Anda di halaman 1dari 1

PERBANDINGAN VERBA PASIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JAWA

(TINJAUAN SINTAKSIS)
Oleh :
Puji Purwaningsih
Abstrak Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: (1) Apa saja pemarkah verba
pasif dalam bahasa Indonesia? (2) Apa saja pemarkah verba pasif dalam bahasa Jawa? (3)
Bagaimanakah persamaan dan perbedaan di antara keduanya? Tujuan penelitian ini adalah (1)
Mendeskripsikan bagaimana pemarkah verba pasif dalam bahasa Jawa. (2) Mendeskripsikan
bagaimana pemarkah verba pasif dalam bahasa Indonesia. (3) Mendeskripsikan persamaan dan
perbedaan pemarkah verba pasif dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural dengan teknik
pisah/pilah/bagi, teknik ganti, teknik balik dan teknik parafrase. Objek penelitian ini adalah
pemarkah verba pasif {di-}, {ter-}, {ke-} dalam bahasa Indonesia dan {dak-}, {kok-}, {di-}
dalam bahasa Jawa. Datanya berupa kalimat yang menggunakan verba pasif bahasa Jawa
maupun bahasa Indonesia dengan disertai konteksnya. Dari analisis ini dapat disimpulkan
beberapa hal: (1) Bahasa Indonesia memiliki pemarkah verba pasif yang hampir sama dengan
bahasa Jawa. Keduanya memiliki pemarkah verba pasif berafiks {di-} dan konfiks {ke-an}. (2)
Perubahan pemarkah verba pasif baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa menjadi
bentuk bermarkah verba aktif mempengaruhi perubahan kedudukan konstituen-konstituen lain,
dalam hal ini subjek dan objek. (3) Bahasa Indonesia memiliki pemarkah verba pasif, yaitu :
Afiks {di-}, afiks {ter-} dan konfiks {ke-an}. (4) Pemarkah verba pasif yang terdapat dalam
bahasa Jawa, yaitu: Afiks {di-}, afiks {dak-}, dan afiks {kok-}/{ke-}. (5) Perbedaan pemarkah
verba pasif bahasa Jawa dan bahasa Indonesia yaitu: (a) Pemarkah verba pasif bahasa Jawa
sudah memiliki kepastian jenis konstituen pengisi fungsi subjek sedangkan bahasa Indonesia
tidak. (b) Afiks {ka-/ke-} dalam bahasa Jawa merupakan kalimat pasif dengan subjeknya
persona II. Sedangkan konfiks {ke-an} dalam bahasa Indonesia memiliki subjek persona I, II
maupun III. (c) Afiks {di-} dalam bahasa Jawa merupakan kalimat pasif dengan subjeknya
persona III sedangkan afiks {di-} dalam bahasa Indonesia subjeknya dapat berupa persona I, II
maupun III. (d) Afiks {ke-} bahasa Jawa berpadanan dengan afiks {ter-} bahasa Indonesia,
afiks {ka- } bahasa Jawa berpadanan dengan afiks {di-} bahasa Indonesia. (e) Didapati
kalimat-kalimat bermarkah verba pasif bahasa Jawa yang tidak didapati padanannya dalam
bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai