Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS AIR ASIA

Nama:
Tri Susilo W A

20140420352

Satrio Kusumo Y
Krisna Fajar S

FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

Analsis Bisnis Penerbangan


Air Asia
I.

SEJARAH BERDIRINYA AIRASIA


The AirAsia Family
Di AirAsia, kami melihat diri kami bukan sekedar sebuah operator
maskapai penerbangan tetapi lebih sebagai perusahaan merakyat yang
kebetulan berkecimpung dalam bisnis maskapai penerbangan. Dengan
memahami rakyat, kami dapat mewujudkan kebutuhan beragam
pelancong yang sebenarnya juga menyediakan layanan dan produk
terbaik untuk memberikan kepuasan tertinggi kepada masing-masing
penumpang dengan berbagai yang keinginan dan harapan.
AirAsia telah memicu revolusi perjalanan udara akibat semakin
banyak orang di seluruh dunia menunjuk kami sebagai pilihan utama
transportasi udara. Sembari terus berusaha untuk mendorong
perjalanan udara, kami juga berusaha menciptakan suasana bahagia
bagi para penumpang dengan jajaran layanan kami yang inovatif dan
menyesuaikan kebutuhan Anda.
Misi kami adalah mencapai biaya termurah sehingga semua orang
dapat terbang bersama AirAsia sementara menjaga kualitas tertinggi,
memanfaatkan teknologi untuk mengurangi biaya juga meningkatkan
layanan.
Layanan AirAsia Group menjangkau jaringan paling luas di seluruh
Asia & Australia yang tersusun dari afiliasi maskapai penerbangan
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

AirAsia Berhad (Malaysia) - Kode penerbangan: AK


AirAsia Indonesia - Kode penerbangan: QZ
Thai AirAsia - Kode penerbangan: FD
Philippines AirAsia - Kode penerbangan: PQ
AirAsia India - Kode penerbangan: I5
AirAsia Zest - Kode penerbangan: Z2

AirAsia saat ini adalah maskapai penerbangan bertarif rendah


terkemuka dan terbesar di Asia dan telah menerbangkan lebih dari 230
juta penumpang dan mengoperasikan armada kebanggaannya yang
terdiri dari 160 pesawat Airbus A320. Kami adalah Maskapai
Penerbangan Bertarif Rendah Terbaik Sedunia dalam Survei Maskapai
Penerbangan Dunia menurut Skytrax selama enam tahun berturut-turut
dari 2009-2014.
Kami menyediakan lapangan pekerjaan untuk lebih dari 15.000
orang yang tersebar di seluruh benua yang luas ini, dari hanya 250
orang karyawan saat pertama kali dimulai pada tahun 2001.(Dikutip
http://www.airasia.com/)
II. Strategi Bisnis
Beragamnya perusahaan penerbangan di Asia membuat maskapai
AirAsia harus melihat pangsa pasar atau market share mereka. Besarnya
pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan selera
konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke

produk yang lain. Jika dihubungkan dengan selera konsumen terdapat


empat karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan
pembelian yaitu faktor budaya faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor
psikologis. Dan proses keputusan membeli seorang pengguna melewati
lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca pembelian
(Kotler, 1993).
Dilihat dari segi harga (price), maskapai penerbangan AirAsia
sampai saat ini belum memiliki pesaing dalam hal penawaran harga
tiket yang murah. Dari segi strategi penentuan harganya sebagai produk
baru, AirAsia telah melakukan trobosan harga yang cukup baik dan
menarik perhatian dimana strategi harga penetrasi menentukan harga
awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk
penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari
pada konsumen.
Dilihat dari segi strategi penentuan harga yang mempengaruhi
psikologis konsumen, AirAsia telah melakukan leader pricing dimana
strategi harga yang ditetapkan lebih rendah daripada harga pasar untuk
meningkatkan omset penjualan. Selain itu untuk menjaga konsumennya
AirAsia juga menerapkan strategi harga diskon pada penjualannya yaitu
dengan memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan
demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon
dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon
pembayaran tunai/cash, trade discount.
AirAsia dalam menciptakan pasarnya di Asia sangat cermat
melakukan strategi penetrasi harga yang sangat murah yang diikuti
dengan promo-promo yang mereka tawarkan. Stigma bahwa berlibur
dengan menggunakan pesawat itu mahal pun sirna ketika penawaran
yang ditawarkan AirAsia mendapatkan sambutan yang positif dan
antusiasme yang tinggi dari target audience yang melihat iklan maupun
merasakan dampak promosi yang gencar dilakukan oleh AirAsia.
Berlibur pun kini dipandang sudah menjadi suatu keharusan bagi
sebagian orang setelah melihat murahnya harga tiket penerbangan
yang ditawarkan AirAsia.
Penjualan Internet
Bagian terbesar penjualan (65%) dilakukan melalui situs web
maskapai AirAsia, dimana tarif dibayar dengan menggunakan kartu
kredit. Cara ini merupakan saluran distribusi yang paling efektif dari
segi biaya.
Kantor Penjualan AirAsia hanya memiliki sedikit kantor penjualan.
AirAsia hanya mendirikan sebuah call centre jika mereka yakin
penjualan yang berasal dari centre tersebut akan memberi hasil
sepadan. Lebih jauh lagi, AirAsia tidak terpaku dengan memiliki kantor
penjualan di kawasan mewah kota.
Agen-agen perjalanan.
LCC sedapat mungkin menghindari mengandalkan penjualan melalui
agen perjalanan. Ini berarti bahwa maskapai tidak membayar komisi
apapun ke agen perjalanan, yang jika dilakukan bisa berdampak pada
harga tiket. Juga, karena mereka tidak menggunakan agen perjalanan,

mereka tidak menggunakan atau berpartisipasi dalam sistem


reservasi seluruh dunia dan itu akan menghemat biaya, yang sekali
lagi akan tercermin pada harga tiket mereka.
Call centre Penjualan tiket hanya dapat dilakukan melalui telepon.
Ini adalah metode sederhana dan efektif dalam biaya.
III. Analisis AirAsia
AirAsia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri
penerbangan yang telah menerapkan strategi penerapan harga murah
(low cost) atau dalam dunia transportasi kita bias menyebut dengan LCC
(low cost carier) dibandingkan dengan kompetitornya. Strategi ini dipilih
karena sesuai dengan target market yang dipilih oleh AirAsia yaitu
konsumen penerbangan yang sangat memperhatikan harga dan hanya
membutuhkan maanfat utama dari produk dan pelayanan industri
penerbangan yaitu transportasi. Masuknya AirAsia ke segmen market
ini didasari oleh pertimbangan bahwa masih banyaknya penduduk
transportasi penerbangan khususnya Asia Tenggara yang membutuhkan
transpotasi yang cepat melalui udara baik antar negara maupun antar
daerah tetapi terkendala oleh besarnya biaya penerbangan yang saat itu
ada (terutama di Indonesia). Potensi segmen ini bertambah besar seiring
dengan
terjadinya
pengelompokan
konsumen
penerbangan
premium/biasa yang menginginkan harga yang lebih rendah.
Pengelompokan ini banyak dipengaruhi oleh turunnya daya beli
konsumen penerbangan secara keseluruhan sebagai akibat krisis yang
melanda Asia.
Maskapai penerbangan bertarif rendah seperti AirAsia telah
mengubah definisi penerbangan yang perjalanan udara mewah dan
hanya dapat dinikmati oleh sebagian segmen pasar. Tujuan utama dari
low cost carrier adalah untuk meningkatkan jangkauan layanan mereka
dan menyediakan layanan ke segmen pasar yang lebih besar.
Model Bisnis
AirAsia menganut prinsip Low Cost Carrier (LCC), dengan strategi
yang dilakukan:
Q Pemanfaatan pesawat terbang yang tinggi
Pesawat harus terbang sesering mungkin, penerbangan pertama
tinggal landas sepagi mungkin secara komersial dan penerbangan
terakhir secara khusus terbang pada tengah malam. Perjalanan
pulang pergi yang cepat sangat penting untuk memastikan waktu
yang dihabiskan di darat sesedikit mungkin yaitu maksimal 25 menit.
Sebuah maskapai penerbangan menghasilkan uang saat pesawatnya
terbang, bukan saat pesawatnya terparkir.
Q Tidak ada hiasan tambahan
Pokok bisnis untuk sebuah LCC adalah membawa penumpang dari
poin A ke poin B. Semua hal lainnya dianggap sebagai barang
mewah.
Untuk
menghindari
hiasan
tambahan,
AirAsia
memberlakukan sejumlah ketetapan yaitu :
Tidak ada makanan dan minuman gratis.
Para penumpang dipersilakan untuk membeli makanan dan
minuman pada harga yang terjangkau dari awak kabin.

Tempat duduk bebas.


Tidak ada tempat duduk yang ditetapkan. Para penumpang
menerima boarding pass yang umum dan mereka nantinya harus
menempati tempat duduk manapun yang tersedia.
Maskapai penerbangan tanpa tiket.
Dengan strategi ini perusahaan tidak dibebani dengan
menyewa ruko sebagai tempat penjualan tiket dan tentunya hal
dapat memaksimalkan laba yang didapat. Meminimalkan
kerumitan di pihak pelanggan, yang tidak lagi perlu khawatir
untuk direpotkan dengan kewajiban memegang tiket sebelum
bepergian, dan tentunya memberi efek biaya rendah bagi
maskapai (dalam hal kertas, pencetakan, pendistribusian).
Tidak ada pengembalian uang tiket.
LCC tidak memberi keringanan bagi calon penumpang yang
tidak muncul dan tidak menawarkan pengembalian uang tiket
untuk penerbangan yang terlewatkan.
Tidak ada program loyalitas.
AirAsia yakin para pelanggan mereka akan setia pada tarif
AirAsia yang rendah, jadi tak perlu mengadakan program
frequent flyer.
Beroperasi dengan efektif
Membuat proses sesederhana mungkin adalah kunci keberhasilan
LCC.
Pesawat terbang berjenis tunggal.
Perusahaan menetapkan untuk pemilihan 1 jenis pesawat yang
digunakan sebagai armada pada perusahaan nya sebagai strategi
para pilot, pramugari/pramugara, mekanik dan personil pelaksana
mengkhususkan diri untuk satu jenis pesawat terbang, dengan
demikian maka tidak dibutuhkan adanya pelatihan ulang yang
memakan biaya bagi para staf, serta untuk menjaga ketersediaan
suku cadang untuk jenis pesawat terbang yang berbeda.
Tempat duduk berkelas tunggal.
Hanya ada satu jenis kelas tempat duduk, yaitu kelas satu, dan
para penumpang bebas duduk di tempat duduk yang mereka pilih.
Jika penumpang ingin memiliki hak istimewa untuk memilih sendiri
tempat duduk, maka mereka dapat membeli Xpress boarding.
Prosedur Operasi Standar
SOP penting untuk memastikan kesamaan tingkat kompetensi
di antara semua staff. Dengan cara ini AirAsia dapat memastikan
kesamaan layanan di seluruh perusahaan.
Fasilitas Dasar
Bandara-bandara sekunder.
Maskapai berbiaya rendah biasanya terbang dari dan ke
bandara yang tidak termasuk bandara tersibuk, beroperasi dari
bandara sekunder lebih murah daripada di bandara utama yang
lebih besar dan bandara sekunder tidak begitu padat dan masa
perputaran pesawat terbang jauh lebih singkat.
Tidak disediakannya Lounge Bisnis.
Jaringan poin ke poin
LCC menghindari sistem hub-and-spoke dan merangkul jaringan
poin ke poin yang sederhana. Hampir seluruh penerbangan AirAsia

berjarak tempuh pendek (3 jam penerbangan atau kurang). Tidak


ada pengaturan yang dilakukan dengan perusahaan penerbangan
lain dalam hal penerbangan penghubung, kemungkinan pemindahan
penerbangan, atau pelabelan bagasi dan memindahkannya dari satu
penerbangan ke penerbangan lain.
Sistem distribusi andalan
LCC akan menjaga agar saluran distribusi menjadi sesederhana
mungkin dan akan meliputi seluruh spektrum profil para klien.
Misalnya, AirAsia dapat melayani penumpang Eropa yang paling
modern melalui penjualan lewat internet dan kartu kredit. Dan pada
saat yang sama, AirAsia telah menciptakan sistem untuk menjual
tiket ke lokasi-lokasi yang sangat jauh dan tak tersentuh teknologi
seperti di Myanmar.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita ketahui AirAsia melakukan
strategi bisnis sebagai berikut:
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Perkuat armada
Hingga saat ini, armada yang dimiliki AirAsia memang masih kalah
jika dibandingkan dengan Lion Air. Tapi maskapai asal Malaysia ini
tidak segan untuk membeli pesawat baru. Penambahan pesawat ini
dilakukan untuk menghubungkan AirAsia dengan daerah-daerah
tujuannya yang berada di berbagai negara.
Tambah rute penerbangan
Selain mendatangkan pesawat baru untuk memperkuat armadanya,
strategi lain adalah penambahan rute penerbangan lokal maupun
internasional.
Promosi tiket
Salah satu strategi bisnis AirAsia menguasai pasar penerbangan
murah adalah dengan promosi tiket penerbangan. Tiket penerbangan
murah masih menjadi daya tarik bagi penumpang.
Pasar Modal, BEI
Strategi lain yang diambil AirAsia untuk menancapkan kuku bisnisnya
di Indonesia adalah masuk ke pasar modal, yakni BEI. AirAsia
melakukan penawaran umum saham perdana (initial public
offering/IPO). Langkah IPO tersebut untuk menunjang ekspansi
perseroan yang berencana meningkatkan pendapat dari tahun-tahun
yang lalu.
Kualitas pelayanan
AirAsia beranggapan salah satu strategi untuk merebut hati
penumpang pesawat adalah peningkatan kualitas pelayanan.
Utamanya pada tingkat keamanan dan kenyamanan bagi calon
penumpang. Dengan ketepatan waktu penerbangan, mampu
membuat nyaman calon penumpang.
Kuasai Asia Tenggara
Sejak tahun 2001, AirAsia didirikan dengan dua pesawat saja. Yang
kemudian dilanjutkan dengan membangun hubungan dengan
Thailand, Indonesia, Filipina, dan Jepang. Setelah menguasai pasar
Malaysia, AirAsia beralih fokus ke pasar Indonesia, kemudian India
dan Myanmar. Dan sekarang Jepang akan menjadi sasaran berikutnya.

7.

Strategi marketing
AirAsia melakukan hubungan kerja sama dengan penyedia kartu
kredit karena dapat menghemat ongkos. Selain itu, maskapai ini juga
mengedepankan penjualan melalui internet. Terbukti penjualan
melalui internet meraup 65 persen dari total konsumen. AirAsia juga
membangun sedikit kantor penjualan dan tidak bekerjasama dengan
agen travel. Bahkan, tiket juga bisa dibeli melalui call centre.
Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini
akan tumbuh dan berkembang pesat. Dengan tiket promo yang murah
yang ditawarkan AirAsia, berlibur dapat menjadi suatu kebiasaan dan
hal tersebut dapat menguntungkan AirAsia yang sejak awalnya memiliki
image berlibur murah dengan tagline Now Everyone Can Fly. AirAsia
dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa pasarnya.

Anda mungkin juga menyukai