Anda di halaman 1dari 22

The Adventures with Excellence Ners

Rabu, 19 Desember 2012


Laporan Praktikum Saraf & Otot Katak

PRAKTIKUM I

SARAF PERIFER DAN OTOT RANGKA

Disusun Oleh :
Kelompok 4 (Kelas A)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Eva Riantika Ratna Palupi


(131211131026)
Wini Damayanti Hasan
(131211131027)
Rizmala Ayu Prasanthi
(131211131028)
M. Naim Kurniawan (131211131029)
Aprilia
(131211131030)
Nur Alfi Hidayati
(131211131031)
Rizki Dwi Cahyono
(131211131032)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Teoritis
Susunan saraf secara fungsional dapat dibagi menjadi dua yaitu susunan saraf motorik
dan susunan saraf sensorik. Sebagian berperan menjadi saraf pusat dan sebagian lagi menjadi
saraf perifer. Nervus ischiadicus merupakan salah satu saraf motorik somatik perifer. Nervus
ischiadicus mempunyai beberapa akson yang keluar dari cornu anterior medulla spinalis.
Kepekaan tiap akson Nervus ischiadicus mungkin saja memiliki tingkat kepekaan yang berbeda
dalam mensarafi musculus gastrocnemius.
Kepekaan tiap akson dari

saraf perifer (nervus ischiadicus) dapat diamati melalui

pemberian rangsangan listrik tunggal pada nervus ischiadicus dengan intensitas yang berbeda
(dimulai dari intensitas rendah ke intensitas tinggi : rangsangan subliminal, rangsangan liminal,
rangsangan supraliminal, rangsangan submaksimal, rangsangan maksimal, rangsangan
supramaksimal). Respon rangsangan diamati melalui kontraksi musculus gastrocnemius serta
mengukur amplitudo (kekuatan) kontraksi dari otot tersebut.
Otot dirangsang dengan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple) dan frekuensi
ditinggikan berpotensi menimbulkan beberapa gambaran kontraksi otot yang berbeda, seperti
muscle twitch, treppe, summation contraction, incomplete tetanic contraction, complete tetanic
contraction.
Kekuatan kontraksi otot disamping dipengaruhi oleh antara lain tingkat kepekaan saraf yang
melayaninya, cara perangsangannya, dan faktor pembebanan yang diberikan kepeda otot
tersebut. Pembebanan pada otot dapat diberikan pada saat otot kontrakasi (after loaded) dapat
juga diberikan pada saat sebelum otot kontraksi (preloaded). After loaded dan preloaded
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kekuatan kontraksi dan kerja otot.
B. Masalah

1. Bagaimana kepekaan saraf perifer ( nervus ischiadicus) dan pengaruhnya terhadap rekruitmen
serabut otot dengan memberikan rangsangan subliminal, rangsangan liminal, rangsangan
supraliminal, rangsangan submaksimal, rangsangan maksimal, dan rangsanagan supramaksimal?

2.

Bagaimana pengaruh pembebanan terhadap kekuatan kontraksi otot dan kerja otot
(musculus gastronecmius)?

Pada pembebanan afterloaded (otot tidak tergang sebelum kontraksi)?

Pada pembebanan preloaded (otot teregang debelum kontraksi)?

Bagaimana kontraksi tetani (musculus gastrocnemius)?

C. Tujuan
Mengamati dan mempelajari kepekaan saraf perifer ( nervus ischiadicus) dan pengaruhnya
terhadap rekruitmen serabut otot dengan memberikan rangsangan subliminal, rangsangan
liminal, rangsangan supraliminal, rangsangan submaksimal, rangsangan maksimal, dan
rangsanagan supramaksimal.
Mengamati dan mempelajari pengaruh pembebanan terhadap kekuatan kontraksi otot dan kerja
otot (musculus gastronecmius).

Pada pembebanan afterloaded (otot tidak tergang sebelum kontraksi).

Pada pembebanan preloaded (otot teregang sebelum kontraksi).

Mengamati dan mempelajari kontraksi tetani (musculus gastrocnemius).


D. METODE KERJA
D.1

ALAT DAN BAHAN

Statif, alat penulis & sekrup penyangga.


Tempat beban & beban.
Papan fiksasi & jarum fiksasi.
Alat/jarum penusuk.
Kimograf & kertas grafik
Stimulator listrik.

