Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH MENONTON FILM PORNO TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK


DI SMAN 3 MAKASSAR

Karya Tulis Ilmiah


Disusun dan Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Akhir
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:
A. Alvian Arfan
(9970044028)
XII IPA 6

DINAS PENDIDIKAN KOTA MAKASSAR


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 MAKASSAR
2016

PENGARUH MENONTON FILM PORNO TERHADAP


PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
DI SMAN 3 MAKASSAR

Karya Tulis Ilmiah


Disusun dan Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Akhir
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:
A. Alvian Arfan
(9970044028)
XII IPA 6

DINAS PENDIDIKAN KOTA MAKASSAR


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 MAKASSAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
1

Karya Rulis Ilmiah dengan Judul:


Pengaruh Menonton Film Porno terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik di
SMAN 3 Makassar
Disusun oleh:
Nama : A. Alvian Arfan
NISN : 9970044028
Kelas : XII IPA 6

Makassar, 14 Maret 2016


Mengetahui:
Pembina,

Penulis,

Syarifuddin, S.Pd, M.Pd

A. Alvian Arfan

NIP. 197230312 199802 1 002

NISN. 9970044028
Menyetujui:

Pimpinan Satuan Pendidikan


SMAN 3 Makassar

Drs. Abdul Halim Jaya, M.Pd, M.H.


NIP. 19591231 198703 1 143
ABSTRAK

Alvian Arfan.2016. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari globalisasi


adalah semakin mudahnya kita untuk mengakses informasi di dunia maya.
Termasuk konten pornografi. Mudahnya mengakses film porno memungkinkan
siswa secara bebas menonton sehingga menimbulkan kecenderungan bagi siswa
untuk menonton film porno secara berulang-ulang. Hal ini berdampak terhadap
sulitnya siswa berkonsentrasi dalam belajar, akibatnya pencapaian hasil belajar
siswa rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana dampak
pornografi terhadap prestasi belajar peserta didik di lingkungan SMAN 3
Makassar.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan atah kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Pengaruh Menonton Film Porno terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik di
SMAN 3 Makassar ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW, yang dengan perantaraan dan perjuangan Beliaulah,
manusia kini berada pada zaman yang terang benderang.
Penulis menyadari bahwa untuk mencapai hasil yang sempurna tidaklah
mudah, karena keterbatasan kemampuan penulis baik dari segi ilmu pengetahuan
maupun literature, sehingga karya ilmiah iuni masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis sangat
harapkan adanya.
Karya tulis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak,
maka sepatutnya penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. Abdul Halim Jaya, M.Pd, M.H., selaku Kela SMAN 3
Makassar.
2. Bapak Syarifuddin, S.Pd, M.Pd., selaku guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan sekaligus guru pembimbing dalam penyusunan karya
tulis ini.
3. Kedua orang tua penulis yang telah yang telah banyak member motivasi,
dorongan, dan doa yang tiada henti-hentinya.
4. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak member kritik dan saran
yang bermanfaat dan kadang kurang bermanfaat kepada penulis.
Bantuan dan pengorbanan semua pihak semoga mendapat pahala yang
setimpal dari Allah SWT. Penulis mengharapkan semoga karya tulis ini

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi masyarakat
pada umumnya.

Sungguminasa, 14 Maret 2016

A. Alvian Arfan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................
ABSTRAK.......................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................
BAB 2 LANDASAN TEORI...........................................................................................
2.1 Pengertian Pornografi..................................................................................................
2.2 Sejarah Pornografi.......................................................................................................
2.3 Pengertian Prestasi Belajar..........................................................................................
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...................................................
2.5 Studi tentang Dampak Menonton Film Porno...........................................................
2.6 Penyebab Siswa Mengakses Film Porno...................................................................
2.7Pengaruh Menonton Film Porno terhadap Prestasi Siswa..........................................
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................................
3.1. Desain Penelitian......................................................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................................
3.2.1 Tempat Penelitian...................................................................................................
3.2.2 Waktu Penelitian.....................................................................................................
3.3 Populasi dan Sampel..................................................................................................
3.3.1 Populasi..................................................................................................................
3.3.2 Sampel....................................................................................................................

3.4 Sumber Data..............................................................................................................


3.5 Metode Pengumpulan Data.......................................................................................
3.6 Etika Penelitian..........................................................................................................
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
4.1 Data Hasil Penyebaran Lembar Kuesioner................................................................
4.2 Karakteristik Demografi Responden.........................................................................
4.3 Analisis Data per Butir Soal......................................................................................
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................
5.1 Kesimpulan................................................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................................
RIWAYAT PENULIS.......................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi ibarat dua mata pisau, di satu sisi sangat menguntungkan,
di sisi lain bias berbahaya. Salah satu dampak negative dari kemajuan teknologi
adalahmerebaknya pornografi. Di era teknologi seperti saat ini, pornografi sangat
mudah diakses melalui media, terutama media maya. Harga rental warnet yang
terjangkau oleh remaja dan anak-anak hingga media telepon seluler yang mempunyai aplikasi internet, membuat pornografi semakin mudah diakses melalui
media maya. Tidak hanya itu, tidak sedikit buku, majalah, film, dan komik yang
sengaja maupun tidak, memuat unsur pornografi untuk meningkatkan nilai jualnya.
Survei Komnas Perlindungan Anak tahun 2010 m3ngungkapkan bahwa 97%
remaja pernah menonton atau mengakses materi pornografi, 93% remaja pernah
berciuman, 62,7% remaja pernah berhubungan badan, dan 21% remaja Indonesia
telah melakukan aborsi. Data yang ironis.
Pornografi memang sudah menyebar luas di Indonesia, tidak hanya remaja,
anak-anak pun sudah banyak yang mengaksesnya. Berdasarkan survey Yayasan
Kita dan Buah Hati sepanjang tahun 2005 terhadap 1705 anak SD usia 9012 tahun
di Jabodetabek, diperoleh data bahwa 80% dari mereka sudah mengakses materi
pornografi dari berbagai sumber seperti komik, VCD, dan situs-situs porno. Di
Indonesia, komik-komik porno dapat diperoleh hanya dengan harga Rp15.000
Rp25.000, sementara harga VCD pornolebih murah lagi, yaitu sekitaran Rp10.000
per keping. Dan berbagai media pornografi tersebut dapat ditemukan di berbagai
tempat, mulai dari stasiun kereta hingga di depan kantor polisi.
Sekolah sebagai instansi pendidik dan pencetak SDM bangasa juga tidak lepas
menjadi sasaran penyebaran pornografi. Apalagi siswa-siswa yang umumnya
1

masih dalam masa remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pornografi telah
begitu tersebar luas dalam kehidupan kita.
Undang-Undang Pornografi yang sudah dibuat pun seolah tidak ada dampaknya, semakin dilarang semakin membuat penasaran. Tanpa mempertimbangkan
manfaat maupu mudharat berbagai cara pun dilakukan siswa untuk dapat
mengakses pornografi.
Dari paparan di atas, penulis mencoba untuk mengetahuisejauh mana siswa
mengakses pornografi, seberapa seringkah siswa mengaksesnya, dari mana siswa
memperoleh konten pornografi dan bagaimana pengaruh pornografi terhadap
perkembangan belajar siswa. Hipotesis awal penulis adalah bahwa pornografi
mempengaruhi perkembangan belajar peserta didik, baik motivasi belajar, kedisiplinan, maupun nilai akademik siswa yang tercermin dari peringkat belajar
siswa di dalam kelas. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas X hingga
kelas XII IPA dan IPS di SMAN 3 Makassar.
Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi pihak orang tua, sekolah, instansi pendidikan lain dan
pemerintah terkait informasi tentang sejauh mana siswa mengakses pornografi,
dari mana siswa memperoleh konten pornografi dan bagaimana pengaruh
pornografi terhadap perkembangan belajar siswa.
Berbagai informasi tersebut selanjutnya dapat ditindaklanjuti untuk meminimalisir dampak negative dari pornografi. Selain itu, secara akademis, karya ilmiah
ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan
pelajaran bagi masayarakat pada umunya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan film porno?
2. Apakah dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari menonton film
porno?

3. Apakah menonton film porno berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari film porno
2. Untuk mengetahui dampak negatif dari menonton film porno
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang ditimbulkan dari
menonton film porno terhadap prestasi belajar peserta didik
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa: Siswa dapat mengetahui akibat-akibat yang dapat ditimbulkan
bila menonton film porno
2. Bagi Guru: Dengan adanya penelitian ini, guru diharapkan dapat lebih
memberikan peringatan lagi terhadap siswa agar tidak menonton film
porno
3. Bagi Masyarakat: Setelah mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
menonton film porno, para orang tua diharapkan dapat lebih mengawasi
anaknya agar tidak menonton film porno

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pornografi


Pornografi berasal dari bahasa Yunani, pornographia yang secara harfiah
dapat diartikan sebagai tulisan tentang atau gambar tentang pelacur. Pornografi
adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksualitas manusia secara
terbuka dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual).
Pornografi berbeda dari erotica. Dapat dikatakan, pornografi adalah bentuk
vulgar dari erotica. Erotika sendiri adalah penjabaran fisik dari konsep-konsep
erotisme. Kalangan industry pornografi kerap kali menggunakan istilah erotica
dengan motif eufemisme namun mengakibatkan kekacauan pemahaman di kalangan masyarakat umum.
Pornografi dapat menggunakan berbagai media teks tertulis maupun
lisan, foto-foto, ukiran gambar bergerak, dan suara seperti misalnya suara orang
yang bernapas tersenggal-senggal. Film porno menggabungkan gambar yang
bergerak, teks erotic yang diucapkan dan atau teks tertulis.

2.2 Sejarah Film Porno


Menurut Patrick Robertson dalam bukunya yang berjudul Film Facts,
film porno yang paling awal, yang dapat diketahui tanggal pembuatannya adalah
A LEcu dOr ou la bonne auberge, yang dibuat di Prancis pada tahun 1908.
Jalan ceritanya menggambarkan seorang tentara yang kelelahan dan menjalin
hubungan dengan seorang perempuan pelayan di sebuah penginapan.nEl Satario
yang diproduksi di Argentina mungkin malah lebih tua lagi. Film ini diperkirakan

dibuat antara tahun 1907 dan 1912. Robertson mencatat bahwa film-film porno
tertua yang masih ada tersimpan dalam Kinsey Collection di Amerika.

Sebuah film menunjukkan bagaimana konvensi-konvensi porno mula-mula


ditetapkan. Film Jerman, Am Abend yang diproduksi pada tahun 1910 adalah
sebuah film pendek dengan durasi sekitar 10 menit yang dimulai dengan seorang
perempuan yang memuaskan dirinya sendiri di kamarnya dan kemudian beralih
dengan menampilkan dirinya sedang berhubungan seks seorang laki-laki.
Banyak film porno seperti itu yang dibuat dalam dasawarsa-dasawarsa
berikutnya, namun karena sifat pembuatan serta distribusinya yang biasanya
dilakukan secara sembunyi-sembunyi, maka keterangan dari film-film seperti itu
seringkali sulit diperoleh.
Mona, sebuah film berdurasi 59 menit yang diproduksi pada tahun 1970
umumnya diakui sebagai film porno pertama yang eksplisit dan mempunyai plot,
yang diedarkan di bioskop-bioskop di Amerika. Film ini dibintangi oleh Bill Osco
dan Howard Ziehm, yang kemudian membuat film porno berat (atau ringan,
tergantung versi yang diedarkan), dengan anggaran yang relative tinggi, yaitu film
Flesh Gordon.

2.3 Pengertian Prestasi Belajar


Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi
belajar, penulis akan menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (1991:
787). Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya, Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama, Nasrun Harahap berpendapat bahwa

prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa


yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan,
diciptakan, dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar, diantaranya menurut Slameto (2003: 2) dalam
bukunya Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya bahwa belajar ialah
suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
ringkah laku yang barusecara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam in-teraksi dengan lingkungannya.
Muhibin Syah (2000: 136) bahwa belajar adalah tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Begitu juga
menurut James Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto (1990: 98-99),
belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
dan pengalaman.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan
yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami
perubahan secara individu baik pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang
dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Winkle melalui Sunarto (1996: 162) mengatakan bahwa prestasi
belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1990: 130) prestasi belajar
merupakan hasil interaksi antara berbagai factor yang mempengaruhinya baik dari
dalam diri (factor internal) maupun dari luar individu (factor eksternal).

Berdasarkan beberapa batasan di atas, prestasi belajar dapat diartikan


sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar
selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Adapun factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum
menurut Slameto (2002: 54) pada garis besarnya meliputi factor internal dan
faktor eksternal,yaitu:
1) Faktor Internal
Dalam faktor ini dibagi 3 faktor yaitu:
a. Faktor Jasmaniah, mencakup:
(1) Faktor kesehatan
(2) Cacat tubuh
b.

Faktor Psikologis, mencakup:

(1) Intelegensi
(2) Perhatian
(3) Minat
(4) Bakat
(5) Motivasi
(6) Kematangan

(7) Kesiapan
c. Faktor Kelelahan
2) Faktor Eksternal
Faktor ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu:
a. Faktor Keluarga, mencakup:
(1) Cara orang tua mendidik
(2) Relasi antar anggota keluarga
(3) Suasana rumah
(4) Keadaan ekonomi keluarga
(5) Pengertian orang tua
(6) Latar belakang kebudayaan
b. Faktor Sekolah, mencakup:
(1) Metode mengajar
(2) Kurikulum
(3) Relasi guru dengan siswa
(4) Disiplin sekolah
(5) Alat pelajaran
(6) Waktu sekolah
(7) Standar pelajaran di atas ukuran

(8) Keadaan gedung


(9) Metode belajar
Faktor Masyarakat, mencakup:
(1) Kegiatan dalam masyarakat
Media massa
(2) Teman bermain
(3) Bentuk kehidupan bermasyarakat
Selanjutnya Sumadi Suryabrata (2002: 233) mengklasifikasikan faktorfaktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:
1) Faktor yang Berasal dari Luar Diri
a. Faktor Non-Sosial, meliputi:
(1) Keadaan udara
(2) Suhu
(3) Cuaca
(4) Waktu
(5) Tempat
(6) Alat
b. Faktor Sosial
2) faktor yang Berasal dari Dalam Diri

10

a. Faktor Fisiologi, meliputi:


(1) Keadaan jasmani pada umumnya
(2) Keadaan fungsi jasmani tertentu
b. Faktor Psikologi
Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2002: 60) yaitu:
1) Faktor Internal
a. Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah, baik bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk
faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
b. Faktor Psikologi
Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh. Faktor psikologi
terdiri atas:
(1) Faktor intelektif, meliputi:
(a) Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat
(b) Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang diperoleh
(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, dan penyesuaian diri
c. Faktor Kematangan Fisik Maupun Psikis
2) Faktor Eksternal

11

a. Faktor Sosial, meliputi:


(1) Lingkungan kerja
(2) Lingkungan social
(3) Lingkungan Masyarakat
(4) Lingkungan kelompok
b. Faktor Budaya, meliputi:
(1) Adat isdiadat
(2) Ilmu pengetahuan
(3) Teknologi
(4) Kesenian
c. Faktor Lingkungan Fisik, meliputi:
(1) Fasilitas rumah
(2) Fasilitas belajar
(3) Iklim
d. Faktor Lingkungan Spiritual
Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat dismpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Faktor Internal

12

Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu
sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan, dan faktor pribadi lainnya.
2) Faktor Eksternal
Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang dating dari luar diri
individu berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru,
metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi, dan lain sebagainya.

