Oleh :
Annisa Tasyalia
Galuh Permana
Gilang Susanto
Hera Meiwati
Jaeliani Nurohman
Mira Patria
Nizar Jati Fadilah
Reksa Rahman
Rifa Arofah
Vena Melinda
P2.06.20.1.13.086
P2.06.20.1.13.093
P2.06.20.1.12.095
P2.06.20.1.13.096
P2.06.20.1.13.100
P2.06.20.1.13.103
P2.06.20.1.13.106
P2.06.20.1.13.112
P2.06.20.1.13.113
P2.06.20.1.13.113
Tingkat 3C
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI: HARGA DIRI RENDAH
A. TOPIK
Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respon yang dialami dalam
kehidupan.
B. TUJUAN
Klien dapat mengidentifikasi hal positif dalam diri
C. SETTING
a. Terapis dan Klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
D. ALAT
a. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
b. Kertas putih HVS 2 kali jumlah klien yang mengikuti TAK
c. Speaker
d. Bola pimpong
E. METODE
a. Diskusi
b. Permainan
F. LANDASAN TEORI
Terlampir.
G. KRITERIA KLIEN
1. Klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
2. Klien yang sehat secara fisik
3. Klien yang kooperatif
H. PROSES SELEKSI
1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria;
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria;
3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria;
4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK stimulasi persepsi
:Harga Diri Rendah, meliputi: menjelaskan tujuan TAK stimulasi persepsi:
identifikasi hal positif pada klien
I. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
1 Hari/ tanggal
: Selasa, 08 Desember 2015
Waktu
menit)
Tempat
: Ruang Yudistira
Pengorganisasian
a) Jumlah dan nama klien
1) Jumlah
Jumlah klien 8 orang,
2) Nama klien
a. Tn. A
b. Tn. D
c. Tn. M
d. Tn. N
e. Tn. I
f. Tn. U
g. Tn.A
h. Tn.D
b) Leader
1) Nama
: Galuh Permana
2) Uraian tugas
a. Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal);
b. mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan;
c. memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukan pendapat dan memberikan umpan
balik;
d. sebagai role model;
e. memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat
dan memberikan umpan balik.
c) Co-leader
1) Nama
: Jaeliani Nurohman
2) Uraian tugas
Membantu leader dalam mengorganisasi anggota kelompok.
d) Fasilitator
1) Nama
a. Hera Meiwati
b. Annisa Tasyalia
c. Mira Patria
d. Rifa Arofah
e. Vena Melinda
f. Reksa Rahman
g. Nizar Jati Fadhilah
2) Uraian Tugas
Nama Klien
Mengekspresikan
perasaan terhadap
aspek positif diri
Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
Untuk tiap klien beri penilaian tentang kemampuan menulis aspek positif diri
sendiri. Beri tanda ceklist jika klien mampu dan (-) jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keterapisan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus
persepsi Harga diri rendah. Klien mampu menyebutkan hal positif dalam
dirinya, anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan
tingkatkan reinforcement (pujian).
L. ATURAN MAIN
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis
2. Lama kegiatan 30 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Tasikmalaya, ..
Mengetahui
Pembimbing
Kepala Ruangan
FORMAT PENILAIAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Nama Kelompok
: ..
Nama Mahasiswa
: ..........................................................
1. PENILAIAN PROPOSAL
NO.
1.
2.
3.
4.
klien
Ketepatan dalam penetapan kriteria klien
Ketepatan setting tempat dengan aktivitas
5.
Ket.
TOTAL SKOR
2. PENILAIAN PELAKSANAAN TAK
NILAI
1
2
NO
KRITERIA EVALUASI
A.
1.
2.
3.
4.
5.
B.
1.
2.
FASE ORIENTASI
Mengucapkan salam terapeutik
Melakukan evaluasi/ validasi kondisi klien
Membuat kontrak (topik, waktu, tempat ) TAK
Menjelaskan aturan main TAK
Menjelaskan tata tertib selama kegiatan
FASE KERJA
Urutan kegiatan sesuai dengan pedoman
Mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan
3.
sesuai rencana
Mengatasi masalah-masalah yang timbul dengan
4.
C
1.
2.
3.
pendekatan terapeutik
Memberikan reinforcement positif kepada klien
TERMINASI
Melakukan evaluasi (subjektif/ objektif)
Menyampaikan rencana tindak lanjut untuk klien
Membuat kontrak untuk kegiatan TAK
Penilai
. .
LAPORAN PENDAHULUAN
ii. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/ Persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan/atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif. Terapi aktivitas kelompok ini secara
signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik
pada klien dengan riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan
adanya penurunan ekspresi kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok
sebesar 60,4%.
Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus
yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.Kemampuan persepsi klien
dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharapkan respon klien
terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil: kelompok menunjukkan loyalitas dan
tanggung jawab bersama, menunjukkan partisipasi aktif semua anggotanya,
mencapai tujuan kelompok, menunjukkan teerjadinya komunikasi antaranggota dan
bukan hanya antara ketua dan anggota.
a. Pengertian perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau
marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).
b. Penyebab perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Di mana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.
Frustasi, seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan
yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan
cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa
mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengankekerasan.
Hilangnya harga diri: pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama
untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut
mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas
marah, dan sebagainya.
c. Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara
lain:
a. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom
beraksi terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan tekanan darah meningkat,
takikardi, wajah merah, pupil melebar, sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster
menurun, pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga
meningkat diserta ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh
menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.
b. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya
yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang
terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa
marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikolgis. Di samping itu
perilaku ini dapat juga untuk pengembangan diri klien.
c. Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku acting out untuk
menarik perhatian orang lain.
d. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan.
SETTING TEMPAT
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI KOGNITIF/ PERSEPSI: PERILAKU KEKERASAN
Keterangan:
= Leader
= Co-leader
= Fasilitator
= Observer
= Klien