Larutan ringer & pipet.


Benang.
D.2 TATA KERJA
D.2.1.

KEPEKAAN SARAF PERIFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP

REKRUITMEN SERABUT OTOT


Untuk mengamati dan mempelajari kepekaan saraf perifer (n. ischiadicus) lakukan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Siapkan sediaan nervus ischiadicus dan musculus gastrocnemius.
2. Tahanlah penulis kontraksi otot dengan sekrup penyangga.
3. Berikan rangsangan tunggal (dengan menggunakan elektroda perangsang stimulator listrik) pada
nervus ischiadicus dimuali dengan intensitas rangsangan yang paling kecil, selanjutnya secara
bertahap besar intensitas rangsangan dinaikkan dengan intrerval waktu + 30 detik.
Setiap kali menambah intensitas rangsangan, drum kimograf harap diputar sekitar 0,5 cm supaya
gambaran alat penulis pada kertas kimograf tidak tumpang tindih.
4. Perhatikan apa yang tergambar oleh penulis pada kertas kimograf.
Dengan melihat hasil yang tergambar pada kertas kimograf, tentukan besar:
-

Rangsangan subliminal

Rangsangan liminal

Rangsangan supraliminal

Rangsangan submaksimal

Rangsangan maksimal

Rangsangan supramaksimal

D.2.2. PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KEKUATAN KONTRAKSI DAN KERJA


OTOT RANGKA
Pembebanan pada otot dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
-

Pembebanan yang diberikan pada saat otot kontraksi (after loaded).


-

Pembebanan yang diberikan sebelum otot kontraksi (preloaded).

1. Kontraksi After loaded.

Untuk mengamati dan mempelajari kontraksi after loaded ikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Aturlah sekrup penyangga sehingga ujung sekrup penyangga penulis dan garis dasar (baseline)
penulis tidak berubah. Dengan demikian panjang otot tidak akan berubah (tidak diregang oleh
tempat beban mauapun beban yang ditambahkan).
b. Dalam keadaan tanpa beban dengan rangsanglah nervus ischiadicus dengan rangsangan tunggal
maksimal. Gambaran kontraksi otot yang diperoleh merupakan kontrol sebelum pembebanan.
Setiap kali akan memberikan rangsanan jangan lupa memutar drum kimograf sekitar 0,75 cm dan
memberi istirahat sediaan otot-saraf selama 30 detik antara satu rangsangan dengan rangsangan
berikutnya.
Selama jeda pemberian rangsangan, jangan lupa meneteskan larutan Ringer pada otot dan saraf.
c. Putar kimorgaf + 1 cm, berikan beban 10 gram, kemudian beri
rangsang tunggal maksimal lagi.
d. Ulangi tindakan ad. C dengan setiap kali menambah beban sebesar
10 gram hingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
e. Dari hasil gambaran penulis pada kertas kimograf :
Hitunglah kerja otot (W ; work) untuk setiap pembebanan.
KERJA OTOT = BEBAN x PEMENDEKAN OTOT

Buatlah grafik yang menggambarkan hubungan antara besar


beban (pada absis) dengan besar kerja otot (pada ordinat).

Berilah penjelasan dan kesimpulan tentang grafik tersebut.

2. Kontraksi Preloaded
Untuk mengamati dan mempelajari kontraksi preloaded ikuti langkah-langkah selanjutnya
sebagai berikut:
a. Ambillah semua beban dari tempat beban.
b. Longgarkan sekrup penyangga yang menyangga penulis sehingga musculus gastrocnemius
secara langsung menahan empat bebean. Aturlah letak penulis sehingga posisisnya horizontal.

c. Rangsanglah nervus ischiadicus dengan rangsangan tunggal maksimal.


Setiap kali akan memberikan rangsangn jangan lupa memutar drum kimograf sekitar 0,75 cm
dan memberi istirahat sediaan otot-saraf selama 30 detik antara satu rangsangan dengan
rangsangan berikutnya.
Selama jeda pemberian rangsangan, jangan lupa meneteskan larutan Ringer pada otot dan saraf.
d. Putar kimorgaf +/- 1 cm, berikan beban 10gram, kemudian beri rangsang tunggal maksimal lagi.
e. Ulangi tindakan ad. D dengan setiap kali menambah beban sebesar 10 gram hingga otot tidak
dapat mengangkat beban lagi.
f. Dari hasil gambaran penulis pada kertas kimograf :
Hitunglah kerja otot (W ; work) untuk setiap pembebanan.
KERJA OTOT = BEBAN x PEMENDEKAN OTOT

Buatlah grafik yang menggambarkan hubungan antara besar


beban (pada absis) dengan besar kerja otot (pada ordinat).

Berilah penjelasan dan kesimpulan tentang grafik tersebut.

3. KONTRAKSI TETANI
Untuk mengamati dan mempelajari kontraksi tetani, lakukan langkah-langkah yang
merupakan lanjutan dari langkah-langkah A diatas sebagai berikut:
1. Berikan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple maximal stimulus; successive maximal
stimulus) dimulai dengan frekuensi rendah selama 3-5 detik, selanjutnya secara bertahap
frekuensi rangsangan ditingkatkan dengan interval waktu sekitar 60 detik (untuk memberi
istirahat yang cukup bagi otot) sampai terjadi complete tetanic contraction (kontraksi tetani
lurus). Jangan lupa menetesi sediaan otot dan saraf dengan larutan Ringer selama jeda pemberian
rangsangan.
2. Perhatikan apa yang tergambar oleh penulis pada kertas kimograf.

Dengan melihat hasil yang tergambar pada kertas kimograf, catatlah masing-masing data
frekuensi rangsangan dan gambaran grafik kontraksi yang dihasilkan, selanjutnya masukkan data
tersebut pada tabel data yang tersedia.
E. HASIL PERCOBAAN
Tabel E.1. Tabel Data Kepekaan Saraf Perifer
KEPEKAAN SARAF PERIFER
RANGSANGAN (Volt)
KONTRAKSI (cm)
(1 x perbesaran)
0.1 x 1

0.5 x 1

1.9

1.3 x 1

1.8

1.5 x 1

1.9

(10 x perbesaran)
0.2 x 10

1.4

0.4 x 10

1.5

0.5 x 10

2.5

0.7 x 10

2.1

Besar rangsangan subliminal : < 0.1


Besar rangsangan liminal

: 0.1

Besar rangsangan supraliminal : 0.5


Besar rangsangan submaksimal: 4
Besar rangsangan maksimal

:5

Besar ragsangan supramaksimal : 7

(Grafik 1)
Tabel E.2. Tabel Data Kontraksi After Loaded
KONTRAKSI AFTER LOADED
BEBAN (gram) KONTRAKSI (cm) KERJA (gram.cm)
15
0.3
4.5
25

Keterangan : Beban Maksimal adalah 25 gram

(Grafik 2)

Tabel E.3. TABEL DATA KONTRAKSI PRELOADED


KONTRAKSI PRELOADED
BEBAN (gram)
KONTRAKSI (cm) KERJA (gram.cm)
15
2.6
39
25
2
50
35
3
105
45
2
90
55
1.1
60.5
65
1
65
75
0.6
45
85
0.3
2.5
95
Keterangan : Beban Maksimal adalah 95 gram
GRAFIK KONTRAKSI PRELOADED

(Grafik 3)

KONTRAKSI SUMASI-KONTRAKSI TETANI


Frekuensi Rangsangan
Kontraksi
Kontraksi
(kali/detik)
1 x / detik
2 x / detik
3 x / detik
5 x / detik
10 x / detik
25 x / detik
50 x / detik
100 x / detik

SUMASI (+/-)
+
-

TETANI (+/-)
+
+
+
+
-

Keterangan : + : Ada & - : Tidak Ada


(Hasil Pengamatan Kelompok kami hanya sampai 10 x / detik)
F. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Kontraksi Otot Rangka (Sloane, 2003)
a.

Stimulus Ambang

Adalah voltase listrik minimum yang menyebabkan kontraksi serabut otot tunggal.

Respons all-or-none serabut otot

Jika stimulasi ambang telah tercapai; maka serabut otot akan merespons secara maksimal atau
tidak sama sekali selama kondisi lingkungan serabut tidak berubah.

Dengan meningkatkan stimulus sampai melebihi ambang batasnya, tidak akan memperbesar
respons serabut otot tunggal.
b.
(i)

Kedutan Otot
Jika preparat otot distimulasi, maka setiap serabut otot dalam otot akan mematuhi

semua hukum all-or-none tetapi serabut yang berbeda memiliki ambang yang berbeda pula.

