Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dampak fenomena iklim meliputi banjir dan kekeringan. Banjir adalah
tergenangnya lahan pertanian selama periode genangan dengan kedalaman
tertentu, sehingga menurunkan produksi pertanian, sedangkan kekeringan
adalah tidak terpenuhinya kebutuhan air mendukung proses produksi pertanian
secara optimal, sehingga menurunkan produksi pertanian. Banjir dan kekeringan
baik intensitas, frekuensi, durasi dan dampak yang ditimbulkan terus meningkat
sebagai perbandingan, pada tahun 1997 lahan sawah yang terkena banjir seluas
58.197 ha, sementara tahun 2006 meningkat seluas 322.476 ha (554%),
sedangkan untuk kekeringan, luas sawah yang terkena pada tahun 1998 seluas
161.601 ha dan meningkat tajam pada tahun 2006 dengan luas sawah yang
terkena mencapai 267.088 ha (60%). Tahun 1997 merupakan kejadian ekstrim
dengan adanya fenomena El-Nino kuat sehingga luas sawah yang terkena
kekeringan mencapai 517.614 ha
Salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
petani dalam pemahaman unsur-unsur iklim adalah Sekolah Lapangan Iklim
(SLI) yang merupakan modifikasi dari kegiatan SLI dengan memfokuskan
pembelajaran

melalui

kegiatan

praktek

langsung

di

lapangan

tentang

pengelolaan agroekosistem dari aspek iklim. Sekolah Lapang Iklim (SLI) adalah
sekolah lapang yang dilaksanakan di alam terbuka dengan memberdayakan
petani agar mampu membaca kondisi iklim serta kearifan lokal untuk
melaksanakan budidaya pertanian spesifik lokasi agar dapat meminimalisir
penurunan produksi pertanian akibat dampak fenomena iklim (banjir dan
kekeringan).
Kegiatan SLI yang dilaksanakan di Desa Raciwetan Kecamatan Bungah
merupakan salah satu agenda penting Dinas Pertanian Kabupaten Gresik yang
bersumber dana APBN tahun 2016 (Kementerian Pertanian) dalam rangka
pembangunan pertanian di wilayah sentra pangan yang sering mengalami krisis
air akibat dampak iklim yang terjadi.
Berkenaan dengan hal tersebut diataslah, maka penulis menganggap
perlu untuk menjadikan Kegiatan SLI yang sedang berlangsung tersebut menjadi
obyek atau sasaran sekaligus tema yang akan diangkat dari kegiatan Evaluasi

Penyuluhan Pertanian dalam rangka pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan III,


karena kegiatan PKL III tersebut merupakan kegiatan kurikuler yang wajib
dilaksanakan oleh semua mahasiswa Semester VI program D-IV Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Malang (STPP Malang)..

1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian dalam rangka Praktik
Kerja Lapangan III di Desa Raciwetan Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
tahun 2016 ini, adalah :
1. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan Evaluasi Penyuluhan Pertanian
berdasarkan tujuh tahapan evaluasi yang merupakan kompetensi PKL III;
2. Mahasiswa mampu menilai seberapa jauh peningkatan pengetahuan,
Keterampilan dan sikap petani setelah mengikuti penyuluhan pertanian
dalam Sekolah Lapang Iklim;
1.3 Manfaat
Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian dalam rangka
Praktik Kerja Lapangan III di Desa Raciwetan Kecamatan Bungah Kabupaten
Gresik tahun 2016 ini :
1. Bagi penulis, pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian ini merupakan
bagian dari proses belajar yang harus ditempuh untuk mendapatkan banyak
pengetahuan mengenai tahapan evaluasi yang benar dan kegiatan kurikuler
wajib mahasiswa program D-IV STPP Malang:
2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya, khususnya dalam
pengembangan pertanian kedepan;
3. Bagi petani selaku peserta, dapat menginformasikan sejauhmana peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dalam kegiatan SLI ini;

BAB II
TINJAUNAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi Penyuluhan Pertanian
1.

Pengertian Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi merupakan sebuah kegiatan untuk menentukan seberapa
jauh suatu hal itu berharga, bermutu, dan bernilai.Jadi evaluasi mengandung
dua unsur utama yaitu menilai dan mengukur (Thomas, 2005 dalam Cezka,
2011).
Menurut Pusat Penyuluhan Departemen Pertanian (1995) dalam
Cekza (2011) penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian atas suatu
kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi
secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil, dan dampak
kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian hasil
kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya dari
suatu kegiatan. Sedangkan menurut Padmowihardjo (1996) dalam Cekza
(2011) evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis
untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan
program penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil
keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan
yang dilakukan.
Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian terhadap
suatu program penyuluhan pertanian oleh seorang evaluator melalui sebuah
rangkaian proses sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil,
dan dampak kegiatan penyuluhan pertanian sehingga dapat ditarik
kesimpulan

yang

selanjutnya

digunakan

untuk

perencanaan

dan

pengembangan kegiatan penyuluhan pertanian.


2.

Tujuan Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Menurut Wikipedia (2014) tujuan evaluasi penyuluhan pertanian
adalah: (a) Untuk menentukan sejauh mana kegiatan penyuluhan pertanian
dapat dicapai yang ditandai dengan perubahan perilaku petani yang menjadi
sasaran didik dari kegiatan penyuluhan pertanian, (b) Didapat keteranganketerangan dari lapangan yang dapat digunakan untuk penyesuaian program
penyuluhan pertanian yang sedang berjalan, (c) Untuk mengukur keefektivan

dari metode dan alat bantu yang digunakan dalam melaksanakan


penyuluhan pertanian,(d) Untuk mendapatkan data laporan tentang hal-hal
yang terjadi di lapangan,

(e) Untuk memperoleh landasan bagi program

penyuluhan pertanian,(f) Memberikan kepuasan bagi psikologis orang-orang


yang terlibat di dalam program penyuluhan pertanian.
Menurut Arikunto (2002) dalam Wae (2013), ada dua tujuan evaluasi
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan umum diarahkan kepada
program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan
pada masing-masing komponen. Menurut Crawford (2000) dalam Wae
(2013), tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah: (a) Untuk mengetahui
apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan,
(b) Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil, (c)
Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan, (d) Untuk
memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan
bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu,
yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis (Wae,
2013).
3.

Manfaat Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Manfaat evaluasi penyuluhan pertanian antara lain: (a) Untuk
mengetahui, sampai sejauh mana tujuan dari program yang dapat dicapai,
(b) Untuk mencari bukti, apakah perubahan-perubahan yang terjadi sesuai
dengan sasaran yang diinginkan, (c) Untuk mengetahui, segala kegiatan
yang dihadapi atau dijumpai berkaitan dengan pencapaian tujuan, (d) Untuk
mengukur keefektivan dan efisiensi metode atau sistem kerja penyuluhan
pertanian yang dijalankan (Annonimus, Wikipedia. 2014).
Sedangkan menurut Erwin (2011) manfaat evaluasi penyuluhan
pertanian antara lain: : (a) menentukan tingkat perubahan perilaku petani
setelah penyuluhan dilaksanakan; (b) perbaikan program, sarana, prosedur,
pengorganisasian petani dan pelaksanaan penyuluhan pertanian; dan (c)
penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.

4.

Prinsip-prinsip Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Menurut Cekza (2011) prinsip-prinsip evaluasi yang merupakan
acuan dasar dalam melaksanakan evaluasi penyuluhan pertanian adalah
sebagai berikut: (a) Evaluasi harus berdasarkan fakta, (b) Evaluasi

penyuluhan merupakan bagian integral dari proses kegiatan atau program


penyuluhan,(c) Evaluasi hanya dapat dilakukan dalam hubungannya dengan
tujuan dari program penyuluhan bersangkutan, (d) Evaluasi penyuluhan
pertanian harus menggunakan alat ukur yang berbeda, untuk mengukur
tujuan evaluasi yang berbeda pula, (e) Evaluasi penyuluhan pertanian perlu
dilakukan

terhadap hasil-hasil kuantitatif dan kualitatif, (f) Evaluasi

penyuluhan pertanian harus dilakukan terhadap metode penyuluhan yang


digunakan, (g) Evaluasi perlu di pertimbangkan dengan teliti, (h) Evaluasi
harus dijiwai dengan prinsip mencari kebenaran.
5.

Karakteristik Proses Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Menurut Erwin dalam Budidarma (2012) proses evaluasi termasuk
evaluasi penyuluhan pertanian memiliki karakteristik sebagai berikut: (a)
evaluasi merupakan proses terstruktur, (b) evaluasi didasarkan pada
indikator yang dapat diamati, (c) evaluasi menganalisis hal-hal rumit menjadi
sederhana, (d) evaluasi menghasilkan informasi yang tidak memihak dan
disetujui semua orang dan keputusan yang andal masuk akal, (e) evaluasi
mengeliminir pengaruh pribadi evaluator.

6.

Jenis-jenis Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Menurut

Erwin

dalam

Budidarma

(2012)

jenis-jenis

evaluasi

penyuluhan pertanian antara lain:


a. Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusun
pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian
dapat diketahui : sejauhmana perubahan perilaku petani, hambatan yang
dihadapi petani, efektivitas program penyuluhan pertanian serta seberapa
jauh pemahaman masalah dan penyempurnaan kegiatan.
b. Evaluasi Program Penyuluhan
Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri
dengan

evaluasi

dan

dimulai

dengan

hasil

evaluasi

kegiatan

sebelumnya.Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat kembali


apakah suatu program atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan dan tujuan yang diharapkan. Dari kegiatan evaluasi
tersebut akan diketahui hal-hal yang telah dicapai, apakah suatu program
dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil evaluasi itu kemudian diambil keputusan,


apakah suatu program akan diteruskan, atau direvisi, atau bahkan diganti
sama sekali. Hal ini didasarkan pada pengertian evaluasi, yaitu suatu
proses pengumpulan informasi melalui pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tertentu untuk mengambil suatu keputusan.
Jadi, pada dasarnya evaluasi adalah suatu kegiatan yang menguji atau
menilai pelaksanaan suatu program.Evaluasi program biasanya dilakukan
untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka menentukan
kebijakan selanjutnya.Dengan melalui evaluasi suatu program dapat
dilakukan secara sistematis, rinci dan menggunakan prosedur yang
sudah diuji secara cermat.
Dengan metode tertentu akan diperoleh data yang handal, dapat
dipercaya sehingga penentuan kebijakan akan tepat, dengan catatan
apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut benar,
akurat dan lengkap. Adapun program itu sendiri diartikan segala sesuatu
yang dilakukan dengan harapan akan mendapatkan hasil atau pengaruh.
Jadi evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan

dengan

sengaja

untuk

melihat

tingkat

keberhasilan

program.Untuk melihat tercapai atau tidaknya suatu program yang sudah


berjalan diperlukan kegiatan evaluasi.
c. Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani
(kognitif,

afektif,

dan

psikomotor).Kognitif

adalah

kemampuan

mengembangkan intelegensia (pengetahuan, pengertian, penerapan,


analisis, sintesis). Afektif berupa: sikap, minat, nilai, menanggapi,
menilai/tata nilai dan menghayati. Psikomotor dapat diartikan sebagai
gerak motor berupa kekuatan, kecepatan, kecermatan, ketepatan,
ketahanan dan keharmonisan.
Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai
seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku
petani dan keluarganya.
d. Evaluasi Metode
Evaluasi metode yaitu evaluasi semua kegiatan penyuluhan
pertanian yang dilakukan penyuluh pertanian dalam rangka mencapai
perubahan perilaku sasaran.

e. Evaluasi Sarana Prasarana


Sarana dan prasarana adalah pendukung penyuluhan pertanian,
sangat

penting

dalam

kegiatan

penyuluhan

pertanian,

efektifitas

penyuluhan pertanian sebagian tergantung pada alat bantu penyuluh,


perlengkapan,

peralatan,

bahan-bahan

sarana

prasarana

yang

digunakan. Evaluasi sarana-prasarana pada dasarnya mengevaluasi


kesiapan

perangkat

sarana-prasarana

yang

menunjang

kegiatan

penyuluhan.
f. Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Dampak
Penyuluhan
Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian
dapat merupakan kombinasi dari beberapa macam/cara evaluasi, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih akurat, dan
lebih sahih dari pada evaluasi dengan menggunakan cara tunggal.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian merupakan
proses yang sistematis, sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh
evaluator melalui pengumpulan dan analisis informasi secara sistematik
mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan
penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk menilai relevansi,
efektifivas/efisiensi pencapaian/hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnya
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pada
perencanaan dan pengembangan kegiatan selanjutnya.
Evaluasi pelaksanaan atau evaluasi proses (on going evaluation)
ini dilaksanakan pada saat kegiatan sedang dilaksanakan. Fokus utama
evaluasi ini menyangkut proses pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan:
Tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan.
Kemungkinan keberhasilan kegiatan sebagaimana yang direncanakan.
Sejauh mana hasil yang diperoleh dapat memberi sumbangan kepada
tujuan pembangunan.
Tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan.
Tindakan-tindakan lain yang diperlukan sebagai pelengkap kegiatan
yang telah direncanakan.

7.

Langkah-langkah Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Menurut Erwin dalam Budidarma (2012), langkah-langkah evaluasi
penyuluhan pertanian yang dilakukan sebagai berikut:
a. Memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi.
Unsur-unsur tujuan penyuluhan antara lain: (a) Sasaran (S), (b)
Perubahan

perilaku

yang

dikehendaki

(P),

(c)

Materi

(M),

(d)

Kondisi/situasi (K)
Contoh: petani dapat melakukanpemupukan padi sawahsesuai S
M

dengan rekomendasi.
b. Menetapkan indikator-indikator untuk mengukur kemajuan-kamajuan
yang dicapai.
Indikator-indikatornya meliputi: (a) Indikator perubahan kognitif
meliputi: penguasaan pengetahuan (knowledge), penguasaan pengertian
(comprehension), kemampuan menerapkan (application), kemampuan
analisis

(analysis), kemampuan sintesis (synthesis), (b) Indikator

perubahan kemampuan afektif meliputi: menyadari atau mau memilih,


tanggap atau mau, yakin atau mau mengikuti, menghayati atau selalu
menerapkan, menghayati atau selalu menerapkan,
perubahan

psikomotor

kecermatan,

meliputi:

ketepatan,

kecepatan,

ketelitian,

(c) Indikator

kekuatan,

kerapihan,

ketahanan,

keseimbangan,

keharmonisan.
Contoh: Tujuan penyuluhan pertanian yang berhubungan psikomotor.
Petani dapat melakukan pemupukan padi sawahnya sesuai
dengan rekomendasi, indikator untuk mengukur kemajuan yang dicapai
adalah

kecepatan dan ketepatan, bukan mengenal jenis-jenis pupuk

(knowledge)

dan

menerangkan

kegunaan

pupuk-pengertian

(comprehension).
c. Membuat alat pengukur untuk mengumpulkan data
Alat pengukur yang dapat dipakai untuk mengukur data antara
lain: (a) Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengetahuan (daya
mengingat), (b) Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengertian, (c)
Pertanyaan-pertanyaan

untuk mengukur

kemampuan memecahkan

masalah, (d) Rating scale untuk mengukur ketrampilan atau kegiatankegiatan praktek,(e) skala sikap, (f) skala minat.

Membuat alat pengukur/instrumen evaluasi harus memenuhi


persyaratan alat ukur yaitu: (a) Kesahihan (validity): alat ukur yang
digunakan sesuai dengan obyek yang hendak diukur, (b) Keterandalan
(reliability): kemampuan alat ukur dapat digunakan orang lain dan
memperoleh hasil yang sama dalam situasi dan kondisi apapun, (c)
Obyektivitas (objectivity): alat ukur harus obyektif kongkret, jelas, hanya
memiliki satu interpretasi untuk menganalisis,(d) Praktis (practicability):
mudah digunakan efektif untuk bahan pengukuran dan bersifat efektif
untuk menganalisis, (e) Sederhana (simple): tidak terlalu rumit/kompleks
sehingga mudah di mengerti.
Alat pengukur evaluasi penyuluhan pertanian dapat berupa: (a)
Pertanyaan untuk mengukur pengetahuan yaitu pertanyaan untuk
mengukur tahu atau tidak tahu dan mengetahui atau tidak mengetahui
dengan seperangkat pertanyaan yang cukup pendek, (b) Pertanyaan
untuk mengukur pengertian. Pengertian mengacu pada kemampuan
intelektualitas seseorang,(c) Pertanyaan untuk mengukur kemampuan
untuk memecahkan masalah.
Ukuran yang digunakan berupa skala yaitu skala sikap atau skala
minat.Sikap (attitude) adalah kecenderungan untuk berbuat jika sudah
berbuat menjadi perilaku

(behavior), merupakan manifestasi dari

perilaku.Evaluasi terhadap sikap petani apakah menerima inovasi atau


menolaknya ini berhubungan dengan strategi penyuluhan pertanian. Alat
ukur untuk mengukur sikap antara lain: Skala Likert, Skala Gutman, Skala
Semantik Diferensial, dan Skala Nilai (Rating Scale).
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang atau sekelompok orang, tentang inovasi pertanian yang
direkomendasikan. Inovasi pertanian yang akan dievaluasi dijabarkan
menjadi unsur-unsur. Komponen-komponen yang dapat diukur, dan
dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen. Instrumen berupa butirbutir pertanyaan yang akan dijawab oleh responden.
Jawaban responden merupakan gradasi yang bergerak sangat
positif sampai sangat negatif dapat berupa kata-kata antara lain: sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju; atau:
sering kali, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah, dan tidak
pernah; atau: sangat positif, positif, netral, negatif, dan sangat negatif;

atau: baik sekali, baik, cukup, jelek, dan jelek sekali. Untuk analisis dapat
diberi skor dari 1 sampai dengan 5. Besarnya skor tergantung pernyataan
atau pertanyaan apakah mendukung (favorable) atau tidak mendukung
(un favorable).
Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju

(SS)

=5

Sangat Setuju

(SS)

=1

Setuju

(S)

=4

Setuju

(S)

=2

Netral

(N)

=3

Netral

(N)

=3

Tidak Setuju

(TS)

=2

Tidak Setuju

(TS)

=4

Sangat Tidak Setuju

(STS)

=1

Sangat Tidak Setuju

(STS)

=5

Skala Gutman memiliki kelebihan didapatkan jawaban responden


secara tegas yaitu dapat berupa: ya atau tidak, benar atau salah, positif
atau negatif. Skala Semantik Diferensial tersusun dalam garis kontinum,
dengan jawaban positif di sebalah kiri dan negatif di sebelah kanan. Skala
Semantik Diferensial, untuk mengukur sikap atau karakter tertntu yang
dimiliki

seseorang

terhadap

obyek

tertentu.

Responden

dapat

memberikan jawaban pada rentang positif atau negatif tergantung


persepsi mereka terhadap hal yang dinilai.
Skala Nilai/Rating Scale, data yang diperoleh bersifat kuantitatif,
responden langsung menjawab/memilih satu angka dari alternatif yang
ada. Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk menyukai
sesuatu hal, dibandingkan dengan hal yang lain. Skala minat dapat
berupa: (a) Check List, yaitu dengan cara meminta mereka memilih
hal/kegiatan yang mereka sukai, (b) Rangking/peringkat, yaitu meminta
mereka menyusun rangking tentang kegiatan yang akan dievaluasi dari
yang paling disukai sampai yang paling tidak disukai.
d. Menarik sampel dan melakukan pengumpulan data.
Ada beberapa macam cara menarik sampel, tergantung tujuan
dan

keadaan

populasinya.

Sample

hendaknya

benar-benar

menggambarkan /mewakili populasi yang dievaluasi. Sampel dalam


evaluasi

penyuluhan

pertanian

mengacu

pada

keterwakilan

dari

petani/kelompok tani yang merupakan sasaran penyuluhan.Sampel pada


prinsipnya harus mewakili populasi (reprensentatif) petani/kelompok tani
yang menerima penyuluhan.
e. Melakukan analisis dan interpretasi data.
10

Tahapan analisis dan interpretasi data antara lain: (a) melakukan


cleaning data dengan cara editing di lapangan, menghapus data yang
nyleneh (out lier), (b) melakukan coding, pemberian kode untuk
memudahkan pada saat memasukan data, (c) melakukan tabulasi (tally,
sheet, tabulasi sheet).
Analisis/interpretasi data dapat dilakukan dengan cara: (a)
persentase, (b) deskriptif (mean, modus, median, rerata, Standart
Deviasi), (c) statistik inferensial. Analisa data ini tergantung tujuan
evaluasi dan kesimpulan yang akan diambil serta pertimbanganpertimbangan

yang

akan

dihasilkan.

Pengolahan

data

dapat

memanfaatkan alat komputasi seperti Program Excel, Program SPSS,


atau dihitung secara manual dengan kalkulator. Hal yang perlu dipahami
dalam interprestasi hasil evaluasi adalah mengapa tujuan penyuluhan
tidak tercapai, tidak sesuai target, faktor-faktor-faktor apa saja yang
menghambat

dan

apa

yang

memperlancar,

serta

bagaimana

solusinya/saran perbaikannya pada waktu yang akan datang. Hasil


evaluasi ini bermanfaat untuk perbaikan program yang akan datang
datang dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh
pembuat kebijakan di bidang penyuluhan/pembangunan pertanian.
f. Pelaporan
Penulisan laporan evaluasi pada prinsipnya tidak berbeda dengan
penulisan laporan penelitian pada umumnya, baik dalam sistematika
maupun pokok-pokok isi laporan yang disampaikan.Bahasa serta tata
tulis yang digunakan lebih populer, mudah dipahami karena para
pembaca laporan evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat pendidikan
dan pengalaman. Format/sistematika Laporan Evaluasi Penyuluhan
dalam prakteknya dapat diadaptasikan sesuai kebutuhan lembaga / di
lapangan dan maksud / tujuan dari evaluasi itu sendiri.
2.2 Sekolah Lapang Iklim
1.

Dampak El Nino Pada Pertanian


Secara umum, ada tiga pengaruh El Nino terhadap kondisi musim
Indonesia. Pertama, musim hujan lebih lambat datang. Kedua, musim hujan
berakhir lebih cepat dari biasanya. Ketiga, hujan yang sangat jarang di
musim kemarau. Akibatnya, risiko terjadinya kekeringan meningkat. Kondisi

11

sebaliknya terjadi saat La Nina berlangsung. Di Jawa, ketika ada El Nino,


kegagalan panen padi umumnya terjadi saat musim tanam kedua karena
musim hujan berakhir lebih cepat dan curah hujan yang sangat sedikit di
musim kemarau. Ketersediaan air irigasi juga menurun. Contohnya di
Indramayu, Jawa Barat. El Ninotahun 1997 menyebabkan 47.995 hektar
tanaman padimengalami kekeringan. Sementara El Nino tahun 2003
menyebabkan kekeringan 7,896 hektar tanaman padi. Di dua tahun itu,
curah hujan di musim hujan justru sangat tinggi melebihi batas normal.
Namun saat kemarau, curah hujan turun jauh di bawah normal. Puso atau
kegagalan panen akibat kekeringan meluas selama JuniAgustus.
2.

Pemanfaatan Teknologi dan Informasi Prakiraan Iklim


Dengan semakin majunya sistem pengamatan iklim global dan
teknologi prakiraaan iklim, kemampuan untuk memperkirakan kejadian iklim
ekstrem saat ini sudah sangat baik. Teknologi saat ini sudah mampu
memprediksi dengan tepat kondisi iklim suatu musim sejak 26 bulan
sebelumnya. Namun,

pemanfaatan informasi prakiraan iklim oleh petani

untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gagal panen iklim ekstrem


masih sangat rendah.
Penyebab utama rendahnya pemanfaatan informasi prakiraan iklim
adalah belum ada sistem penyebarluasan informasi iklim yang efektif bagi
petani. Tantangan lain adalah bagaimana menyampaikan informasi prakiraan
iklim yang mudah dimengerti petani supaya mereka bisa memanfaatkannya
untuk menyusun strategi budi daya dan langkah operasional lainnya.
Dengan begitu dampak negatif dari iklim ekstrem dapat diminimalkan atau
dihindari.
3.

Sejarah sekolah lapang iklim


Konsep SLI diadopsi dari Sekolah Lapangan Petaniyang didesain
untuk Pengelolaan
meningkatkan

Hama Terpadu (SLPHT).Tujuan SLI adalah (a)

pengetahuan

petanitentang

iklim

dan

kemampuannya

mengantisipasi kejadianiklim ekstrem, (b) membantu petani mengamati


unsuriklim dan menggunakannya dalam mendukung usahatani mereka,
serta (c) membantu petani menerjemahkaninformasi prakiraan iklim untuk
menyusun strategi budidaya lebih tepat.Program SLI didesain Institut
Pertanian Bogor (IPB) sejak tahun 2003 melalui kerja sama dengan
Pemerintah Daerah Indramayu, Departemen Pertanian, Badan Meteorologi

12

dan Geofisika (BMG), dengan dukungan dari Asian Disaster Preparedness


Centre (ADPC) dan kemudian oleh International Research Institute for
Climate and Society (IRI)- University of Columbia. SLI pertama kali
dikembangkan di tiga kecamatan di Indramayu yaitu di Kandang Haur (Desa
Karang Mulya), Juntinyuat (Desa Junti Kedokan), dan Losarang (Desa
Tanjeng).Penyebaran informasi iklim ke petani melalui proses yang sama
seperti teknologi lainnya. Petani harus diyakinkan berdasarkan pengalaman
sendiri bahwa penggunaan informasi iklim dapat mengurangi tingkat
kegagalan usaha tani dan memberikan keuntungan lebih besar.
Oleh karena itu, SLI dilakukan di lapangan dalam bentuk kegiatan
simulasi dan diskusi interaktif antara pemandu lapangan dengan petani.
Materi simulasi disusun menggunakan pengalaman petani sesuai kondisi
daerah masing-masing. Materi SLI tahap pertama yang dikembangkan di
Indramayu terdiri dari empat komponen sebagai berikut. 1. Materi tentang
konsep dasar prakiraan musim Misalnya konsep peluang, istilah dalam
prakiraan

musim,

informasi prakiraan

yang

dikeluarkan

BMG,

dan

pergeseran musim terkait dengan perubahan pola tanam. 2. Materi tentang


pemanfaatan data historis pertanian Seperti data kejadian kekeringan, banjir,
dan panen, untuk menilai dampak dari keragaman iklim atau kejadian iklim
ekstremkhususnya kekeringan dan banjirdi daerah itu dan pengenalan
beberapa teknologi

sederhana untuk mengatasi kekeringan,

seperti

pemanenan air hujan. 3. Materi tentang pemanfaatan informasi prakiraan


iklim Misalnya untuk menentukan strategi pola tanam dan rotasi tanaman. 4.
Materi tentang pendugaan nilai ekonomi informasi prakiraan iklim.
Hasil evaluasi terhadap 90 petani peserta SLI menunjukkan bahwa
lebih dari 70 persen peserta menyatakan pengetahuan mereka tentang
cuaca maupun iklim meningkat secara signifikan. Begitu pula kemampuan
mereka dalam memanfaatkan pengamatan dan prakiraan iklim untuk
mendukung kegiatan budidaya. Petani juga makin sadar pentingnya bekerja
dalam kelompok untuk mengatasi masalah iklim.

BAB III

13

METODE PELAKSANAAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Penyuluhan Pertanian dalam
rangka Praktik Kerja Lapangan (PKL) III berada di Desa Raciwetan Kecamatan
Bungah Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi Penyuluhan Pertanian dalam rangka Praktik Kerja Lapangan (PKL) III
dimulai pada tanggal 13 April 2016 sampai dengan 12 Juni 2016.
3.2 Pelaksanaan Evaluasi
1.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam kegiatan Evaluasi ini dipilih secara purposive
sampling (sengaja) yaitu sengaja memilih petani yang telah menjadi anggota
kelompok tani Raciwetan makmur dan lahan usahataninya berada dalam
satu wilayah. Jumlah anggota kelompok tani Raciwetan makmur adalah 50
orang.
Untuk metode deskriptif, jika jumlah populasi lebih besar maka bisa
mengambil sampel 10% dari populasi dan dianggap sebagai jumlah paling
minimal, tetapi jika jumlah populasinya lebih kecil/sedikit maka boleh
mengambil sampel 50% dari jumlah keseluruhan populasi. Dengan
demikian, maka jumlah sampel sebanyak 25 orang.

2. Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah :
a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan tehnik
wawancara dengan menggunakan kuisoner/angket.
b. Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan dari instansi atau lembaga
yang berkaitan dengan evaluasi, dengan cara mencatat langsung data
yang bersumber dari dokumentasi yang ada.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Data yang

diperlukan

dalam

evaluasi

ini

dikumpulkan

dengan

menggunakan tehnik sebagai berikut :


a. Wawancara, yaitu pengumpulan data secara langsung melalui tanya
jawab dengan responden petani peserta SLI dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan.

14

b. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada


sasaran evaluasi selama mengikuti SLI untuk mendapatkan data tertentu.
c. Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoeh melalui pencatatan.
4. Tehnik Analisis Data
Tehnik

Analisis

Data

adalah

kegiatan

interpretasi

atau

menerjemahkan data yang terkumpul sehingga mudah untuk dimengerti dan


dipahami yang kemudian melahirkan informasi berupa hasil dan kesimpulan.
Metode yang dilakukan dalam menganalisis data, adalah :
a. Untuk mengetahui distribusi antara karakteristik petani peserta SLI
dengan tingkat adopsi yang meliputi : pendiddikan, umur, partisipasi
kehadiran dsb digunakan analisis melaui tabel distribusi frekuensi.
b. Untuk mengetahui tingkat signifikasi hubungan antara Petani peserta SLI
dengan

tingkat

adopsi

berupa

komponen

materi

SLI

seperti

pengetahuan tentang iklim, penetapan pola tanam, pengenalan dan cara


penggunaan agen hayati, dan pengelolaan / pengembangan tanaman
padi melalui uji regresi sederhana dengan aplikasi SPSS (dengan
indikator nilai sig nya) ;
4. Pengukuran Variabel
Pengukuran Variabel adalah pengukuran yang dilakukan terhadap
variabel yang hendak diukur dari sasaran atau obyek evaluasi. Metode yang
dilakukan menggunakan uji validitas dan reliabilitas variabel dengan aplikasi
SPSS ataupun manual dengan rumus perhitungan korelasi Pearson Product
Moment untuk validitasl, dan uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach.

