09 - 189nicotine Replacement Therapy PDF
09 - 189nicotine Replacement Therapy PDF
25
Tinjauan Pustaka
kerja pada reseptor kolinergik nikotinik dalam waktu 10-15 detik setelah menghisap
rokok. Ikatan antara nikotin dengan reseptor nikotiniknya di area tegmental ventral
otak menyebabkan pelepasan dopamin
di nukleus akumbens, yang akan menimbulkan perasaan nyaman (pleasure). Timbulnya rasa nyaman akibat nikotin dalam
hitungan detik inilah yang menyebabkan
ketergantungan pada rokok. Selain itu,
nikotin juga menyebabkan pelepasan neurotransmiter lain seperti norepinefrin,
-endorfin, asetilkolin dan serotonin yang
akan meningkatkan kemampuan kognitif,
kewaspadaan dan memori serta menurunkan ketegangan dan kecemasan.1,7 Respon
stimulasi reseptor nikotinik di otak diperlihatkan pada gambar 1.
Nikotin
dopamin
norepinefrin
asetilkolin
GABA
serotonin
beta-endorfin
tidak
ya
Berikan nasihat penggunaan
obat & konseling
Ya
Berikan konseling
motivasi
ya
keduanya
Menginginkan
konseling
Ingin menggunakan
farmakoterapi
NRT
bupropion
varenicline
Perhatian
Pasien dengan dua diagnosis,
pertimbangkan:
1. kontraindikasi
2. farmakoterapi spesifik
yang bermanfaat untuk
keadaan komorbid
3. medikasi dengan dua
manfaat
26
Tinjauan Pustaka
FARMAKOTERAPI UNTUK BERHENTI MEROKOK
Secara umum farmakoterapi untuk menghentikan kebiasaan merokok dapat dibagi
menjadi dua, yaitu lini pertama dan lini
kedua. Tiga obat yang termasuk dalam lini
pertama yaitu:
a. Bupropion, antidepresan yang bekerja menghambat ambilan kembali
dopamine dan norepinephrine.
b. Nicotine
c. Varenicline agonis parsial reseptor
nikotin.
Obat-obat yang termasuk lini kedua adalah
clonidine dan nortryptiline.1
Nicotine Replacement Therapy
Efek berbahaya rokok ditimbulkan oleh zatzat selain nikotin yang terkandung dalam
rokok. Sementara itu, efek ketergantungannya disebabkan oleh nikotin yang jumlahnya dalam rokok relatif kecil dan cukup
aman. Oleh karena itu salah satu cara untuk
menghentikan kebiasaan merokok adalah
dengan memberikan nikotin dengan cara
bukan melalui rokok, yaitu nicotine replacement therapy (NRT).
Nicotine replacement therapy adalah farmakoterapi yang paling banyak diteliti untuk menghentikan kebiasaan merokok.8,10
Penggunaan NRT bertujuan untuk menggantikan nikotin yang sebelumnya diperoleh dari rokok. Tiga mekanisme kerja utama NRT adalah mengurangi gejala putus
nikotin, mengurangi efek penguatan nikotin dan memberikan efek yang sebelumnya
didapatkan dari rokok.10 Penggunaan NRT
Transdermal
Permen karet
Tablet hisap
Tablet sublingual
Inhaler
Semprot hidung
Transdermal 16 jam
>10cpd atau lebih:
15 mg selama 8 minggu
10 mg selama 2 minggu
5 mg selama 2 minggu
<10 cpd atau kurang:
10 mg selama 6 minggu
5 mg selama 2 minggu
2 kekuatan: 4 mg dan
2 mg
1 kekuatan: 2 mg
Cartridge 10 mg
Sediaan: 10 mg/ml
Maksimal digunakan 15
buah setiap hari
1 cartridge digunakan
selama 20 menit (penggunaan intensif)
Maksimal 64 semprot
per hari
Transdermal 24 jam
>10 cpd atau lebih:
21 mg selama 6 minggu
14 mg selama 2 minggu
7 mg selama 2 minggu
< 10 cpd atau kurang:
14 mg selama 6 minggu
7 mg selama 2 minggu
Penggunaan awal
antara 6-12 cartridge
sehari selama lebih
dari 8 minggu, lalu
setengahnya selama 2
minggu kemudian, lalu
setengahnya lagi
Gunakan 1 semprot ke
tiap lubang hidung
Maksimal 2 semprot
per jam dalam 16 jam
sehari selama 8 minggu
Secara bertahap
turunkan dosis dalam 4
minggu
Lama pengobatan
maksimal 3 bulan
Letakkan tablet di
bawah lidah, lalu biarkan
terlarut
Gunakan secara teratur
Semprot sesuai
keperluan
Gunakan secara teratur
Keuntungan
Mudah digunakan
Pengaturan dosis
mudah.
Tersedia berbagai rasa
Pengaturan dosis
mudah.
Kerugian
Harus digunakan
dengan tepat
Harus digunakan
dengan tepat
Harus digunakan
dengan tepat
Hindari penggunaan
dengan gigi palsu
Dapat menyebabkan
iritasi pada mulut atau
tidak tercerna
Dapat menyebabkan
iritasi pada mulut atau
tidak tercerna
Dapat menyebabkan
iritasi nasal; hindari
pada penderita sinusitis
cpd (cigarettes per day) = jumlah rokok yang dihisap per hari
27
Tinjauan Pustaka
beberapa lapisan yang dapat menghantarkan nikotin setelah pemakaian pada kulit.
Diperkirakan 68% nikotin yang dilepaskan
oleh sistem transdermal akan masuk ke dalam sirkulasi.7 Nikotin transdermal tersedia
dalam berbagai kekuatan, tergantung dari
lama pemakaian dan kekuatan dosis. Berdasarkan lama waktu pemakaian, dapat
dibedakan menjadi dua yaitu sediaan yang
digunakan selama 16 jam dan 24 jam. Sediaan yang digunakan selama 16 jam, terdiri
dari beberapa sediaan dosis yaitu 5 mg, 10
mg dan 15 mg. Sementara itu, untuk sediaan yang digunakan selama 24 jam terdiri
dari 3 sediaan dosis yaitu 7 mg, 14 mg dan
21 mg.10,11
Sifat farmakokinetik nikotin transdermal
berbeda dengan bentuk sediaan NRT lain.
Komponen yang membatasi penyerapannya adalah keadaan kulit tempat transdermal digunakan. Nikotin transdermal dapat
digunakan pada semua kulit yang bersih,
kering, dan tidak berambut. Waktu paruh
eliminasinya cukup panjang, yaitu sekitar
3-6 jam.12 terutama disebabkan oleh penyerapan nikotin secara terus menerus dari
sediaan transdermal, sehingga waktu paruhnya panjang dan kadarnya dalam darah
menetap lebih lama dibandingkan bentuk
sediaan lain.10,12
Dosis dan lama penggunaan nikotin transdermal ditentukan oleh banyaknya rokok
yang dihisap setiap hari. Seorang perokok
berat dapat menggunakan transdermal dosis terkuat dan perokok ringan-sedang dapat menggunakan transdermal dosis lebih
rendah (tabel 1). Dosis dapat diturunkan
secara perlahan untuk mengurangi ketergantungan terhadap nikotin.10,11
Efek samping yang dapat timbul relatif
ringan, sehingga sediaan ini dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang
sering timbul yaitu iritasi di bagian kulit
tempat ditempelkannya nikotin transdermal. Risiko iritasi kulit dapat dikurangi
dengan mengubah tempat penempelan
setiap hari. Gangguan tidur kadang terjadi pada penggunaan nikotin transdermal
selama 24 jam (termasuk pada malam hari
ketika tidur).7,11 Kadar nikotin yang dapat
bertahan lebih lama, efek samping yang
ringan dan penggunaannya yang mudah
membuat kepatuhan pasien pengguna
28
Tinjauan Pustaka
menggunakan 20 rokok atau lebih sehari
dapat menggunakan 2 tablet sublingual
tiap jam. Penggunaan dalam satu hari
tidak boleh dari 40 tablet. Dosis ini dapat digunakan hingga 12 minggu. Setelah
12 minggu, dosis harus diturunkan secara
bertahap.10,14
Inhaler Nikotin
Inhaler nikotin terdiri dari mouthpiece dan
cartridge plastik berisi nikotin. Ketika inhaler disemprotkan, nikotin akan melalui
mouthpiece masuk ke dalam mulut. Tiap
cartridge inhaler mengandung nikotin
10 mg. Dari 10 mg tersebut, 4 mg akan
masuk ke dalam mulut dan 2 mg akan
diabsorpsi.7,10 Sediaan ini bukan inhaler
sebenarnya karena nikotin yang disemprotkan tidak masuk ke dalam bronkus
atau paru, tapi terdeposit dan diabsorpsi
melalui mulut. Sebagian besar nikotin akan
masuk ke dalam kavitas oral (36%), esofagus dan lambung (36%), serta sebagian
kecil (4%) mencapai paru.10
Jumlah nikotin yang diabsorpsi dari inhaler
bergantung pada suhu-suhu lingkungan
yang tinggi akan meningkatkan absorpsi,
sedangkan suhu rendah akan menurunkan
absorpsi. Efek terbaik diperoleh jika digunakan selama 20 menit. Penggunaan sediaan ini direkomendasikan selama 3 bulan,
setelah itu dosis dapat diturunkan secara
bertahap selama 6-12 minggu.10 Jumlah
nikotin yang diperoleh melalui sediaan ini
paling kecil dibandingkan sediaan lainnya.
Sediaan ini terutama berguna untuk perokok dengan tingkat ketergantungan rendah, sebagai terapi tambahan pada nikotin
transdermal untuk menangani keinginan
merokok tiba-tiba atau dalam kombinasi
dengan bupropion.7
Semprot Hidung Nikotin
Semprot hidung nikotin dirancang untuk
memberikan dosis nikotin pada perokok
lebih cepat daripada NRT lain; karena itu
nikotin semprot hidung dapat digunakan
untuk memenuhi keinginan merokok yang
tiba-tiba. Sediaan ini akan mengantarkan nikotin langsung ke membran nasal
dan lalu akan diserap ke dalam pembuluh
darah. Peningkatan kadarnya dalam darah
lebih lambat dibandingkan dengan rokok,
tapi lebih cepat dibandingkan dengan
bentuk NRT lain.7,10
Alat semprot hidung adalah botol multidosis dengan pompa yang akan mengeluarkan 0,5 mg nikotin tiap semprotan. Satu
dosis artinya adalah dua kali semprotan
(mengeluarkan 1 mg nikotin). Dosis yang
diperlukan tiap pasien berbeda-beda tergantung derajat ketergantungan nikotin.
Pasien dapat mulai dengan 1 atau 2 dosis
per jam dan dapat ditingkatkan hingga
maksimum 40 dosis per hari. Efek samping yang sering timbul adalah iritasi
hidung, bersin-bersin, batuk dan mata
berair.7,10
Penggunaan Nicotine Replacement
Therapy pada Keadaan Khusus
Nicotine replacement therapy relatif aman
digunakan pada keadaan tertentu seperti
pada remaja, kehamilan dan masa menyusui, perokok dengan penyakit kardiovaskular, perokok dengan diabetes mellitus
dan perokok dengan gangguan fungsi hati.
Nicotine replacement therapy dapat digunakan oleh remaja berusia 12-18 tahun
dengan perhitungan dosis sama dengan
orang dewasa. Penggunaannya harus dalam pengawasan dokter atau tenaga kesehatan lain.11
Nicotine replacement therapy dapat digunakan dengan aman pada ibu hamil dan
menyusui, walaupun ibu hamil sebaiknya
menghentikan kebiasaan merokok tanpa
NRT. Penggunaan NRT pada ibu hamil
harus mempertimbangkan manfaat bagi
ibu dan risiko timbulnya efek samping
pada bayi. Nikotin dari NRT dapat keluar
ke air susu, walaupun jumlahnya sangat
kecil. Pada dua keadaan ini sebaiknya
digunakan bentuk sediaan NRT intermiten.11
Penggunaan NRT pada pasien penyakit jantung telah disetujui. Tidak seperti
rokok, NRT bukan faktor risiko bermakna
untuk kejadian kardiovaskular. Perokok
dengan penyakit kardiovaskular disarankan menggunakan NRT kerja singkat.
Nicotine replacement therapy juga aman
digunakan pada perokok dengan diabetes mellitus, walaupun perlu pemeriksaan kadar glukosa darah lebih sering
karena nikotin merangsang pelepasan
katekolamin yang dapat mempengaruhi
metabolisme karbohidrat. Penggunaan
NRT pada perokok dengan penyakit hati
29
Tinjauan Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
1. Benowitz NL, Brunetta PG. Smoking hazards and cessation. In: Mason RJ, Murray JF, Broaddus VC, Nadel JA, editors. Murray and Nadels Textbook of Respiratory Medicine. 4th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005. p. 2453-68.
2. World Health Organization. WHO report on the global tobacco epidemic, 2008. The MPOWER Package. 2008. Available from: http://www.who.int/tobacco/
mpower/mpower_report_full_2008_pdf
3. 10 negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. [cited 2010 Feb 7]. Available from: http://nusantaranews.wordpress.com/2009/05/31/10-negara-jumlah-perokok-terbesar-di-dunia/.
4. Pakai pendekatan farmakologi dan nonfarmakologi. [cited 2010 Feb 7]. Available from: http://bataviase.co.id/node/43092?page=1.
5. Houezec JL. Role of nicotine pharmacokinetics in nicotine addiction and nicotine replacement therapy: a review. Int J Tuberc Lung Dis. 2003; 7(9):8119.
6. Hukkanen J, Jacob P, Benowitz NL. Metabolism and disposition kinetics of nicotine. Pharmacol Rev 2005; 57:79115.
7. Rau JL. Selected agents used in respiratory disease. In: Rau JL, ed. Respiratory care pharmacology. 6th ed. New York: Mosby; 2002. p. 321-5.
8. Moore D, Aveyard P, Connock M, Wang D, Fry-Smith A, Barton P. Effectiveness and safety of nicotine replacement therapy assisted reduction to stop smoking:
systematic review and meta-analysis. BMJ 2009; 338:b1024.
9. Bader P, McDonald P, Selby P. An algorithm for tailoring pharmacotherapy for smoking cessation: results from a Delphi panel of international experts. Tobacco
Control. 2009;18:3442.
10. Henningfield JE, Fant RV, Buchhalter AR, Stitzer ML. Pharmacotherapy for nicotine dependence. CA Cancer J Clin. 2005;55;281-99.
11. Manchester City Council. Guideline for the use of nicotine replacement therapy (NRT) only; 2009. Available from: http://www.manchester.gov.uk/
12. Lewis S, Subramanian G, Pandey S, Udupa N. Pharmacokinetic evaluation of a developed nicotine transdermal system. Indian J Pharmaceut Sci. 2007;69(2):309-12.
13. Dautzenberg B, Nides M, Kienzler J, Callens A. Pharmacokinetics, safety and efficacy from randomized controlled trials of 1 and 2 mg nicotine bitartrate lozenges
(Nicotinell). BMC Clin Pharmacol. 2007; 7:1-15.
14. Molander L, Lunell E. Pharmacokinetic investigation of a nicotine sublingual tablet. Eur J Clin Pharmacol. 2001; 56: 813-9.
30