(ii)

Jika derajat voltase stimulus meningkat maka serabut tambahan turut


merespons.

(iii)

Kedutan otot (kontraksi maksimum keseluruhan otot) akan terjadi saat intensitas
stimulus cukup untuk seluruh serabut.

2. Kepekaan Saraf Perifer


Besarnya rangsangan yang diberikan pada nervus ischiadicus mempengaruhi kontraksi
pada otot gastrocnemius. Otot memiliki stimulus ambang yaitu voltase listrik minimum yang
menyebabkan otot berkontraksi. Jika stimulus tidak mencapai ambang batasnya maka otot tidak

akan memberikan respon.


Rangsangan subliminal adalah rangsangan terkecil yang diberikan belum ada satu motor unit
yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk kontraksi. Dalam praktikum kami,
besar rangsangan subliminalnya adalah < 0.1. Dimana belum terjadi kontraksi. Ini menunjukkan
bahwa katak yang kami uji cobakan belum mengalami adanya rangsangan yang mengalir,

sehingga belum ada kontraksi otot dari katak.


Rangsangan liminal adalah rangsangan terkecil yang diberikan dan mulai terjadi kontraksi otot
terkecil pertama kali. Dalam praktikum kami, besar rangsangan liminalnya adalah 0,1 volt
dengan besar kontraksi 2 cm. Ini adalah saat pertama kali katak memberikan respon berupa
kontraksi otot kepada rangsangan yang kami berikan. Hal ini menandakan bahwa satu unit saraf

motorik pada katak itu telah berkontraksi.


Rangsangan supraliminal adalah rangsangan terkecil yang diberikan dapat menyebabkan
terjadinya kontraksi terkecil yang lebih besar daripada liminal. Dalam praktikum kami besar
rangsangan supraliminalnya adalah 0,5 volt dengan kontraksi 1,9 cm. Hal ini menandakan bahwa

serabut saraf lain juga mulai berkontraksi sehingga hasil kontraksi pada

kertas kimograf

mengalami kenaikan.
Rangsangan submaksimal adalah rangsangan terkecil yang diberikan sehingga terjadi kontraksi
yang besarnya mendekati nilai maksimalnya. Dari hasil pratikum kami, didapatkan rangsangan

sebesar 4 volt dengan kontraksi 1,5 cm.


Rangsangan maksimal adalah rangsangan terkecil yang mengakibatkan semua serabut saraf
memberikan reaksi dan menghasilkan kontraksi otot terbesar. Dari hasil pratikum kami besar

rangsangannya adalah 5 volt dengan kontraksi otot sebesar 2,5 cm.


Rangsangan supramaksimal adalah rangsangan terkecil yang diberikan dapat menghasilkan
kontraksi otot sebesar kontraksi otot maksimal. Hal ini dikarenakan seluruh serabut saraf dalam
percobaan ini sudah aktif yakni berkontraksi saat rangsangan maksimal. Namun dalam
praktikum kami rangsangan supramaksimal besar rangsangannya pada 7 volt dengan
kontraksi otot sebesar 2,1 cm, hal ini tidak sama dengan rangsangan maksimal pada 5 volt yang
menghasilkan kontraksi otot sebesar 2,5 cm.
Sebuah otot akan berkontraksi dengan cepat apabila tanpa melawan beban. Akan tetapi
apabila diberi beban, kecepatan kontraksi otot akan menurun secara progresif seiring dengan
penambahan beban. Besar beban meningkat sampai sama dengan kekuatan maksimum yang
dapat dilakukan otot tersebut, maka kontraksi otot akan menjadi nol atau tidak terjadi kontraksi
otot sama sekali. Hal ini dikarenakan beban yang diberikan pada otot kekuatannya berlawanan
arah dengan yang menggerakkan kontraksi otot.
3. Kontraksi After loaded dan Preloaded
Kontraksi after loaded adalah peregangan yang diberikan saat otot berkontraksi. Sedangkan
pre loaded adalah peregangan yang diberikan sebelum adanya kontraksi. Sehingga hasil
kontraksi otot akan lebih besar saat after loaded daripada saat preloaded. Peregangan yang
diberikan sebelum kontraksi menyebabkan otot mengalami kelelahan terlebih dahulu sebelum
kontraksi. Ini mengakibatkan terjadinya pemendekan otot dan tidak ada kontraksi otot yang
terjadi.
Dalam praktikum kami didapatkan bahwa data pada proses after load menunjukkan
progres kontraksi otot yang semakin menurun akibat penambahan beban. Akan tetapi hasil
percobaan kami pada pre loaded tidak sesuai dengan teori yang seharusnya perenggangan yang
terjadi sebelum kontraksi mengakibatkan otot tidak dapat berkontraksi hal ini disebabkan
kesalahan pengaturan alat statif dan penulis yang kurang rapat sehingga katak masih dpat

berkontraksi. Selain itu juga waktu untuk membuat sendian terlalu lama menyebabkan kontraksi
otot katak tidak cukup maksimal.
4. Kontraksi Somasi dan Kontraksi Tetani
Kontraksi somasi merupakan hasil kekuatan kontraksi otot setelah adanya rangsangan yang
mengalami relaksasi sempurna. Sedangkan kontraksi tetani dibagi menjadi dua yakni kontraksi
tetani bergerigi dengan kontraksi tetani lurus. Kontraksi tetani bergiri ialah pertambahan panjang
kekuatan kontraksi otot yang sempat mengalami relaksasi sempurna yang kemudian dirangsang
kembali. Sedangkan kontraksi tetani lurus merupakan pertambahan kontraksi otot setelah
dirangsang yang tidak mengalami relaksasi sempurna sehingga terbentuk diagram pada kertas
kimograf berupa garis lurus.
I. Diskusi Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan antara rangsangan liminal dan nilai ambang!
Jawaban :
Rangsangan liminal
: Rangsangan terkecil yang dapat menimbulkan
potensial aksi (menggambarkan kontraksi otot terkecil) karena mencapai nilai ambang
sehingga menyebabkan otot dapat berkontraksi
Nilai ambang
: Nilai minimal yang dibutuhkan untuk menimbulkan
potensial aksi. ( Ganong: hal 52)
2. Jelaskan perbedaan antara rangsangan maksimal dan supramaksimal!
Jawaban :

an maksimal

: Rangsangan terkecil yang dapat mengaktifkan semua serat


saraf untuk menimbulkan potensial aksi maksimal.
supramaksimal : Rangsangan dengan intensitas lebih tinggi dari rangsangan
maksimal tetapi kekuatan yang dihasilkan sama dengan rangsangan maksimal.
3. Jelaskan perbedaan antara kontraksi maksimal dan supramaksimal!
Jawaban :
Kontraksi maksimal adalah kontraksi otot yang paling besar atau paling tinggi nilainya.
Kontraksi maksimum terjadi bila terdapat tumpang tindih maksimum antara filament aktin dan
jembatan penyebrangan filament myosin.
(Guyton, 1997)
Kontraksi supramaksimal adalah kontraksi yang memiliki besar yang sama dengan kontraksi
maksimal. Hal ini disebabkan karena semua saraf telah diaktifkan, sehingga tidak bisa memiliki
besaran yang lebih besar lagi.

Beda kontraksi maksimal dan kontraksi supramaksimal terletak pada besarnya intensitas
rangsangan tetapi tidak ada perbedaan pada kekuatan atau besarnya kontraksi yang
ditimbulkan.
4. Jelaskan hubungan antara hukum All or None dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
praktikum ini!
Jawaban :
Otot mempunyai hukum All or none law hukum berlaku untuk 1 serabut otot, artinya bila 1
serabut otot dirangsang, maka akan berkontraksi bila rangsangnya lebih besar dari nilai ambang
rangsang, otot tidak berkontraksi bila nilai rangsangnya lebih kecil dari ambang rangsang. Ketika
otot dirangsang maksimal maka keseluruhan serabut saraf akan langsung aktif sehingga akan
berkontraksi langsung seluruhnya. Pada otot rangka tidak terjadi hukum ini, hal ini dibuktikan
dengan rangsangan liminal sehingga rangsangan maksimal yang menunjukkan angka berbedabeda. Hukum ini hanya dapat bekerja pada otot polos dan otot jantung saja.
Jadi pada percobaan ini, jika nilai rangsang pada otot katak tidak lebih besar dari nilai ambang
rangsangnya maka tidak akan terjadi kontraksi
5. Bandingkan dan beri penjelasan mengenai perbedaan antara kontraksi after loaded dengan
kontraksi preloaded!
Jawaban :
Pada beban yang sama, kontraksi afterloaded menunjukkan kontraksi yang lebih panjang (cm)
dari pada kontraksi preloaded misal dengan beban 25-55 gram, tetapi menunjukkan kontraksi
yang lebih pendek pada beban 15 gram. Kontraksi afterloaded sudah tidak berkontraksi lagi pada
beban 65 gram, sedangkan kontraksi preloaded masih berkontraksi .
Pre loaded adalah penetapan derajat regangan otot ketika otot mulai berkontraksi. (Guyton ,
2007). Otot teregang sebelum kontraksi.
After loaded adalah penetapan beban yang dilawan oleh kontraksi otot.
(Guyton, 2007). Otot tidak teregang sebelum kontraksi. Peregangan diberikan pada saat otot
berkontraksi.
6. Jelaskan perbedaan antara summation contraction dengan tetanic contraction!
Jawaban :

Sumasi merupakan penjumlahan kontraksi kedutan otot untuk meningkatkan intensitas


keseluruhan kontraksi otot. Pada umumnya sumasi terjadi melalui 2 cara yaitu: dengan
meningkatkan jumlah unit motorik yang berkontraksi secara bersama-sama, yaitu sumasi serabut
multipel dan dengan meningkatkan frekuensi kontraksi yang sering disebut sumasi frekuensi dan
dapat menimbulkan tetani.
Sumasi serabut motori : Otot skelet terdiri dari banyak unit motorik dan masing-masing unit
motorik memiliki kepekaan atau nilai ambang yang berbeda tergantung pada besar-kecilnya
serabut otot penyusunnya. Apabila SSP mengirim sinyal yang lemah untuk menimbulkan
kontraksi, yang lebih sering terangsang adalah unit motorik dengan serabut otot yang kecil
dibanding dengan serabut otot yang besar. Kemudian, dengan penambahan sinyal maka semakin
banyak unit motorik yang ikut terangsang. Penyebab perbedaan respons masing-masing unit
motorik adalah besar kecilnya serabut saraf motori yang menginervasinya. Jadi, kedutan otot
(kontraksi maksimum keseluruhan otot) akan terjadi saat intensitas stimulus cukup untuk seluruh
serabut.
Sumasi frekuensi dan tetanisasi : sumasi yang terjadi pada otot skelet itu bergantung pada
seberapa besar frekuensi perangsangan yang menimbulkan komtraksi. Pada frekuensi rendah,
otot itu dapat melakukan kontraksi dan relaksasi secara sempurna. Namun, dengan adanya
peningkatan frekuensi rangsangan, maka kontraksi baru akan muncul sebelum kontraksi
terdahulu berakhir. Sebagai akibatnya, sebagian kontraksi yang kedua akan ditambahkan pada
kontraksi pertama sehingga kekuatan kontraksi total meningkat secara progresif bersama dengan
peningkatan frekuensi. Bila frekuensi mencapai titik kritis, terjadilah kontraksi yang begitu cepat
tanpa relaksasi sehingga pada kontraksi-kontraksi tersebut benar-benar menyatu dan tampak
sebagai garis lurus dalam grafik yang terbaca dalam paktikum. Inilah yang disebut tetani yang
sempurna. Apabila penambahan frekuensi tetap dilanjutkan, maka tidak ada pengaruhnya bagi
peningkatan daya kontraksi otot lebih lanjut.
7. Bagaimana caranya untuk mendapatkan kontraksi tetani bergerigi (incomplete tetanic
contraction) dan kontraksi tetani lurus (complete tetanic contraction)?
Jawaban :
Kontraksi tetani adalah kontraksi yang terjadi jika frekuensi stimulus meningkat melebihi batas
relaksasi otot, dimana kontraksi akan bergabung menjadi kontraksi yang panjang dan kuat. Tetani

sebagian disebabkan karena sifat-sifat liat otot dan sebagian dari kenyataan bahwa keadaan
aktivitas serat otot pulsatil yang banyak bergabung menjadi keadaan aktivasi kontinu yang lama.
Tetani ada dua macam:
1. Tetani bergerigi, didapatkan bila intensitas frekuensi lebih kecil sehingga otot masih dapat
berelaksasi yang kemudian disambung dengan kontraksi lagi.
2. Tetani lurus, didapatkan bila intensitas yang lebih besar dan cepat sehingga tidak memberi
kesempatan untuk berelaksasi.
8. Mengapa digunakan rangsangan maksimal untuk menimbulkan kontraksi tetani?
Jawaban :
Karena pemberian rangsangan maksimal akan menyebabkan otot berkontraksi secara maksimal
pula, akibat dari berkontraksinya semua unit motor. Sehingga kontraksi tetani dapat dicapai
dengan cepat.
9. Apa yang akan terjadi bila rangsangan maksimal beruntun diberikan terus menerus dalam
waktu yang lama?
Jawaban :
Jika rangsangan maksimal diberikan secara beruntun (dari frekuensi rendah hingga frekuensi
tinggi) terus menerus dalam waktu yang lama, otot yang dirangsang akan berkontraksi dengan
pola:
Pada awalnya (saat masih diberi frekuensi rendah) otot gastrocnemius katak (melalui kimograf)
menggambarkan pola kontraksi sumasi.
Semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi pula frekuensi gelombang sumasi yang dibentuk oleh
kimograf, namun karena tingginya frekuensi rangsangan tersebut, otot gastrocnemius yang
dirangsang jadi tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan fase repolarisasi.
Pada grafik akan terlukis gelombang sumasi yang periode repolarisasinya tidak mencapai resting
membran potensial. Sampai pada akhirnya pada frekuensi tertentu gelombang sumasi akan
menghilang dan muncul garis lurus yang menandakan munculnya complete tetanic contraction
(kontraksi tetani lurus).
10. Jelaskan hubungan antara hukum Frank Starling dengan pembebanan otot!
Jawaban :

Menurut hukum Frank Starling pembebanan pada otot merupakan suatu adaptasi di mana jika
otot diregangkan secara kuat (submaksimal dan tidak melebihi batas) maka kontraksi akan
semakin kuat

MEMBUAT SENDIAN
SARAF PERIFER DAN OTOT RANGKA
Untuk membuat sendian saraf perifer (nervus ischiadicus) dan otot rangka (musculus
gastrocnemius) dari hewan katak diperlukan 4 tahapan (A, B, C, dan D) dengan rincan langkahlangkah sebagai berikut :
A. MERUSAK OTAK DAN MEDULA SPINALIS
Tujuannya agar hewan coba (katak) tidak lagi merasa sakit
Disamping itu juga untuk menghilangkan pengaruh susuna saraf pusat (SSP) yang dapat
mengganggu jalannya percobaan.
Untuk merusak otak dan medula spinalis lakukan langkah-langkah berikut :
1. Peganglah katak dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga jari telunjuk diletakan di bagian
belakang kepala dan ibu jari di bagian penggung

2. Tekanlah jari telunjuk saudara agar kepala katak sedikit menunduk, sehingga terdapat lekukan
antara cranium dan columa vertebralis
3. Tusuk jarum penusuk pada lekukan tersebut dimana sela interspinalis lebar. Kemudian arahkan
jarum ke dalam rongga tengkorak dan gerakkan kian kemari untuk merusak otak katak. Setelah
itu pindahkan arah jarum ke jurusan medulla spinalis. Putarkan jarum ke arah yang berlainan
untuk merusak medulla spinalis. Tanda bahwa jarum masuk ke dalam rongga dan merusak
medulla spinalis adalah kekejangan dari kedua otot kaki katak
B. MEMBUAT SENDIAN MUSCULUS GASTROCNEMIUS
Setalah tindakan merusak otak dan medulla spinalis selesai, selanjutnya saudara membuat
sendian musculus gastrocnemius dengan langkah sebagai berikut :
1. Guntinglah kulit tungkai bawah kanan melingkar setinggi pergelangan kaki
2. Angkatlah kulit yang telah lepas ke atas dengan pinset
3. Pisahkan tendon Achilles dari jaringan sekitarnya dengan alat tumpul
Tendon Achilles jangan dipotong dulu
4. Ikatlah tendon Achilles dengan benang yang telah disediakan berupa ikatan mati yang kuat pada
inserto-nya. Kemudian potonglah tendon Achilles tersebut pada bagian distal dari ikatan benar
tersebut
5. Bebaskan musculus gastrocnemius dari jaringan sekitarnya sampai mendekati persendian lutut
(jangan memotong musculus gastrocnemius)
6. Pasanglah ikatan benang yang kuat pada tulang tibia, fibula serta otot-otot yang melekat pada
tulang tersebut (kecuali musculus gastrocnemius) kira-kira 5 mm dibawah lutut
7. Potonglah tulang-tulang tibia, fibula serta otot-otot yang melekat pada tulang tersebut dibawah
8.

ikatan benang
Kembalikan kulit tadi kebawah sehingga menutupi kembali otot gastrocnemius untuk

melindunginya agar tidak kering


9. Basahi sendian ini setiap kali dengan larutan Ringer
C. MEMBUAT SENDIAN NERVUS ISCHIDICUS
1.

Letakkan katak dalam posisi tertelungkup, guntinglah kulit memanjang pada bagian paha

2.

belakang kanan sehingga ototnya kembali terlihat


Carilah nervus ischiadicus dengan cara memisahkan otot-otot pada daerah paha belakang
menggunakan alat tumpul. Hati-hati jangan merusak pembuluh darah yang berjalan bersama-

sama dengan nervus ischiadicus


3. Buatlah simpul longgar pada nervus ischiadicus dan kembalinya nervus tersebut diantara otototot

D.

MEMPERSIAPKAN

SENDIAN

NERVUS

ISCHIADUS

DAN

MUSCULUS

GASTROCNEMIUS UNTUK PERCOBAAN SELANJUTNYA


1. Letakkan katak tertelungkup pada papan katak
2. Fiksir kaki kanan dengan lutut pada tepi bawah papan sehingga nantinya musculus
gastrocnemius dapat tergantung bebas
3. Fiksir kaki yang lain sehingga paha kanan dalam posisi tegak lurus untuk memudahkan
pemasangan elektrode perangsang
4. Hubungkan tali pada ujung tendon Achilles dengan penulis
5. Aturlah posisi penulis, tanda rangsang dan tanda waktu sehingga ujung dari ketiganya pada
posisi garis vertikal

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan :
1. Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Rangsangan tersebut ditangkap oleh reseptor
sensorik yang kemudian mengubahnya menjadi implus saraf. Setelah melalui reseptor, impuls
saraf tersebut akan diteruskan ke saraf pusat melalui serangkaian potensial aksi. Kemudian
setelah diolah dalam saraf pusat menjadi informasi , maka akan diteruskan ke efektor melalu
saraf motorik.
2. Setiap serabut otot memiliki ukuran stimulus ambang tertentu yang dapat dilihat dari besarnya
rangsangan liminal.
3.

Kontraksi sumasi berlangsung pada frekuensi rangsangan dimana otot rangka masih dapat
berelaksasi.

4. Frekuensi rangsangan yang begitu tinggi tanpa adanya relaksasi menyebabkan otot mengalami
kontraksi tetani.
5. Kerja otot menigkat seiring dengan bertambahnya beban sampai batas optimal, namun setelah
itu kerja otot akan menurun.
6.

Kontraksi otot yang terus menerus menyebabkab kelelahan otot yang disebabkan karena
penumpukkan asam laktat dan kekurangan ATP.

Besar kerja otot pada kontraksi Preloaded lebih besar dari pada besar kerja otot pada kontraksi
Afterloaded, hal ini dikarenakan pada kontraksi Preloaded otot terlebih dahulu mengalami
peregangan sebelum berkontraksi.

DAFTAR PUSTAKA
Guyton , John E hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Rumpis, Agus Sunarko. 2008. Fisiologi Latihan. FIK UNY, Jogjakarta.

Diposkan oleh Naim Kurniawan di 21.44


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Reaksi:
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2012 (5)
o Desember (5)

Des 19 (5)

Makalah ISBD ku

Makalah WasBang Kelompokku

Laporan Praktikum Saraf & Otot Katak

Buat yang pengen Diet cocok banget nih ....

Selamat Datang di Blog Naim Kurniawan.... Temukan ...

Profil Saya

Naim Kurniawan
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

My live is adventures .....


Lihat profil lengkapku
Naim Kurniawan. Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai