Metode Jalan 3 A PDF
Metode Jalan 3 A PDF
Nama Penawar
: Rekontruksi/ Peningkatan Struktur Jalan BTS Kota LhokseumawePanton Labu / Simpang (KM 328)
Keberhasilan suatu pelaksanaan pekerjaan sangat tergantung pada kecermatan penyusunan Metode
Pelaksanaan yang direncanakan secara sistematis dan akurasi. Ketepatan waktu pelaksanaan dapat
direalisasikan apabila adanya suatu penyusunan planning yang cermat, persiapan-persiapan yang
seksama dan koordinasi yang baik. Dukungan metode kerja, equipment, logistik, tenaga kerja dan
expertise yang kuat merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu
pelaksanaan konstruksi. Bekerja tepat waktu bukan saja untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan
kontrak tetapi lebih penting lagi adalah mencapai effisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi. Lingkup
pekerjaan sangat penting dan harus jelas batas-batasnya. Seluruh lingkup pekerjaan yang ada terlebih
dahulu diinventarisir, kemudian disusun rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai
dengan urutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang akan kita tangani. Adapun lingkup Pekerjaan
Rekontruksi/ Peningkatan Struktur Jalan BTS Kota Lhokseumawe- Panton Labu / Simpang (KM 328)
Anggaran 2015 Divisi sebagai berikut :
DIVISI 1. UMUM
1.
2.
3.
4.
Mobilisasi
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Pengamanan Lingkungan Hidup
Manajemen Mutu
DIVISI 2. DRAINASE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Galian Biasa
Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian
Penyiapan Badan Jalan
Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 50 cm
DIVISI 7. STRUKTUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DIVISI 1. UMUM
MOBILISASI
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan SPMK
Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya
c. Mendatangkan personil-personil
1. MOBILISASI PERALATAN
Mobilisasi dan instalasi peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Peralatan konstruksi
berat didatangkan ke lokasi dengan angkutan (trailer).
Peralatan minimal yang akan didatangkan adalah sebagai berikut:
Asphalt Finisher
Motor Grader >100 HP
Wheel Loader 1.0-1.6 M3
Tandem Roller 6-8 T
Tire Roller 8-10 T
Vibratory Roller 5-8T
Excavator 80-140 HP
Generatoe Set
Concrete Vibrator
Asphalt Sprayer/Compressor
Dump Truck 3,5 Ton
Dump Truck 10 Ton
Water Pump 10-100 mm
Water Tanker
Flat Bed Truck 3-4 m3
Jack Hammer
Compressor 4000-6500 L/M
Concrete Mixer 0.3-0.6 M3
: 1 Unit
: 3 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 8 Unit
: 4 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
Jadwal kedatangan dan jumlah peralatan harus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Kondisi akses jalan / keadaan jalan dari pool alat ke lokasi proyek sehingga dapat
memperhitungkan waktu kedatangan dengan waktu pemesanan.
Waktu dan pengamanan mobilisasi alat harus diperhatikan sehingga tidak mengganggu lalu lintas yang
ada.
General Superintendent
Highway Engineer
Quality Engineer
Quantity Engineer
:1
:1
:1
:1
orang
orang
orang
orang
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pengukuran
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
ALAT
Theodolite
Waterpass
Meteran
Alat Bantu Lainnya
Pekerjaan-pekerjaan persiapan diatas dimulai setelah Kontraktor mendapat izin dari Pemilik
Proyek untuk memulai pekerjaan dilapangan ( Surat Penyerahan Lapangan ). Selain itu yang
termasuk dalam lingkup Pekerjaan Persiapan dan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan sebelum penyerahan pekerjaan adalah :
Pembuatan Foto-foto Pelaksanaan (0, 50 & 100 %) dan Laporan Pelaksanaan
Penyimpanan Barang-barang, Material dan Contoh barang. Pengujian Mutu hasil pekerjaan, baik
dengan fasilitas laboratorium lapangan maupun laboratorium lain yang ditunjuk oleh Direksi
Lapangan
Pembersihan lokasi proyek, pembongkaran kantor lapangan, barak kerja, gudang dan fasilitas
lainnya setelah selesai proyek
MANAJEMEN MUTU
1.
Pengendalian Mutu Bahan
Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi
yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan
pembangunan dalam suatu proyek.Untuk menjamin bahan dengan mutu yang di inginkan, maka
sebelum kontraktor melakukan pengadaan , maka di lakukan persetujuan dari pihak konsultan pengawas,
namun jika bahan yang di sediakan berbeda, maka dilakukan uji laboratorium, Kualitas bahan dalam
pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi yang telah
direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan
pembangunan dalam suatu proyek.
Standard yang ditetapkan oleh konsultan perencana untuk standard mutu bahan, menggunakan dari
American Concrete Institute (ACI), American Standard for Testing and Material (ASTM), Standard
Nasional Indonesia (SNI).
a. Agregat
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant akan dilakukan
uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana akan meminta
hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata, untuk mengetahui pasir
tersebut
bagus dengan cara menggenggam jika
menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.
b. Semen Portland
Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk
penyimpanannya tidak boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen
tetap baik maka diberi bantalan kayu sebagai tempat dibawahnya.
c. Besi
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga
perlu dijaga mutu dan kualitasnya.. Untuk mengetahui mutu besi baik maka
harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut :
1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau
mengelupas.
2. Mempunyai penampang yang sama rata.
3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering
unruk menghindari karat.
d. Beton
Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk
pengujian dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi..
Uji Slump
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan
dengan mutu beton. Pengujian dengan menggunakan kerucut Abrams, sebagai
berikut :
1.
2. Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis sambil ditusuktusuk hingga 30 kali.
3.
Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam dan
direndam dalam air (curing) selama 7 hari. Setelah itu barulah diuji dengan
crushing test.
2.
Pengendalian Mutu Peralatan
Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Peran
mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat dari kerusakan peralatan.
Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan
dikirim ke bengkel pusat.
3.
Pengendalian Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja yang sesuai
dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek,
oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja
4.
Pengendalian Waktu
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu yang
berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh
pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang
lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab
tidak semua paham akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time
schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya
pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai
dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan dapat diperkecil.
5. Pengendalian Teknis Pekerjaan
Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan tertentu.
Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol terhadap kualitas
pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai
rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan teknis maka pihak
engineering akan membuat metode repair yang kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada konsultan
perencana
6. Progress Report
Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan
permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek
dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari proyek itu.
7. Pengendalian BIAYA
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi pekerjaan.
Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak membengkak dalam
pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi biaya.Salah satu penyebab
terjadinya pembengkakan biaya adalah adanya kesalahan dalam pelaksanaan dilapangan sehingga
membutuhkan perbaikan yang tentu saja menambah biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja,
maka untuk menghindari adanya pembengkakan biaya yaitu dengan cara melakukan pelaksanaan
dilapangan dengan baik dan hati-hati.
8. Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari segala
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan
agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan pekerjaannya. Target K3 sendiri
adalah zero
accident selama pelakasanaan di lapangan sehingga perlunya penyusunan:
a. Safety Equipment
Safety equipment dipergunakan untuk melindungi para pekerja dari segala macam
kejadian kejadian atau kecelakan kerja yang tidak diinginkan pada lokasi
pekerjaan. Berbagai macam safety equipment
diantaranya adalah :
Safety hellmet
Safety belt
Sepatu boot
safety shoes
penutup telinga
kaca mata pengaman
masker
b. Safety Plan
Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat
pengamanan seperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi bangunan, railing
serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat kebakaran (tabung
pemadam api), dan lain-lain.
c. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah
rawan di wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.
d. House Keeping
lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan
material bekas, pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lainlain.
Pada proyek pembangunan ini, hal hal tentang kesejahteraan dan
keselamatan kerja sudah diperhatikan, yaitu dengan adanya alat alat,
perlengkapan, dan fasilitas yang berhubungan dengan masalah kesejahteraan dan
keselamatan kerja. Meskipun masih terjadi pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukun oleh pekerja meski telah diberi rambu peringatan.
C. PROGRAM KESELAMATAN KERJA ( K3)
1. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan :
3.
FASILITAS K3
1. FASILITAS PENCUCIAN
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas
pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut
ini:
Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika
menggunakan air dingin;
Jika
pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau
2.
AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum;
Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang
berlaku;
Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan
terlindungi dari kontaminasi dan panas; dikosongkan dan diisi air
minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.
3. FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di
tempat kerja.
Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
DIVISI 2. DRAINASE
GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR
Pekerjaan Ini Mencakup Penggalian Untuk Saluran Drainase Sesuai Dengan Spesifikasi Serta Memenuhi
Garis, Ketinggian, Dan Detil Yang Ditunjukkan Pada Gambar.
Ruang Lingkup
1. Pengukuran
2. Penggalian
3. Perapihan
4. Pengangkutan hasil galian (apabila diperlukan)
Alat
Excavator
Dump truck (apabila diperlukan untuk membuang hasil galian)
Theodolite, Waterpass
Alat Bantu (untuk pekerjaan perapihan)
Prosedur Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan penggalian, surveyor melaksanakan pengukuran dan pemasangan bowplank
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan penggalian.
2. Pelaksanaan penggalian dengan alat Excavator sesuai dengan acuan/bowplank yang telah dibuat
oleh surveyor
3. Tanah hasil galian dibuang diluar lokasi penggalian, untuk bentuk dan kedalaman galian
disesuaikan dengan gambar kerja dengan acuan bowplank, Pengangkutan material galian keluar
lokasi dengan Dump Truck apabila material hasil galian tidak dapat dipakai kembali sebagai
urugan
4. Perapihan hasil galian dilaksanakan secara manual agar dimensi dan elevasi/kedalaman galian
sudah sesuai dengan rencana / gambar.
Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar saluran,
khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian) saluran
rencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok serta profil
kemiringan galian.Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum
pekerjaan drainase yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air
disekitar lokasi proyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering kemudian akan dilakukan
terhadap saluran drainase lama yang dipindahkan, sebelum pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas
saluran drainase tersebut dilaksanakan.
Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan penimbunan untuk
membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan progres
pekerjaan tersebut diatas.Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran
telah sesuai dengan dimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai lokasi
yang direncanakan akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan mortar. Untuk daerah
saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan batu kali akan dikerjakan
apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan sesetabilan.
PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase.
1 . Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
2. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
3. Prosedur pekerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan harus sesuai
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah me memenuhi
syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
4. Tahapan Pekerjaan :
Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen.
Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.
Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih dengan alatn
water tank truck.
Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.
Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai
dengan gambar.
Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk mengetahui
karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
Pelaksanaan:
Mula-mula dilakukan perakitan tulangan sesuai bentuk gorong-gorong, kemudian di lakukan pembuatan
bekisting serta melapisi dinding bekisting dengan minyak bekisting, selanjutnya di lakukan pencampuran
antara semen, kerikil dan pasir serta air sesuai job mix menggunakan concrete mixer, dan kemudian di
lakukan penuangan secara bertahap ke dalam bekisting.
Concrete Mixer
Water Tanker
Alat Bantu
Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada
direksi untuk diketahui dan disetujui
Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda
dorong.
GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa
Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada perkerasan lama.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan
alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.
TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan yang mana
diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui.
Material dihampar dengan tenaga manusia.
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan
dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan
merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat Bantu.
Pengukuran
Pembentukan & Perataan Badan Jalan
Pemadatan
Pengetesan
Uraian Kerja :
a.Penghamparan dan penyiapan badan jalan menggunakan Motor Grader
b.Vibro Roller digunakan untuk pemadatan.
c.Selanjutnya alat bantu digunakan untuk pembersihan dan penyiapan jalan untuk tahap pekerjaan
selanjutnya.
Alat
a.Motor Grader
b. Vibro Roller
c. alat bantu
d. Tenaga
e. pekerja dan
f. mandor
Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix
design) agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik
yang disyaratkan.
Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan
komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas A dibawa
kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai
gambar.
Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan
dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic
tire roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon
untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan
material ditempat yang lain.
b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan.Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan
c. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan PTR, Dimulai dari bagian tepi ke
bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya
dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal
pemadatan.pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuia dengan hasil trial compaction.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa harga satuan
Asumsi :
pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik)
lokasi pekerjaan sepanjang jalan
Material agregat kelas B dicampur di base Camp kontraktor
Prosedur pelaksanan :
Pencampuran agregat kelas B dicampurkan di base Camp dengan menggunakan alat
Wheel loader
Pengangkutan material agregat kelas B dengan menggunakan alat Motor Grader
Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller
Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A
Untuk pelaksanaan pekerjaan rapis pondasi aggregal kelas A ini dilaksanakan sesudah pelaksanaan lapis
pondasi aggregat kelas B.
Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Atas untuk lapisan di bawcrh lapisan beraspar.
Lapis pondasi Agregat Kelas A mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*.
Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras A dengan prosedur sebagai berikut:
a.
b.
Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan Dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakqn wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material
dilakukan pada saat tiaa dilokasi pekerjaan sebelum mqierial di stack.
Material diiurunkan dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat penghamparan
agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakqn Matar Grader dalam tahap penghamparan
ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikui :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjanghamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan.
Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai
dengan spesifikasi
c. Material iang tidak dipakai dipisahkan dqn dilempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan'
c.
Pemadatan Material
Pemadalan dilakukan dengan menggunakan vibra Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
Asumsi :
o Pelaksanaan ini menggunakan alat berat {secara mekanik)
o Lakqsi pekerjaan sepanjang jalan
o Material aggregat kelas A dicampur di Base Camp Kontraktor
Prosedur Pelaksanaan :
o Pencampuran aggregat kelas A dicampur di Base Camp dengan menggunakan alat Wheel
Loader
o pengisian aggregat kelas A ke Dump Truck dilaksanakan dengan memakai alat Wheel Laader
o Pengangkutan material aggregat kelas A dilaksanakan dengan Dump Truck
o Penghamparan material aggregat kelas A dengan menggunakan alat Motor Grader
o Hamparan aggregat dibasahi dengan wcter Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller
o Operasi penggilasan harus aimJtai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke
arah sumbu jalan.
dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi, penggilas harus dimulai dari
bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih
tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang
dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Bahan Lapis Resap Pengikat diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak minyak
tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh direksi Pekerjaan. Pengambilan Lapis Resap
Pengikat pada Distributor Aspal pada saat akan dilaksanakan pekerjaan.
Lapisan Resap Pengikat hanya dikerjakan pada suatu permukaan jalan yang kering atau sedikit
lembab. Sebelum lapis resap harus dibersihkan dari segala kotoran yang tidak berguna.
Penyemprotan dilakukan dengan mempertimbangkan kelancaran arus lalu lintas.Peralatan yang
digunakan untuk pekerjaan ini adalah compressor dan alat bantu lainnya.
Segera setelah pekerjaan penyemprotan dikerjakan, pengaturan arus lalu lintas dibuat dengan
menggunakan tanda-tanda lalu lintas agar permukaan yang baru disemprotkan tidak dilalui
kenderaan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
Asumsi :
=> Menggunakan alat berat (secara mekanik)
=> Lokasi pekerjaan : Sepanjang Jalan
Prosedur Pelaksanaan :
=> Aspal dan minyak flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal
cair.
=> Permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor.
=> Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan
yang akan dilapis.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan
alat bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil
untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.
LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC) DAN LASTON LAPIS ANTARA PERATA (AC-BC(L))
1. Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan lapir aus aspal beton (AC Base)
dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan, maka di lakukan pekerjaan
Lapis Perekat - Aspal Cair, Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan laston lapis
pondasi (AC Base) dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, penghamparan, pemadatan di atas permukaan jalan yang
telah disiapkan sesuai dengan persyaratan. Aspal dihampar pada jalan yang telah selesai dilapis
Lapis Resap Pengikat atau biasa disebut Prime Cot. Material yang digunakan mempunyai
spesifikasi yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Material Aspal diangkut dari AMP
dengan menggunakan Dump Truck. Bak Dump Truck harus terbuat dari metal dan harus bersih
dari kotoran. dan pada bagian atas Dump Truck ditutup rapat dengan terpal yang terbuat dari kain
dan lahan terhadap air, agar material tidak melekat pada bak Dump Truck dan tidak cepat turun
suhunya. Dari Dump Truck material Aspal dicurahkan ke Aspal Finisher yang dilengkapi dengan
carang curah dan ulir-ulir pendisiribusian, menempalkqn material secara merala didepan batang
perata yang dapat distel. Dalam penghamparan selalu diikuti tenaga surveyar dan Direksi
Pekerjaan, agar dapat mengontrol ketebalan dan kemiringan penghamparan. Penggilasan Aspal
yang telah dihamparkan aleh Aspal Finisher dipadatkan dengan alat Tandem Roller dan PTR.
