Anda di halaman 1dari 6

Dikisahkan anak tersebut bernama Midah, dia tinggal bersama Ayah, Ibu dan abanng kandungnya.

Ketika
itu, si adik, Midah yang sedang merintih kesakitan pada bagian perut dan terus mengalami BAB yang
sudah lebih dari 10 kali dan terus menerus keluar masuk kamar kecil, terbaring di kamar. Sebenarnya
Midah ingin sekali mengmbil air minum di dapur, tetapi oleh karena sakit perut yang dialaminya, Midah
pun hanya bisa merintih. Kemudian Midah meminta Si Dul abangnya untuk mengambilkan air minum
didapur akan tetapi Dul tidak memperdulikannya dan pergi begitu saja dari rumah, lalu Midah bergegas
ke kamar kecil dengan muka pucat. Mak yang sedang mencuci piring khawatir dan segera memanggil
Midah karena Midah lama sekali tidak keluar-keluar dari kamar kecil, Mak nyuruh gantian. Setelah itu
Midah keluar dengan muka pucat, ia merasa pusing dan tiba-tiba Midah pingsang dan Mak pun langsung
berteriak memanggil Dul dan Bapak. Bapak yang baru selesai sholat tiba-tiba kaget saat melihat Midah
pingsang dan kemudian Bapak membawa Midah ke dalam kamar, lalu membawa Midah ke RS. SEHAT
ABADI.
Sesampainya di RS. SEHAT ABADI, kemudian Midah dibawa ke IGD dan dipindahkan ke R. DALAM.
Orang tua Midah bingung, dengan cara apa mereka bisa membayar biaya pengobata Midah, sampaisampai Bapak ingin menjual harta satu-satunya yang ia miliki yaitu rumahnya. Beberapa menit kemudian
Dokter memanggil orang tua Midah dan menjelaskan bahwa Midah mengalami Diare dan Dehidrasi,
kemudian dokter memanggil suster untuk memberikan obat injeksi melalui via infus kepada Midah.
Pada malam harinya suster datang kembali keruangan Midah untuk memberikan obat injeksi melalui via
infus lagi, setelah obat itu bereaksi ,15 menit kemudian tiba-tiba Midah kejang, orang tua Midah panik
dan segera memangil perawat. Kemudian Dokter dan perawat mendatangi Midah dan Dokter memeriksa
Midah serta obat apa yang telah diberikan oleh suster.

Ternyata obat yang diberikannya salah dan orang tua Midah pun tidak terima atas kejadian ini, mereka
menganggap telah terjadi mal praktek dan mereka ingin menuntut Suster Ami serta RS. SEHAT
ABADI untuk membawa masalah ini kepengadilan. Dokter pun meminta maaf bahwa mereka tidak
bermaksud ingin melakukan mal praktek atau semacamnya tetapi ini memang kesalahan meraka
dalam memberikan obat, meraka akan bertanggung jawab atas kejadian ini dan Dokter jaga
menjelaskan bahwa masalah ini tidak perlu dibawa kepengadilan, masalah ini bisa diselesaikan secara
kekeluargaan. Midah pun sudah diberikan obat yang sesuai dan penetral atas kejang-kejang tadi. Tibatiba Dul datang ke RS dan melihat keadaan adiknya. Setelah melihat kejadian itu, hatinya pun mulai
tersentuh yang semula menbenci adiknya, kini dia menjadi perhatian dan menyayangi adiknya,
kemudian Dul minta maaf.
Setelah bebincang-bincang dengan masalah yang tadi, keluarga Pak Ragi setuju tidak akan membawa
masalah ini ke pengadilan dan memilih cara kekeluargaan. Setelah diberi pengobatan dengan obatobatan yang sesuai, Midah pun sembuh dari kejangnya dan keluarganya pun tedak perlu membayar
biaya pengobatan dan RS karena telah ditanggung oleh pihak RS.

B.

DIAGLOG

Suatu hari di sebuah desa kecil terdapat keluarga miskin yang terdiri dari ayah, ibu dan kedua anaknya
Ayah yang bernama

: Pak Ragi

Ibu yang bernama

: Mak Ipah

Abang yang bernama

: Dul

Adik yang bernama

: Midah

Ketika itu, si adik Midah yang sedang merintih kesakitan pada bagian perut dan terus
mengalami BAB yang sudah lebih dari 10 kali dan terus menerus keluar masuk kamar kecil, terbaring
di kamar. Sebenarnya Midah ingin sekali mengmbil air minum di dapur, tetapi oleh karena sakit perut
yang dialaminya, Midah pun hanya bisa merintih.
Midah :

Aduh... aduh... ( merintih kesakitan )

Dul

Kamu kenapa? ( sambil melihat kearah Midah )

Midah :

Sakit bang...

Dul

Sakit sedikit saja dibesar-besarkan, manja kamu...

Midah :

Tolong ambilkan air minum bang, Midah haus...

Dul

Lagi sibuk, ambil sendiri...

Midah :

( hanya bisa menahan sakit perut dan haus yang dirasanya )

Si abang yang tidak peduli dengan adiknya pergi meninggalkan rumah. Midah berlari menuju dapur
dan masuk ke toilet (dengan muka pucat). Sudah lama Midah di dalam, tapi tiadk keluar-keluar.
Mak yang sedang mencuci piring khawatir dan segera memanggil Midah.
Mak

Midah... lama sekali kamu didalam!

Midah :

Sakit Mak, mulas...

Mak

Cepat, gantian mak lagi...

Midah keluar dengan wajah yang pucat, ia merasa pusing dan Midah pun pingsan. Mak yang sedang
mencuci piring langsung melepaskan piring yang sedang dicuci.

Mak

Midah.. Midah... Midah... bangun Nak, kenapa kamu?


Dul... dul... pak.. pakkk.. bapak...
Ya Allah nak kenapa sampai begini?

Bapak :

Ya bu, sebentar ( bergegas keluar kamar )


Bapak baru selesai sholat bu...ada apa?
( belum sempat ibu menjelaskan, Pak Ragi langsung kaget )
Astaghfirullah haladzim... Midah anakku
( Bapak langsung mengangkat Midah ke kamar )

Mak :
Pak, Mak khawatir dengan keadaan Midah. Belum sampai 1 hari ini Midah sudah
bolak balik kamar kecil lebih dari 100x, Mak takut kenapa-kenapa...
Bapak :
Mak

Iya Mak, Bapak juga khawatir ( sambil memegang kepala Midah )

: Iya-iya, ayo kita bawa Pak...


( Midah pun dibawa ke RS SEHAT ABADI ).. ( tiba di RS SEHAT ABADI)...

Bapak : Sus, tolong anak saya sus...


Suster : Iya pak, ( suster membawa Midah ke IGD )
Maaf bapak tunggu di luar ya..
( sambil menunggu, bapak dan mak berbicara tentang biaya untuk pembayaran RS.
Tiba-tiba dul datang setelah mengetahui adiknya masuk RS ).
Dul

: Midah kenapa pak? Ada-ada saja anak itu.

Mak

: Huust, jangan begitu, itu adikmu dul.

Dul

: Adik apa seperti itu, menyusahkan keluarga.

Bapak :
Dul... Midah itu adik kandung kamu, seharusnya kamu meberi perhatian bukan malah
memojokan dia..
( dul marah-marah dan langsung meninggalkan kedua orang tuanya)
(ibu menangis)
Mak :
Pak, bagaiman cara kita membayar biaya pengobatan Midah Pak? Dapat dari mana
kita uang Pak?
( Mak sambil menangis )
Bapak :
Mak, kita akan berusaha untuk mendapatkan uang untuk Midah, kalau perlu kita jual
rumah kita itu untuk membayar biaya RS.
Mak

Terus kita tinggal dimana Pak? Hanya rumah itu satu-satunya harta kita

(Bapak hanya terdiam )


(Suster keluar dan membawa Midah pindah ke R. DALAM. Bapak dan Ibu pun langsung
mendampingi Midah yang tidak sadarkan diri. Sesampainya di R. DALAM Suster memanggil
keluarga Midah untuk menjelaskan penyakit dan biaya administrasi Midah)...
Suster :

Permisi Bapak, Ibu keluarga Midah?

Bapak dan Ibu :

Iya Sus, ada apa?

Suster :
Bapak dan Ibu diminta Dr. Rio ke ruang perawat untuk membicarakan penyakit dan
biaya administrasinya
Bapak dan Ibu :

Baik Sus, terima kasih!

Suster : Sama-sama Pak, Bu....


(Bapak dan Ibu Ragi pergi ke ruang perawat )
Bapak :

Permisi...

Suster : Silahkan masuk..


Dr. Rio :
Bapak dan Ibu orang tua Midah? Begini pak, setelah diperiksa, anak Bapak dan Ibu
mengalami diare dan dehidrasi atau kekurangan cairan didalam tubuh, jadi anak Bapak dan Ibu harus
tinggal dirumah sakit dulu dalam beberapa hari untuk memulihkan kesehattannya.
Bapak :

Kira-kira biayanya berapa ya dok?

Dr. Rio :
Kalau masalah biaya, Bapak dan Ibu bisa konfismasi kebagian administrasi dan yang
penting sekarang kita pulihkan dulu keadaan anak Bapak dan Ibu.
Bapak : Baik dok.
( Dr. Rio memanggil suster )

Dr. Rio :

Suster, tolong berikan obat ini ke pasien midan, injeksi via infus ya Sus...

Suster :

Baik dok

( suster langsung keruangan midah )


Suster :

Selamat siang...

Keluarga

: Siang sus..

( suster menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada keluarrga pasien )


Suster :
Saya Suster Ami, dan saya akan melakukan tindakan menyuntikan obat melalui infus
supaya adek cepat sembuh. (sambil menyuntikkan obat )
Sudah selesai, sore nanti saya akan kesini lagi utnuk memberikan obat lagi, saya
permisi dulu ya. Permisi, selamat siang!
Keluarga

Siang sus, terimakasih!

Suster : Sama-sama
( dilakukanlah penyuntikan kedua, ada hal yang aneh)
Suster :
Selamat malam, saya Suster Ami, sesuai dengan janji tadi saya akan memberikan obat
pada adek, biar adek cepat sembuh. ( sambil menyuntikan obat ke infus )
Saya sudah selesai. Kalau ada apa-apa Bapak dan Ibu bisa panggil saya, baik saya
permisi dulu. Selamat malam!
Keluarga

Selamat malam!

( setelah penyuntikan, Suster Ami keluar dan 15 menit kemudian Midah mengalami kejang, Bapak
dan Ibu Ragi panik )
Bapak :

( memanggil perawat )

(Dr. Rio dan suster datang )


Bapat :

Dok, bagaimana ini? Kenapa bisa begini?

Dr. Rio :
Ami )

Iya sebentar ya pak, saya periksa dulu ( memeriksa obat apa yang diberikan Suster
Obat apa yang Suster berikan ke pasien Midah?

Suster :

Saya berikan obat yang sesuai dengan resep Dokter

(Dr. Rio memeriksa kembali obat yang di berikan, setelah diperiksa ternyata obat tersebut salah,
keluarga Pak Ragi tidak terima dengan kejadian ini, dan menuntut suster ami serta RS SEHAT
ABADI yang dianggap keluarga Pak Ragi sudah melakukan mal praktek )
Mak :
nyawa...

Saya tidak terima dengan kejadian ini... saya akan menuntut RS ini, ini masalah

Dr. Rio :
Maaf bu, kami tidak bermaksud untuk melakukan mal praktek atau semacamnya, tapi
ini memang kesalahan saya dan suster saya.
Mak

Saya tidak terima, saya akan bawa masalah ini ke pengadilan.

Suster :
Maaf bu, mungkin masalah ini tidak perlu dibawa ke pengadilan, kami akan
bertanggung jawab dengan semua kejadian ini, kami pun sudah memberikan obat yang sesuai dan
penetral atas kejang-kejang tadi.
Dr. Rio :

Benar bu, masalah ini bisa diselesaikan secara kekekuargaan..

( tiba-tiba Dul datang ke RS, setelah mendengan kejadian tersebut, hatinya pun mulai tersentuh yang
semula membenci adiknya, kini dia menjadi perhatian dan sayang )
Dul

: Kenaa bisa begini bu...? Midah maafkan abang...

Bapak dan Ibu :

( menjelaskan semua kejadian yang sudah terjadi pada Dul )

( setelah bebincang-bincang, keluarga Pak Ragi setuju tidak membawa masalah ini kepengadilan dan
memilih cara kekeluargaan. Setelah diberi pengobatan dengan obat-obatan yang sesuai midah bisa
sembuh dan keluarganya pun tedak perlu membayar biaya pengobatan dan RS).

Anda mungkin juga menyukai