PRAKTIKUM I
Disusun Oleh :
Kelompok 4 (Kelas A)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Teoritis
Susunan saraf secara fungsional dapat dibagi menjadi dua yaitu susunan saraf motorik
dan susunan saraf sensorik. Sebagian berperan menjadi saraf pusat dan sebagian lagi menjadi
saraf perifer. Nervus ischiadicus merupakan salah satu saraf motorik somatik perifer. Nervus
ischiadicus mempunyai beberapa akson yang keluar dari cornu anterior medulla spinalis.
Kepekaan tiap akson Nervus ischiadicus mungkin saja memiliki tingkat kepekaan yang berbeda
dalam mensarafi musculus gastrocnemius.
Kepekaan tiap akson dari
pemberian rangsangan listrik tunggal pada nervus ischiadicus dengan intensitas yang berbeda
(dimulai dari intensitas rendah ke intensitas tinggi : rangsangan subliminal, rangsangan liminal,
rangsangan supraliminal, rangsangan submaksimal, rangsangan maksimal, rangsangan
supramaksimal). Respon rangsangan diamati melalui kontraksi musculus gastrocnemius serta
mengukur amplitudo (kekuatan) kontraksi dari otot tersebut.
Otot dirangsang dengan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple) dan frekuensi
ditinggikan berpotensi menimbulkan beberapa gambaran kontraksi otot yang berbeda, seperti
muscle twitch, treppe, summation contraction, incomplete tetanic contraction, complete tetanic
contraction.
Kekuatan kontraksi otot disamping dipengaruhi oleh antara lain tingkat kepekaan saraf yang
melayaninya, cara perangsangannya, dan faktor pembebanan yang diberikan kepeda otot
tersebut. Pembebanan pada otot dapat diberikan pada saat otot kontrakasi (after loaded) dapat
juga diberikan pada saat sebelum otot kontraksi (preloaded). After loaded dan preloaded
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kekuatan kontraksi dan kerja otot.
B. Masalah
1. Bagaimana kepekaan saraf perifer ( nervus ischiadicus) dan pengaruhnya terhadap rekruitmen
serabut otot dengan memberikan rangsangan subliminal, rangsangan liminal, rangsangan
supraliminal, rangsangan submaksimal, rangsangan maksimal, dan rangsanagan supramaksimal?
2.
Bagaimana pengaruh pembebanan terhadap kekuatan kontraksi otot dan kerja otot
(musculus gastronecmius)?
C. Tujuan
Mengamati dan mempelajari kepekaan saraf perifer ( nervus ischiadicus) dan pengaruhnya
terhadap rekruitmen serabut otot dengan memberikan rangsangan subliminal, rangsangan
liminal, rangsangan supraliminal, rangsangan submaksimal, rangsangan maksimal, dan
rangsanagan supramaksimal.
Mengamati dan mempelajari pengaruh pembebanan terhadap kekuatan kontraksi otot dan kerja
otot (musculus gastronecmius).
Rangsangan subliminal
Rangsangan liminal
Rangsangan supraliminal
Rangsangan submaksimal
Rangsangan maksimal
Rangsangan supramaksimal
Untuk mengamati dan mempelajari kontraksi after loaded ikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Aturlah sekrup penyangga sehingga ujung sekrup penyangga penulis dan garis dasar (baseline)
penulis tidak berubah. Dengan demikian panjang otot tidak akan berubah (tidak diregang oleh
tempat beban mauapun beban yang ditambahkan).
b. Dalam keadaan tanpa beban dengan rangsanglah nervus ischiadicus dengan rangsangan tunggal
maksimal. Gambaran kontraksi otot yang diperoleh merupakan kontrol sebelum pembebanan.
Setiap kali akan memberikan rangsanan jangan lupa memutar drum kimograf sekitar 0,75 cm dan
memberi istirahat sediaan otot-saraf selama 30 detik antara satu rangsangan dengan rangsangan
berikutnya.
Selama jeda pemberian rangsangan, jangan lupa meneteskan larutan Ringer pada otot dan saraf.
c. Putar kimorgaf + 1 cm, berikan beban 10 gram, kemudian beri
rangsang tunggal maksimal lagi.
d. Ulangi tindakan ad. C dengan setiap kali menambah beban sebesar
10 gram hingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
e. Dari hasil gambaran penulis pada kertas kimograf :
Hitunglah kerja otot (W ; work) untuk setiap pembebanan.
KERJA OTOT = BEBAN x PEMENDEKAN OTOT
2. Kontraksi Preloaded
Untuk mengamati dan mempelajari kontraksi preloaded ikuti langkah-langkah selanjutnya
sebagai berikut:
a. Ambillah semua beban dari tempat beban.
b. Longgarkan sekrup penyangga yang menyangga penulis sehingga musculus gastrocnemius
secara langsung menahan empat bebean. Aturlah letak penulis sehingga posisisnya horizontal.
3. KONTRAKSI TETANI
Untuk mengamati dan mempelajari kontraksi tetani, lakukan langkah-langkah yang
merupakan lanjutan dari langkah-langkah A diatas sebagai berikut:
1. Berikan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple maximal stimulus; successive maximal
stimulus) dimulai dengan frekuensi rendah selama 3-5 detik, selanjutnya secara bertahap
frekuensi rangsangan ditingkatkan dengan interval waktu sekitar 60 detik (untuk memberi
istirahat yang cukup bagi otot) sampai terjadi complete tetanic contraction (kontraksi tetani
lurus). Jangan lupa menetesi sediaan otot dan saraf dengan larutan Ringer selama jeda pemberian
rangsangan.
2. Perhatikan apa yang tergambar oleh penulis pada kertas kimograf.
Dengan melihat hasil yang tergambar pada kertas kimograf, catatlah masing-masing data
frekuensi rangsangan dan gambaran grafik kontraksi yang dihasilkan, selanjutnya masukkan data
tersebut pada tabel data yang tersedia.
E. HASIL PERCOBAAN
Tabel E.1. Tabel Data Kepekaan Saraf Perifer
KEPEKAAN SARAF PERIFER
RANGSANGAN (Volt)
KONTRAKSI (cm)
(1 x perbesaran)
0.1 x 1
0.5 x 1
1.9
1.3 x 1
1.8
1.5 x 1
1.9
(10 x perbesaran)
0.2 x 10
1.4
0.4 x 10
1.5
0.5 x 10
2.5
0.7 x 10
2.1
: 0.1
:5
(Grafik 1)
Tabel E.2. Tabel Data Kontraksi After Loaded
KONTRAKSI AFTER LOADED
BEBAN (gram) KONTRAKSI (cm) KERJA (gram.cm)
15
0.3
4.5
25
(Grafik 2)
(Grafik 3)
SUMASI (+/-)
+
-
TETANI (+/-)
+
+
+
+
-
Stimulus Ambang
Adalah voltase listrik minimum yang menyebabkan kontraksi serabut otot tunggal.
Jika stimulasi ambang telah tercapai; maka serabut otot akan merespons secara maksimal atau
tidak sama sekali selama kondisi lingkungan serabut tidak berubah.
Dengan meningkatkan stimulus sampai melebihi ambang batasnya, tidak akan memperbesar
respons serabut otot tunggal.
b.
(i)
Kedutan Otot
Jika preparat otot distimulasi, maka setiap serabut otot dalam otot akan mematuhi
semua hukum all-or-none tetapi serabut yang berbeda memiliki ambang yang berbeda pula.
(ii)
(iii)
Kedutan otot (kontraksi maksimum keseluruhan otot) akan terjadi saat intensitas
stimulus cukup untuk seluruh serabut.
serabut saraf lain juga mulai berkontraksi sehingga hasil kontraksi pada
kertas kimograf
mengalami kenaikan.
Rangsangan submaksimal adalah rangsangan terkecil yang diberikan sehingga terjadi kontraksi
yang besarnya mendekati nilai maksimalnya. Dari hasil pratikum kami, didapatkan rangsangan
berkontraksi. Selain itu juga waktu untuk membuat sendian terlalu lama menyebabkan kontraksi
otot katak tidak cukup maksimal.
4. Kontraksi Somasi dan Kontraksi Tetani
Kontraksi somasi merupakan hasil kekuatan kontraksi otot setelah adanya rangsangan yang
mengalami relaksasi sempurna. Sedangkan kontraksi tetani dibagi menjadi dua yakni kontraksi
tetani bergerigi dengan kontraksi tetani lurus. Kontraksi tetani bergiri ialah pertambahan panjang
kekuatan kontraksi otot yang sempat mengalami relaksasi sempurna yang kemudian dirangsang
kembali. Sedangkan kontraksi tetani lurus merupakan pertambahan kontraksi otot setelah
dirangsang yang tidak mengalami relaksasi sempurna sehingga terbentuk diagram pada kertas
kimograf berupa garis lurus.
I. Diskusi Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan antara rangsangan liminal dan nilai ambang!
Jawaban :
Rangsangan liminal
: Rangsangan terkecil yang dapat menimbulkan
potensial aksi (menggambarkan kontraksi otot terkecil) karena mencapai nilai ambang
sehingga menyebabkan otot dapat berkontraksi
Nilai ambang
: Nilai minimal yang dibutuhkan untuk menimbulkan
potensial aksi. ( Ganong: hal 52)
2. Jelaskan perbedaan antara rangsangan maksimal dan supramaksimal!
Jawaban :
an maksimal
Beda kontraksi maksimal dan kontraksi supramaksimal terletak pada besarnya intensitas
rangsangan tetapi tidak ada perbedaan pada kekuatan atau besarnya kontraksi yang
ditimbulkan.
4. Jelaskan hubungan antara hukum All or None dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
praktikum ini!
Jawaban :
Otot mempunyai hukum All or none law hukum berlaku untuk 1 serabut otot, artinya bila 1
serabut otot dirangsang, maka akan berkontraksi bila rangsangnya lebih besar dari nilai ambang
rangsang, otot tidak berkontraksi bila nilai rangsangnya lebih kecil dari ambang rangsang. Ketika
otot dirangsang maksimal maka keseluruhan serabut saraf akan langsung aktif sehingga akan
berkontraksi langsung seluruhnya. Pada otot rangka tidak terjadi hukum ini, hal ini dibuktikan
dengan rangsangan liminal sehingga rangsangan maksimal yang menunjukkan angka berbedabeda. Hukum ini hanya dapat bekerja pada otot polos dan otot jantung saja.
Jadi pada percobaan ini, jika nilai rangsang pada otot katak tidak lebih besar dari nilai ambang
rangsangnya maka tidak akan terjadi kontraksi
5. Bandingkan dan beri penjelasan mengenai perbedaan antara kontraksi after loaded dengan
kontraksi preloaded!
Jawaban :
Pada beban yang sama, kontraksi afterloaded menunjukkan kontraksi yang lebih panjang (cm)
dari pada kontraksi preloaded misal dengan beban 25-55 gram, tetapi menunjukkan kontraksi
yang lebih pendek pada beban 15 gram. Kontraksi afterloaded sudah tidak berkontraksi lagi pada
beban 65 gram, sedangkan kontraksi preloaded masih berkontraksi .
Pre loaded adalah penetapan derajat regangan otot ketika otot mulai berkontraksi. (Guyton ,
2007). Otot teregang sebelum kontraksi.
After loaded adalah penetapan beban yang dilawan oleh kontraksi otot.
(Guyton, 2007). Otot tidak teregang sebelum kontraksi. Peregangan diberikan pada saat otot
berkontraksi.
6. Jelaskan perbedaan antara summation contraction dengan tetanic contraction!
Jawaban :
sebagian disebabkan karena sifat-sifat liat otot dan sebagian dari kenyataan bahwa keadaan
aktivitas serat otot pulsatil yang banyak bergabung menjadi keadaan aktivasi kontinu yang lama.
Tetani ada dua macam:
1. Tetani bergerigi, didapatkan bila intensitas frekuensi lebih kecil sehingga otot masih dapat
berelaksasi yang kemudian disambung dengan kontraksi lagi.
2. Tetani lurus, didapatkan bila intensitas yang lebih besar dan cepat sehingga tidak memberi
kesempatan untuk berelaksasi.
8. Mengapa digunakan rangsangan maksimal untuk menimbulkan kontraksi tetani?
Jawaban :
Karena pemberian rangsangan maksimal akan menyebabkan otot berkontraksi secara maksimal
pula, akibat dari berkontraksinya semua unit motor. Sehingga kontraksi tetani dapat dicapai
dengan cepat.
9. Apa yang akan terjadi bila rangsangan maksimal beruntun diberikan terus menerus dalam
waktu yang lama?
Jawaban :
Jika rangsangan maksimal diberikan secara beruntun (dari frekuensi rendah hingga frekuensi
tinggi) terus menerus dalam waktu yang lama, otot yang dirangsang akan berkontraksi dengan
pola:
Pada awalnya (saat masih diberi frekuensi rendah) otot gastrocnemius katak (melalui kimograf)
menggambarkan pola kontraksi sumasi.
Semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi pula frekuensi gelombang sumasi yang dibentuk oleh
kimograf, namun karena tingginya frekuensi rangsangan tersebut, otot gastrocnemius yang
dirangsang jadi tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan fase repolarisasi.
Pada grafik akan terlukis gelombang sumasi yang periode repolarisasinya tidak mencapai resting
membran potensial. Sampai pada akhirnya pada frekuensi tertentu gelombang sumasi akan
menghilang dan muncul garis lurus yang menandakan munculnya complete tetanic contraction
(kontraksi tetani lurus).
10. Jelaskan hubungan antara hukum Frank Starling dengan pembebanan otot!
Jawaban :
Menurut hukum Frank Starling pembebanan pada otot merupakan suatu adaptasi di mana jika
otot diregangkan secara kuat (submaksimal dan tidak melebihi batas) maka kontraksi akan
semakin kuat
MEMBUAT SENDIAN
SARAF PERIFER DAN OTOT RANGKA
Untuk membuat sendian saraf perifer (nervus ischiadicus) dan otot rangka (musculus
gastrocnemius) dari hewan katak diperlukan 4 tahapan (A, B, C, dan D) dengan rincan langkahlangkah sebagai berikut :
A. MERUSAK OTAK DAN MEDULA SPINALIS
Tujuannya agar hewan coba (katak) tidak lagi merasa sakit
Disamping itu juga untuk menghilangkan pengaruh susuna saraf pusat (SSP) yang dapat
mengganggu jalannya percobaan.
Untuk merusak otak dan medula spinalis lakukan langkah-langkah berikut :
1. Peganglah katak dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga jari telunjuk diletakan di bagian
belakang kepala dan ibu jari di bagian penggung
2. Tekanlah jari telunjuk saudara agar kepala katak sedikit menunduk, sehingga terdapat lekukan
antara cranium dan columa vertebralis
3. Tusuk jarum penusuk pada lekukan tersebut dimana sela interspinalis lebar. Kemudian arahkan
jarum ke dalam rongga tengkorak dan gerakkan kian kemari untuk merusak otak katak. Setelah
itu pindahkan arah jarum ke jurusan medulla spinalis. Putarkan jarum ke arah yang berlainan
untuk merusak medulla spinalis. Tanda bahwa jarum masuk ke dalam rongga dan merusak
medulla spinalis adalah kekejangan dari kedua otot kaki katak
B. MEMBUAT SENDIAN MUSCULUS GASTROCNEMIUS
Setalah tindakan merusak otak dan medulla spinalis selesai, selanjutnya saudara membuat
sendian musculus gastrocnemius dengan langkah sebagai berikut :
1. Guntinglah kulit tungkai bawah kanan melingkar setinggi pergelangan kaki
2. Angkatlah kulit yang telah lepas ke atas dengan pinset
3. Pisahkan tendon Achilles dari jaringan sekitarnya dengan alat tumpul
Tendon Achilles jangan dipotong dulu
4. Ikatlah tendon Achilles dengan benang yang telah disediakan berupa ikatan mati yang kuat pada
inserto-nya. Kemudian potonglah tendon Achilles tersebut pada bagian distal dari ikatan benar
tersebut
5. Bebaskan musculus gastrocnemius dari jaringan sekitarnya sampai mendekati persendian lutut
(jangan memotong musculus gastrocnemius)
6. Pasanglah ikatan benang yang kuat pada tulang tibia, fibula serta otot-otot yang melekat pada
tulang tersebut (kecuali musculus gastrocnemius) kira-kira 5 mm dibawah lutut
7. Potonglah tulang-tulang tibia, fibula serta otot-otot yang melekat pada tulang tersebut dibawah
8.
ikatan benang
Kembalikan kulit tadi kebawah sehingga menutupi kembali otot gastrocnemius untuk
Letakkan katak dalam posisi tertelungkup, guntinglah kulit memanjang pada bagian paha
2.
D.
MEMPERSIAPKAN
SENDIAN
NERVUS
ISCHIADUS
DAN
MUSCULUS
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan :
1. Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Rangsangan tersebut ditangkap oleh reseptor
sensorik yang kemudian mengubahnya menjadi implus saraf. Setelah melalui reseptor, impuls
saraf tersebut akan diteruskan ke saraf pusat melalui serangkaian potensial aksi. Kemudian
setelah diolah dalam saraf pusat menjadi informasi , maka akan diteruskan ke efektor melalu
saraf motorik.
2. Setiap serabut otot memiliki ukuran stimulus ambang tertentu yang dapat dilihat dari besarnya
rangsangan liminal.
3.
Kontraksi sumasi berlangsung pada frekuensi rangsangan dimana otot rangka masih dapat
berelaksasi.
4. Frekuensi rangsangan yang begitu tinggi tanpa adanya relaksasi menyebabkan otot mengalami
kontraksi tetani.
5. Kerja otot menigkat seiring dengan bertambahnya beban sampai batas optimal, namun setelah
itu kerja otot akan menurun.
6.
Kontraksi otot yang terus menerus menyebabkab kelelahan otot yang disebabkan karena
penumpukkan asam laktat dan kekurangan ATP.
Besar kerja otot pada kontraksi Preloaded lebih besar dari pada besar kerja otot pada kontraksi
Afterloaded, hal ini dikarenakan pada kontraksi Preloaded otot terlebih dahulu mengalami
peregangan sebelum berkontraksi.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton , John E hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Rumpis, Agus Sunarko. 2008. Fisiologi Latihan. FIK UNY, Jogjakarta.
Arsip Blog
2012 (5)
o Desember (5)
Des 19 (5)
Makalah ISBD ku
Profil Saya
Naim Kurniawan
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia