 jiwa.
Internsip Dokter, Pegawai Tidak Tetap serta Pelatihan Aparatur dan Tenaga
Kesehatan.
-
melakukan
Eliminasi
konterproduktif
kapitasi
dengan
UKM,
Sinergitas UKM dan UKP dalam kapitasi, Pembobotan lebih fair jaspel menurut
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
82
Pengelolaan data PBI bagi peserta yang mengalami perubahan satus dengan
cara penyampaian usulan perubahan oleh peserta ke Dinas Sosial dan Catatan
Sipil yang selanjutnya diteruskan ke Kemensos RI dan Kemenkes RI, kemudian
Kemenkes RI menyampaikan peubahan tersebut ke BPJS untuk ditindaklanjuti.
Selain indikator kinerja sasaran tersebut diatas diuraikan juga indikator kinerja kegiatan
sebagai pendukung Pencapaian Kinerja Sasaran yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan termasuk 5 UPTD Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai
berikut :
1. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Urusan Kesehatan yang diselenggarakan pada Dinas Kesehatan melalui 12 program
pokok dan 22 kegiatan, sebagaimana tabel berikut.
83
Tabel 3.28.
Indikator Kinerja Kegiatan Urusan Kesehatan
Pada Dinas Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015
NO.
A.
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
URAIAN
TARGET
REALISASI
Pengadaan
obat dan
Perbekalan
Kesehatan
Jenis bahan
obat-obatan
yang diadakan
1 paket
33jenis
1 paket
23 jenis
Peningkatan
pemerataan
obat dan
perbekalan
kesehatan
Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat
Jumlah/Jenis
sarana
pendukung
obat yang
didakan
Peserta
pertemuan
koordinasi
- Tim Kerja
TPKJM
- Tim Kerja
Sarkes CTKI
- Tim Kerja
Kesja
- sistim
rujukan
yankes
1 paket
46 item
1 paket
46 item
20 org
20 org
25 org
25 org
15 org
15 org
15 org
15 org
Laporan hasil
koordinasi
Mobil
ambulance
yang
diserahkan
kepada
masyarakat
Bangunan
MCK yang
diserahkan
kepada
masyarkat
Perahu Puskel
yang
diserahkan ke
masyarakat
5 Laporan
5 Laporan
1 unit
1 unit
1 unit
1unit
1 unit
1 unit
25 org
25 org
1 Laporan
1 Laporan
Dinas Kesehatan
1
2.
Obat Dan
Perbekalan
Kesehatan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Meningkat
nya kuantitas
dan kualitas
obat dan
perbekalan
kesehatan
bagi
masyarakat
Meningkat
nya kualitas
layanan
kesehatan
dasar
masyarakat
Pembinaan
dan fasilitasi
kesehatan
remaja
Peserta
evaluasi
pelaksanaan
SKB
Kesehatan
Remaja Tk
provinsi
Laporan
evaluasi
pelaksanaan
84
NO.
3.
PROGRAM
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayaa
n Masyarakat
SASARAN
PROGRAM
Meningkat
nya kapasitas
masyarakat
dalam
membangun
kesehatan
mandiri
URAIAN
TARGET
REALISASI
SKB Program
Kesehatan
Remaja
Buku
pedoman
kelas remaja
yang dicetak
40 jenis
40 jenis
200 jilid
200 jilid
20 set
20 set
10
kab/kota
10 kab/kota
3 unit
3 unit
1 kali
0 kali
1 th
0 th
Laporan hasil
kegiatan NTB
Expo
Petugas
supervisi ke
kab/kota
1 laporan
0 laporan
10 orang
10 orang
Kab/kota yang
dibina dan
disupervisi
10
kab/kota
kab/kota
Laporan hasil
pembinaan ke
Kab/Kota
Jumlah nakes
dinilai untuk
nakes teladan
10 laporan
10 laporan
12 org
12 org
Format catpor
kesehatan
remaja yang
dicetak
Kit PKPR yang
diadakan
Kegiatan
monev
Puskesmas
PKPR
Laptop untuk
reward
puskesmas
PKPR
Pengembang
Pameran NTB
an Media
Expo yang
Promosi Dan
diikuti
Informasi
Sadar Hidup
Bahan
Sehat
pameran dan
bahan kimia
yang diadakan
Monitoring;
Evaluasi Dan
Pelaporan
85
NO.
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
URAIAN
Pengemb.
Upaya
Kesehatan
Bersumber
Masyarakat
(Seperti
Posyandu,
Polindes, Dan
Uks) Dan
Generasi
Muda
Kader
posyandu
yang
mendapat
insentif
Peningkatan
dan pengemb.
PHBS
Peserta
pertemuan
LP/LS
pembinaan
dan Evaluasi
Kinerja Desa
PHBS dan
UKS
Hasil
pembinaan
dan evaluasi
kinerja desa
PHBS dan
fasilitasi PHBS
anak sekolah
Kab/kota yang
dilakukan
pembinaan
dan evaluasi
kinerja desa
PHBS
Kab/kota yang
dilakukan
pembinaan
dan fasilitasi
PHBS anak
sekolah
Dai Lapangan
yang dilatih/
diberikan
pembekalan
Laporan
pembekalan
dai lapangan
Baju seragam
dai kesehatan
lapangan yang
diadakan
Penguatan
Kapasitas
Desa Siaga
TARGET
REALISASI
1 th
9.997org
1 th
9.997org
20 org
20 org
2 laporan
2 laporan
10
kab/kota
10 kab/kota
10
kab/kota
10 kab/kota
30 orang
30 orang
1 laporan
1 laporan
30 orang
30 orang
86
NO.
4.
5.
