Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup baik uniseluler maupun multiseluler, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan tersusun atas sel. Tiap sel memiliki fungsi
tertentu untuk kelangsungan hidup suatu organisme. Untuk menjalankan
fungsinya, sel melakukan proses tertentu yang sistematik dan terkontrol.
Proses itu adalah Metabolisme.
Metabolisme (bahasa Yunani: metabolismos: perubahan) adalah
semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi
di tingkat selular; perubahan tersebut terjadi meliputi serangkaian reaksireaksi kimia yang terjadi didalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah
suatu zat menjadi zat lainyang meliputi proses sintesis (anabolisme) dan
penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.
Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting
dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau
detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas
yang sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim
yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan
pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya. Proses
metabolisme bagi organisme hidup memiliki empat fungsi spesifik, yaitu:
1. Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil
degradasi zat-zat makanan yang kaya energi yang berasal dari
lingkungan.
2. Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor
unit pembangun bagi biomolekul sel.
3. Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat,
lipida, polisakarida, dan komponen sel lain. Untuk membentuk dan
merombak biomolekul.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik, yaitu:

1. Katabolisme : reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk


mendapatkan energi.
2. Anabolisme : reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekulmolekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme
untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh
suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis)
oleh enzim.

Pada

senyawa

organik,

penentu

arah

reaksi

kimia

disebutpromoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.


Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan
sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjangjenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan
substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang
terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolism.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan membahas mengenai :

1. Membahas mengenai proses metabolisme dan pengertiannya.


2. Membahas tentangdua macam proses yang terjadi dalam metabolisme
yaitu pembentukan zat (anabolisme) dan penguraian zat ( kataboliosme ).
3. Membahas tentang peranan enzim dalam pross metabolisme

C. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
a. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar yang di
berikan oleh dosen.
b. Sebagai sarana latihan dan melatih keterampilan dalam membuat
makalah atau karya tulis.

2. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :


a. Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai metabolisme.
b. Kita dapat mengetahui tentang proses metabolisme dalam kehidupan
kita.
c. Kita dapat menhetahui tentang anabolisme dan katabolisme serta
peranan enzim dalam proses metabolisme.

BAB II
ISI
A. METABOLISME
Seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, setiap mahluk
pasti melakukan proses penguraian zat makanan dalam tubuhnya untuk
melakukan aktivitas kehidupan. Proses proses tersebut berlangsung di
dalam sel mahluk hidup.proses inilah yang sering disebut proses
metabolisme mahluk hidup.
Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain
zat di dalam sel yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses
proses ini terjadi di dalam sel mahluk hidup. Proses yang ter jadi dapat
berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian zat menjadi zat
zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses
fotosintesis , kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses
penguraian zat dapat berupa respirasi sel dan fermentasi sel.
Metabolisme adalah segala proses resksi kimia yang terjadi di
dalam mahluk hidup mulai mulai dari mahluk bersel satu yang sangat
sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, sampai
kepada manusia, mahluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Di
dalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai
senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Hampir setiap reaksi yang berlangsung in vivo, di katalis oleh
enzim. Bila kami membayangkan suatu organism hidup sebagai suatu
laboratorium kimia yang sangat istimewa, maka enzim merupakan
operator operator yang terlatih, yang mampu membuat reaksi reaksi
canggih

dengan

kecepatan

terkendali

dan

hasil

yang

tinggi.

(Aldi,Apri.2012)

Dalam proses metabolisme, enzim sangat diperlukan sebagai


katalisator(senyawa yang dapat mempercepat proses terjadinya reaksi
tanpa habis reaksi). Enzim bekerja dengan cara menempel pada

permukaan molekul zat zat yang bereaksi, dan dengan demikian dapat
mempercepat proses reaksi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses
metabolisme

ada

dua

proses

yaitu

proses

pembentukan

dan

penguraian.Proses pembentukan dalam metabolisme di sebut juga proses


anabolisme. Sedangkan proses penguraian disebut juga dengan proses
katabolisme. Kedua proses ini disebut juga sebagai arah lintasan dari
proses metabolisme.

Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme


untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh
suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepatkan oleh
senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa organik,
penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi
kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah
substrat yang berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat yang lazim disebut dengan metabolit,
yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan
pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom.
Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut
metabolomika. (Kimball,W John.1983)
Proses anabolisme biasanya lebih banyak membutuhkan energi
sehingga reaksinya dapat berlangsung cepat dan efisien serta memerlukan
energi dalam bentuk energi panas.proses ini memerlukan energi yang lebih
besar karena,dalam proses anabolisme proses yang terjadi lebih banyak
dan prosesnya yang cepat dan efisien panas sehingga nergy yang di

perlukan lebih besar. Reaksi seperti ini disebut juga reaksi endergonik atau
reaksi endoterm.
Sedangkan dalam proses katabolisme energi yang di butuhkan
lebih sedikit. Karena, pada reaksi katabolisme hanya menguraikan zat dan
melepaskan energi, jadi nergy yang diperlukan lebih sedikit. Suatu proses
di mana terjadi pelepasan energi disebut juga reaksi eskergonik atau reaksi
eksoterm. (Hidayati, Sri.2007)

B. ANABOLISME
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa
senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul
kompleks.Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan
dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi
tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam
proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme ialah suatu proses penyusunan senyawa kimia
sederhana menjadi senyawa kimia kompleks dengan energi yang berasal
dari luar. Energi yang digunakan dalam suatu anabolisme tersebut dapat
berupa energi cahaya juga energi kimia. Anabolisme yang bersal dari dari
energi cahaya disebut dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang
bersal dari energi kimia disebut dengan kemosintesis.
Organisme memperoleh senyawa-senyawa

organik

yang

digunakannya untuk mendapat energi dan rangka karbon melalui satu dari
dua metode utama: nutrisi autotrofik atau nutrisi heterotrofik. Autotrof
(autotroph) adalah pemberi makan sendiri (auto berarti sendiri, sedangkan
trophos berarti memberi makan); organisme autotrofik adalah sumber
pamungkas senyawa senyawa organik untuk semua organisme nonautotrofik, sehingga autotrof disebut sebagai produsen. Heterotrof
(heterotroph) memperoleh materi keduanya organik melalui mode nutrisi
utama kedua. Heterotrof hidup diari senyawa-senyawa yang dihasilkan
oleh organisme lain (hetero berarti yang lain)

Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi


prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua,
adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif
menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut
menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam
nukleat.
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasilhasil tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam
tubuh, asam nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Protein, lipid,
dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik intraselular
maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari
perombakannya, maka organisme akan tumbuh.
Reaksi yang termasuk dalam reaksi anabolisme yaitu fotosintesis
dan kemosintesis. Fotosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan
energi cahaya. sedangkan kemosintesis ialah reaksi anabolisme yang
menggunakan energi kimia. Berikut akan di jelaskan lebih lanjut mengenai
salah satu reaksi anabolisme yaitu fotosintesis.
Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi proses
pengolahan energi yang diperoleh dari sinar matahari dan juga karbon
dioksida ( CO2 ) menjadi senyawa kimia organik. Proses fotosintesis
dilakukan oleh tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan pakis, lumut, ganggang
( ganggang hijau, biru, merah dan cokelat ).
Energi matahari yang di tangkap oleh proses fotosintesis
merupakan lebih dari 90% sumber energi yang di pakai oleh manusia
untuk pemanasan, cahaya, dan tenaga.Batu bara, gas bumi, dan minyak
bumi adalah sumber energi yang berasal dari hasil perombakan bahan
alam hayati oleh adanya jasad berfotosintesis dalam waktu jutaan tahun
yang silam.
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih
ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat
banyak

yang

diketahui

tentang

proses

vital

ini.

(Prawirohartono,Slamet.1997)
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis
adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas

berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat


berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian

stroma. Hasil

fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan


terdekat terlebih dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi
dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi
gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan
reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi
energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).
Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk
gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).
Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi
terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi
gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon
menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan,
hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk
proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran
cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah
(610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan
violet (< 400 nm).

C. KATABOLISME
Katabolisme

merupakan

fase

metabolisme

yang

bersifat

menguraikan, yang menyebabkan molekul organik nutrien seperti


karbohidrat, lipid, dan protein yang datang dari lingkungan atau dari
cadangan makanan sel itu sendiri terurai di dalam reaksi-reaksi bertahap
menjadi produk akhir yang lebih kecil dan sederhana, seperti asam laktat,
CO2, dan ammonia. Katabolisme diikuti oleh pelepasan energi bebas yang
telah tersimpan di dalam struktur kompleks molekul organik yang lebih
besar tersebut. Pada tahap-tahap tertentu di dalam lintas katabolik, banyak
dari energi bebas ini yang disimpan melalui reaksi-reaksi enzimatik yang
saling berkaitan, di dalam bentuk molekul pembawa energi adenosine
7

trifosfat (ATP). Sejumlah energi mungkin tersimpan di dalam atom


hidrogen berenergi tinggi yang dibawa oleh koenzim nikotinamida adenine
dinukleotida

fosfat

dalam

bentuk

tereduksinya,

yaitu

NAHPD.

Katabolisme disebut pula desimilasi.


Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa
kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa
sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama
katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam
senyawa sumber.Proses pembongkaran ini dibedakan menjadi dua
macam.yaitu sebagai berikut :
1. Apabila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan memerlukan cukup
oksigen (aerob) disebut proses respirasi.
2. Apabila pembongkaran suatu zat dalam dalam lingkungan tanpa
memerlukan oksigen (anaerob) disebut proses fermentasi.
seperti yang telah dijelaskan si atas proses katabolisme terbagi
menjadi dua salah satunya ialah respirasi. Respirasi yaitu suatu proses
pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui
proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan
energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak,dan pertumbuhan.

a. Katabolisme Karbohidrat
Walaupun karbohidrat, lemak, dan protein semuanya dapat
diproses dan dikonsumsi sebagai bahan bakar, kita terbiasa untuk
mempelajari langkah-langkah respirasi seluler dengan menelusuri
perombakan gula glukosa (C6H12O6) (Campbell, 2003: 160).
Pembakaran glukosa memerlukan oksigen. Tetapi beberapa sel harus
hidup dimana tidak ada atau tidak selalu terdapat oksigen. Akan tetapi,
semua sel mempunyai peralatan enzimatik untuk mengkatabolis
glukosa tanpa bantuan oksigen. Perombakan tanpa oksigen disebut
fermentasi. Sedangkan perombakan menggunakan oksigen disebut
respirasi sel. Tetapi meskipun sel melangsungkan respirasi glukosa dan

tidak melakukan fermentasi, langkah-langkah permulaannya tetap


sama:

langkah-langkah

glikolisis.

Adapun

langkah-langkah

katabolisme gula glukosa dapat diuraikan sebagai berikut.


1) Glikolisis

Glikolisis merupakan suatu proses penguraian molekul


glukosa yang memiliki 6 atom karbon, secara enzimatik, untuk
menghasilkan dua molekul piruvat, yang memiliki 3 atom karbon.
Selama reaksi-reaksi glikolisis yang berurutan, banyak energi bebas
yang diberikan oleh glukosa yang disimpan dalam bentuk ATP.
Glikolisis terjadi tanpa memandang ada atau tidaknya oksigen
molekuler (O2) (Campbell, 2003: 168). Jalur katabolik glikolisis terdiri
atas sepuluh langkah, yang masing-masing dikatalisis oleh enzim
spesifik.
Glikolisis melepaskan energi kurang dari seperempat energi
kimiawi yang tersimpan dalam glukosa; sebagian besar energi itu tetap
tersimpan dalam dua molekul piruvat (Campbell, 2003: 168). Terdapat
tiga jalur penting yang dapat dilalui oleh piruvat setelah glikolisis.
Pada organism aerobik, glikolisis menyususun hanya tahap pertama
dari keseluruhan degradasi aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O.
Lintas piruvat ke dua adalah reduksinya menjadi laktat, jika jaringan

hewan dalam keadaan anaerobik, terutama pada kontraksi aktif otot


kerangka.Lintas piruvat utama yang ketiga menyebabkan pembentukan
etanol.
2) Siklus Asam Sitrat (SIklus Krebs)

Karbohidrat, asam lemak, dan asam amino dioksidasi menjadi


CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat. Siklus asam sitrat adalah
serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria, yang
berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan untuk mengubah
asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini
adalah proses oksidasi dengan menggunakan oksigen atau aerob.
Siklus asam sitrat ini disebut juga siklus Krebs.
Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Siklus
krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk
pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria.
Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria. Dalam siklus
krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.
Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:
a) Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke
siklus krebs setelah bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida
adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A, membentuk
asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan.

10

Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C


(asetil ko-A).
b) Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C)

dan terbentuk asam sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A


dibebaskan kembali.
c) Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa

ketoglutarat (5C) dengan membebaskan CO2.


d) Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam
suksinat (4C) setelah bereaksi dengan NAD+ dengan
membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah
bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
e) Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD
(Flarine Adenine Dinucleotida) dan membentuk asam malat
f)

(4C) dengan membebaskan FADH2.


Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan
membentuk asam oksaloasetat (4C) dengan membebaskan
NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil
ko-A seperti langkah ke 2 di atas.

b. Katabolisme Protein
Tahap awal metabolisme asam amino melibatkan pelepasan gugus
amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam
amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino, yaitu :
1) transaminasi, yaitu proses katabolisme asam amino yang melibatkan
gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain,
2) deaminasi oksidatif yang menggunakan enzim dehidrogenase sebagai
katalis.
Dari siklus karbon dari 10 asam amino menghasilkan asetil KoA,
yang laangsung memasuki siklus asam sitrat. Lima dari sepuluh asam
amino diuraikan menjadi asetil KoA melalui piruvat. Kelima asam amino
yang masuk melalui piruvat adalah alanin, sistein, glisin, serin, dan
treonin. Sedangkan lima lainnya, yaitu asam amino fenilalanin, tirosin,
lisin, tritofan, dan leusin sebagian karbon asam aminonya menghasilkan
asetoasetil KoA, yang lalu diubah menjadi asetil KoA. Kerangka karbon
metionin, isoleusin, dan valin lambat laun terdegradasi oleh lintas yang
11

menghasilkan suksinil KoA, senyawa antara siklus asam sitrat. Fenilalanin


dan tirosin masing-masing menghasilkan dua produk dengan 4 karbon,
yaitu asetoasetat dan fumarat. Asetoasetat memasuki siklus asam sitrat
dalam bentuk asetil KoA. Kerangka karbon asparagin dan asam aspartat
pada akhirnya memasuki siklus asam sitrat melalui oksaloasetat.
Asam amino dihasilkan dari proses hidrolisis protein. Setelah
gugus amino dari asam amino dilepas, beberapa asam amino diubah
menjadi asam piruvat dan ada juga diubah menjadi asetil koenzim A.
Gugus amino yang dilepas dari asam amino dibawa ke hati untuk diubah
menjadi amoniak (NH3) dan dibuang lewat urine, 1 gram protein
menghasilkan energi yang sama dengan 1 gram karbohirat.

D. PERANAN ENZIM DALAM PROSES METABOLISME


Enzim adalah zat ( protein )yang untuk sementara terikat pada
suatu atau lebih zat zat yang bereaksi. Enzim bertugas sebagai katalisator
yaitu mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa berhenti bereaksi. Enzim
merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana hampir
semua enzim adalah protein.
Sifat enzim antara lain: 1) Bersifat sebagai katalis, artinya enzim
dapat mempercepat berbagai reaksi kimia di dalam sel. 2) Bersifat
spesifik, yaitu hanya mengatalis reaksi kimia tertentu. 3) Bekerja secara
bolak-balik, artinya enzim tidak mempengaruhi arah reaksi sehingga dapat
bekerja bolak-balik sampai akhirnya sampai terjadi keseimbangan. 4)
Mempunyai nama tertentu yang bersifat khusus. 5) Aktif dalam jumlah
yang sangat sedikit.
Struktur kimia enzim, Enzim terdiri atas zat non protein (kofaktor)
dan protein(apoenzim). Ada 3 jenis kofaktor, yaitu:
1. Gugus prostetik, adalah senyawa non protein yang terikat secara
permanen pada apoenzim

12

2. Koenzim, adalah senyawa organik yang menjadi bagian sementara


dari enzim, yaitu pada saat berlangsung katalis.
3. Ion logam, dapat membentuk ikatan dengan sisi aktif dan substrat.
Contohnya: Cu, Fe, Mn, Ca, K dan Co.
Macam-macam enzim, berdasarkan tipe reaksi kimia yang
1.
2.
3.
4.
5.

dikatalisis, macam-macam enzim antara lain:


Enzim Hidrolisis
Enzim Oksidasi-Reduksi
Fosforilase
Transferase
Karboksilase
Fungsi enzim, yaitu Enzim dalam diagnosa klinik
1. Sebagai indikator penyakit
2. Sebagai pereaksi uji untuk mengetahuikonsentrasi metabolit
Enzim dalam bidang industri
1. Amilase: untuk zat pemanis dan fermentasi
2. Invertase: pembuatan gula invert untuk kembang gula roti
3. Papain: pelunak daging
4. Renin: pembekuan susu pada pembuatan keju
5. Oksidase glukosa: menghasilkan sirup gandum berkadar fruktosa
tinggi (pemanis)
6. Protease mikrobial: bahan tambahan detergen, pelunak daging
Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali reaksi
disebut substrat, sedangkan hasilnya disebut produk. Adanya enzim yang
merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi yang terjadi
dalam proses metabolisme berjalan lancar dalam suhu fisiologis tubuh
manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi
lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari
luar.
Mekanisme kerja enzim seperti model kunci gembok: enzim
dimisalkan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang
dapat berikatan dngan substrat. Bagian tersebut sisi aktif. Substrat
dimisalakan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi
aktif enzim (gembok).
Induksi pas (Model induced fit): sisi aktif enzim dapat berubah
bentuksesuai dengan bentuk substrat. Kerja enzim dengan cara
menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah G reaksi (selisih
antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja
enzim tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan

13

energi. Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada


kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme.
Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau
bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam
beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh. Suatu sel
tumbuhan mengandung lebih kurang 5 50 x 108 molekul enzim.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM


Faktor yang mempengaruhi adalah:
1. Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi oleh suhu, maka
reaksi yang menggunakan katalis enzim yang dapat dipengaruhi oleh
suhu. Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan
pada suhu yang tinggi reaksi berlangsung cepat. Disamping itu, karena
enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan
terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka
bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi
efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan
menurun.
2. PH
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada
pH lingkungannya. Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan
berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk
kompleks enzim substrat. Di samping pengaruh terhadap struktur ion
pada enzim, pH rendah atau pH tinggi dapat pula menyebabkan
terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya
aktivitas enzim.
3. Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim
yang tetap,maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan
kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak akan
terjadi kenaikan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat
diperbesar. Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang
disebut bagian aktif. Pada konsentrasi substrat rendah,bagian aktif

14

enzim ini hanya menampung substrat sedikit. Bila konsentrasi substrat


diperbesar,makin banyak substrat yang berhubungan dengan enzim
pada bagian aktif tersebut. Dengan demikian konsentrasi kompleks
enzim substrar makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya
kecepatan reaksi. Pada suatu batas konsentrasi substrat tertentu,semua
bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat atau telah jenuh dengan
substrat. Dalam hal ini, bertambahnya konsentrasi substrat tidak
menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim
substrat, sehingga jumlah hasil reaksi pun tidak bertambah besar.
4. Konsentrasi Enzim
Pengaturan metabolisme pada umumnya tergantung

pada

biokatalis/enzim. Enzim adalah suatu biokatalisator yang dapat


bertindak menguraikan molekul yang rantainya panjang menjadi lebih
sederhana, serta dapat juga membantu mekanisme reaksi yang mana
tergantung pada enzimnya. Walaupun enzim ikut serta dalam reaksi dan
mengalami perubahan fisik selama reaksi, enzim akan kembali kepada
keadaan semula bila reaksi telah selesai.
5. Aktivator adalah yang mendukung

kerja

enzim,

contohnya

kalsium(Ca2+), kalium (K+),Magnesium (Mg2+)


6. Inhibitor (zat penghambat),contohnya sianida, arsenik
Inhibitor Kompetitif adalah zat penghambat yang menempel pada sisi aktif
enzim
Inhibitor non kompetitif adalah zat penghambat yang menempel disisi
tidak aktif pada enzim yang menyebabkan berubahnya sisi aktif enzim.
(Manitto,Paulo.1992)

15

KATABOLISME
Tabel 1. Ringkasan Katabolisme

Proses

Tempat

Bahan

Hasil Akhir

Keterangan

Sitosol/

Glukosa

2 Asam Piruvat,

anaerob

o
1

Glikolisis

sitoplasma

2 NADH, 2 ATP, 2
H2O

Dekarboksilasi
Oksidatif

Siklus krebs

Membran krista

Asam

2 Asetil KoA, 2CO2

mitokondria

piruvat

dan 2 NADH

Matriks

Asetil

4 CO2, 6NADH,

mitokondria

KoA

2FADH, dan 2 ATP

NADH

34 ATP dan 6 H2O

Transpor

Membran dalam

Elektron

mitokondria

aerob

aerob

aerob

dan
FADH2

ANABOLISME
Tabel 2. Ringkasan Anabolisme
No
1

Proses
Reaksi Terang

Tempat

Reaksi

Grana

a. aktivasi klorofil

Klorofil

b. fotolisa air

H2O

Reaksi Gelap

Hasil

klorofil +e
2H+ + O2

ATP, O2 dan
NADPH

Stroma

a. fiksasi CO2

CO2 + RuBP

16

APG

Glukosa

b. Reduksi

APG

+NADPH2

ALPG
c. Sintesis

ALPG

17

Glukosa

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metabolisme yaitu keseluruhan reaksi kimia yang terjadi dalam sel makhluk
yang membutuhkan dan memanfaatkan energi bebas untuk melaksanakan
berbagai macam aktivitas kehidupan.
2. Metabolisme dipengaruhi oleh enzim.
3. Proses metabolisme ada dua yakni Katabolisme dan Anabolisme.
4. Katabolisme : reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk
mendapatkan energi. Contohnya respirasi sel.
5. Anabolisme : reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul
tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh. Contohnya fotosintesis.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/306016880/METABOLISME
https://www.scribd.com/document/267327659/Metabolisme

Hidayati,Sri.(2007).Sains Biologi.Jakarta: Bumi Aksara


Kimball. W. John.(1983).Biologi. Jakarta: Erlangga.
Manitto,Paulo.(1992).Biosintesis Produk Alami.Semarang:IKIP Semarang Press
18

Prawirohartono,Slamet.(1997).Biologi I.Yogyakarta:Andi
Tim Penulis Biologi.(2012).Biologi.Jakarta:Inten
Wirahadikusumah,M.(1985).Biokimia: Metabolisme Energi,
Lipid.Bandung: ITB Bandung

Karbohidrat, dan

Wikipedia.2010.Anabolisme.http://id.wikipedia.org/wiki/Anabolisme.diakses tanggal :
27-12-2011

19

Anda mungkin juga menyukai