Untuk penghubung antar lokasi penghamparqn dengan AMP digunakan radio komunikasi (HT).
pekerjaan ini dilaksanakan dengan langkah langkah yang sama dengan asphali concrete.
Peralatan yqng dipakai :
Aspal Mixing Plant {AMP)
Genset; yang dipakai pada AMP
Aspal Finisher
Dump Truck
Tandem Roller
PTR
Wheel Laader
Aggregat yang digunakan adalah sesuai dengan hasil pengujian Lab. (sesuai dengan Jab Mix Design)
yang telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi leknis.setiap hasil campuran yang telah dimual kedalam
dump truck untuk dibawq ke lapangan pekerjqan terlebih dahulu ditimbang untuk mengelahui tonase
cqmpuran tersebut. Sebelum penghamparan dilaksanakan permukaan jalan harus dibersihkan dari
material lepas yang tidak dihendaki dengan menggunakan comperessar atau alat manual.untuk
memastikan lebar dan tebal hamparan Aspal, makq pada tepi-tepi jalan dipasang balok pembatas atau
benang garis atau garis pembatas.
Aspal dihampar dengan aspal finisher, serta unit-unit mesin pemadat antara lain : Tandem Roller, PTR,
penggilasan harus terdiri dari tiga aperasi yaitu : penggilasan qwal 0-10 menit, penggilasan sekunder 1020 menil dan penggilasan akhir 20-45 menit..
Bahan yang digunakan untuk anti pengelupasan adalah zat aditif. Aditif berguna untuk meningkatkan
pelekatan dan anti pengelupasan bila diperlukan, dapat ditambahkan ke dalam aspal sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya
Bahan Aditif Untuk Aspal :
1. Aditif kelekatan dan anti pengelupasan harus ditambahkan ke dalam bahan aspal bilamana
diperlukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
2. Persentase aditif yang diperlukan harus dicampurkan ke dalam bahan aspal sesuai dgn petunjuk
pabrik untuk menghasilkan campuran yang homogen.
DIVISI 7. STRUKTUR
Asumsi :
Menggunakan alat berat {secara mekanik)
Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
Prasedur Pelaksanaan :
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
Beton dicor kedalam perancah yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Asumsi :
Prosedur Pelaksanaan
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Cat marka berwarna putih atau kuning seperti gambar dan memenuhi spesifikasi menurut
AASHTO M249 79
Butiran kaca (glass bead) sesuai spesifikasi AASHTO M247 - 81 (Tipe 2)
Alat
Air Compressor
Pick Up
Mesin Cat Marka
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Penyiapan permukaan perkerasan sebelum penandaan marka
2. Pembersihan lokasi pekerjaan/permukaan perkerasan dari debu dan bahan yang bergemuk.
3. Bahan cat thermoplastic dipanaskan terlebih dahulu
4. Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru dicor kurang dari 3 bulan
setelah pelaksanaan lapis permukaan kecuali diperintahkan lain oleh Owner
5. Pangaturan dan penandaan semua marka pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan
penempatan yang presisi sebelum pengecatan marka
6. Pengecatan marka jalan dilaksab]nakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross
7. Pengecatan marka dilakukan dengan mesin pengecat marka/mesin marka yang bergerak sendiri,
jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat
garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi).
8. Ketebalan cat ketika digelar, yaitu tebal basah minimum 1,50 mm, belum termasuk butiran kaca
(glass bled)
9. Pengecatan dilakukan dengan kondisi temperatur 204 - 218 C
10. Selanjutnya dilakukan penaburan butiran kaca (glass bead) yang dilaksanakan diatas permukaan
cat segera setelah penyemprotan. Butiran kaca (glass bead) ditaburkan dengan kadar 450
gram/m.
RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL ENGINEER GRADE
Pemasangan rambu jalan di sesuai kan dengan lokasi penempatan yang telah di tetapkan pada
gambae bestek, jenis rambu pemantul engineer grade sesuai dengan spesifikasi teknis
TEUKU AMMUSRI, SE
Direktur Utama