2.5 Studi tentang Dampak Menonton Film Porno


Menonton film atau video porno dapat mengeksplorasi fantasi seksual pria
maupun wanita. Sejumlah pria beralasan, menonton film porno dapat mendorong
rangsangan seksual untuk meningkatkan hubungan intim dengan istri.
Tetapi sebuah penelitian mengungkapkan, bahwa menonton film porno
dapat berdampak buruk bagi kesehatan otak. Para peneliti di Jerman menemukan,
terlalu sering atau secara teratur menonton film porno dapat membuat volume
otak di daerah striatum mengalami penyusutan. Striatum merupakan daerah di
otak yang berkaitan dengan motivasi.
Ketika menonton film porno, produksi dopamine akan meningkat
swhingga membuat suasana hati bahagia. Akan tetapi, jika terlalu sering justru
dapat menurunkan sensitifitas otak terhadap rangsangan seksual. Otak akhirnya
membutuhkan lebih banyak dopamin untuk bias terangsang secara seksual.
Dengan begitu, seseorang pun akan memiliki keinginan lebih banyak untuk
menonton film porno.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry tahun 2014,
menonton film porno secara teratur dapat menumpulkan respon terhadap rangsangan seksual dari waktu ke waktu.

13

Sementara itu, menurut sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan


dalam Psychology Today, jika terlalu sering menonton film porno, pria maupun
wanita akan membutuhkan pengalaman seksual yang lebih ekstrim untuk bias
terangsang. Mereka akan sulit terangsang jika hanya melakukan hubungan seksual
biasa. Peneliti menyimpulakn, pornografi dapat menciptakan generasi muda yang
putus asa di kamar tidur.
Penelitian lain dari Cambridge University tahun 2013 menemukan, otak
orang yang suka menonton film porno mirip dengan otak milik orang yang
memiliki kecanduan terhadap narkoba. Otak mereka yang sering menonton film
porno berbeda dengan yang tidak suka. Hasil scan menunjukkan, ada tiga daerah
di otak yang lebih aktif pada orang yang suka menonton film porno sejak usia dini
disbanding yang tidak.
Menurut A.M. Hardjana dalam bukunya 7 Perusak Pribadi Manusia
(1992: 14) bahwa, dalam usaha memenuhi nafsu seks liarnya, tidak jarang orang
mempergunakan kekerasan mental seperti mengancam, dan kekerasan fisik seperti
menyandera dan memperkosa. Oleh karena itu, orang yang dikuasai oleh nafsu
liar seksual, tidak mampu menjadi normal.
Pikirannya penuh dengan bayangan-bayangan seksual. Keinginannya
tertuju pada kegiatan seksual. Perilakunya terarah pada bidang seksual. Dalam
berteman, yang dicari adalah pemuasan seksual. Dia menjadi manusia yang
tenggelam dalam lembah seksual. Oleh karena itu, kemampuan, minat dan energinya habis untuk urusan seksual. Orang yang bernafsu liar seksual adalah budak
dari dorongan seksualnya sendiri.

2.6 Penyebab Siswa Mengakses Film Porno


Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan pelajar mengakses film
porno, baik itu di sekolah maupun di rumah sendiri:

14

1. Kurangnya pengawasa, pendidikan dan pembinaan dari guru/orang tua


kepada siswa/anaknya tentang bagaimana penggunaan teknologi informasi
seperti handphone dan internet yang sehat, manfaat teknologi tersebut dan
dampak negatif, serta cara menghindarinya;
2.

Sikap ketertutupan dari guru / orang tua kepada siswa tentang sex
education (pendidikan seks), akibatnya rasa penasaran yang begitu besar
dicari sendiri jawabannya, baik itu di internet aatu bertanya kepada teman
sebayanya;

3. Orang tua yang gagap teknologi, sehingga memenuhi kebutuhan internet


untuk anak di rumah, tetapi orang tua sendiri tidak menguasainya, bahkan
tidak mengetahui dampak negative yang dapat ditimbulkan internet;
4. Kurangnya upaya proteksi oleh orang tua yang menyediakan fasilitas
internet di rumah atau di kamar pribadi anak, yait tidak melengkapinya
dengan software yang dapat memblokir situs-situs porno;
5. Murahnya biaya yang diperlukan untuk dapat mengkonsumsi bahkan
memiliki film porno;
6. Sikap keterbukaan masyarakat, termasuk orang tua yang sedikit demi
sedikit tidak lagi menganggap tabu hal-hal yang bersifat pornografi.
Akibatnya control social menjadi berkurang terhadap pornografi;
7. Banyaknya jumlah situs porno yang setiap hari kian bertambah dan adanya
mesin pencari di internet seperti google yang semakin mempermudah
siswa untuk dapat mengakses film porno;
8. Lingkungan tempat siswa bersosialisasi, seperti teman sebayanya.

2.7 Pengaruh Menonton Film Porno terhadap Prestasi Siswa

15

Menurut Ronald J. Hilton, seorang ahli bedah di San Antonio Hospital


(US). Menyatakan bahwa efek ketaguha menonton film porno mengakibatkan
otak bagian tengah depan secara fisik mengalami penyusutan. Inilah yang
mengakibatkan orang yang sudah kecanduan film porno sulit untuk belajar dan
mengontrol perilakunya. Efek ini terjadi secara bertahap, ditandai dengan semakin
mengelanturnya kata-kata hingga berakhir pada perilaku yang terkesan ngawur.
Parahnya lagi, kerusakan otak akibat film porno lebih dahsyat daripada
efek kecanduan kokain. Kecanduan film porno akan merusak memori jangka
pendek seseorang. Yang membuatnya menjadi pelupa.
Hal tersebut akan mengakibatkan siswa yang sering menonton film porno
akan memiliki prestasi belajar yang biasa-biasa saja bahkan cenderung di bawah
rata-rata. Bahkan siswa yang keseringan menonton film porno biasanya akan
malas untuk mengikuti pelajaran di kelas. Hal tersebut tentu akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah.

16

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan modelmodel matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena yang
terjadi.
Penelitian kuantitatif digunakan untuk menguji suatu teori, untuk
menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistic, untuk menunjukkan hubungan antar variable, dan adapula yang bersifat mengembangakn konsep,
mengembangakn pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SMAN 3 Makassar
3.2.2 Waktu Penelitian
Proses penelitian yang dilakukan ini dilaksanakan pada tanggal 20
Februari hingga 5 Maret 2016

17

3.3 Populasi dan Sampel

18

19

3.3.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah siswa kelas X hingga XII di SMAN 3 Makassar.
3.3.2 Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik porposif sampling yaitu
tekhnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam2008).
Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 20 orang siswa
kelas X hingga XII di SMAN 3 Makassar dengan jenis kelamin pria dan wanita.
Sampel yang diambil adalah orang-orang yang penulis anggap mampu mewakili
karakteristik seluruh siswa SMAN 3 Makassar. Sebelum menentukan sampel,
penulis terlebih dahulu melakukan pengamatan terhadap orang yang akan
dijadikan sampel, apakah cocok untuk dijadikan sampel atau tidak.

3.4 Sumber Data


1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperolehmelalui hasil penelitian langsung
terhadap obyek yang diteliti. Data primer penulis peroleh melalui metode pembagian lembar kuesioner terhadap responden. Jawaban dari responden itulah yang
kemudian menjadi sumber data primer bagi penulis.
2. Data Sekunder

20

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain
dari buku, laporan-laporan, jurnal, karya ilmiah, dan dari internet yang berkaitan
dengan kajian yang sedang diteliti oleh penulis.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data penulis kumpulkan dengan cara menyebarkan
lembar kuesioner kepada sejumlah siswa yang terpilih menjadi sampel dalam
penelitian ini.

3.6 Etika Penelitian


1. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika anonymity meruopakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama
responden pada lembar kuesioner. Responden hanya diminta untuk memilih jenis
kelamin yang sesuai.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh penulis, hanya
kelompok data tertentu yang akan dipublikasikan pada hasil riset.
3. Rekomendasi Penelitian
Etika penelitian tentunya harus mengindahkan adanya izin atau rekomendasi
legal untuk melakukan penelitian sebagai tindak lanjut dari persetujuan proposal
penelitian yang sebelumnya telah diajukan.

21

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penyebaran Lembar Kuesioner


Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari jawaban
kuesioner yang disebarkan. Kuesioner tersebut diberikan langsung kepada siswa
kelas X hingga XII di SMAN 3 Makassar yang terpilih menjadi sampel. Lembar
kuesioner yang disebarkan sebanyak 20 buah dan yang kembali juga sebanyak 20
buah.
Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan
data dengan cara editing dan tabulasi data. Untuk memperoleh hasil dari
penelitian ini data diolah secara manual dan kemudian disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan narasi yang meliputi karakteristik responden (jenis
kelamin dan tingkatan kelas).

4.2 Karakteristik Demografi Responden


Tabel 4.1
Distribusi Demografi Responden Berdasarkan
Karaktersitik Responden

No.

Karakteristik Responden

a.

Jenis Kelamin:
Pria

22

10

50

Wanita

10

50

Jumlah Responden

20

100
Sumber: Data Primer 2016

23

24

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 2o responden yang dipilih,
sebanyak 10 responden berjenis kelamin pria dan 10 responden juga berjenis
kelamin wanita. Perbandingan karakteristik responden dari segi jenis kelamin
berimbang. Hal ini penulis lakukan dengan tujuan untuk melihat apakah jenis
kelamin berpengaruh terhadap pernah atau tidaknya menonton film porno.

4.3 Analisis Data per Butir Soal


1. Soal Pertama Apakah saudara pernah menonton film porno?
Diagram 4.1

Diagram 4.2

Pria
Pernah
10%

Tidak Pernah
90%

Wanita
Pernah
20%

Tidak Pernah
80%

Sumber: Data Primer 2016

Dari diagram 4.1 dapat kita lihat bahwa dari 10 orang responden berjenis
kelamin pria yang penulis teliti ternyata 9 orang di antaranya (90%) pernah
menonton film porno dan 1 orang belum pernah menonton film porno (10%).
Sedangkan pada diagram 4.2 dapat kita lihat bersama bahwa dari 10 orang
responden berjenis kelamin wanita yang penulis teliti, didapat data bahwa 8 orang
(80%) pernah menonton film porno dan 2 orang (20%) belum pernah menonton
film porno.

25

Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa jenis kelamin


berpengaruh terhadap pernah atau tidaknya seorang pelajar menonton film porno.
Responden yang berjenis kelamin pria lebih banyak yang pernah menonton film
porno dibandingkan responden yang berjenis kelamin wanita.
2. Pertanyaan ke-2 Bagaimanakah cara saudara menonton film porno untuk pertama kalinya?
Diagram 4.3

Pria
Diajak teman
Mencari sendiri di
internet

10%
30%

60%

Dari VCD milik orang


tua
Tidak jawab

Sumber: Data Primer 2016

Diagram 4.4

26

Wanita
Diajak teman
Mencari sendiri di
internet

20%

Dari VCD milik orang


tua
Tidak jawab
80%

Sumber: Data Primer 2016

Pada diagram 4.3 terlihat bahwa dari 10 orang responden berjenis kelamin
pria, bahwa 6 orang (60%) di antaranya menonton film porno untuk pertama
kalinya karena diajak teman, 3 orang (30%) dengan cara mencari sendiri di
internet, dan 1 orang (10%) tidak menjawab. Adanya 1 orang yang tidak
menjawab pertanyaan tersebut dikarenakan yang bersangkutaa belum pernah
menonton film porno. Dari diagram tersebut juga ditemukan data bahwa dari
kesepuluh orang responden berjenis kelamin pria, tidak satupun yang menonton
film porno dari VCD milik orang tua / saudara.
Pada diagram 4.4 terlihat bahwa dari 10 orang responden yang berjenis
kelamin wanita, 8 orang (80%) di antaranya menonton film porno untuk pertama
kalinya karena diajak teman. Hal ini sebenarnya sama saja bahwa seluruh
responden berjenis kelamin wanita yang pernah menonton film porno, awalnya
karena diajak oleh teman. Saya dapat berkata seperti itu karena 2 orang (20%)
sisanya tidak menjawab dikarenakan yang bersangkutan tidak pernah menonton
film porno.
Dari uraian di atas sebenarnya dapat kita simpulkan bahwa faktor utama
yang menyebabkan seorang siswa untuk menonton film porno untuk pertama

27

kalinya adalah faktor lingkungan, yaitu temannya sendiri. Hal tersebut sangat
terlihat pada responden wanita. Dari 8 orang yang pernah menonton film porno,
semuanya disebabkan oleh ajakan teman. Hal ini dapat menjadi warning bagi para
orang tua agar dapat mengawasi pergaulan anaknya.
3. Pertanyaan ke-3 Apakah saudara memiliki film porno?
Diagram 4.5

Diagram 4.6

Pria
Ya

10%

Wanita
Ya 10%

Tidak

90%

Tidak

90%

Sumber: Data Primer 2016

Dari diagram 4.5 dapat kita lihat bahwa hanya 1 dari 10 orang responden
berjenis kelamin pria (10%) yang memiliki / menyimpan film porno. Hal tersebut
juga tergambarkan pada diagram 4.6 yang menunjukkan bahwa hanya 1 orang
(10%) responden wanita yang memiliki film porno.
4. Pertanyaan ke-4 Dari manakah saudara memperoleh / menonton film
porno?
Diagram 4.7

28

Pria
Dari internet
10%
30%

Dari teman
Dari VCD milik orang
tua
60%

Tidak jawab

Sumber: Data Primer 2016

Diagram 4.8

Wanita
Dari internet
Dari teman

20%
50%
30%

Dari VCD milik orang


tua
Tidak jawab

Sumber: Data Primer 2016

Dari diagram 4.7 dapat dilihat bahwa dari 10 orang responden berjenis
kelamin pria, 6 orang (60%) di antaranya memperoleh / menonton film porno dari
intenet, 3 orang (30%) memperolehnya dari teman, dan 1 orang (10%) tidak
menjawab dikarenakan yang bersangkutan tidak pernah menonton dan tidak
memiliki film porno.

29

Sedangkan pada diagram 4.8 dapat dilihat bahwa dari orang responden
berjenis kelamin wanita, 5 orang di antaranya (50%) memperoleh / menonton film
internet melalui internet, 3 orang (30%) memperolehnya dari teman, dan 2 orang
(20%) tidak menjawab karena yang bersangkutan tidak pernah dan tidak memiliki
film porno.
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa bagaimana internet disalahgunakan oleh sebagian pelajar untuk menonton konten porno. Pengaruh globalisasi yang mengakibatkan semakin mudahnya kita mengakses informasi justru
disalah gunakan oleh sebagian generasi muda bangsa kita. Semoga dengan data
ini pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dapat memblokir seluruh situs penyedia konten pornografi. Hal ini penting
dilakukan untuk menjaga generasi muda bangsa kita dari kerusakan moral.
5. Pertanyaan ke-5 Seberapa seringkah saudara menonton film porno?
Diagram 4.9

Pria
Setiap minggu

Dua minggu sekali

Sebulan sekali

10% 10%
10%
30%
Tidak jawab
40%

Lebih dari sebulan sekali

30

Diagram 4.10

Wanita
Setiap minggu

Dua minggu sekali


20%

Sebulan sekali

Lebih dari sebulan sekali

10%
30%

Tidak jawab
40%

Sumber: Data Primer 2016

Dari diagram 4.9 dapat diketahui bahwa dari 10 orang responden berjenis
kelamin pria, 1 orang (10%) di antaranya menonton film porno setiap minggu, 1
orang (10%) sebanyak 2 minggu sekali, 4 orang (40%) sebulan sekali, 3 orang
(30%) lebih dari sebulan sekali, dan 1 orang (10%) tidak menjawab karena tidak
pernah menonton film porno.
Sedangkan pada diagram 4.10 dapat diperoleh data bahwa dari 10 orang
responden berjenis kelamin wanita, 1 orang (10%) di antaaranya menonton film
porno tiap minggu, 3 orang (30%) sebulan sekali, 4 orang (40%) lebih dari sebulan sekali, dan 2 orang (20%) tidak menjawab karena tidak pernah menonton film
porno.
6. Pertanyaan ke-6 Apakah saudara mengetahui dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat menonton film porno?