15

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum Kecamatan Bungah


1. Geografis
Secara geografis Kecamatan Bungah termasuk wilayah Gresik bagian
utara, dimana memiliki batas wilayah seperti :
Sebelah Utara

: Kecamatan Sidayu

Sebelah Timur

: Selat Madura

Sebelah Selatan

: Kecamatan Manyar

Sebelah Barat

: Kecamatan Dukun

Gambar. 1 Peta Kecamatan Bungah.

KEC. SIDAYU
SELAT MADURA

KEC. DUKUN
ETERANGAN
001 Sidomukti
002 Mojopurogede
003 Mojopurowetan
004 Melirang
005 Sidorejo
006 Masangan
007 Sukowati
008 Bungah
009 Sukorejo
010 Bedanten
011 Watuagung

KEC. MANYAR
012 Kramat
013 Tanjung Widoro
014 Sungonlegowo
015 Indrodelik
016 K i s i k
017 Abar-abir
018 Sidokumpul
019 Raciwetan
020 Pegundan
021 Kemangi
022 Gumeng

Sumber : Data BPS Kabupaten Gresik Tahun 2015


Berdasarkan Gambar. 1 diatas Kecamatan Bungah dikelilingi oleh
tiga Kecamatan yaitu : Sidayu, Manyar, dan Dukun serta terdiri dari 22 desa
dengan

nama-nama

seperti

tercantum

diatas.

Berdasarkan

Kantor

Pertanahan, ketinggian tanah di Kecamatan Bungah berada pada 5 mdpl


hingga 50 mdpl. Banyaknya bulan basah dan kering selama tahun 2015 relatif

16

seimbang dengan total 3-6 bulan. Adapun keadaan iklim berupa curah hujan
dan rata-rata curah hujan per harinya terekap dalam Tabel.1 berikut ini.
Tabel. 1 Jumlah curah hujan, hari hujan dan rata-rata curah hujan per hari
Kecamatan Bungah tahun 2015
Curah
Hari
Rata-rata per
No
Bulan
Hujan (mm)
Hujan
hari (mm)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Januari
248
11
129,50
2.
Pebruari
153
9
81,00
3.
Maret
191
8
99,50
4.
April
220
8
114,00
5.
Mei
121
7
64,00
6.
Juni
46
5
25,50
7.
Juli
2
2
2,00
8.
Agustus
9.
September
10. Oktober
11. Nopember
23
3
13,00
12. Desember
178
8
93
Jumlah
1.182
61
Sumber : Data BPS Kecamatan Bungah dalam angka 2015

19,38

Berdasarkan Tabel.1 diatas dimana jumlah curah hujan 1.182 mm


dengan jumlah hari hujan 61 hari/tahun serta rata-rata per hari adalah 19,38
mm maka terlihat prosentase hari hujan dalam setahun hanya 16,71 % saja
yang artinya sebanyak 83,29 % hari adalah kering atau tidak hujan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah pasokan air bagi
pengairan pertanian di Kecamatan Bungah sangat tergantung pada debit air
yang masih tersisa pada embung dan sungai primer (bengawan solo).
Hal ini semakin menjelaskan bahwa keberadaan Sekolah Lapang
Iklim

memang

dibutuhkan

dalam

rangka

membantu

petani

untuk

mengantisipasi dampak iklim ekstrim baik kekeringan maupun hujan yang


berlebihan.
Gambar 2. Luas Wilayah Kecamatan Bungah
1431,02

387,78

977,95

977,95

3507,96

1638,73

Sumber : Data BPS Kecamatan Bungah tahun 2015

17

Berdasarkan Gambar. 2 diatas terlihat bahwa penggunaan terbanyak


adalah untuk tambak, disusul tanah sawah, lain-lain, tegal/kebun, hutan
Negara serta pekarangan. Hal ini mengindikasikan bahwa letak geografis
Kecamatan Bungah di pesisir utara laut jawa mempengaruhi

pola usaha

masyarakatnya. Untuk luas secara keseluruhan tentang penggunaan lahan


dapat dilihat pada Tabel. 2 berikut ini :
Tabel. 2 Luas Wilayah Kecamatan Bungah menurut desa/kelurahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Desa /
Tanah
Tanah
Tanah Pekar Hut
Sidomukti
67,44
81,69
8,98
Kelurahan
Sawah Tamba Kering
anga
an
Mojopuro Gede 106,27
63,81
18,86
Mojopuro
117,40
37,50
29,25
Melirang
153,37
179,89 51,30
Wetan
Sidorejo
4,44
18,00
4,00
Masangan
66,01
246,35 16,27
Sukowati
18,50
16,75
5,25
Bungah
36,91
218,07 16,50
Sukorejo
19,03
31,82
5,77
Bedanten
60,96
930,50
62,10
15,45
Watuagung
247,59
99,25
38
Kramat
95,25
131,02 34,07
Tanjung Widoro
715,29
4,37
11,87
Sungon
10,00
10077,
44,36
82,86
Indrodelik
63,13
71,5
106,35
9,35
Legowo
4
Kisik
32,00
11,93
170,15
4
Abar abir
25,49
45,06
5,01
Sidokumpul
77,40
49,19
5,24
Raciwetan
169,60
90,00
11
Pegundan
18,29
4,24
Kemangi
184,04
5,11
Gumeng
33
33
5,40
Jumlah
1.027, 3.507,9 1.638,7 387,7
Sumber : Data BPS Kecamatan
Bungah
dalam
angka
95
6
3
8 2015

Lain
93,01
lain
140,87
12,47
151,34
4,75
17,60
4,06
3,75
21,55
189,42
5
52,78
6,50
42,93
19,59
16,49
37,28
4,86
141,59
90,45
177,85
146,88
1.381,0

Jumlah
251
330
197
536
31,19
346
45,56
275
78,17
1258
390
313
738
1258
270
235
113
137
412
113
367
251
7.943

2
Dari Tabel. 2 diatas desa Raciwetan merupakan daerah dengan luas

tanah sawah tertinggi walaupun total luasan hanya ketiga, namun ini
menandakan bahwa pemilihan lokasi sekolah lapang cukup mewakili karena
merupakan daerah lumbung pangan di Kecamatan Bungah.
2. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk tiap desa di Kecamatan Bungah menurut jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah berikut ini :

18

Tabel. 3 Keadaan Penduduk menurut jenis kelamin


Perempuan
No
Desa / Kelurahan
Laki - laki
1
Sidomukti
1281
1197
nn
2
Mojopuro Gede
2381
2356
3
Mojopuro Wetan
1522
1480
4
Melirang
3075
3112
5
Sidorejo
586
568
6
Masangan
1612
1588
7
Sukowati
662
659
8
Bungah
3748
3730
9
Sukorejo
1199
1179
10
Bedanten
1737
1711
11
Watuagung
1483
1479
12
Kramat
1598
1536
13
Tanjung Widoro
2344
2297
14
Sungon Legowo
2917
2969
15
Indrodelik
1569
1584
16
Kisik
922
894
17
Abar abir
1011
1040
18
Sidokumpul
705
684
19
Raciwetan
677
663
20
Pegundan
671
649
21
Kemangi
961
926
22
Gumeng
1160
1096
Jumlah
33821
33397
Sumber : Data BPS Kecamatan Bungah dalam angka 2015

Jumlah
2478
4737
3002
6187
1154
3200
1321
7478
2378
3448
2962
3134
4641
5886
3153
1816
2051
1389
1340
1320
1887
2256
67218

Dari Tabel. 3 diatas menggambarkan bahwa jumlah sumberdaya


manusia menurut jenis kelamin untuk desa Raciwetan memang tergolong
masih rendah dan sedikit dibandingkan dengan desa lainnya, namun hal ini
bukanlah salah satu tolok ukur pertimbangan dalam CPCL lokasi
pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim di Kecamatan Bungan tahun 2016 ini.
Gambar. 3 Jumlah penduduk bekerja menurut lapangan usaha

Sumber : Data BPS Kecamatan Bungah dalam angka 2015

19

Pada bagian ini dapat dikatakan bahawa lapangan usaha di bidang


pertanian ternyata masih primadona atau juga merupakan lapangan usaha
primer bagi penduduk bekerja di seluruh Kecamatan Bungah dengan jumlah
7481, diikuti bidang perdagangan sejumlah 3265, bidang industri sejumlah
2859, bidang lainnya 2424, jasa berjumlah 1764, dan terakhir adalah kontruksi
hanya 2 orang saja.
3. Keadaan Pertanian
Salah satu sektor utama dalam pembangunan di pedesaan adalah
sector pertanian. Keadaan pertanian di Kecamatan Bungah meliputi
penggunaan lahan pertanian, dan kelembagaan pertanian.
a. Penggunaan lahan pertanian
Kegiatan pertanian mempunyai peranan penting dalam memenuhi
kebutuhan pangan. Kondisi pertanian yang baik harus didukung dengan
ketersediaan lahan pertanian yang cukup, inovasi atau teknologi yang tepat
guna dan sumber daya manusia yang baik. Luas penggunaan lahan
pertanian berdasar jenis irigasi terdapat pada Tabel. 4 dibawah berikut ini :
Tabel. 4 Luas Lahan Sawah menurut jenis irigasinya
No
Desa / Kelurahan
Tadah
Irigasi
hujan
sederhana
1
Sidomukti
67,44
2
Mojopuro Gede
106,27
3
Mojopuro Wetan
117,40
4
Melirang
143,46
9,91
5
Sidorejo
4,44
6
Masangan
66,01
7
Sukowati
18,50
8
Bungah
0,91
36,00
9
Sukorejo
19,03
10
Bedanten
45,96
15,00
11
Watuagung
12
Kramat
13
Tanjung Widoro
14
Sungon Legowo
10,00
15
Indrodelik
18,00
45,13
16
Kisik
15,00
17,00
17
Abar abir
25,49
18
Sidokumpul
77,40
19
Raciwetan
169,60
20
Pegundan
21
Kemangi
22
Gumeng
Jumlah
904,91
123,04
Sumber : Data Kecamatan Bungah dalam angka 2015

20

Jumlah
67,44
106,27
117,40
153,37
4,44
66,01
18,50
36,91
19,03
60,96
10,00
63,13
32,00
25,49
77,40
169,60
1027,95

Pada Tabel. 4 diatas terlihat bahwa desa Raciwetan memiliki luasan


penggunaan sawah tadah hujan cukup tinggi, dimana masalah air
merupakan suatu hal yang sangat prioritas, sehingga penerapan
pelaksanaan SLI dirasa cukup mewakili tentang kondisi ke kritisan lahan
dimana petani diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan ketrampilan
dalam membaca perubahan cuaca dan kondisi lahan yang ada dengan
mensiasati kapan mulai menanam dan jenis tanaman apa yang bisa
diusahakan dan cocok bagi kondisi yang sedang melanda.
b. Kelembagaan Pertanian
Kelembagaan di bidang pertanian yang ada di Kecamatan Bungah
yaitu Gapoktan, Kelompok tani, dan kelompok penambak ikan. Mengenai
jumlah anggota dan sebagainya dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar. 4 Grafik Kelembagaan petani
.
4,67 %
20,56%

56,07%
18,69%

Sumber : Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bungah 2016


Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang paling banyak
dengan jumlah 60 kelompok, diikuti oleh Gapoktan dengan jumlah 22 dan
Kelompok penambak ikan 20 serta kelompok nelayan dengan 5 kelompok
saja.
c. Produktivitas padi
Produktivitas padi menurut luasan panen tanaman padi di Kecamatan
Bungah dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :

21

Tabel. 5 Luas Panen dan Produksi padi menurut desa/kelurahan


Desa /
Padi Sawah
Padi Ladang
Kelurahan
Luas (Ha) Prod (Ton) Luas (Ha) Prod (Ton)
1
Sidomukti
133,40
8125
2
Mojopuro
180,00
10964
Gede
3
Mojopuro
84,00
5116
Wetan
4
Melirang
234,60
14289
5
Sidorejo
16,80
1023
6
Masangan
143,60
8747
7
Sukowati
36,00
2193
8
Bungah
73,80
4495
9
Sukorejo
38,00
2315
10 Bedanten
30,00
1827
11 Watuagung
12 Kramat
13 Tanjung
Widoro
14 Sungon
Legowo
15 Indrodelik
63,10
3843
5,00
304,55
16 Kisik
113,80
6932
17 Abar abir
189,00
11512
18 Sidokumpul
180,00
10964
19 Raciwetan
405,70
24711
20 Pegundan
21 Kemangi
22 Gumeng
Jumlah
1921,80
117056,00
5,00
304,55
Sumber : Data BPS Kecamatan Bungah dalam angka 2015
No

Walaupun dari luasan dan produktivitas tanaman pangan padi desa


Raciwetan masih yang tertinggi dibandingkan dengan desa lainnya se
Kecamatan

Bungah,

namun

untuk

rata-rata

produktivitas

bila

dibandingkan dengan luasan lahan maka yang tertinggi prosentasenya


adalah desa Abar-abir dan desa Sidokumpul.
d. Ketenagaan Penyuluh
Kelembagaan penyuluh pertanian di kantor BP3K Kecamatan
Bungah memiliki beberapa tenaga yang terbagi dalam tugas pokok dan
fungsi masing-masing sesuai dengan SK yang mereka terima dari
Pemerintah Kabupaten Gresik, Berikut dapat kita lihat komposisi tenaga
penyuluh dan tenaga teknis yang ada di BP3K Kecamatan Bungah
seperti pada Tabel. 6 berikut :

22

Tabel. 6 Data Ketenagaan Penyuluh Pertanian


Penyuluh
No
1.

BP3K

Petugas Teknis

IB

PHP

BP
S
1

Jumlah
2
2
3
1
1
2
Sumber : Data BPS Kecamatan Bungah dalam angka 2015

Bungah

PNS

THL

Swadaya

TPH NAK BUN

Petugas Teknis

Dari Tabel. 6 diatas dapat kita lihat jumlah personel dari tenaga
penyuluh PNS ada 2 orang, THL 2 orang, Penyuluh Swadaya 3 orang,
Petugas TPH 1 orang, Petugas NAK 1 orang, Petugas IB 2 orang, Petugas
PHP 1 orang, Petugas BPS 1 orang. Hanya petugas teknis BUN yang
belum terisi, namun begitu secara komposisi semua petugas penyuluh dan
teknis yang dibutuhkan di lapangan semua terisi, walaupun secara
kwantitas masih kurang. Karena khusus untuk tenaga penyuluh yang
berjumlah 4 orang saja maka dapat dibayangkan bahwa mereka memiliki
daerah binaan paling sedikit 4-5 desa sedangkan untuk tenaga teknis
mereka harus memegang daerah binaan 1 kecamatan atau 22 desa itu.
Sungguh bukan suatu komposisi dari kondisi yang ideal bagi usaha
pembangunan pertanian di Kecamatan Bungah, namun begitu secara
kualitas belum tentu juga kompetensi mereka berada dibawah rata-rata,
atau setidaknya daerah binaan tidak terlalu terabaikan dengan kondisi ini.
e. Rekapitulasi Usaha Kelompok Kecamatan Bungah
Terkait usaha kelompok di Kecamatan Bungah karena letak geografis
dan kontur tanah serta kondisi cuacanya maka usahatani secara mayoritas
yang dilakukan adalah tanaman padi, polowijo dan tambak, dan hal ini
dapat kita lihat pada Tabel. 7 dibawah ini ;

23

Tabel. 7 Rekapitulasi Usaha Kelompok Tani dan Pokdakan


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Desa

Jumlah
Kelompok

Bungah
Sukowati
Masangan
Sidorejo
Raciwetan
Abar-abir
Pegundan
Gumeng
Sidokumpul
Kemangi
Melirang
Mojopuro Wetan
Mojopuro Gede

2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
4

Jenis Usaha
Padi / Polowijo
Padi / Polowijo
Padi / Polowijo
Padi / Polowijo
Padi
Padi / Polowijo
Tambak
Tambak
Padi / Polowijo
Tambak
Padi / Polowijo
Padi / Polowijo
Padi/Polowijo/Tambak

14
15
16
17
18
19
20
21
22

Sidomukti
4
Padi/Polowijo/Tambak
Sukorejo
2
Padi / Polowijo
Bedanten
2
Padi/Polowijo/Tambak
Sungon Legowo
2
Tambak
Kisik
3
Padi/Polowijo/Tambak
Indrodelik
5
Padi/Polowijo/Tambak
Kramat
4
Tambak
Watu Agung
4
Tambak / Polowijo
Tanjung Widoro
1
Tambak
Jumlah
58
Sumber : Data BPS Kecamatan Bungah dalam angka 2015

Luas
Areal/Po
pulasi
(Ha)
40
25
88,64
8,9
260
58
80
241,40
115
328,74
192,94
21,51
41,48/21
2
64/79
17,38
41/620
580
50/54
64/128
220
259/41
615

Dari Tabel. 7 diatas terlihat bahwa desa Raciwetan dengan 3


kelompok tani yang mengusahakan komoditas padi memiliki luasan
populasi yang tertinggi se Kecamatan Bungah, maka lokus SLII
diselenggarakan disana merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam
rangka menyelamatkan sumber / lumbung pangan dari Kecamatan Bungah
agar tidak mengalami penurunan dan kehilangan produktivitas pangan
karena pengaruh dampak iklim seperti kekeringan dan banjir.
4.2 Tahapan Evaluasi SLI
1. Menetapkan Tujuan Evaluasi
Dalam menetapkan tujuan evaluasi dalam rangka Praktik Kerja
Lapangan III di Desa Raciwetan Kecamatan Bungah ini evaluator sengaja
memilih pada Lingkup Penyelenggaraan dengan Aspek Pelaksanaan dasar
pertimbangan penetapan karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, biaya,
dan sumberdaya lainnya. Maka evaluator mengambil dan menetapkan tujuan
24

evaluasi SLI di Desa Raciwetan Kecamatan Bungah tahun 2016 ini adalah
untuk dapat Mengukur dan menilai sejauh mana tingkat efektivitas
penyelenggaraan SLI tersebut?
Adapun penjelasan hal tersebut seperti terlihat pada Tabel. 8 berikut ini :
Tabel. 8. Lingkup dan Aspek Tujuan Evaluasi
No Lingkup
1.

2.

Aspek
Perencanaan
Sasaran
kegiatan
adalah
kelompok
tani

Aspek
Pelaksanaan
Kelembagaan
Perwakilan
kelompok
mampu
mengikuti
setiap
sesi
sekolah
lapang
dan
pelatihan
Ketenagaan
Pelaksana
Materi dalam
kegiatan
setiap
sesi
adalah
pertemuan
penyuluh
disesuaikan
dan
dengan
penyuluh
kompetensi
swadaya
penyuluh
Penyelenggaraan Materi
dan Materi
silabus
diberikan
dibuat
berupa
berdasarkan pemaparan
kemampuan dan tugas
peserta
Sarana
dan Bahan dan Menggunakan
Prasarana
alat pelatihan bahan
dan
penyuluhan
merupakan
alat
yang
sarana
sesuai
pendukung
dengan
prioritas
kondisi
lapangan
Sumber : Data Primer Olahan, 2016

Aspek Output
Meningkatnya
PKS
perwakilan
masing-2
kelompok

Aspek
Dampak
Mampu
meningkatkan
nilai ekonomi
atau
kesejahteraan
peserta
pelatihan

Mampu
meningkatkan
PKS peserta
dalam adopsi
inovasi

Terjalin
hubungan
sosial
yang
semakin inten
dengan
pelaku utama

Materi
mampu
diterima dan
diadopsi oleh
setiap
peserta
Bahan
dan
alat
penyuluhan
mampu
mendukung
pelaksanaan
kegiatan

Adanya
perubahan
sikap peserta
setelah
mengikuti
pelatihan ini
Bahan
dan
alat
yang
digunakan
mampu
didapatkan
dan
terjangkau

Memilih metoda evaluasi


Secara umum metode yang digunakan dalam evaluasi yaitu metode
kuantitatif, metode kualitatif, dan metode campuran. Penggunaan metode
evaluasi tersebut disesuaikan dengan jenis data yang hendak dijaring,
sumber informasi dan waktu yang diperlukan dalam melaksanakan evaluasi.
Metode yang digunakan dalam evaluasi kali

ini adalah metode

kualitatif. Alasan penggunaan adalah menjelaskan aspek output / produk


dan sikap. Dampak evaluasi ditentukan dengan pengambilan data dan

25

membandingkan data awal dan akhir pada 20 responden (anggota kelompok


tani). Sehubungan dengan itu, aspek instrumen evaluasi untuk produk
keluaran dan sikap dirancang dengan skala likert. Jawaban responen
(skor) ditabulasikan dan dikategorikan, sehingga menghasilkan kategori
sangat baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk. Penggunaan skala likert
adalah untuk

mengukur

sekelompok

orang,

sikap,
tentang

pendapat,
inovasi

persepsi
pertanian

seseorang
yang

atau

nantinya

direkomendasikan. Menurut Sugiyono (2007), skala likert digunakan untuk


mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Hal ini akan di evaluasi dijabarkan menjadi unsurunsur, komponen-komponen yang dapat diukur dan dijadikan titik tolak untuk
menyusun instrumen.
3. Mempersiapkan instrumen evaluasi
Untuk mempersiapkan instrumen evaluasi maka evaluator melakukan
beberapa tahapan antara lain:
a. Melakukan pengkajian data sekunder;
b. Menetapkan variabel, indikator, kisi-kisi instrumen, dan penyusunan butir
soal/item kuisoner, dengan output

matrix dapat dilihat pada halaman

akhir lampiran 1;
Dari matrix yang tersaji pada halaman lampiran 1 dapat
dijelaskan, bahwa variabel X nya adalah Efektivitas SLI dengan indikator
materi/media/metode,

dan

butir

pengembangan

indikator

berupa

kesesuaian/kemudahan/kegunaan dan sebagainya.


Sedangkan untuk variabel Y nya

adalah perubahan perilaku

peserta SLI dengan indikatornya PKS peserta, dan pengembangan


indikatornya

berupa

materi

iklim/pola

tanam/penggunaan

agen

hayati/pengolahan dan pengembangan lahan.


c.

Menetapkan skala pengukuran sikap;

d. Melakukan uji validitas instrument kuisoner, dengan item yang valid dan
tidak valid dapat dilihat di halaman akhir lampiran 2;
Dari tabel kuisoner yang tersaji pada halaman lampiran 2 dapat
dijelaskan, bahwa dari 25 item pertanyaan menghasilkan item kuisoner
yang valid karena memiliki nilai t hitung diatas 0,4 atau valid.

26

e. Melakukan uji Reliabilitas instrument kuisoner; dengan item yang reliabel


dapat dilihat di halaman akhir lampiran 3;
Dari tabel kuisoner yang tersaji pada halaman lampiran 3 dapat
dijelaskan, bahwa dari 25 item pertanyaan seluruhnya menghasilkan item
kuisoner yang reliabel karena memiliki nilai alpha lebih dari 0,9 yang
artinya reliabilitas sempurna.
4.

Merekap dan mentabulasikan jenis data dan hasil evaluasi


Langkah ini bertujuan untuk mengubah data menjadi informasi, karena
data diolah untuk mendapatkan data yang siap dianalisis. Kualitas
pengolahan data menentukan kualitas data yang akan dianalisis dan
karenanya menentukan kualitas hasil analisis data. Tahapan yang dilalui
antara lain

yaitu:

melakukan

penyuntingan/editing

data yang

telah

dikumpulkan, melakukan coding, dan melakukan tabulasi data. Adapun


rekapan dan tabulasi data kuantitatifnya dapat dilihat pada halaman akhir
lampiran 4;
5.

Menganalisis data sesuai dengan tujuan evaluasi


Dalam mengukur keefektivan penyelenggaraan SLI di Desa Raciwetan
dapat di kategorikan dengan kriteria, yakni sangat efektif, efektif, ragu-ragu,
tidak efektif dan tidak efektif sekali. Kriteria tersebut dapat digunakan dengan
rumus :
Target Kegiatan

100
=

= 20

Jumlah kriteria

Hasil pembagian diatas diambil dari pembagian interval kelas, maka


Keberhasilan

kegiatan

SLI

terhadap

perubahan

perilaku

petani,

di

ketegorikan sebagai berikut:


Sangat efektif

: 84 - 100

Efektif

: 63 - 83

Ragu ragu

: 42 - 62

Tidak Efektif

: 21 41

Tidak Efektif Sekali

: 0 20

Hasil dari evaluasi kegiatan SLI digunakan untuk menganalisa


efektifitas penyuluhan terhadap perubahan perilaku petani
27

Jadi efektifitas Penyelenggaraan SLI.


Total skor penyuluhan

: jumlah total skor dari responden


adalah 1.960

Rata-rata nilai penyuluhan

: jumlah total skor dari responden


dibagi dengan jumlah responden =
78,4

Target

: jumlah pertanyaan x skor tertinggi


adalah 125

Jadi efektifitas penyuluhan adalah sebagai berikut :


Rata-rata nilai penyuluhan
EP =
Target

x 100%

78,4
=

x 100%
125

=
EP =

0.6272 x 100%
62,72 % = pembulatan 63 %

Efektifitas penyuluhan sebesar 63 % masih termasuk efektif.


Maka dapat dikatakan bahwa kegiatan Sekolah Lapang Iklim yang
dilaksanakan di Desa Raciwetan Kecamatan Bungah masih dalam
kategori efektif dalam penyelenggaraannya.
6.

Menetapkan hasil evaluasi


Hasil dari evaluasi kegiatan SLI digunakan untuk menganalisa
efektifitas penyuluhan terhadap perubahan perilaku petani
Jadi efektifitas Penyelenggaraan SLI.
Total skor penyuluhan

: jumlah total skor dari responden


adalah 1.960

Rata-rata nilai penyuluhan

: jumlah total skor dari responden


dibagi dengan jumlah responden =
78,4

Target

: jumlah pertanyaan x skor tertinggi


adalah 125

Jadi efektifitas penyuluhan adalah sebagai berikut :


Rata-rata nilai penyuluhan
EP =

28

x 100%

Target
78,4
=

x 100%
125

=
EP =

0.6272 x 100%
62,72 % = pembulatan 63 %

Efektifitas penyuluhan sebesar 63 % masih termasuk efektif.


Maka dapat dikatakan bahwa kegiatan Sekolah Lapang Iklim yang
dilaksanakan di Desa Raciwetan Kecamatan Bungah masih dalam
kategori efektif dalam penyelenggaraannya.
a. Kesimpulan evaluasi :

Kegiatan evaluasi dalam rangka Praktik Kerja Lapangan III di Desa


Raciwetan Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik telah berhasil dilalui
berdasarkan tahapan evaluasi pada tujuh item yang juga merupakan
unsur kompetensi mahasiswa dalam menjalankan kegiatan evaluasi
tersebut;

Penyelenggaraan Sekolah evaluasi setelah melalui tujuh tahapan


evaluasi dapat nilai kemudian disimpulkan bahwa pelaksanaannya
masih dalam kategori efektif;

b. Keberhasilan SLI dapat disokong oleh beberapa pilar antara lain :


keberadaan fasilitator lapangan (tenaga penyuluh), Ketersediaan buku
panduan bagi penyuluh sebagai pemandu SLI, dan modul yang
berorientasi kearifan lokal setempat dalam pelaksanaan SLI.

29

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan III ini dapat ditarik
kesimpulan antara lain :
1.

Kegiatan evaluasi dalam rangka Praktik Kerja Lapangan III di Desa


Raciwetan Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik telah berhasil dilalui
berdasarkan tahapan evaluasi pada tujuh item yang juga merupakan unsur
kompetensi mahasiswa dalam menjalankan kegiatan evaluasi tersebut,
antara lain :
menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi;
memilih metode evaluasi;
mempersiapkan instrument evaluasi;
melakukan pengumpulan data;
merekap dan mentabulasikan jenis data hasil evaluasi;
menganalisis data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan evaluasi;
menetapkan hasil evaluasi serta membuat laporan hasil evaluasi.
Tahapan-tahapan (proses) evaluasi pertanian itu memang harus di pahami,
dan dimengerti serta dilakukan dengan baik. Langkah tersebut harus
dilakukan dengan baik secara rinci, sistematis, dan bertahap.

2. Mengetahuai seberapa jauh tingkat efektivitas penyelenggaraan SLI di Desa


Raciwetan Kecamatan Bungah Gresik merupakan tujuan dari pelaksanaan
kegiatan Evaluasi dalam rangka Praktik Kerja Lapangan III tahun 2016 ini,
dimana

prosentase

63

masih

merupakan

kategori

efektik

dalam

pelaksanaannya, meskipun masih harus dilakukan pembenahan dan


perbaikan disana sini, baik dari segi Pelaksana/pemandu, modul/materi
yang berorientasi kearifan lokal yang dapat dimaksimalkan dalam kegiatan
sekolah lapang iklim ini.
5.2 SARAN
a.

Saran/masukan bagi pihak STPP Malang adalah :

30

1. Sebelum keberangkatan PKL agar dapatnya proposal diperiksa


dengan fix oleh dosen pembimbing karena proposal mempunyai
peranan penting bagi mahasiswa untuk turun di lapangan;
2. Agar dapatnya mahasiswa benar-benar mendapatkan kematangan
mengenai instrumen yang akan dilaksanakan oleh dosen pembimbing
sehingga hasil yang di dapatkan bisa dipertanggung jawabkan;
3. Agar dapatnya dosen yang membuat buku pedoman turun/ikut serta
dalam pembekalan/bimbingan teknis mahasiswa, sehingga mahasiswa
tahu dan menguasi apa yang terdapat pada buku pedoman; dan
4. Diharapkan agar dapatnya 2 (dua) tugas jangan diturunkan secara
langsung di lapangan karena akan memecah belah konsentrasi
mahasiswa.
b.

Saran/masukan bagi pihak Pemerintah Daerah terkait adalah :


1. Agar dapatnya Pemerintah Daerah memperhatikan memperhatikan
potensi yang ada di lokus sehingga potensi tersebut bisa mengangkat
taraf hidup petani/peternak yang ada;
2. Agar dapatnya Pemerintah Daerah memberikan sosialisasi penyuluhan
kepada petani/peternak mengenai pemanfaatan limbah kotoran ternak
dengan inovasi teknologi sehingga bermanfaat bagi petani;
3. Agar

dapat

Pemerintah

Daerah

memberikan

bantuan

berupa

pembangunan rumah kompos sehingga potensi di lokus bisa benarbenar dimanfaatkan dan hasilnya bisa dirasakan oleh petani/peternak
setempat;
4. Agar dapatnya Dinas terkait/stakeholdermembuat program kerja
sesuai usulan dari bawah (bottom up) bukan dari atas (top bottom)
atau karena politik; dan
5. Pemerintah

daerahdapat

merumuskan

kebijakansetelahmengetahuinyaprospek

yang

usahatani,sehinggapemerintah

menjadi

dapat

menjanjikan

dari

fasilitator

bagi

petani/peternak untuk meningkatkan pendapatan para petani/peternak


di Kecamatan Sekar.
c.

Saran/masukan bagi pihak petani adalah :


1. Agar petani/peternak menindak lanjuti dan menerapkan terhadap
program yang sudah diberikan oleh stakeholder sehingga program
tersebut terus berkelanjutan/countinueitas ada;

31

2. Agar dapatnya para petani mengurangi penggunaan pupuk kimia


dengan memperhatikan pemberian pupuk berimbang sehingga unsur
hara tanah terus terjaga; dan
3. Agar petani mulai membiasakan menggunakan pupuk organik
daripada pupuk an organik agar kelak hasil pertanian bisa dirasakan
oleh keturunannya.

32

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2006.UU No. 16 Tahun 2006. Tentang Sistem Penyuluhan


Pertanian,

Perikanan

dan

Kehutanan

(SP3K).Kementrian

Pertanian Jakarta.
, 2016. Modul Praktik Kerja Lapangan III.Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.
Alex S, Tanpa Tahun. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk
Organik. Pustaka Baru Press Yogyakarta. Yogyakarta
Budidarma,

2012.Mengevaluasi

Pelaksanaan

Penyuluhan

Pertanian.http://budidarma.com/2012/01/mengevaluasipelaksanaan-penyuluhan-pertanian.html. diakses tanggal 9 April


2016.
Cekza,

2011.Evaluasi

Penyuluhan

Pertanian.cekzaislami.blogspot.com.

diakses tanggal 9 April 2016.


Creswell John, 2015. Riset Pendidikan Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif.Edisi kelima.Pustaka
Pelajar Yogyakarta.Yogyakarta.
Gulo W, 2002. Metodologi Penelitian.PT. Grasindo Jakarta. Jakarta.
Hadi Sutrisno, 1974. Statistik.Pustaka Pelajar Yogyakarta.Yogyakarta.
Riduwan, 2007.Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta
Bandung. Bandung.
Wae,

Derisent.

2013.

Konsep

Evaluasi.

pertanian.blogspot.in. diakses tanggal 10 April 2016.

33

media-penyuluhan-

Wahana Komputer, 2014. Analisis Data Penelitian dengan SPSS 22. Andi
Yogyakarta. Yogyakarta.
Wikipedia, 2014.Evaluasi Penyuluhan Pertanian.id.wikipedia.org. diakses
tanggal 18 Februari 2015

34

Matrik Perencanaan Menjaring Data Evaluasi


Tujuan
Pertanyaan
Data yang
Evaluasi
Evaluasi
Diperlukan
1
2
3
1. Untuk
1.1 Bagaimana
Pernyataann
mengevalu
rumusan
ya
tentang
asi
tujuan SLI
rumusan
Efektivitas
tujuan SLI
Sekolah
Lapang
Iklim

1.2 Bagaimana
pemilihan
materi SLI
1.3 Bagaimana
pemilihan
dan
penerapan
metode SLI
1.4 Bagaimana
pemilihan
dan
penggunaan
media SLI
1.5 Bagaimana
pelaksanaan
evaluasi SLI
6. Untuk
2.1 Bagaimana
mengevalu
peningkatan
asi
pengetahuan
efektivitas 2.2 Bagaimana
SLI
peningkatan
terhadap
sikap
perubahan
perilaku
petani

Pernyataan
tentang
materi SLI

Pernyataan
tentang
pelaksanaan
evaluasi SLI
Peningkatan
pengetahuan
Peningkatan
sikap

35

Sumber Data
4
PPL,
mahasiswa
dan
atau
stakeholder
hadir dalam
penyuluhan
yang faham
tentang
perumusan
tujuan
masalah
Sda

Jenis
Istrumen
5
Panduan
wawancara

Panduan
wawancara

Sda

Panduan
wawancara

Sda

Panduan
wawancara

Sda

Panduan
wawancara

25
responden
Sda

Kuesioner
Kuesioner

36

Matrik Kisi kisi Pengembangan Variabel dan Indikator Untuk


Menjaring Data Kuantitatif Untuk Evaluasi Efektivitas Penyuluhan.
Variabel
1
Efektifitas
(X)

SLI

Sub
Variabel
2
a) Materi
Penyulu
han (X1)

3
1.
Materi iklim
mudah
untuk
dipahami
2.
Materii iklim
sangar
berhubungan
dengan usahatani
3.
Iklim dapat
diamati
oleh
Peserta
b) Media
1. Media
mudah
Penyulu
dibawa dan berisi
han (X2)
materi iklim

c) Metode
dan
teknik
Penyulu
han (X3)

Perubahan
Perilaku Petani
(Y)

Indikator

Kognitif (Y1)

Butir Pertanyaan
4
1.
Apakah materi
iklim
mudah
dimengerti.
2.
apakah materi
iklim
berhubungan
dengan usahatani
3.
Bagaimanaka
h cara mengamati
iklim melalui indikator
alam
4.
Sebutkanmedia
1.
Apakah
folder
cocok
dan
praktis
untuk
pembelajaran.
2.
Apakah simbol
dan kata dalam folder
mudah dibaca dan
dimengerti
3.
Apakah desain
folder
mampu
menarik perhatian
1.Apakah
materi iklim
mampu
dipahami
dengan ceramah .
2.Apakah
diskusi
sudah
mampu
menggugah
kesadaran
dan
pemahaman
3.Apakah keserasian
kelompok
dpt
terbangun
dengan
1.
Apakah
pengertian dari iklim.

2. Materi berisi kata


dan simbol yang
mudah dimengerti
3. Folder
didesain
dengan
bentuk
menarik
4.
1. Peta
Ceramah singkap
cocok
untuk membahas
materi iklim
2. Diskusi
sharing
pengalaman
mampu
menggugah
kesadaran
3. Penugasan dalam
praktik
cocok
untuk
kelompok
1. Peserta
memahami
pengertian iklim
2. Peserta
mampu 2.
Sebutkan
menyebutkan
unsur-unsur iklim
unsur-unsur iklim
3. Peserta
mengetahui
3.
Sebutkan
penentuan
awal empat
indikator
musim dari empat penentuan
awal
indikator
musim
4. Peserta
memahami
4.
Apa
pengertian
agen pengertian
agen
hayati
hayati itu
37

5. Peserta mengerti 5.
Sebutkan
beberapa indikator beberapa
indikator
dalam pengelolaan dalam
pengelolaan
dan
dan pengembangan
pengembangan
tanaman yang baik
tanaman
Konatif (Y3) 1. Peserta
mudah 1.
Pelaku utama
untuk menerapkan mau dan mampu
antisipasi
awal menerapkan
musim
dengan pengamatan
awal
beberapa indikator musim
lewat
pengamatan
beberapa indikator.
2. Peserta mengenal
agen hayati
2.
Pelaku utama
akan menggunakan
agen
hayati
bagi
tanamannya

38

Kuesioner Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Tingkat Pengetahuan dan Sikap Petani Dalam Pelaksanaan SLI
Di Desa Raciwetan Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik

Identitas Responden
Nomor Sampel

:..................................................

Nama

:..................................................

Alamat

: ..................................................
Desa

: ..................................................

Kecamatan

: ..................................................

Kabupaten

: ..................................................

Tingkat Pendidikan

: SD / SMP / SMA / Perguruan


Tinggi

Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan *)

Pekerjaan Pokok

: Buruh Tani / Tani / Pedagang /


Tukang Kayu /
Lainnya.........................

Pekerjaan Sampingan

: ...................................................

Lamanya Berusaha Tani

:....................tahun

Lamanya menjadi Anggota Kelompok

: ..................................................

Kedudukan Dalam Kelompok

: Pengurus/Anggota

Luas Lahan

: a. Milik

:.........................../Ha.

b. Sewa

:.........................../Ha.

c. Penggarap:.........................../Ha.
d. Lainnya

:.........................../Ha.

Gresik,..........................2016
Responden

(.............................)

39

Efektivitas Penyuluhan Dalam Kegiatan Sekolah Lapang Iklim


A. KUESIONER
Petunjuk :
Berilah tanda (V) pada kolom jawaban yang Anda pilih. Setiap nomor hanya
bisa dijawab dengan satu pilihan.
A. Materi Penyuluhan
Keterangan :
SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
No.
1.

2.
3.

4.
5.

PERNYATAAN
Materi yang disampaikan oleh
Petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dengan tujuan yang diharapkan oleh
bapak/ibu/sdr/i ?
Materi yang disajikan petugas/PPL/Mantan
apakah sudah sesuai dengan permasalahan
yang bapak/ibu/sdr/i hadapi saat ini ?
Materi yang diberikan oleh
petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dengan alokasi waktu yang bapak/ibu/sdr/i
harapkan?
Materi yang diberikan oleh
petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dengan daya tangkap/terima bapak/ibu/sdr/i?
Materi yang diberikan oleh
petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dengan yang bapak/ibu/sdr/i
buat/aplikasinya?

SS

TS

STS

Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

40

B. Media Penyuluhan
Keterangan :
SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
No.
1.

2.

3.

4.
5.

PERNYATAAN
Media yang digunakan oleh
Petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dengan tujuan yang diharapkan oleh
bapak/ibu/sdr/i?
Media yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dalam permasalahan yang bapak/ibu/sdr/i
hadapi saat ini ?
Media yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dengan yang bapak/ibu/sdr/i aplikasikan
dalam pembuatan pupuk organik padat?
Media yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dengan daya tangkap/terima bapak/ibu/sdr/i?
Media yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan apakah sudah sesuai
dengan buku pedoman yang diberikan?

SS

TS

STS

Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

41

C. Metode dan Teknik Penyuluhan


Keterangan :
SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
No.
1.

2.

3.

4.

5.

