Anda di halaman 1dari 20

A.

Prinsip Kerja Kompresor


Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain kompresor
adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan udara lingkungan (1atm). Dalam keseharian, kita sering
memanfaatkan udara mampat baik secara langsung atau tidak langsung. Sebagai contoh, udara manpat
yang digunakan untuk mengisi ban mobil atau sepeda montor, udara mampat untuk membersihkan
bagian-bagian mesin yang kotor di bengkel-bengkel dan manfaat lain yang sering dijumpai seharihari.
Pada industri, penggunaan kompresor sangat penting, baik sebagai penghasil udara mampat
atau sebagai satu kesatuan dari mesin-mesin. Kompresor banyak dipakai untuk mesin pneumatik,
sedangkan yang menjadi satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan lainnya.
Dengan mengambil contoh kompresor sederhana, yaitu pompa ban sepeda atau mobil, prinsip
kerja kompresor dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika torak pompa ditarik keatas, tekanan di bawah
silinder akan turun sampai di bawah tekanan atmosfer sehingga udara akan masuk melalui celah katup
hisap yang kendur. Katup terbuat dari kulit lentur, dapat mengencang dan mengendur dan dipasang
pada torak. Setelah udara masuk pompa kemudian torak turun kebawah dan menekan udara, sehingga
volumenya menjadi kecil.

Gambar 9.1

Tekanan menjadi naik terus sampai melebihi tekanan di dalam ban, sehingga udara mampat
dapat masuk ban melalui katup (pentil). Karena diisi udara mampat terusmenerus, tekanan di dalam
ban menjadi naik. Jadi jelas dari contoh tersebut, proses pemampatan terjadi karena perubahan
volume pada udara yaitu menjadi lebih kecil dari kondisi awal.

Gambar 9.2

Kompresor yang terlihat pada Gambar 9.2 biasa kita jumpai dibengkel-bengkel kecil sebagai
penghasil udara mampat untuk keperluan pembersih kotoran dan pengisi ban sepeda motor atau
mobil. Prinsip kerjanya sama dengan pompa ban, yaitu memampatkan udara di dalam silinder dengan
torak. Perbedaanya terletak pada katupnya, kedua katup dipasang dikepala silinder, dan tenaga
penggeraknya adalah motor listrik. Tangki udara berfungsi sama dengan ban yaitu sebagai penyimpan
energi udara mampat.

Gambar 9.3
Pada gambar 9.3 adalah proses kerja dari kompresor kerja tunggal dan ganda. Adapun urutan
proses lengkap adalah sebagai berikut. Langkah pertama adalah langkah hisap, torak bergerak ke
bawah oleh tarikan engkol. Di dalam ruang silinder tekanan menjadi negatif di bawah 1 atm, katup

hisap terbuka karena perbedaan tekanan dan udara terhisap. Kemudian torak bergerak keatas, katup
hisap tertutup dan udara dimampatkan. Karena tekanan udara mampat, katup ke luar menjadi terbuka.

Gambar 9.4

Gambar 9.4 di atas adalah kompresor torak kerja ganda. Proses kerjanya tidak berbeda dengan
kerja tunggal. Pada kerja ganda, setiap gerakan terjadi sekaligus langkah penghisapan dan
pengkompresian. Dengan kerja ganda, kerja kompresor menjadi lebih efisien.
Kompressor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Secara umum biasanya
mengisap udara dari atmosfer, yang secara fisika merupakan campuran beberapa gas dengan susunan
78% Nitrogren, 21% Oksigen dan 1% Campuran Argon, Carbon Dioksida, Uap Air, Minyak, dan
lainnya. Namun ada juga kompressor yang mengisap udara/ gas dengan tekanan lebih tinggi dari
tekanan atmosfer dan biasa disebut penguat (booster). Sebaliknya ada pula kompressor yang
menghisap udara/ gas bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfer dan biasanya disebut pompa
vakum.
Jika suatu gas/ udara didalam sebuah ruangan tertutup diperkecil volumenya, maka gas/ udara
tersebut akan mengalami kompresi. Kompressor yang menggunakan azas ini disebut kompressor jenis
displacement dan prinsip kerjanya dapat dilukiskan seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 : Kompresi Fluida


Disini digunakan torak yang bergerak bolak balik oleh sebuah penggerak mula (prime mover)
didalam sebuah silinder untuk menghisap, menekan dan mengeluarkan udara secara berulang-ulang.
Dalam hal ini udara tidak boleh bocor melalui celah antara dinding torak dengan dinding silinder yang
saling bergesekan. Untuk itu digunakan cincin torak sebagai perapat.
Jika torak ditarik keatas, tekanan dalam silinder dibawah torak akan menjadi negatif (kecil
dari tekanan atmosfer) sehingga udara akan masuk melalui celah katup isap.

Kemudian bila torak ditekan kebawah, volume udara yang terkurung dibawah torak akan
mengecil sehingga tekanan akan naik.
Berdasarkan prinsip kerjanya, kompressor terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Displacement (torak)
seperti dijelaskan diatas dan Dynamic (rotary) yang mengalirkan udara melalui putaran sudu
berkecepatan tinggi.
Compressor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat atau mesin yang digunakan untuk
memampatkan (menekan) udara atau gas. Pada kehidupan sehari-hari Anda mungkin sering
berhubungan dengan compressor seperti hal nya ketika Anda ingin memompa ban motor atau mobil
Anda, hanya saja dalam kehidupan sehari-hari biasanya disebut dengan istilah pompa.
Fungsi compressor adalah untuk meningkatkan energi suatu compressible fluid dengan
memberikan tekanan yang tinggi atau kecepatan yang tinggi atau juga ketinggian yang tinggi kepada
fluida tersebut sesuai dengan hukum bernoulli. Dengan tekanan atau kecepatan yang tinggi, maka kita
bisa menggunakan energi ini untuk menggerakkan sebuah benda, contoh nya: pada mesin-mesin
pneumatik, kulkas, AC (Air Conditioner) dan sebagainya. Selain itu, compressor juga bisa digunakan
untuk menghisap udara atau gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir yang biasa
disebut dengan compressor vacuum.
Penggunaan compressor sangatlah penting di dunia industri, baik sebagai penghasil udara
bertekanan atau sebagai satu kesatuan dari mesin-mesin. Compressor banyak dipakai untuk mesin
pneumatik, sedangkan yang menjadi satu kesatuan dengan mesin adalah turbin gas, mesin pendingin
dan lainnya.

Proses kompresi udara

Proses kompresi udara yang terjadi pada kompressor torak dapat dijelaskan dengan
menggunakan pendekatan seperti terlihat pada gambar 2.2.
Torak memulai langkah kompresinya pada titik (1) diagram P-V, kemudian bergerak ke kiri
dan udara dimampatkan hingga tekanan naik ke titik (2). Pada titik ini tekanan dalam silinder
mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan dalam pipa keluar (atau tangki tekan)
sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Jika torak terus bergerak ke kiri, udara akan
didorong keluar silinder pada tekanan tetap sebesar Pd. Di titik (3) torak mencapai titik mati atas,
yaitu titik akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.

Gambar 2.2 : Diagram P-V dari Kompressor

Pada Gambar 2.3. terlihat bentuk dan susunan konstruksi kompressor yang menjelaskan
secara visual bahwa udara masuk melalui air intake filter diisap oleh torak sampai ke titik maksimum
bawah. Sebelum masuk ke torak udara didalam kartel bersamaan diisap melalui pipa vacum, sehingga
tidak terjadinya vacum di dalam kartel. Kemudian udara yang vacum di silinder keluar melalui pipa
vacum.

Gambar 2.3 : Potongan Melintang Kompressor Torak

Kondensasi uap air

Udara yang dihisap dan dimampatkan didalam kompressor akan mengandung uap air dalam
jumlah cukup besar. Jika uap ini didinginkan udara yang keluar dari kompressor maka uap akan
mengembun menjadi air. Air ini akan terbawa ke mesin/ peralatan yang menggunakannya dan
mengakibatkan gangguan pada pelumasan, korosi dan peristiwa water hammer pada piping system.
Aftercooler adalah heat-exchanger yang berguna untuk mendinginkan udara/ gas keluaran
kompresor untuk membuang uap air yang tidak diinginkan sebelum dikirim ke alat lain. Uap air
dipisahkan dari udara dengan cara pendinginan dengan air atau oli pendingin. Sumber Ingersoll-Rand
[--]. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.4 : Aftercooler Kompressor Multi Stage

Condensate drain valve

Condensate drain valve ialah bagian dari kompressor yang berfungsi membuang kondensat
(uap air) yang terjadi saat kompressor bekerja dengan mengambil udara dari luar, sehingga udara yang
masuk ke dalam sistem udara tekan menjadi bersih dan tidak menimbulkan adanya endapan air.
Manfaat lainnya pada sistem hidrolik adalah, oli tetap bersih karena kontaminasi dari air telah dibuang
melalui Condensate Drain Valve.

Gambar 2.5 : Condensate Drain Valve

B. Jenis-jenis compressor
Compressor terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap
pengguna. Masing-masing jenis compressor mungkin berbeda dalam metode pendinginan, tahap
kompresi, pelumasan, atau sumber energi dari compressor itu sendiri . Berikut di bawah ini adalah
dua jenis utama dari compressor :

Positive displacement compressor


Positive displacement compressor memindahkan gas atau udara menggunakan energi tekanan
yang mengurangi volume udara atau gas, sehingga tekanan gas meningkat. Positive displacement
compressor ini juga dibagi lagi menjadi dua, yaitu reciprocating compressor dan rotary (vane dan
screw) compressor. Pada reciprocating compressor, ada perpindahan piston di dalam silinder
compressor dan juga jenis nya ada tipe low speed dan high speed compressor. Kelebihan dari
reciprocating compressor ini memiliki high fuel efficiency dan long operating life, hanya saja dari sisi
maintenance membutuhkan high cost jika dibandingkan dengan compressor centrifugal. Dan sekarang
bagaimana rotary (vane dan screw) compressor? vane dan screw compressor ini juga masih
menggunakan energi tekanan, hanya saja compressor jenis ini cocok beroperasi mengeluarkan
tekanan discharge yang lebih rendah dari pada reciprocating compressor, tetapi pressure yang
dikeluarkan tidak ada pulsasi sehingga tidak ada getaran yang ditimbulkan dan sangat cocok untuk

mengalirkan gas pada pipa-pipa yang panjang. vane dan screw compressor ini biasanya digunakan
sebagai vapor recovery unit atau vacuum pumps.

Kinetic Compressor
Compresor jenis ini menggunakan energi kecepatan untuk memindahkan fluida kerjanya.
untuk meningkatkan energi pada fluida kerja, kinetic compressor menggunakan impeller dengan
kecepatan yang sangat tinggi (20.000 hingga 30.000 rpm). Contoh dari kinetic compressor ini adalah
centrifugal dan axial compressor. Centrifugal compressor cocok sekali digunakan di daerah offshore
pada pengeboran sumur gas karena easily automated for remote operations dan juga biasanya
digunakan pada turbin gas. Kelebihan dari centrifugal compressor ini adalah low maintenance dan
low operating cost, tetapi kekurangannya memiliki efficiency yang rendah.

C. Klasifikasi Kompresor
Menurut Truba Jurong Eng (1990), secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo),
Positive Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic
compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector.
1. Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)
Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak yang
bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh
torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam silinder
mengecil, sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak kompresi
torak bergerak ke titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi,
selanjutnya di masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan dilengkapi dengan
katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut
berlangsung terus-menerus hingga diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan mengisap dan
mengkompresi ke tabung penampung ini berlangsung secara terus menerus, pada umumnya bila
tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup pengaman akan terbuka, atau mesin
penggerak akan mati secara otomatis.
2.

Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara

Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi.
Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan, selanjutnya dimasukkan
dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan.
Pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperature udara akan naik selama
terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan dengan memasang sistem pendingin.
Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan system air
bersirkulasi. Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk
kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya hingga 15
bar.
3. Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)
Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak torak
dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak langsung

berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini
udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor diafragma
banyak digunakan pada industri bahan makanan, farmasi, obatobatan dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak. Perbedaannya terdapat pada sistem kompresi
udara yang akan masuk ke dalam tangki penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor
diafragma tidak secara langsung menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan sebuah
membran (diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang kembang kempis itulah yang akan
menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.
4. Kompresor Putar (Rotary Compressor)
Kompresor Rotari Baling-baling Luncur Secara eksentrik rotor dipasang berputar dalam
rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang masuk dan keluar. Keuntungan dari
kompresor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang pendek dan kecil, sehingga menghemat ruangan.
Bahkan suaranya tidak berisik dan halus dalam, dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara
terus menerus dengan mantap. Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang yang tergabung
dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika rotor mulai berputar, energi gaya
sentrifugal baling-balingnya akan melawan dinding. Karena bentuk dari rumah baling-baling itu
sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar atau diperkecil
menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.
5. Kompresor Sekrup (Screw)
Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage), yang
satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat
memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi
helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat
digunakan sebagai pompa hidrolik pada pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup
harus diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan
menekan fluida.
6. Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)
Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa ada
perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan. Prinsip kompresor
ini ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar.
Beberapa kelemahannya adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara
baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul. Berbeda jika dibandingkan dengan pompa
pelumas pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri
sudah menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari
konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang
saling bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat pada dinding.
7. Kompresor Aliran (turbo compressor)
Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar. Kompresor aliran
udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara aksial dan ada yang secara radial. Arah
aliran udara dapat dirubah dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran
udara yang diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energy bentuk tekanan.

8. Kompresor Aliran Radial


Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke ruangan
berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila
kompresornya bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati
sumbu. Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat sesuai yang
dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari susunan sudusudu tersebut maka akan semakin tinggi
tekanan udara yang dihasilkan. Prinsip kerja kompresor radial akan mengisap udara luar melalui sudusudu rotor, udara akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompresi dan akan ditampung pada
tangki penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.
9. Kompresor Aliran Aksial
Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu yang terdapat
pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi
pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat.
Putaran cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang
diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah seperti kompresor pada sistem turbin gas atau
mesin-mesin pesawat terbang turbo propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan
mekanik putar pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin akan memutar
rotor sehingga akan menghasilkan udara bertekanan.

D. Pelumasan Pada Kompresor


Menurut Truba Jurong Eng (1990), bagian-bagian kompresor torak yang memerlukan
pelumasan adalah bagian-bagian yang saling meluncur seperti silinder, torak, kepala silang, metal
-metal bantalan batang penggerak dan bantalan utama. Tujuan pelumasan adalah untuk mencegah
keausan, merapatkan cincin torak dan paking, mendinginkan bagian-bagian yang saling bergesek, dan
mencegah pengkaratan. Pada kompresor kerja tunggal yang biasanya dipergunakan sebagai
kompresor berukuran kecil, pelumasan kotak engkol dan silinder disatukan. Sebaliknya kompresor
kerja ganda yang biasanya dibuat untuk ukuran sedang dan besar dimana silinder dipisah dari rangka
oleh paking tekan, maka harus dilumasi secara terpisah. Dalam hal ini pelumasan untuk silinder
disebut pelumasan dalam dan pelumasan untuk rangkanya disebut pelumasan luar.Untuk kompresor
kerja tunggal
Menurut Paul Tashian (2002), sistem udara start dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Direct dan
Indirect.
Direct yaitu : starting dilakukan dengan perlakukan langsung terhadap ruang bakar / piston
dengan menyuplay tekanan udara keruang bakar sehingga piston akan bergerak. Sedangkan
untuk.
Indirect yaitu: starting engine yang dilakukan dengan perlakuan terhadap crankshaft nya atau
flywheelnya yaitu dengan memutar flywheel menggunakan motor.
.
Sistem starting umumnya dilengkapi dengan katup pembalik (interlocks valve) untuk
mencegah start jika segala sesuatunya tidak dalam kondisi kerja. Udara bertekanan di produksi oleh
kompresor dan disimpan pada tabung (air receiver). Udara bertekanan lalu di suplai oleh pipa menuju
automatic valve dan kemudian ke katup udara start silinder. Pembukaan katup start akan memberikan

udara bertekanan ke dalam silinder. Pembukaan katup silinder dan automatic valve dikontrol oleh
pilot air system. Pilot air ini diberi dari pipa besar dan menerus ke katup pengontrol yang
dioperasikan dengan udara start pada engine.
Jika lengan ini dioperasikan, suplai pilot udara mampu membuka automatic valve. Pilot
udara untuk arah operasi yang sesuai juga disuplai ke distributor udara. Alat ini umumnya digerakkan
dengan camshaft dan memberi pilot air ke silinder kontrol dari katup start. Pilot air lalu disuplai dalam
urutan yang sesuai dengan operasi engine. Katup udara start dipertahankan tertutup oleh pegas jika
tidak digunakan dan dibuka oleh pilot air yang langsung memberi udara bertekanan ke dalam silinder.
Sebuah interlock didalam automatic valve yang menghentikan pembukaan katup jika turning gear
engine menempel. Katup ini mencegah udara balik yang telah dikompresikan oleh engine kedalam
sistem.

Starting dengan udara bertekanan

Main engine yang distart dengan udara bertekanan dilengkapi dengan paling tidak dua unit
kompresor. Satu di antaranya berpenggerak independen dari main engine, dan harus mensupali 50%
dari total kapasitas yang diperlukan. Kapasitas total udara start dalam tabung harus dapat diisi dari
tekanan atmosfir sampai tekanan kerja 30 bar dalam waktu 1 jam. Tabung udara disediakan dua
dengan ukuran yang sama dan dapat digunakan secara independen.
Kapasitas total tabung harus memperhatikan paling tidak dapat digunakan start 12x baik maju atau
mundur untuk engine yang reversibel dan tidak kurang dari 6x start untuk engine non-reversibel.
Jumlah start berdasar pada engine saat dingin dan kondisi siap start.
Jika sistem udara start digunakan untuk starting auxilary engine, mensuplai peralatan pneumatic,
peralatan manoeuvering, atau tyfon semuanya disuplai dari tabung udara maka harus dipertimbangkan
dalam perhitungan kapasitas tabung udara.

Starting dengan Listrik

Jika Main engine distart dengan listrik maka harus tersedia dua bateray yang independen.
Rangkaian bateray ini direncanakan tidak dapat dihubungkan pararel antara satu dengan yang
lainnya karena masing - masing baterey harus mampu untuk starting main engine dalam kondisi
dingin. Total kapasitas bateray harus cukup untuk operasi selama 30 menit tanpa pengisian.
Jika dua atau lebih auxiliary engine di start dengan listrik paling tidak tersedia dua bateray yang
independen. Kapasitas bateray harus cukup paling tidak 3x operasi start-up untuk setiap engine. Jika
hanya satu auxiliary engine distart dengan listrik, satu bateray cukup.
Baterai start hanya boleh digunakan untuk starting (pemanas mula jika perlu) dan untuk memonitor
peralatan yang ada pada engine.

Jalur udara bertekanan

Jalur tekanan yang terhubung ke kompresor dipasang dengan non-RV pada outlet kompresor.
Jalur udara start tidak boleh digunakan sebagai jalur pengisian untuk tabung udara. Hanya
selang/pipa dengan material yang sudah dites yang dapat dipasang pada jalur starting diesel engine
dimana tetap terjaga tekanannya.
Jalur udara start untuk setiap engine dilengkapi dengan non return valve dan penguras drain).

Sebuah safety valve harus dipasang dibelakang pada setiap katup penurun tekanan(reducing valve).
Tekanan tangki air dan tangki lainnya yang dihubungkan ke sistem udara bertekanan dipertimbangkan
sebagai tabung tekan dan harus sesuai persyaratan standart.

E. Pengkajian kompresor dan sistim udara tekan


1. Kapasitas kompresor
Kapasitas kompresor adalah debit penuh aliran gas yang ditekan dan dialirkan pada kondisi
suhu total, tekanan total, dan diatur pada saluran masuk kompresor. Debit aliran yang sebenarnya,
bukan merupakan nilai volum aliran yang tercantum pada data alat, yang disebut juga pengiriman
udara bebas/ free air del ivery (FAD) yaitu udara pada kondisi atmosfir di lokasi tertentu. FAD tidak
sama untuk setiap lokasi sebab ketinggian, barometer, dan suhu dapat berbeda untuk lokasi dan waktu
yang berbeda.

Pengkajian kapasitas kompresor

Kompresor yang sudah tua, walupun perawatannya baik, komponen bagian dalamnya sudah
tidak efisien dan FAD nya kemungkinan lebih kecil dari nilai rancangan. Kadangkala, faktor lain
seperti perawatan yang buruk, alat penukar panas yang kotor dan pengaruh ketinggian juga cenderung
mengurangi FAD nya. Untuk memenuhi kebutuhan udara, kompresor yang tidak efisien mungkin
harus bekerja dengan waktu yang lebih lama, dengan begitu memakai daya yang lebih dari yang
sebenarnya dibutuhkan.
Pemborosan daya tergantung pada persentase penyimpangan kapasitas FAD. Sebagai contoh,
kran kompresor yang sudah rusak dapat menurunkan kapasitas kompresor sebanyak 20 persen.
Pengkajian berkala terhadap kapasitas FAD untuk setiap kompresor harus dilakukan untuk memeriksa
kapasitas yang sebenarnya. Jika penyimpangannya lebih dari 10 persen, harus dilakukan perbaikan.
Metoda ideal pengkajian kapasitas kompresor adalah melalui uji nosel dimana nosel yang
sudah dikalibrasi digunakan sebagai beban, untuk membuang udara tekan yang dihasilkan. Alirannya
dikaji berdasarkan suhu udara, tekanan stabilisasi, konstanta orifice, dll.

Metode sederhana pengkajian kapasitas pada ruang kerja

Tutup semua aliran keluar kompresor yang menuju ke sistim pengguna dengan menutup rapat
kran pemisah untuk pengujian dari sistim udara tekan utama. Buka kran penguras air dan kuras habis
airnya dan kosongkan receiver dan pipa saluran. Pastikan bahwa jalur water trap ditutup rapat sekali
lagi untuk memulai pengujian. Mulai nyalakan kompresor dan aktifkan stopwatch. Catat waktu yang
digunakan untuk mencapai tekanan operasi normal P2 (dalam receiver) dari tekanan awalnya P1.
Hitung kapasitas dengan formula dibawah ini (Konfederasi Industri India):
Persamaan diatas relevan untuk suhu udara tekan sama dengan suhu udara ambien, yaitu
kompresi isotermal sempurna. Jika suhu udara tekan aktual pada pengeluaran, t2 oC lebih tinggi dari
suhu ambien t1 0C, FAD dikoreksi oleh faktor (273 + t1) / (273 + t2).

2.

Efisiensi Kompresor

Beberapa pengukuran kompresor yang biasa digunakan adalah: efisiensi volumetrik, efisiensi
adiabatik, efisiensi isotermal, dan efisiensi mekanik. Efisiensi adiabatik dan isotermal dihitung
sebagai daya isotermal atau adiabatik dibagi oleh konsumsi daya aktual. Gambar yang diperoleh
menunjukan efisiensi keseluruhan kompresor dan motor penggerak.

Efisiensi isotermal

Efisiensi isotermal = Daya masuk aktual terukur / Daya Isotermal


Daya isotermal (kW) = P1 x Q1 x loger/36,7
Dimana P1= Tekanan mutlak masuk kg/ cm2
Q1= Udara bebas terkirim/ FAD, m3/jam.
r = Perbandingan tekanan P2/P1

Perhitungan daya isotermal tidak menyertakan daya yang diperlukan untuk mengatasi gesekan dan
biasanya memberikan efisiensi yang lebih rendah dari efisiensi adiabatis. Nilai efisiensi yang
dilaporkan biasanya efisiensi isotermal. Hal ini merupakan bahan pertimbangan yang penting dalam
memilih kompresor berdasarkan nilai efisiensi yang dilaporkan.

Efisiensi Volumetrik

Kompresor Displacement = ? x D2/4 x L x S x ? x n


Dimana D = Diameter silinder, meter
L = jumlah langkah silinder, meter
S = Kecepatan kompresor rpm
? = 1 untuk silinder dengan aksi tunggal dan 2 untuk silinder dengan aksi ganda
n = Jumlah silinder
Dalam prakteknya, panduan yang paling efektif dalam membandingkan efisiensi kompresor
adalah konsumsi daya spesifik, yaitu kW/volum debit aliran, yang dapat digunakan untuk berbagai
kompresor.

3. Pengkajian Kinerja terhadap Kehilangan Distribusi dalam sistim udara tekan

Kebocoran dan akibatnya

Sistim pipa dan pengatur distribusi membawa udara tekan dari plant pusat kompresor ke area
proses. Sistim ini terdiri dari berbagai kran pemisah, traps fluida, tangki penyimpan sementara, dan
juga pemanasan pada pipa dalam jumlah kecil untuk mencegah terjadinya pengembunan atau
pembekuan pada jalur yang terbuka ke udara luar. Kehilangan tekanan pada distribusi biasanya
dikompensasikan dengan tekanan yang lebih tinggi di bagian pengeluaran kompresor.

Pada titik penggunaan udara tekan, sebuah pipa pengumpan dilengkapi dengan kran pemisah
aliran, saringan, dan regulator, mengalirkan udara tekan ke pipa untuk memasok ke peralatan proses
atau pneumatik. Kebocoran dapat menjadi sumber yang signifikan dari energi yang terbuang dalam
sistim udara tekan di industri, kadang-kadang memboroskan 20 hingga 30 persen dari keluaran
kompresor. Sebuah plant yang tidak terawat dengan baik mungkin akan memiliki laju kebocoran
setara 20 persen dari kapasitas produksi udara tekan total. Pendeteksian dan perbaikan kebocoran
secara pro-aktif dapat mengurangi kebocoran kurang dari 10 persen dari keluaran kompresor.
Disamping sebagai sumber pemborosan energi, kebocoran dapat juga berkontribusi terhadap
kehilangan operasi lainnya. Kebocoran menyebabkan penurunan tekanan sistim, yang dapat membuat
fungsi peralatan udara jadi kurang efisien, memberi pengaruh yang merugikan terhadap produksi.
Lagipula, dengan memaksakan peralatan bekerja lebih lama, kebocoran akan memperpendek umur
hampir seluruh peralatan sistim (termasuk paket kompresor itu sendiri).
Meningkatnya waktu operasi dapat juga menyebabkan permintaan perawatan tambahan dan
meningkatkan waktu penghentian operasi yang tidak terjadwal. Akhirnya, kebocoran dapat
menyebabkan bertambahnya kapasitas kompresor yang tidak diperlukan. Kebocoran dapat berasal
dari berbagai bagian dari sistim, tetapi area permasalahan yang paling umum adalah:
Kopling, pipa, tabung, dan sambungan
Pengatur tekanan
Traps kondensat terbuka dan kran untuk mematikan
Sambungan pipa, pemutus, dan sil karet.
Laju kebocoran merupakan fungsi tekanan terpasok dalam sistim yang tidak terkendali dan
meningkat dengan tekanan sistim yang lebih tinggi. Laju kebocoran yang diidentifikasikan dalam feet
kubik per menit (cfm) juga berbanding lurus terhadap kuadrat diameter orifice. Lihat tabel dibawah
ini.

Penentuan jumlah kebocoran

Untuk kompresor yang memiliki pengendali start/stop atau load/unload, terdapat suatu cara
yang mudah untuk memperkirakan jumlah kebocoran dalam sistim. Metode ini meliputi penyalaan
kompresor pada saat tidak ada kebutuhan pada sistim (seluruh peralatan pengguna akhir yang
dioperasikan dengan udara dimatikan). Sejumlah pengukuran dilakukan untuk menentukan waktu
rata-rata yang digunakan pada saat load dan unload pada kompresor; kompresor akan menyala pada
saat load, kemudian akan mati pada saat unload. Kompresor akan load dan unload karena adanya
kebocoran udara akan menyebabkan terjadinya siklus menyala dan mati pada kompresor, karena
kompresor akan menyala/ load ketika tekanannya turun karena lolosnya udara melalui kebocoran.
Kebocoran total (persentase) dapat dihitung sebagai berikut:
Kebocoran akan dinyatakan dalam istilah persentase kehilangan dari kapasitas
kompresor.Persentase kehilangan kebocoran harus kurang dari 10 persen dalam sistim yang terawat
dengan baik. Sistim yang perawatannya buruk dapat memiliki kehilangan setinggi 20 hingga 30
persen dari daya dan kapasitas udaranya.

Tahapan metoda sederhana penghitungan jumlah kebocoran pada ruang kerja

Metode untuk pengukuran pada ruang kerja yang sederhana untuk Penghitungan Jumlah
Kebocoran dari sistim udara tekan adalah sebagai berikut:

Matikan operasi peralatan yang menggunakan udara (atau lakukan pengujian ketika tidak ada
peralatan yang sedang menggunakan udara tekan).
Jalankan kompresor untuk me ngisi sistim untuk mengatur tekanan operasinya.
Catat waktu yang dipakai untuk siklus Load dan Unload kompresor. Untuk hasil yang lebih teliti,
lakukan untuk ON/ HIDUP & OFF/ MATI berkali kali sampai 8 10 kali siklus secara terus menerus
(t). Kemudian hitung total waktu ON dan waktu OFF.
Gunakan data diatas untuk menghitung jumlah kebocoran dalam sistim. Jika Q merupakan udara
bebas aktual yang dipasok selama percobaan (m3 /menit), maka kebocoran sistim (m3/menit) adalah:

F. Peluang Efisiensi Energi


1. Lokasi Kompresor
Lokasi kompresor udara dan kualitas udara yang ditarik oleh kompresor akan memiliki
pengaruh yang cukup berarti terhadap jumlah energi yang digunakan. Kinerja kompresor sebagai
mesin yang bernafas akan meningkat dengan udara yang dingin, bersih dan kering pada saluran
masuknya.
2. Suhu Udara pada Aliran Masuk
Pengaruh udara masuk pada kinerja kompresor tidak boleh diremehkan. Udara masuk yang
tercemar atau panas dapat merusak kinerja kompresor dan menyebabkan energi serta biaya perawatan
yang berlebihan. Jika kadar air, debu, atau bahan pencemar lain terdapat dalam udara masuk, maka
bahan pencemar tersebut dapat terkumpul pada komponen bagian dalam kompresor, seperti kran, fan,
rotor dan baling-baling. Kumpulan pencemar tersebut dapat mengakibatkan kerusakan dini dan
menurunkan kapasitas kompresor.
Kompresor menghasilkan panas pada operasinya yang kontinyu. Panas ini dilepaskan ke
kamar/ruang kompresor sehingga memanaskan udara masuk. Hal ini mengakibatkan rendahnya
efisiensi volumetrik dan pemakaian daya menjadi lebih besar. Sebagai aturan umum, Setiap kenaikan
suhu udara masuk sebesar 4oC akan meningkatkan konsumsi energi sebesar 1 persen untuk keluaran
yang sama. Jadi udara dingin yang masuk akan meningkatkan efisiensi energi kompresor.
Jika saringan udara masuk ditempatkan pada kompresor, suhu ambien harus dijaga pada nilai
minimum untuk mencegah penurunan aliran massa. Cara ini dapat dilakukan dengan menempatkan
pipa masuk diluar ruangan atau gedung. Jika saringan udara masuk ditempatkan diluar gedung, dan
terutama pada atap, harus diperhatikan suhu ambiennya.
3. Penurunan Tekanan dalam Saringan Udara
Saringan udara masuk pada kompresor harus dipasang, atau membawa udara dari lokasi yang
bersih dan dingin. Pabrik pembuat kompresor biasanya memasok, atau merekomendasikan, saringan
udara masuk dengan kualitas khusus yang dirancang untuk melindungi kompresor. Semakin baik
penyaringan pada saluran masuk kompresor, maka akan semakin rendah biaya perawatan
kompresornya. Walau demikian, penurunan tekanan yang melintas saringan udara harus dijaga

minimum (ukuran dan perawatannya) untuk mencegah pengaruh penyumbatan dan penurunan
kapasitas kompresor. Alat pengukur perbedaan tekanan merupakan salah satu peralatan yang terbaik
untuk memantau kondisi saringan pada saluran masuk. Penurunan tekanan yang melintas saringan
baru pada saluran masuk tidak boleh lebih dari 3 pound per inchi kuadrat (psi).
Sebagai aturan umum Untuk setiap kenaikan penurunan tekanan 250 mm WC yang
melintas pada jalur yang diakibatkan oleh saringan yang tersumbat dll, konsumsi daya kompresor
akan meningkat sekitar 2 persen untuk keluaran yang sama.
Jadi, disarankan untuk membersihkan saringan udara masuk secara reguler untuk
meminimalkan penurunan tekanan. Manometer atau pengukur perbedaan tekanan yang melintas
saringan dapat digunakan untuk memantau penurunan tekanan supaya dapat merencanakan jadual
pembersihan saringan.
4. Ketinggian
Ketinggian memiliki dampak langsung terhadap efisiensi volumetrik kompresor. Pengaruh
ketinggian pada efisiensi volumetrik diberikan dalam Tabel 6. Jadi jelas bahwa kompresor yang
terletak pada tempat yang lebih tinggi akan mengkonsumsi daya yang lebih besar untuk mencapai
tekanan tertentu dibandingkan yang berada pada permukaan laut, dimana rasio kompresinya lebih
tinggi.
5. Inter dan After-Coolers
Hampir kebanyakan kompresor multi tahap menggunakan pendingin antara/intercoolers,
yang merupakan alat penukar panas yang membuang panas kompresi diantara tahap-tahap kompresi.
Pendinginan antara ini mempengaruhi efisiensi mesin keseluruhan. Dengan digunakannya energi
mekanik ke gas untuk kompresi, maka suhu gas akan naik. Aftercoolers dipasang setelah tahap
kompresi terakhir untuk menurunkan suhu udara. Pada saat suhu udara berkurang, uap air dalam
udara akan diembunkan, dipisahkan, dikumpulkan, dan dibuang dari sistim. Hampir seluruh
kondensat dari kompresor dengan pendinginan antara dibuang dalam pendingin antara, dan sisanya
dalam pendingin after-cooler.
Hampir seluruh sistim di industri, kecuali yang memasok udara proses memanaskan operasi,
memerlukan after-coooler.Dalam beberapa sistim, after-coolers merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari paket kompresor, sementara pada sistim yang lain after-cooler merupakan bagian
terpisah dari peralatan. Beberapa sistim memiliki keduanya.
Idealnya, suhu udara masuk pada setiap tahap mesin multi tahap harus sama dengan keadaan
pada tahap pertama. Hal ini disebut sebagai pendinginan sempurna atau kompresi isotermal. Akan
tetapi dalam praktek yang sesungguhnya, suhu udara masuk pada tahap berikutnya lebih tinggi dari
nilai normal sehingga mengakibatkan pemakaian daya yang lebih besar, sebab volum yang ditangani
untuk tugas yang sama menjadi lebih besar.
Penggunaan air pada suhu yang lebih rendah mengurangi pemakaian daya spesifik. Suhu air
dingin yang sangat rendah dapat menyebabkan pengembunan kadar air dalam udara, dimana apabila
tidak dihilangkan akan mengakibatkan kerusakan silinder.
Hal yang serupa, pendinginan yang tidak mencukupi dalam after-coolers (dikarenakan
kotoran, pembentukan kerak dll.), membiarkan udara hangat dan lembab menuju penerima/receiver,
yang menyebabkan terjadinya lebih banyak pengembunan pada penerima udara dan jalur
distribusinya, sehingga dapat menyebabkan korosi, penurunan tekanan dan kebocoran pada pipa dan

peralatan pengguna akhir. Oleh karena itu, pembersihan secara berkala dan menjaga suhu aliran udara
yang benar pada intercoolers dan after-coolers sangat penting untuk mempertahankan kinerja yang
dikehendaki.

6. Pengaturan Tekanan
Untuk kapasitas yang sama, sebuah kompresor memakai lebih banyak daya pada tekanan
yang lebih tinggi. Kompresor tidak boleh beroperasi diatas tekanan operasi optimumnya sebab bukan
hanya akan memboroskan energi, tetapi juga akan mengakibatkan pemakaian yang berlebihan, juga
mengakibatkan pemborosan energi. Efisiensi volumetrik kompresor juga menjadi lebih kecil pada
tekanan pengiriman yang lebih tinggi.

Menurunkan tekanan pengiriman

Kemungkinan merendahkan (optimalisasi) tekanan pengiriman harus dikaji menggunakan


studi yang seksama terhadap permintaan tekanan berbagai peralatan, dan adanya penurunan tekanan
pada jalur antara pembangkitan udara tekan dan titik penggunaan. Penghematan daya karena
penurunan tekanan ditunjukkan dalam Tabel 8. Jika satu titik pengguna atau kelompok kecil pengguna
memerlukan tekanan yang lebih besar daripada plant lainnya, perlu dipertimbangkan untuk
mengoperasikan sistim tersendiri atau metambahkan paket penguat/booster pada titik pengguna,
sehingga dapat menjaga sistim yang lebih besar beroperasi pada tekanan yang lebih rendah.
Pengoperasian sebuah kompresor pada tekanan 120 PSIG dibandingkan 100 PSIG misalnya,
memerlukan energi 10 persen lebih besar dan juga meningkatkan laju kebocoran. Setiap upaya harus
dilakukan untuk menurunkan tekanan sistim dan kompresor ke tingkat yang serendah mungkin.
Catatan: Penurunan tekanan pengiriman sebesar 1 bar pada kompresor akan mengurangi
konsumsi daya sebesar 6 10 persen

Pengaturan kompresor dengan penyetelan tekanan optimum

Sangat sering dalam sebuah industri, kompresor yang berlainan jenis, kapasitas dan
pembuatan dihubungkan ke jaringan distribusi yang umum. Dalam keadaan yang demikian, pemilihan
kombinasi kompresor yang benar dan pengaturan optimal dari kompresor-kompresor yang berbeda
dapat menghemat energi. Jika lebih dari satu kompresor digunakan untuk mengumpan sebuah header,
maka kompresor harus beroperasi dalam keadaan dimana biaya untuk pembangkitan udara tekannya
minimal.
Jika seluruh kompresor sama, pengaturan tekanan dapat disesuaikan sehingga hanya satu
kompresor yang menangani variasi beban, sedangkan lainnya beroperasi pada sekitar beban penuh.
Jika kompresor berlainan ukuran, saklar tekanan harus disetel sehingga hanya kompresor
terkecil saja yang diperbolehkan untuk divariasikan (bervariasi dalam debit aliran).
Jika kompresor berlainan jenis dioperasikan bersama, pemakaian daya unload menjadi cukup
berarti. Kompresor dengan daya no load terendah yang harus divariasikan.
Pada umumnya, kompresor dengan daya beban sebagian yang lebih rendah yang harus diatur.
Kompresor dapat dikelaskan menurut pemakaian energi spesifiknya, pada berbagai tekanan
dan yang energinya efisien, membuat alat ini sesuai untuk banyak permintaan.

Memisahkan permintaan tekanan rendah & tinggi

Jika kebutuhan udara dengan tekanan rendah cukup banyak, disarankan untuk
membangkitkan udara bertekanan rendah dan tinggi secara terpisah dan mengumpankannya ke bagian
masingmasing daripada menurunkan tekanan melalui kran penurun tekanan, yang dapat memboroskan
energi.

Rancangan untuk penurunan tekanan yang minimum pada jalur distribusi

Penurunan tekanan/ pressure drop merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk penurunan
tekanan udara dari keluaran kompresor aktual ke titik pengguna. Penurunan tekanan terjadi jika udara
mengalir melalui sistim pe ngelolaan dan distribusi. Sistim yang dirancang dengan benar harus
memiliki penurunan tekanan kurang dari 10 persen dari tekanan pengeluaran kompresor, diukur dari
keluaran tangki penerima ke titik penggunaan.
Makin panjang dan makin kecil diameter pipa maka akan semakin besar kehilangan karena
gesekannya. Untuk mengurangi penurunan tekanan secara efektif, dapat digunakan sebuah sistim loop
dengan aliran dua arah. Penurunan tekanan yang diakibatkan oleh korosi dan komponenkomponen
sistim itu sendiri merupakan isu- isu penting.
Penurunan tekanan yang diakibatkan oleh ketidakcukupan ukuran pipa, elemen saringan
yang tersumbat, ukuran kopling dan pipa yang tidak benar merupakan pemborosan energi. Tabel 9
memberi gambaran mengenai pemborosan energi jika diameter pipa lebih kecil.
Penurunan tekanan yang dapat diterima dalam praktek di industri adalah 0,3 bar dalam
header utama pada titik terjauh dan 0,5 bar pada sistim distribusi.

7. Meminimalkan Kebocoran
Sebagimana telah dijelaskan sebelumnya, kebocoran udara tekan bertanggung jawab
terhadap pemborosan daya yang sangat mendasar. Dikarenakan kebocoran udara hampir sangat tidak
mungkin untuk terlihat, suatu metode harus digunakan untuk menentukan lokasi kebocoran tersebut.
Cara terbaik untuk mendeteksi kebocoran adalah dengan menggunakan pendeteksi akustik ultrasonik
(lihat gambar 10), yang dapat mengenali suara desisan berfrekuensi tinggi karena adanya kebocoran
udara.
Deteksi kebocoran ultrasonik mungkin merupakan alat pendeteksi kebocoran yang paling
handal. Alat ini siap digunakan untuk deteksi berbagai situasi kebocoran. Kebocoran seringkali terjadi
pada sambungan. Menghentikan kebocoran dapat dilakukan dengan sangat sederhana seperti
mengencangkan sambungan atau sangat rumit dengan penggantian alat yang tidak berfungsi seperti
kopling,sambungan, bagian pipa, selang, penguras, dan traps. Dalam banyak kasus, kebocoran
diakibatkan oleh gagalnya pembersihan karet atau tidak benarnya menggunakan sil karet. Pilihlah
sambungan berkualitas tinggi, putuskan sambungannya, ditambah selang, ditambah tabung, dan
pasangkan secara benar dengan sil karet yang cocok untuk menghindari kebocoran dimasa
mendatang.

8. Pengambilan Kondensat

Setelah udara tekan meninggalkan ruang kompresi, after-cooler kompresor menurunkan suhu
udara keluar dibawah titik embunnya (untuk hampir seluruh kondisi ambien) dan oleh karena itu
sejumlah besar uap terembunkan. Untuk menghilangkan kondensasi ini, hampir seluruh kompresor
yang sudah menggunakan after-coolers, dipasang pemisah-trap kondensat.
Kran pengeluaran kondensat sebaiknya diletakkan dekat pengeluaran kompresor dan
disambungkan ke jalur pengeluaran kondensat yang dibuat miring/slope kebawah supaya kondensat
dapat mengalir dengan baik. Kondensasi juga masih mungkin terjadi di sepanjang pemipaan, sehingga
pemipaan juga dibuat miring kebawah dan pada bagian terendah diberi lengan/ tempat penetesan
kondensat dan traps. Hal lain yang juga penting adalah pipa pengeluaran ukurannya harus sama
dengan seluruh sambungan pengeluaran dengan sistim yang tertutup dengan kecepatan yang tepat
untuk tekanan pengeluarannya.
Sangat penting untuk selalu meninjau ulang terhadap ukuran pipa dan sambungan-sambungan
sebab panjang pipa, ukuran pipa, jumlah sambungan, jenis sambungan dan jenis kran dapat
berpengaruh terhadap efisiensi kompresor yang optimum.

9. Penggunaan Udara Tekan yang Terkendali

Sistim udara tekan yang sudah tersedia di pabrik dapat menggoda engineer pabrik untuk
memanfaatkan udara tekan yang sudah ada untuk digunakan pada alat-alat bertekanan rendah seperti
pengadukan, pneumatic cconveying atau udara pembakaran. Padahal penggunaan sebuah blower
untuk operasi tekanan lebih rendah akan membutuhkan biaya dan energi yang jauh lebih kecil
dibandingkan untuk pembangkitan udara tekan.

10. Pengendalian Kompresor


Kompresor udara menjadi tidak efisien bila alat tersebut dioperasikan dibawah kapasitasnya.
Untuk menghindari kompresor tetap menya la ketika tidak diperlukan, dipasang sebuah alat kontrol
otomatis yang dapat mematikan dan menyalakan kompresor sesuai kebutuhan. Hal lainnya, jika
tekanan sistim udara tekan dijaga serendah mungkin maka efisiensi akan meningkat dan kebocoran
udara berkurang.

11. Praktek Perawatan


Praktek perawatan yang baik dan benar akan secara dramatis meningkatkan efisiensi kinerja
sistim kompresor. Berikut adalah beberapa tip untuk operasi dan perawatan yang efisien bagi sistim
udara tekan di industri:
Pelumasan: Tekanan minyak pelumas kompresor harus secara visuil diperiksa setiap hari, dan
saringan minyak pelumasnya diganti setiap bulan.
Saringan Udara: Saringan udara masuk sangat mudah tersumbat, terutama pada lingkungan yang
berdebu. Saringan harus diperiksa dan diganti secara teratur.

Traps Kondensat: Banyak sistim memiliki traps kondensat untuk mengumpulkan dan (untuk traps
yang dipasang dengan sebuah kran apung) me nguras kondensat dari sistim. Traps manual harus
secara berkala dibuka dan ditutup kembali untuk menguras fluida yang terakumulasi, traps otomatis
harus diperiksa untuk me mastikan bahwa tidak ada kebocoran udara tekan.
Pengering Udara: Udara kering merupakan energi yang intensif. Untuk pengering yang didinginkan,
periksa dan ganti saringan awal secara teratur karena pengering tersebut seringkali memiliki lintasan
kecil dibagian dalamnya yang dapat tersumbat oleh bahan pencemar. Pengering regeneratif
memerlukan sebuah penyaring penghilang minyak pada saluran masuknya, karena mereka tidak dapat
berfungsi dengan baik jika minyak pelumas dari kompresor membalut bahan penyerap airnya. Suhu
pengeringan yang baik harus dijaga dibawah 100F untuk menghindari peningkatan pemakaian bahan
penyerap airnya, yang harus diganti lagi setiap 3 4 bulan tergantung pada laju kejenuhan.

Cari dan perbaiki kebocoran udara tekan dan cobalah untuk mencegah hal yang sama. Periksa
kebocoran dan kehilangan tekanan diseluruh sistim secara teratur (bulanan).
Hindari praktek yang tidak benar, untuk memastikan penggunaan udara yang bebas kadar air pada
titik penggunaan.
Atur seluruh operasi titik penggunaan pada tekanan serendah mungkin dengan menggunakan
pengatur/regulator yang baik.
Hilangkan penggunaan pengangkat udara dan motor udara.
Matikan pasokan udara ke peralatan produksi yang sedang tidak bekerja
Pisahkan pengguna tunggal udara bertekanan tinggi.
Pantau penurunan tekanan dalam sistim pemipaan.
Evaluasi kebutuhan untuk pengaturan kompresor.
Gunakan motor berefisiensi tinggi sebagai pengganti motor standar.
Pertimbangkan penggunaan kompresor multi-tahap
Gunakan tekanan keluar serendah mungkin.
Gunakan limbah panas yang keluar dari kompresor untuk membantu penghematan energi pabrik.
Hindarkan pengiriman tekanan tinggi ke seluruh pabrik hanya untuk memenuhi satu pengguna.
Pahami pengendali sistim kompresor bertingkat.
Gunakan pengendali intermediate/expander/pengatur tekanan balik yang berkualitas tinggi.
Pahami persyaratan-persyaratan untuk perlatan pembersihan.
Gunakan teknologi pengeringan yang memberi tekanan maksimum yang diperbolehkan untuk titik
pengembunan.
Pilihlah produk-produk yang terbaik dikelasnya untuk seluruh suku cadang kompresor.
Pantau perbedaan tekanan yang melintasi saringan udara. Penurunan tekanan yang berlebihan dalam
saringan juga merupakan pemborosan energi.

Gunakan udara luar yang dingin untuk masukan kompresor.


Lakukan strategi perawatan pencegahan yang sistimatik untuk kompresor anda.
Berikan pelatihan dan ciptakan kepedulian diantara pekerja terhadap operasi dan perawatan yang
efisien sistim kompresor.
Patikan seluruh sistim dipantau oleh praktek good housekeeping.
Pastikan kondensasi dapat dihilangkan secara cepat dari jaringan distribusi, atau tidak terjadi
kondensasi.
Periksa bahwa ukuran receiver/penerima hanya menyimpan udara bagi kebutuhan untuk jangka
pendek.

DAFTAR PUSTAKA
Confederation of Indian Industries. Manual on Compressors and Compressed Air Systems.
http://greenbusinesscentre.com/documents/compressor.pdf
ECompressedAir. Compressed Air Audits. http://ecompressedair.com/air.shtml
http://superiorsigna l.com/usndacr.pdf King, Julie. MichiganTech, Department of Chemical
Engineering
McKane, A. and Medaris, B. The Compressed Air Challenge Making a difference for US industry.
2003.
http://eetd.lbl.gov/ea/indpart/publications/lbnl_52771.pdf
National Productivity Council, India. Compressors. In: Technology Menu for Efficient Energy Use,
Motor Drive Systems (NPC). 1993
NPC Energy Audit Reports Sustainable Energy Development Office, Government of Western
Australia.
Compressed Air Systems. 2002.
www1.sedo.energy.wa.gov.au/uploads Tashian, Paul. Successful Leak Detection Using Ultrasonics.
US Department of Energy (US DOE), Energy Efficiency and Renewable Energy. Improving
Compressed Air System Performance. DEO/GO-102003-1822. 2003.
www.oit.doe.gov/bestpractices/compressed_air
US Department of Energy, Energy Efficiency and Renewable Energy, Industrial Technologies
Program. Energy Tips Compressed Air Tip Sheet 3. 2004.
www.eere.energy.gov/industry/bestpractices/pdfs/compressed_air.pdf

Anda mungkin juga menyukai