31

Diagram 4.11

Diagram 4.12

Pria
Ya

Wanita

Tidak tahu

Ya

10%

Tidak tahu
90%

100%

Sumber: Data Primer 2016

Dari diagram 4.11 dapat kita lihat bahwa seluruh responden berjenis
kelamin pria mengetahui dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat menonton
film porno. Sedangkan diagram 4.12 menunjukkan bahwa dari 10 orang
responden wanita ada satu orang (10%) yang tidak mengetahui dampak negative
yang dapat ditimbulkan akibat menonton film porno.
7. Pertanyaan ke-7 Apakah menonton film porno mempengaruhi kemampuan saudara dalam menyerap pelajaran?
Diagram 4.13

32

Pria

Ya

Tidak

10%
10% Ragu-ragu

Tidak jawab

50%
30%

Sumber: Data Primer 2016

Diagram 4.14

Wanita

Ya

Tidak

20%
10%

Ragu-ragu
40%

Tidak jawab

30%

Sumber: Data Primer 2016

33

Dari diagram 4.13 kita dapat melihat bahwa dari 10 orang responden
berjenis kelamin pria, 5 orang (50%) menganggap bahwamenonton film
pornodapat mempengaruhi kemampuannya dalam menyerap pelajaran, 3 orang
(30%) berpendapat bahwa menonton film porno tidak berpengaruh terhadap
kemampuan belajarnya, 1 orang (10%) memilih opsi ragu-ragu, dan 1 orang lainnya tidak menjawab dikarenakan yang bersangkutan tidak pernah menonton film
porno.
Sedangkan pada diagram 4.14 kita dapat melihat bahwa dari 10 orang
responden berjenis kelamin wanita, 4 orang (40%) menganggap bahwa menonton
film porno dapat mempengaruhi kemampuannya dalam menyerap pelajaran, 3
orang (30%) menganggap baahwa menonton film porno tidak berdampak buruk
terhadap kemampuannya dalam menyerap pelajaran, 1 oraang (10%) memilih opsi
ragu-ragu, dan 2 orang (20%) tidak menjawab karena tidak pernah menonton film
porno.
Dari uraian data di atas, kita dapat melihat bahwa sebagian besar siswa
SMAN 3 Makassar menganggap bahwa menonton film porno mempengaruhi
kemampuan mereka dalam menyerap pelajaran. Walaupun ada beberapa orang
yang menganggap bahwa menonton film porno sama sekali tidak berpengaruh
terhadap kemampuan mereka dalam menyerap pelajaran. Namun, apakah
pendapat mereka itu benar? Kita akan melihat jawabannya di pertanyaan selanjutnya.
8. Pertanyaan ke-8 Apakah saudara masuk dalam peringkat 10 besar di
kelas?
Diagram 4.15

Diagram 4.16

34

Pria
Ya

30% Tidak

Wanita
Ya
30%

Tidak
70%

70%

Sumber: Data Primer 2016

Dari diagram 4.15 dapat kita lihat bahwa dari 10 orang responden berjenis
kelamin pria, 3 orang (30%) masuk ke dalam peringkat 10 terbaik di kelasnya dan
7 orang (70%) lainnya tidak masuk. Sedangkan pada diagram 4.16 terjadi hal
sebaliknya, yaitu dari 10 orang responden wanita, 7 orang (70%) masuk ke dalam
peringkat 10 besar di kelas daan 3 orang (30%) sisanya tidak masuk.
Sebenarnya hal yang ingin penulis ungkap dari pertanyaan tersebut adalah
ada atau tidaknya hubungan antara pengaruh menonton film porno terhadap prestasi belajar peserta didik di SMAN 3 Makassar. Dari data yang telah penulis
kumpulkan, penulis menarik kesimpulan bahwa menonton film porno mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah.
Hal ini dapat kita lihat dari presentase jumlah peserta didik yang sering
dan yang jarang menonton film porno yang masuk ke dalam peringkat 10 besar di
kelas. Responden laki-laki hanya sedikit yang masuk dalam jajaran 10 besar di
kelas karena intensitas menonton film porno mereka tinggi. Bahkan ada yang tiap
minggunya menonton film porno. Sedangkan peserta didik berjenis kelamin pria
yang jarang atau tidak pernah menonton film porno akan memiliki pencaapaian
prestasi belajar yang baik. Hal ini tercermin dari kemampuan mereka untuk masuk
ke dalam jajaran 10 besar di kelas.

35

Pada wanita hal tersebut juga berlaku. Responden yang intensitas menonton film pornonya rendah cenderung akan memperoleh peringkat yang baik di
kelas. Sedangkan 30% responden wanita yang tidak masuk dalam peringkat 10
besar di kelas adalah mereka yang intensitas menonton film pornonya tinggi, yaitu
setiap minggu hingga sebulan sekali.
Benarlah landasan teori yang diperoleh penulis, bahwa menonton film
porno secara rutin akan memperkecil volume otak. Hal ini akan mengakibatkan
daya pikir seseorang akan menurun. Itulah yang tergambar dalam penelitian yang
dilakukan oleh penulis.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Film porno memiliki banyak dampak negatif bagi para penikmatnya,
utamanya mereka yang masih berstatus sebagai pelajar. Menonton film porno
dapat memperkecil ukuran volume otak. Hal ini tentu akan menyebabkan
menurunnya daya piker seseorang.
Siswa yang sering menonton film porno cenderung akan memiliki prestasi
belajar yang rendah. Hal itu daapat dibuktikan dari perigkat mereka di kelas yang
tidak mampu masuk ke dalam 10 besar.
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi siswa untuk menonton film
porno. Itu dapat terlihat dari data yang penulis kumpulkan, bahwa sebagian besar
siswa menonton film porno untuk pertama kalinya karena ajakn teman. Jika sudah
ketagihan, maka ia akan mulai mencarinya sendiri di internet.

5.2 Saran
Peredaran film porno di kalangan pelajar tentu harus dibasmi. Hal ini tentu
akan membutuhkan peran banyak pihak, mulai dari guru, orang tua, hingga
pemerintah. Guru BK harus menjalankan tugasnya untuk menjadi pendamping
konseling bagi siswa, agar siswa tidak terjerumus ke dalam kecanduan menonton
film porno.

36

Peran orang tua juga harus lebih ditingkatkan lagi. Orang tua harus lebih
mengawasi lagi pergaulan anaknya. Hal ini dimaksudkan agar sang anak tidak
coba-coba untuk menonton film porno yang dikhawatirkan akan menjerumus-

37

38

kannya ke dalam seks bebas. Pemerintah juga diharapkan mampu memperketat


pengawasannya terhadap peredaran film porno, terutama peredaran di dunia maya.
Pemerintah harus mampu untuk memblokir semua situs-situs penyedia layanan
pornografi agar generasi muda kita tidak mampu mengunduh konten pornografi di
internet.

39

DAFTAR PUSTAKA

Arlina. 2013. Karya Tulis Ilmiah Peredaran Video Porno di Kalangan Pelajar.
http://ilmu-bermanfaat23.blogspot.co.id/2013/11/karya-tulis-ilmiahperedaran-video.html (diakses 1 Maret 2016).
Bagus, D. Jurnal Ilmiah Peredaran Video Porno di Kalangan Pelajar.
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-23799-4.BAB
%20%20I.pdf (diakses 1 Maret 2016).
Darnitasari Devy. (2013). Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Film Porno terhadap
Prestasi Belajar Siswa.
http://devydepyoung.blogspot.co.id/2011/03/karya-tulis-ilmiah-pengaruhfilm-porno.html (diakses 5 Maret 2016)
Hardjana, A.M. (1992). 7 Perusak Pribadi Manusia. Yogyakarta: Kanisius.
Kaffa Silmi. (2012). Bahaya Pornografi bagi Remaja.
http://health.kompas.com/read/2015/08/16/123638523/Terungkap.Efek.Bu
ruk.Menonton.Film.Porno.bagi.Otak (diakses 12 maret 2016).
Maharani Dian. (2015). Terungkap! Efek Buruk Menonton Film Porno bagi Otak.
http://health.kompas.com/read/2015/08/16/123638523/Terungkap.Efek.Bu
ruk.Menonton.Film.Porno.bagi.Otak (diakses 12 Maret 2016).
Wikipedia. (2016). Pornografi. https://id.wikipedia.org/wiki/Pornografi (diakses
12 Maret 2016).
40

Yusuf, S. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja


Rosda Karya.

LAMPIRAN

Lembar Kuesioner
Pengaruh Menonton Film Porno terhadap Prestasi Belajar
Peserta Didik di SMA Negeri 3 Makassar

Petunjuk Pengisian Kuesioner:


1. Pengisian kuesioner ini tidak akan berdampak apa-apa terhadap nilai
saudara
2. Saudara dimohon untuk memberikan jawaban yang sejujurnya dan sesuai
dengan keadaan saudara
3. Silanglah option yang sesuai dengan keadaan saudara
Jenis Kelamin: Laki-Laki / Wanita
1. Apakah saudara pernah menonton film porno?
A. Pernah
B. Tidak pernah
2. Bagaimanakah cara saudara menonton film porno untuk pertama kalinya?
A. Diajak teman
B. Mencari sendiri di internet
C. Melihat VCD milik orang tua / saudara
41

3. Apakah saudara memiliki film porno?


A. Ya
B. Tidak
4. Dari manakah saudara memperoleh film porno?
A. Dari internet
B. Dari teman

42

C. Dari VCD milik saudara / orang tua


5. Seberapa seringkah saudara menonton film porno?
A. Setiap minggu
B. Dua minggu sekali
C. Sebulan sekali
D. Lebih dari sebulan sekali
6. Apakah saudara mengetahui dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari menonton film porno?
A. Ya
B. Tidak tahu
7. Apakah menonton film porno mempengaruhi kemampuan saudara dalam
menyerap pelajaran?
A. Ya
B. Tidak
C. Ragu-ragu
8. Apakah saudara masuk dalam peringkat 10 besar di kelas?
A. Ya
B. Tidak

33

RIWAYAT PENULIS

A. Alvian Arfan, anak pertama dari 3


bersaudara, dari pasangan A.
Mappincara dan Dwiyatmi. S. Lahir di
Kabupaten Gowa, 22 Desember 1997.
Penulis mulai mengenyam pendidikan
formalnya di SDN Komp. IKIP.
Setelah tamat SD, pe-nulis
melanjutkan pendidikan di SMPN 1
Sungguminasa dan lulus pada tahun
2013. Penulis melanjutkan pendidikan
menengah atasnya di SMAN 3
Makassar hing-ga sekarang duduk di
kelas XII IPA 6.
Selain aktif bersekolah, penulis juga memiliki aktivitas lain di luar sekolah,
yaitu mengelola sebuah online shop di media social Instagram. Penulis memiliki
keinginan untuk melanjutkan pendidikannya di Jurusan Ekonomi Islam. Hal
tersebut dikarenakan penulis bercita-cita untuk menjadi seorang entrepreneur
yang memegang teguh nilai-nilai syariah.

34

Anda mungkin juga menyukai