PERNYATAAN
Metode dan Teknik yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan dalam kegiatan
penyuluhan apakah sudah sesuai dengan
tujuan yang diharapkan oleh bapak/ibu/sdr/i?
Metode dan Teknik yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan dalam kegiatan
penyuluhan apakah sudah sesuai dengan
permasalahan yang bapak/ibu/sdr/i hadapi
saat ini ?
Metode dan Teknik yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan dalam kegiatan
penyuluhan apakah sudah sesuai dengan
yang bapak/ibu/sdr/i aplikasikan dalam
pembuatan pupuk organik padat?
Metode dan Teknik yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan dalam kegiatan
penyuluhan apakah sudah sesuai dengan
daya tangkap/terima bapak/ibu/sdr/i?
Metode dan Teknik yang digunakan oleh
petugas/PPL/Mantan dalam kegiatan
penyuluhan apakah sudah sesuai dengan
buku pedoman yang diberikan?

SS

TS

STS

Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

42

Perubahan Perilaku (Sikap) Petani


a.

Indikator Kognitif
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S
: Setuju
R
: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No.
1.
2.
3.

4.
5.

PERNYATAAN
Sebuah proses perubahan energi dan benda
antara bumi dan atmosfer dalam waktu lama
disebut iklim.
Hujan merupakan unsur iklim dan sifatnya
adalah lokal (menurut waktu dan tempatnya).
Sebagai langkah antisipasi dampak iklim
adalah dengan menerapkan pola tanam
berdasarkan empat indikator seperti:
pranotomongso, indikator tumbuhan,
indikator alam, dan indikator binatang
Pengaruh langsung dari dampak iklim
terhadap tanaman adalah kurangnya air
akibat tidak turunnya hujan.
Pengaruh tidak langsung dampak iklim
terhadap tanaman adalah adanya ledakan
hama dan penyakit yang menyebabkan
kegagalan panen.

SS

TS

STS

Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

43

b.

Indikator Afektif
Keterangan :
SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No.
1.

2.

3.
4.
5.

PERNYATAAN
Saya merasa senang dengan
penyelenggaraan SLI ini karena materinya
memang menjawab persoalan tentang cara
mengantisipasi dampak iklim terhadap
bahaya kegagalan panen.
Saya merasa senang apabila metode
pembelajaran dalam SLI dibuat lebih menarik
dengan menampilkan unsur permainan atau
games dalam rangka kompetisi antar
kelompok peserta belajar.
Saya merasa senang mengikuti kegiatan SLI
ini karena peserta dibekali uang saku dan
mendapatkan jatah makan serta snack.
Saya merasa tidak senang mengikuti segala
kegiatan pembelajaran dalam SLI karena
materi sulit dan menyita waktu.
Saya merasa kurang nyaman dengan
narasumber dan pemandu lapangan SLI
karena terlihat kaku dan membosankan.

SS

TS

STS

Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

44

c.

Indikator Konatif
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S
: Setuju
R
: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

PERNYATAAN
Saya akan melakukan pembuatan pupuk
organik padat karena tidak ada pekerjaan
lain.
Saya akan berusaha untuk memperoleh
bahan pupuk organik padat yang diperlukan
dalam pembuatan.
Saya akan menggunakan bahan pembuat
pupuk organik padat sesuai dengan
takarannya.
Saya akan melakukan pembuatan pupuk
organik padat sesuai dengan petunjuk yang
ada.
Saya tidak akan berusaha memperbaiki cara
pembuatan pupuk organik padat apabila
hasil sebelumnya kurang baik.
Saya tidak akan menggunakan hasil pupuk
organik padat olahan sendiri untuk
pemupukan tanaman pertanian.
Saya akan menghadiri kegiatan kelompok
tani karena dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan tentang
pembuatan pupuk organik padat.
Saya akan berusaha mencari informasi
mengenai pembuatan pupuk organik padat
dengan cara koordinasi dengan petugas
ataupun mencari informasi melalui media
internet agar memperoleh hasil pembuatan
pupuk organik yang maksimal.

SS

TS

Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
.
Responden

45

STS

B. KUESIONER
Petunjuk : Isilah titik-titiksesuai dengan jawaban Anda.
1.

Sebutkan Unsur-unsur dalam iklim ?


......................................................................................................................
..............................................................................................................

2.

Ada berapa indikator pengamatan dalam menentukan


awal musim ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................

3.

Bagaimana

cara

melakukan

pengamatan

dengan

indikator pranotomongso ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
4.

Manfaat apa yang didapat dalam pemahaman antisipasi


iklim bagi usahatani saudara ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................

5.

Berupa apakah dampak iklim ekstrim yang pernah


melanda areal sawah saudara ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................

6.

Apa yang disebut dengan agen hayati itu ?


......................................................................................................................
..............................................................................................................

7.

Agen hayati apa sajakah yang pernah saudara gunakan


selama ini ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................

8.

Sebutkan beberapa indikator dalam pengelolaan dan


pengembangan tanaman padi saudara ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................

9.

Sebutkan contoh yang biasa saudara lihat dalam


penentuan awal musim dari indikator pranotomongso ?

46

......................................................................................................................
..............................................................................................................
10. Sebutkan contoh yang biasa saudara lihat dalam penentuan awal musim
dari indikator alam ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
11. Sebutkan contoh yang biasa saudara lihat dalam penentuan awal musim
dari indikator binatang ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
12. Sebutkan contoh yang biasa saudara lihat dalam penentuan awal musim
dari indikator tanaman ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
13. Salah satu contoh indikator rebo maeso menunjukan gejala apa ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
14. Apakah nama alat pengukur curah hujan ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
15. Apakah nama alat pengukur kecepatan angin ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
16. Apakah nama alat pengukur suhu ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
17. Apakah pengaruh langsung dari dampak iklim bagi tanaman ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
18. Apakah pengaruh tidak langsung dari dampak iklim bagi tanaman ?
......................................................................................................................
..............................................................................................................
Responden

47

(.............................)
Terimakasih atas Kerjasamanya

48

b. Uji Validitas Kuisoner :


N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

1
5
5
3
4
4
3
2
2
3
2
2
4
4
5
4
4
4
4
4
1
5
5
3
4
4
0.

2
3
3
2
3
3
2
2
1
2
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
0.

3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
0.

4
2
5
5
3
3
2
2
3
2
3
4
3
2
5
2
5
3
2
3
2
3
3
2
3
5
0.

5
3
4
2
4
4
3
3
2
2
3
3
4
4
3
2
4
4
2
3
2
3
4
2
4
4
0.

NOMOR BUTIR PERNYATAAN DAN JAWABAN RESPONDEN


6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3
3
4
4
3
4
2
4
3
5
3
5
5
5
3
3
4
4
4
3
4
5
4
3
5
3
5
4
4
3
3
5
2
2
3
4
2
3
4
2
3
2
3
2
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
5
5
5
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
5
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
4
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
5
4
5
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
5
4
3
3
3
3
4
4
3
4
2
4
3
5
3
5
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
5
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
5
4
2
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
5
4
5
3
3
2
3
3
2
2
3
2
2
4
2
2
3
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
4
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
4
3
2
3
3
4
4
3
4
2
4
3
5
3
5
3
3
3
3
4
4
4
3
4
5
4
5
5
3
5
5
2
3
3
5
2
2
3
4
2
3
4
2
3
2
2
2
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
5
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
5
5
5
3
0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.

49

21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
0.

22
4
4
2
4
4
2
2
2
2
3
3
4
4
4
2
4
4
3
2
3
4
4
2
4
4
0.

23
5
3
4
2
2
2
2
2
2
3
3
4
2
3
2
3
5
4
2
2
2
4
4
4
4
0.

24
3
4
2
5
2
5
2
2
2
4
2
4
2
4
3
4
2
2
3
2
4
5
2
4
2
0.

25
4
4
2
5
2
2
2
2
2
5
2
5
2
2
2
5
2
3
2
2
2
2
2
5
2
0.

Skor
91
96
70
95
84
66
62
59
59
77
67
95
85
85
54
95
91
67
69
61
84
95
66
94
93

6
1960

50

c. Uji Reliabilitas Kuisoner :


Lampiran 3. Perhitungan Reliabilitas Dengan Rumus Exel

l
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

91
96
70
95
84
66
62
59
59
77
67
95
85
85
54
95
91
67
69
61
84
95
66
94
93

0.046
0.049
0.036
0.048
0.043
0.034
0.032
0.030
0.030
0.039
0.034
0.048
0.043
0.043
0.028
0.048
0.046
0.034
0.035
0.031
0.043
0.048
0.034
0.048
0.047

0.95
0.95
0.96
0.95
0.96
0.97
0.97
0.97
0.97
0.96
0.97
0.95
0.96
0.96
0.97
0.95
0.95
0.97
0.96
0.97
0.96
0.95
0.97
0.95
0.95

1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04
1.04

1960

51

0.99
0.99
1.00
0.99
1.00
1.01
1.01
1.01
1.01
1.00
1.01
0.99
1.00
1.00
1.01
0.99
0.99
1.01
1.00
1.01
1.00
0.99
1.01
0.99
0.99

> 90
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Lampiran 11. Rekapitulasi skor dan jumlah item ganjil genap

NO.
RESPONDEN

TOTAL
SKOR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

91
96
70
95
84
66
62
59
59
77
67
95
85
85
54
95
91
67
69

ITEM
GANJIL
1,3,5,7
s/d 19
x
53
52
36
52
46
33
32
30
30
39
34
54
47
46
29
50
52
3
34

2809
2704
1296
2704
2116
1089
1024
900
900
1521
1156
2916
2209
2116
841
2500
2704
9
1156

ITEM
GENAP
2,4,6,8
S/D 20
Y
38
44
34
43
38
33
30
29
29
38
33
41
38
39
25
45
39
31
35

XY

1444
1936
1156
1849
1444
1089
900
841
841
1444
1089
1681
1444
1521
625
2025
1521
961
1225

2014
2288
1224
2236
1748
1089
960
870
870
1482
1122
2214
1786
1794
725
2250
2028
93
1190

52

20
21
22
23
24
25
TOTAL

61
84
95
66
94
93
SKOR
1960

30
46
49
36
53
51
X
1017

900
2116
2401
1296
2809
2601
X
1034289

31
38
46
30
41
42
Y
910

961
1444
2116
900
1681
1764
Y
828100

53

930
1748
2254
1080
2173
2142
XY
925470

54

55

Anda mungkin juga menyukai