PROGRAM
Perbaikan
Gizi
Masyarakat
Pengembang
an
Lingkungan
Sehat
SASARAN
PROGRAM
Meningkat
nya Kualitas
Gizi
Masyarakat
Meningkat
nya Kualitas
Lingkungan
URAIAN
TARGET
REALISASI
Penanggulang
an Kurang
Energi Protein
(KEP);
Anemia Gizi
Besi;
Gangguan
Akibat Kurang
Yodium
(GAKY);
Kurang
Vitamin A;
dan
Kekurangan
Zat Gizi Mikro
Lainnya
Buffer Kapsul
Vit.A Merah,
Biru dan
Iodina test
yang diadakan
1 paket
1 paket
Monev
pemberdayaa
n masyarakat
untuk
pencapaian
KADARZI
2 kali
2 kali
Pemberdaya
an
masyarakat
untuk
pencapaian
keluarga
sadar gizi
Buku bina
keluarga sehat
yg dicetak
Buku panduan
program aksi
gen yang
dicetak
Calon
supervisor
program aksi
mahasiswa
untuk GEN
yang dibekali
Laporan
Sosialisasi
program GEN
di kabupaten
Printer untuk
sekretariat
GEN
Jumlah
peserta
pertemuan
- teknis GEN
-teknis tk kab
-pel data kab
Rakor tim
lapangan
diadakan
Web GEN
diadakan
200 buku
Buku
2500 buku
Buku
48 orang
4 Kab
Orang
4 Kab
1 laporan
1 laporan
1 unit
1 unit
KK yang
menggunakan
air bersih
monitoring
sarana akses
air bersih
Laporan hasil
3 kl/75 0rg
3 kl/60 org
1 kl/50 org
1 kali
10 desa
1 pkt
1 kali,
@ 2 org,
10
kab/kota
1 laporan
3 kl/75 org
3 kl/60 org
1 kl/50 org
1 kali
10 desa
1 pkt
1 kali,
@ 2 org,
10 Kab/Kota
1 laporan
87
NO.
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Menurunnya
kasus
kesakitan
akibat
penyakit
berbasis
lingkungan
6.
Pencegahan
dan
Penanggula
ngan
Penyakit
Menular
KK yang
menggunkana
jamban
memenuhi
syarat
Menurunnya
resiko
penularan
penyakit
pada daerah
bencana
Sarana
tempat umum
yang
mmenuhi
persyaratan
kesehatan
Menurunnya
Jumlah
Penyakit
Menular
Pelayanan
Vaksinasi
Bagi Balita
Dan Anak
Sekolah
URAIAN
TARGET
REALISASI
monitoring
Anggota Tim
Pemicuan
desa
10 kali,
100 desa
10 kali
100 desa
1 laporan
1 laporan
2 unit
(dompu
dan KSB)
2 unit
(Dompu dan
KSB)
1 kali,
@2 org,10
kab/kota
4 kl/100 ds
6 kl/100 ds
1 kali,
@2 org,
10 kab/kota
4 kl/ 100 ds
6 kl/100 ds
1 kali,
@1 org
10
kab/kota
1 kali,
@2 org,
10
kab/kota
20 org
1 kali,
@1 0rg,
10 kab/kota
1 th
1 th
25.000 box
30.000 box
7.000 box
1 kali,
@1 org
10
kab/kota
1 kali
@ 1 org
10
kab/kota
1 kali
5 kab
25.000 box
30.000 box
7.000 box
1 kali
@1 org
10 kab/kota
1 th
40 box
1 th
1 th
40 box
1 th
Laporan hasil
pemicuan
desa
Kendaraan
roda 3
diserahkan
kepada
masyarakat
Monevkegiatan
- BASNO
- pemicuan
-pemicuan
Tk kec
Bintek klinik
sanitasi yang
dilaksanakan
Monev
sanitasi
tempat umum
Peserta
koodinasi
LP/LS
kegiatan
Injection Polio
Vaksin
ADS/alat
suntik yang
diadakan
ADS 0,05 ml
ADS 0,5 ml
ADS 5 ml
Mapping desa
UCI
Bimtek monev
program
imunisasi
Pencegahan
Penularan
Penyakit
Endemik/
Epidemik
Daerah
transmigrasi
yang dibina
Reagen TB
yang diadakan
Stik RDT
1 kali,
@2 org,
10 kab/kota
20 org
1 kali
@1 org
10 kab/kota
1 kali
5 kab
88
NO.
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Peningkatan
surveilance
Epidemiologi
dan
Penanggulang
an wabah
Peningkatan
Dan
Penanggulang
an KLB
Bencana
URAIAN
TARGET
REALISASI
Malaria yg
diadakan
Reagen VDRL
yang diadakan
Reagen TPHA
yang diadakan
Alat sero
survei yang
diadakan
Laporan hasil
survey
Buku
monitoring
faktor resiko
Penyakit Tidak
Menular
(PTM) dicetak
Jumlah
pemeriksaan
sampel di
laboratorium
Peserta
Internal Tim
TGC Tk
Provinsi dan
Kab/Kota yang
hadir
Buku
pedoman
penanggulana
gn KLB yang
dicetak
Agenda kerja
sulvailens,
KLB dan
bencana yang
dicetak
Bimtek hasil
analisis faktor
resiko
peningkatan
penyakit
menular/
Surveilans
epidemiologi
Logistik
penanggulang
an KLB
diadakan
Makanan dan
minuman bagi
pengungsi dan
petugas di
posko
kesehatan
bencana yang
250 test
250 test
1 th
15 vial
1 th
2 kit
1 th
1 th
15 vial
1 th
2 kit
1 th
15 jenis
1 laporan
1 laporan
1 pkt
1 pkt
1 th
1th
1.204
sampel
2 kali
@30 org
2 kali
@ 30 org
50 buku
50 buku
2 jenis
70 bh
70 bh
1 kali,
@1 org
10
kab/kota
1 laporan
1 kali,
@ 1 org
10 kab/kota
1 laporan
1 th
1 jenis
1th
1 jenis
1 th
1 tahun
89
NO.
7.
8.
9.
10.
PROGRAM
Pengadaan,
peningkatan
sarana dan
prasarana
rumah
sakit/rumah
sakit
jiwa/rumah
sakit
paru/rumah
sakit mata
Kemitraan
peningkatan
pelayanan
kesehatan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
lansia
Peningkatan
keselamatan
ibu
melahirkan
SASARAN
PROGRAM
Pengelolaan
obat yang
baik di
instalasi
farmasi
provinsi
Pembangun
an gudang
obat/apotik
Meningkat
nya status
kesehatan
masyarakat
miskin
Kemitraan
ansuransi
kesehatan
masyarakat
Meningkat
nya
efektivitas
pelayanan
kesehatan
lansia
Menurunnya
angka
kematian ibu
dan bayi
Pelayanan
pemeliharaan
kesehatan
Pelayanan
kesehatan ibu
dan anak
URAIAN
TARGET
REALISASI
4 orang/
12
kejadian
4 orang/
8 kejadian
12 laporan
(12 kali
turun)
5 laporan
(5 kali turun)
1 unit
192 m2
1 unit
192 m2
61 orang
61 orang
Manlak JKN
yang dicetak
1 th
Jumlah
petugas
secretariat
JKN Prov dan
kab/Kota
Frekuensi
pembinaan
Kelompok
lansia
45 orang
Tidak
terealisasi
karena tidak
ada juknis
dari
Kemenkes
RI
43 orang
12 kali
12 kali
Lansia Kit
yang diaakan
Jumlah catpor
lansia dicetak
Jumlah KMS
lansia dicetak
Bidan Peserta
Pelatihan
PPGDON
25 pkm
25 pkm
154 pkm
154 pkm
2627 lbr
2627 lbr
20 orang
20 orang
tersedia
Jumlah
petugas
kab/Kota dan
Puskesmas
dalam
penanggulang
an KLB
Laporan hasil
penanggulang
an bencana
KLB
Gudang obat
yang dibangun
Peserta
sosialisasi
JKN
90
NO.
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
URAIAN
TARGET
REALISASI
Laporan hasil
pelatihan
Buku KIA
yang dicetak
Modul
pelatihan yang
dicetak
Kartu ibu yang
dicetak
Agenda Bidan
desa yang
dicetak
Kohor ibu
yang dicetak
Peserta
pertemuan ,
Bidan
coordinator
dan Bidan
Desa se prov
NTB
Peserta
rakerkesda
1 laporan
1 laporan
20.000
buku
20 paket
20.000 buku
35.000
buku
500 buku
35.000 buku
1.170 buku
1.170 buku
280 orang
280 org
73 orang
10
kab/kota
40 orang
Tidak
terealisasi
karena
perubahan
jadwal
sehingga
waktu tidak
cukup untuk
dilaksanakan
akibat
kejadian
force majeur
(letusan
anak rinjani)
31 org
47 orang
1 unit
46 org
1 unit
1 dokumen
1
dokumen
30 orang
30 orang
dan anak
11.
Kebijakan
dan
Manajemen
Pembangun
an
Kesehatan
Meningkat
nya Kualitas
Kesehatan
Masyarakat
Pengemb.
sistem perenc.
dan
penganggaran
pelaksanaan
dan
pengendalian,
pengawasan
dan
penyempurnaan administrasi
keuangan,
serta hukum
kesehatan
Peserta
pertemuan
DHA
Pserta MPU
Laptop SImda
APBD yang
diadakan
Pengembang
Profil
an sistem
Kesehatan
informasi
yang disusun
kesehatan
daerah
Peserta
pertemuan
evaluasi
Sistem
Informasi
Kesehatan
Daerah
(SIKDA)
20 pkt
500 buku
91
NO.
12.
PROGRAM
Sumber
Daya
Kesehatan
SASARAN
PROGRAM
Meningkat
nya Kualitas
SDM
Kesehatan
Pemenuhan
Kebutuhan
Tenaga
Kesehatan
Terutama
Untuk
Pelayanan
Kesehatan Di
Puskesmas
Dan
Jaringannya
Serta Rumah
Sakit
Kab/Kota
Terutama
Didaerah
Terpencil Dan
Bencana
Termasuk
Desa Siaga
Pembinaan
Tenaga
Kesehatan
Termasuk
Pengembang
an Karir
Tenaga
kesehatan
URAIAN
TARGET
REALISASI
Jasa internet
yang dibayar
Dokumen
analisis
jabatan dan
analisis beban
kerja
1 th
1 th
1 dokumen
1 dokumen
Dokter/dokter
gigi PTT yang
ditempatkan
Dokter/dokter
gigi PTT yang
dipulangkan
Peserta
pertemuan
Koordinasi
pengelola
SDMK
81 orang
22 0rg orang
18 orang
18 orang
33 orang
33 orang
Peserta
sosialisasi/des
iminasi
program tugas
belajar
Peserta rapat
koordinasi
KIDI provinsi
Pembekalan
dan
pemberangkat
an peserta
intersip
Peserta
akreditasi
pelatihan
Bimtek dan
supervisi
20 orang
20 org
25 orang
25 orang
4 kali
3 kali
40 orang
40 org
25
pelatihan
16 pelatihan
92
NO.
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
URAIAN
TARGET
REALISASI
15 org
15 org
12 orang
12 orang
2 kali
4 kab/kota
2 kali
4 kab/kota
akreditasi
pelatihan
Peserta rakor
hasil kegiatan
bimtek dan
supervis
akreditasi
pelatihan
Nakes,
Dokter/dokter
gigi,
nutrisionis,
bidan perawat
dan kesmas
teladan yang
mendapat
reward
Monev
pelayanan
pemeriksaaan
kesehatan
mata
PROGRAM
SASARAN PROGRAM
KEGIATAN
1.
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat
Pengadaan
peralatan
dan
perbekalan
kesehatan
termasuk
obat
generik
esensial
Penyediaan
biaya ope rasional dan
pemelihara
Obat dan
BHP mata
yang
diadakan
Bahan kimia
dan bahan
habis pakai
untuk operasi
dalam gedung
yang
diadakan
Dokter
Spesialis
Mata dan
THT yang
TARGET
REALISASI
60 jenis
350 orang
60 jenis
350 orang
62 jenis
350 orang
62 jenis
350 orang
1 orang
1 orang
93
PROGRAM
SASARAN PROGRAM
KEGIATAN
an
2.
3.
Pelayanan
Kesehatan
Penduduk
Miskin
Pengadaan;
Peningkatan
Sarana
Dan
Prasarana
Rumah
Sakit/Rumah
Sakit
Jiwa/Rumah
Sakit
ParuParu/Rumah
Sakit Mata
Meningkatnya
Pelayanan
Kesehatan
untuk
Penduduk
Miskin
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan
Operasi
Katarak
Pengadaan
Alat-Alat
Kesehatan
Rumah
Sakit
dibiayai
Residen
dokter
spesialis mata
yang biayai
TARGET
REALISASI
1 orang
1 orang
Bintek
pelayanan
mata yang
dilaksanakan
2 kali
4 kab/kota
2 kali
4 kab/kota
Monev
pelayanan,
pemeriksaan
kesehatan
Mata
Bahan kimia
dan bahan
habis pakai
untuk
pelaksanaan
operasi
katarak yang
diadakan
Bahan kimia
dan bahan
habis pakai
untuk
pelaksanaan
operasi
katarak yang
diadakan
Penjaringan
refraksi yang
dihasilkan
Evaluasi hasil
refraksi yang
didapatkan
Slip lamp
yang
diadakan
2 kali
4 kab/kota
2 kali
4 kab/kota
47 Jenis
150 orang
47 Jenis
150 orang
58 Jenis
150 orang
58 Jenis
150 orang
1 th
80 orang
1 th
80 orang
1 th
80 dok
1 th
80 dok
1 unit
1 unit
Alat catarak
chalazion &
hordeolum set
yang
diadakan
Alat snellen
projector yang
1 paket
1 paket
1 buah
1 buah
94
PROGRAM
SASARAN PROGRAM
KEGIATAN
Pengadaan
BahanBahan
Logistik
Rumah
Sakit
4.
5t
5.
Pemeliharaan
Sarana
Dan
Prasarana
Rumah
Sakit/Rumah
Sakit
Jiwa/Rumah
Sakit
ParuParu/ Rumah
Sakit Mata
Kemitraan
peningkatan
pelayanan
kesehatan
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
Terlayaninya
pasien dengan
baik
Pemelihara
an
Rutin/
Berkala
Ruang
Operasi
Pemelihara
an rutin/
berkala
alat
kesehatan
Kemitraan
alih
teknologi
kedokteran
dan
kesehatan
diadakan
Tensimeter
yang
diadakan
Steteskop
yang
diadakan
Bahan obatobatan dan
bahan habis
pakai Mata
dan THT
untuk
pelaksanaan
operasi yang
diadakan
Ruangan
operasi yang
dikultur
(disterilisasi)
Ruang rekam
medic
dibangun
Ruang rekam
medic yang
dibangun
Plang nama
yg dibuat
alat-alat
kedokteran
mata dan
THT yang
dipelihara
Alat
kedokteran
yang
dipelihara
Hasil Study
banding yang
dilaksanakan
TARGET
REALISASI
5 buah
5 buah
7 buah
7 buah
52 Jenis
310 orang
52 Jenis
310 orang
310 orang
310 orang
1 ruangan
3 kali
50 m2
1 ruangan
3 kali
50 m2
1 unit
35 m2
1 unit
35 m2
1 unit
1 unit
1 buah
1 buah
12 kali
12 kali
1 th
5 bh
1 th
5 bh
1 dok
1 dok
Pada tahun 2015, Balai Kesehatan Mata Masyarakat telah melayani pasien
sebanyak 23.047 orang dari 15.000 yang ditargetkan. Bila dibandingkan dengan
pelayanan tahun 2014 sebanyak 22.610 orang, terjadi penurunan sebesar persen.
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
95
Khusus operasi katarak yang dilaksanakan baik di dalam dan di luar gedung sebanyak
2.075 orang dibanding tahun 2014 sebanyak 952 orang. Secara lengkap capaian
indikator kinerja, sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.30.
Capaian kinerja indikator program BKMM Tahun 2014-2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Indikator Program
Sterilisasi kultur
peralatan medis dan
ruangan
Cakupan skreening
penyakit mata
Cakupan operasi
katarak
Cakupan kunjungan
Cakupan Operasi
pterygium dan operasi
lainya
Satuan
2014
2015
Kali
Target
4
Realisasi
3
Orang
1.650
2.000
1.650
Orang
1.052
1.500
2.075
Orang
22.610
20.000
23.047
Orang
357
500
200
Pada tahun 2015, BKMM melakukan kerja sama dalam pelayanan dengan
berbagai pihak antara lain dengan melaksanakan screening penderita katarak
dibeberapa RSU dan puskesmas, antara lain: Puskesmas pemenang, Lombok Utara;
Puskesmas Labuapi-Lombok Barat; Puskesmas Praya-Lombok Tengah; Puskesmas
Aikmel-Lombok Timur; RSUD Sondosia Kab.Bima; Puskesmas Sumbawa Barat, RSUD
Provinsi Sumbawa. Jumlah pasien yang di screenig sebanyak 2000 Orang.
Disamping itu BKMM melaksanakan Operasi Katarak dalam kegiatan Bakti
Sosial Bersama dengan DKK (dana kemanusiaan kompas ) yang dilakukan di kab/kota
se Nusa Tenggara Barat kecuali Mataram dan Lombok Barat sebanyak 1.200 Orang,
PERBANAS yang di lakukan di Kabupaten lombok Tengah sebanayak 30 Orang,
WALUBI/KODAM yang dilakukan di Purwakarta Jawa Barat sebanyak 591 orang,
WALUBI/KODAM yang dilakukan di Jombang Jawa Timur sebanyak 1000 Orang dan
dalam rangka Hari Kesehatan Nasioanl yang di adakan di Sumbawa Besar sebanyak
180 Orang.
96
Tabel 3.31
Indikator Kinerja Kegiatan Urusan Kesehatan
Pada Balai Laboratorium Kesehatan Pulau Lombok Tahun 2015
NO.
1.
2.
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
KEGIATAN
Obat dan
Perbekalan
Kesehatan
Meningkatnya
Pelayanan
Kesehatan
pada
Masyarakat
Pengadaan
Obat dan
Perbekalan
Kesehatan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
Masyarakat
Pengadaan
Peralatan
Dan
Perbekalan
Kesehatan
Termasuk
Obat Generik
Esensial
TARGET
REALISASI
3225 item
3204 item
1 unit
1 unit
Defiblrilator yang
diadakan
Electrical Safety
yang diadakan
Vital Sign
Simulator yang
diadakan
Temperatur and
Presure Logger
yang diadakan
Anak timbangan
1 5 kg yang
diadakan
Anak timbangan
1 mg 2 kg yang
diadakan
Analitik balance
yang diadakan
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 set
1 set
1 set
1 set
1 unit
1 unit
Digital Hygro
yang diadakan
1 unit
1 unit
Thermometer
digital yang
diadakan
Gas Flow
analyzer
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
O2 meter yang
diadakan
1 unit
1 unit
Spectrophotometer
yang diadakan
1 unit
1 unit
1 set
1 set
1 unit
1 unit
97
NO.
SASARAN
PROGRAM
PROGRAM
KEGIATAN
Peningkatan
kesehatan
masyarakat
3.
Standarisasi
pelayanan
kesehatan
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat
Penyusunan
Standar
Pelayanan
Kesehatan
Evaluasi dan
pengembanga
n standar
pelayanan
kesehatan
TARGET
REALISASI
Petugas
laboratorium
puskesmas yang
dilatih
Iuran Komite
Akreditasi
Laboratorium
Kesehatan
(KALK) yang
dibayarkan
Jasa pengawasa
Akkreditasi ISO
17025-2005 yang
dibayarkan
60 org
20 org
1 th
1 th
1 org
1 org
3 org
3 org
1 th
2 kali
1 th
,1 kali
1 th
1 th
Iuran Komite
Akreditasi
Nasional (KAN)
yang dibayarkan
Sumber : UPTD BalabKes Pulau Lombok - Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2015
3.426
Tabel 3.32.
Jumlah Pelayanan Laboratorium berdasarkan Jumlah Parameter
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
98
No.
Bidang Pemeriksaan
Hematologi
Kimia Klinik
Mikrobiologi
Imunoserologi
Toksikologi
Kimia Kesehatan
Pemeriksaan
Laboratorium
Pengabdian Masyarakat
Pemeriksaan Mobil Keliling
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2015
2014
3.560
15.361
5.980
3.617
2.174
12.722
575
Target
3.979
16.896
4.995
3.979
2.283
10.406
250
Realisasi
3.426
16.298
4.762
3.426
3.391
11.555
200
43.328
42.788
43.040
Sumber : UPTD BalabKes Pulau Lombok - Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2015
Jumlah kunjungan pasien ke BLKM tahun 2015 sebanyak 4.743 orang lebih
tinggi dibanding pada 2014 sebanyak 4.680 orang. Meningkatnya jumlah kunjungan
disebabkan pada tahun 2015 pemeriksaan kimia kesehatan dan toksikologi meningkat
cukup signifikan karena ada kewajiban setiap usaha dan kegiatan yang mempunyai
limbah produksi harus diperiksa di Laboratorium yang terakreditasi Internasional (ISO
17025-2008) dan BLKM Pulau Lombok adalah Laboratorium Penguji yang satusatunya terakreditasi ISO 17025-2008 di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sementara
untuk pemeriksaan toksikologi meningkat karena BLKM Pulau Lombok merupakan
laboratorium yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai Laboratorium
pemeriksa projustisia/ Narkoba di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Capaian indikator
kinerja program pada Balabkesmas Pulau Lombok Tahun 2015, sebagaimana tabel
berikut.
Tabel 3.33.
Capaian Kinerja Indikator Program Balabkesmas
Pulau Lombok Tahun 2014-2015
2015
No.
1.
2.
3.
4.
Indikator Program
2014
Kunjungan pasien
Parameter pelayanan
laboratorium
Pelayanan medis terbatas
Pelayanan radiologi
Target
Realisasi
4.680
5.147
4.743
44.890
42.788
43.040
733
650
620
168
370
361
Sumber : UPTD BalabKes Pulau Lombok - Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2015
Pada tahun 2015, BLKM Provinsi NTB juga melaksanakan pendidikan dan
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
99
pelatihan secara internal dan eksternal yang meliputi proses fasilitasi institusi
pendidikan dalam mendidik siswa atau mahasiswa maupun tenaga laboratorium
pemerintah ataupun swasta dalam bentuk:
- Praktik kerja lapangan (PKL) kerjasama dengan Poltekes, Unizar, Stikes Yarsi,
UNW, AMM, SMK Yarsi, STTL Mataram, Unram, Unmuh dan Medica Farma
Husada.
- On job training (OJT). Bimbingan pada semua tenaga laboratorium puskesmas se
Kota Mataram, jumlah peserta
Laboratorium , 4 orang dari Balai Lingkungan Hidup Lombok Barat serta 25 (dua
puluh lima) Tenaga Laboratorium Puskesmas se Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Yang dari swasta dari Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan sejumlah 5 orang.
Sementara untuk Pendidikan dan Pelatihan Eksternal BLKM P.Lombok telah
melaksanakan peningkatan mutu tenaga Teknik dan Administrasi sebanyak 6 orang
melalui magang di Balai Laboratorium Kesehatan diluar provinsi maupun di Provinsi
NTB seperti Pemantapan Mutu Eksternal di Jakarta, pelatihan Uji Profisiensi untuk
persiapan Laboratorium Kalibrasi, Pelatihan pembuatan Reagen Ziehl Neelsen BBLK
Jawa Barat - pelatihan fasilitator Mikroskopis TB di BBLK Jawa Barat, Pelatihan
Pengolahan limbah lingkungan di UGM Jogjakarta, Pelatihan K3. Untuk mengetahui
kepuasan pelanggan, BLKM juga melakukan survey Survey Kepuasan Pelanggan,
diperoleh hasil survey indeks kepuasan masyarakat sebesar 72,00 masuk dalam
kategori baik sehingga
Balai
Laborartorium
Kesehatan
Masyarakat
(Balabkesmas)
Pulau
Sumbawa
Urusan Kesehatan yang diselenggarakan pada UPTD Balai Laborartorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Sumbawa melalui 1 program pokok dan 1 kegiatan utama,
sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.34.
Indikator Kinerja Kegiatan Urusan Kesehatan Pada Balai
Laborartorium Kesehatan Masyarakat Pulau Sumbawa Tahun 2015
NO.
1.
PROGRAM
Obat
dan
Perbekalan
Kesehatan
SASARAN
PROGRAM
Meningkatnya
Pelayanan
Kesehatan
yang Merata,
Murah
dan
KEGIATAN
Pengadaan
Obat
dan
Perbekalan
Kesehatan
Jenis bahan
obat-obatan
media
reagensia dan
bahan
TARGET
99
jenis
REALISASI
99jenis
100
SASARAN
PROGRAM
PROGRAM
KEGIATAN
URAIAN
Bermutu
TARGET
REALISASI
laboraturium
habis pakai
yang diadakan
Sumber: UPTD Balabkes Pulau Sumbawa - Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2015
Bidang Pemeriksaan
2013
2014
664
1.
Hematologi
331
2.
Kimia Klinik
1.025
1.708
3.
Mikrobiologi
119
179
4.
Imunoserologi
171
219
1.646
2.770
Total
Dari tabel di 4.25, total sampel yang dilakukan pemeriksaan laboratorium pada
tahun 2015 adalah sebanyak 2.770 sampel. Bidang pemeriksaan yang paling sering
dilakukan pemeriksaan laboratorium adalah bidang Kimia Klinik yaitu sebanyak 1.708
sampel, disusul oleh bidang Hematologi 664 sampel, kemudian bidang imunologi
sebanyak 219 sampel dan bidang yang paling sedikit pemeriksaanya adalah bidang
Mikrobiologi 179 sampel. Bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang berjumlah 1.646
sampel maka dapat dilihat adanya peningkatan sebanyak 1.124 atau 68 %
dibandingkan tahu 2014. Hal ini disebabkan oleh Sumber Daya Manusia yang
semakin meningkat dengan adanya penambahan tenaga yakni 2 orang Dokter, 1
orang Apoteker, 2 orang Perawat dan 1 orang Rekam Medik sehingga terjadi
peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas pelayanan pemeriksaan
Laboratorium dan adanya kegiatan Bakti Sosial menyebabkan keberadaan Balai
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
101
SASARAN
PROGRAM
KEGIATAN
102 org
102 orang
Tk. II
122 org
122 orang
TK. III
135 org
134 orang
Proses belajar
mengajar
Pendidikan
Tenaga
Kesehatan yang
dilaksanakan
12 buan
12 bulan
Sumber : UPTD AKPER Provinsi NTB- Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2015
Pada tahun ajaran 2015/2016, Akademi Perawat Kesehatan Provinsi NTB setingkat
Diploma III merupakan institusi pendidikan tenaga kesehatan yang memiliki siswa sebanyak
361 orang (regular dan non regular) semester Gasal pada Tingkat I sebanyak 102 orang,
Tingkat II sebanyak 120 orang dan Tingkat III sebanyak 135 orang. Jumlah mahasiswa non
regular yang belum lulus yaitu 4 orang berasal dari Dinas Kesehatan Lombok Timur 3 orang,
Dinas Kesehatan Lombok Tengah 1 orang. Perkembangan jumlah siswa regular dan non
regular sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.37.
Jumlah siswa Reguler dan Non Regular Akademi Perawat Provinsi NTB
Tahun Ajaran 2014/2015 2015/2016
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
102
Jenis Kelamin
Laki
Perempuan
No.
Tahun
Akademik
Semester
Tingkat
2013/2014
Gasal
40
82
122
II
48
83
131
III
57
94
151
III Progsus
13
23
36
40
82
122
II
48
83
131
III
57
94
151
III Progsus
12
23
35
38
64
102
II
39
81
120
III
50
85
135
III Progsus
130
231
361
2013/2014
Genap
2014/2015
Gasal
Jumlah
Sumber : Akademi Perawat Provinsi NTB, Dinas Kesehatan Provinsi NTB 2015
Tabel 3.38.
Tingkat Kelulusan Mahasiswa AKPER Provinsi NTB
Tahun 2013 2015
Tingkat Kelulusan
No.
Tahun
Target
Jumlah
Keterangan
1.
2013
150
148
99
2.
2014
113
113
100
3.
2015
188
175
93
12orang
Kuliah
Sumber : Akademi Perawat Provinsi NTB, Dinas Kesehatan Provinsi NTB 2014
Dalam rangka penjaringan mahasiswa baru, Akademi Perawat Provinsi NTB melakukan
kerjasama dengan Dinas Kesehatan Lombok Timur, Dinas Kesehatan Lombok Tengah
dan Dinas Kesehatan Lombok Barat. Selain itu Akper Provinsi NTB juga melakukan
kerjasama dalam rangka praktik mahasiswa dengan:
1.
2.
3.
4.
5.
103
6.
7.
Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber
Daya
Aparatur
Sasaran
Program
Kegiatan
Meningkatnya Pendidikan
kapasitas
dan
sumber daya pelatihan
kesehatan
formal
Peserta
pertemuan
Tim
pengendali
mutu instirusi
Diklat BPTK
Mataram
Peserta dan
panitia
Pertemuan
Nasional
Asosiasi
Bapelkes
Indonesia
(ABI) 2014
40
orang
30
orang
40 orang
30 orang
Penyelenggaran
Pengembangan
pelatihan
Tenaga
dan
pertemuan
Kesehatan
Mataram
yang
dilaksanakan
selama
tiga
di
tahun
Balai
terakhir,
Tabel 3.40.
Jumlah Penyelenggaraan Pelatihan dan Non Pelatihan
di Balai Pengembangan Tenaga Kesehatan Mataram Tahun 2014-2015
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
104
Pelaksana
No.
Pemerintah
2013 2014 2015
Kegiatan
Non Pemerintah
2013
2014
2015
1.
Pelatihan
42
40
11
2.
112
53
16
14
45
154
91
24
23
56
10
Jumlah
Kegiatan
BPTK
Dikes
Prov
NTB
Dikes
Kab/Kota
Non
Dikes
Swasta
Jumlah
1.
Pelatihan
13
2.
Non Pelatihan
21
Jumlah
10
10
34
C. REALISASI ANGGARAN
Sumber pembiayaan kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2015 berasal
dari APBD Tk.I dan APBN dalam bentuk dana dekonsentrasi. Total anggaran yang
dikelola anggaran Dinas Kesehatan Provinsi NTB dengan 5 UPTD adalah
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
105
Rp.61.449.505.108
dengan
rincian
Belanja
Tidak
Langsung
(BTL)
sebesar
Pagu
(Rp)
2015
Realisasi
Keuangan
(%)
Fisik
(%)
Pagu
(Rp)
Realisasi
Keuangan (%)
Fisik
(%)
APBD
- Belanja Tidak
Langsung (BTL)
- Belanja Langsung
(BL)
77.009.565.000
68.065.071.127
88,39
61.449.505.108
56.894.943.128
92,59
30.314.350.200
27.386.394.934
90,34
30.232.625.777
29.004.182.496
95,94
46.695.214.800
40.678.676.193
87,12
31.216.929.331
27.890.760.632
89,34
APBN
23.999.903.000
20.411.568.000
85,05
23.569.145.000
18.047.616.040
76,57
101.009.468.000 88.476.639.127
85.018.650.108
74.942.559.168
JUMLAH
Sumber : Bagian keuangan dan Perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2015
Pada tabel terlihat bahwa tahun 2015 alokasi anggaran untuk Dinas Kesehatan
dan UPTD mengalami penurunan sebesar 15,83% dibandingkan tahun 2014 karena RSU
Manambai yang pada tahun 2014 masih menjadi UPTD tetapi sejak dikeluarkannya perda
tanggal 29 Desember 2014 dan Pergub tanggal 28 Mei 2015 tidak lagi menjadi UPTD
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Alokasi dan realisasi APBD Dinas Kesehatan dan UPTD
dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3. 43.
Alokasi dan realisasi belanja tidak langsung dan belanja langsung
APBD Tahun 2015
No
1
2
5
6
Dinas/UPTD
Dinas Kesehatan
Provinsi NTB
Balai
Perngembangan
Tenaga Kesehatan
Masyarakat
(BPTKM) Mataram
Balai Kesehatan
Mata Mataram
(BKMM)
Balai Laboraturium
Kesehatan
Masyarakat P.
Lombok
Akper Pemerintah
Provinsi NTB
Balai Laboraturium
Kesehatan
Masyarakat P.
Sumbawa
Jumlah
Belanja Tidak
Langsung
Belanja
Langsung
Total Belanja
Realisasi
Belanja
22.057.227.054
16.858.476.101
38.915.703.155
37.225.699.088
95,66
681.670.000
1.779.956.700
2.461.626.700
2.059.611.030
83,67
2.834.781.623
3.739.615.380
6.574.397.003
5.485.491.181
83,44
1.798.000.000
4.319.659.200
6.117.659.200
5.594.603.813
91,45
2.476.327.100
3.381.564.950
5.857.892.050
5.077.578.354
86,68
384.570.000
1.137.657.000
1.522.227.000
1.451.959.664
95,38
31.216.929.331
30.232.625.777
61.449.505.108
56.894.943.128
92,59
106
Realisasi anggaran APBD Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2015 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2014 dan tergolong baik dengan capaian >90%. Rincian
realisasi APBD tahun 2015 selengkapnya sebagai berikut :
Tabel 3.45.
Realisasi APBD Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan UPTD
Tahun 2015
No
Program/Kegiatan
Alokasi
(Rp)
Realisasi (Rp)
%
83,84
95,30
62,29
99,77
88,55
94,97
99,25
87,52
98,65
91,46
92,33
89,20
94,43
98,65
56,11
88,60
92,35
81,32
96,66
92,75
76,82
98,50
107
70,13
94,17
99,59
48,52
81,56
92,53
94,02
67,85
67,17
93,14
99,84
98,67
67,12
86,38
91,51
63,38
70,00
83,03
97,24
97,50
99,99
92,59
Untuk dana APBN pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar 1,79%
dibandingkan tahun 2014 (tabel 3.42). Penurunan anggaran terjadi pada program
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis kementerian kesehatan, program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta program kefarmasian dan alat
Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
108
kesehatan. Akan tetapi dukungan APBN untuk program prioritas nasional dan daerah
seperti penurunan kasus gizi buruk, prevalensi kurang gizi, AKI dan AKB sangat besar
yang terlihat dari penganggarannya yang mengalami peningkatan cukup signifikan yakni
dari Rp.9.026.627.000 tahun 2014 menjadi 11.930.511.000 pada tahun 2015 atau
meningkat sebesar 32,17%. Alokasi anggaran dan realisasi APBN tahun 2015
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
No
1
2
3
4
5
6
Tabel 3.46.
Realisasi Dana APBN/Dekonstrasi Dinas Kesehatan Provinsi NTB
Tahun 2015
Alokasi
Realisasi
Program
(Rp)
(Rp)
Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Kementerian
Kesehatan
Program Bina Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Ibu dan Anak
Program Pembinaan Upaya Kesehatan
Program Pengendalian Penyakit dan PL
Program Kefarmasian dan Alkes
Program Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (PPSDMK)
Jumlah
3.998.599.000
3.344.158.000
83,63
11.930.511.000
9.596.256.745
80,43
1.762.356.000
5.001.972.000
875.707.000
0
1.286.339.096
3.087.910.050
732.951.549
0
72,99
61,73
83,70
0
23.569.145.000
18.047.616.040
76,57
109
Tabel 3.47.
Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah ( PAD )
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015
No
1
2
3
Target
(Rp)
Dinas/UPTD
2014
Realisasi
( Rp )
Dinas Kesehatan
0
25.472.070
Provinsi NTB
Balai Kesehatan Mata
1.849.720.780
4.199.356.505
Masyarakat (BKMM)
Balai Pelatihan
Tenaga Kesehatan
400.000.000
455.845.600
(BPTK)
Balai Laboraturium
Kesehatan P.
800.000.000
1.181.588.455
Lombok.
AKPER (Akademi
Perawat ) Provinsi
2.197.282.650
1.496.944.473
NTB
Balai Laboraturium
Kesehatan P.
78.000.000
109.500.000
Sumbawa.
RSUD P.Sumbawa
1.421.958.670
4.653.772.856,5
Total
6.746.962.100 12.122.479.959,5
Sumber : Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Prov NTB ,
2015
Realisasi
( Rp )
Target
( Rp )
(%)
46.021.250
227,00
1.900.000.000
3.651.277.100
192,17
113,96
150.000.000
181.703.058
121,13
147,70
900.000.000
1.237.803.740
137,93
68,13
2.197.286.650
2.299.577.378
104,65
140,30
93.600.000
168.851.000
180,39
327,28
179,67
2015
5.240.886.650
7.585.233.976
144,73
Pada tabel di atas terlihat bahwa pendapatan tahun 2015 secara total mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2014. Akan tetapi apabila ditelaah lebih lanjut, tingginya
pencapaian tahun 2014 dipengaruhi oleh realisasi pendapatan RSUD P.Sumbawa.
Namun jika RSUD P.Sumbawa tidak diperhitungkan, maka pencapaian realisasi
pendapatan tahun 2014 hanya sebesar 139,78%, sehingga pendapatan tahun 2015
lebih tinggi dibandingkan tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015, RSUD P.Sumbawa
tidak lagi menjadi UPTD Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Dinas Kesehatan Provinsi NTB adalah koordinator atau leading sektor dibidang
kesehatan,
tidak
memberikan
pelayanan
kesehatan
secara
langsung
kepada
masyarakat, sehingga tidak memiliki target pendapatan. Akan tetapi tahun 2015, Dinas
Kesehatan masih memperoleh pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil kebun
RSK sepolong.
Secara keseluruhan pencapapaian PAD tahun 2015 semua UPTD melampaui
target dan meningkat dibandingkan tahun 2014 kecuali BKMM dan Balabkes P.Lombok.
Penurunan realisasi BKMM dan Balabkes P.Sumbawa dibandingkan tahun 2014
disebabkan oleh tingginya target pendapatan yang ditetapkan dan penurunan
pemeriksaan.
Semua pendapatan yang diperoleh oleh UPTD melalui mekanisme penyetoran,
artinya semua pendapatan yang diperoleh disetorkan ke kas daerah kecuali APKER
110
Selong karena telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD). Penerapan PPK-BLUD memberikan fleksibiltas bagi AKPER
Selong untuk mengelola pendapatannya terutama untuk membiayai operasional
kegiatannya. Diharapkan dengan fleksibiltas tersebut, kualitas pelayanan semakin
meningkat, sehingga kepuasan masyarakat dapat tercapai.
111
BAB IV
PENUTUP
112
dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 - 2018.
Dengan tersusunnya LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan gambaran
kinerja Dinas Kesehatan Provinsi NTB kepada fihak-fihak terkait baik sebagai stake
holder ataupun lainnya yang telah ikut mengambil bagian dalam berpartisipasi aktif
membantu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi NTB
yang dijiwai semangat kebersamaan untuk mencapai visi pembangunan kesehatan
di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) periode 2013-2018 Mewudkan
Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Mandiri Untuk Hidup Bersih dan Sehat
Tahun 2018
A.
Simpulan
1.
urusan
asa
pemerintahan
otonomi,
tugas
daerah
bidang
pembantuan
dan
kesehatan
dekonstrasi.
Dalam melaksanakan
113
a.
B.
Saran
1. Dalam rangka memperkuat tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi
Nusa Tenggara Barat, perlu dukungan pembiayaan kesehatan yang
memadai yang ditekankan pada upaya-upaya promotif dan preventif
untuk mengatasi perilaku kesehatan masyarakat yang rendah.
2. Diperlukan terobosan baru agar pelaksanaan program kerja dan
anggaran menjadi lebih efektif berupa program dan kegiatan yang
mengarah langsung ke sasaran
3. Penyusunan
rencana
pelaksanaan
program
dan
kegiatan
guna
Terkait program
114
115