lingkungan dan konteks etnik legal. Dalam ranah ini, perawat diharapkan mengerti
dan mampu mengintegrasikannya dengan tujuan untuk memberikan kompetensi
keperawatan psikiatrik secara menyeluruh. Secara teori, dasar praktek keperawatan
psikiatrik diperoleh dari ilmu keperawatan seperti perilaku, sosial, dan pengetahuan
biologis. Teori yang diambil dari keperawatan termasuk perkembangan psikologi,
neurologi, farmakologi, psikopatologi, pembelajaran, sosiokultural, kognitif,
perilaku, ekonomi, organisasi, politik, etnik legal, interpersonal, grup dan keluarga.
Praktek keperawatan psikiatri banyak membutuhkan teori karena pasien yang
beragam, latar belakang filosofi dari keperawatan psikiatri dan tempat dimana
perawat bekerja. Tidak satupun dari teori secara universal diaplikasikan kepada
pasien. Teori yang didapatkan harus diseleksi untuk digunakan secara relevan pada
pasien khusus dan masalah yang dihadapinya.
Kesehatan atau kesakitan dan adaptasi atau maladaptasi sebagai 2 kontinuum
yang ada dimana kontinuum kesehatan atau kesakitan didapatkan dari sudut pandang
dunia medis, sedangkan kontinuum adaptasi atau maldaptasi didapatkan dari sudut
pandang dunia keperawatan. Hal ini merupakan anggapan ketiga dari model konsep
adaptasi stress Stuart. Berdasarkan anggapan tersebut, orang dengan diagnosa medis
sakit dapat beradaptasi baik pada sakit yang diderita. Sebagai contoh dari respon
koping adaptif yang digunakan oleh beberapa orang yang mempunyai penyakit fisik
kronik / sakit jiwa. Kontrasnya, orang dengan tanpa diagnosa medis sakit mungkin
mengalami respon koping maladaptif. Hal ini dapat dilihat pada orang dewasa yang
mengalami masalah gangguan perilaku menggambarkan respon koping yang buruk
pada banyak masalah yang harus ditanganinya mada masa dewasa.
Anggapan ke empat dalam model adaptasi stress Stuart menekankan pada
model yang mencakup tingkat prevensi primer, sekunder, dan tersier dari
penggambaran tingkat penanganan psikiatri. Krisis, akut, mempertahankan dan
promosi kesehatan untuk tiap tingkat dari model penanganan menyarankan tujuan
penanganan, fokus dari pengkajian keperawatan, intervensi keperawatan,dan hasil
yang diharapkan dari perawatan.
Perawatan psikiatri diberikan melalui pengkajian, identifikasi diagnosa hasil,
rencana dan implementasi. Setiap langkah dari proses perawatan tersebut sangat
penting dan perawat memiliki tanggung jawab untuk seluruh tindakan implementasi
keperawatan. Hal ini merupakan anggapan kelima dari model adaptasi stress Stuart.
2. Gambaran Sehat dan Sakit jiwa
Sehat mental dipandang memiliki standar yang kurang jelas daripada sakit
mental. Penilaian sehat mental sebagai rata-rata membuat adanya peningkatan
masalah karena apa yang disebut rata-rata diartikan tidak penting kesehatannya.
Demikian pula bahaya untuk menyampaikan alternatif sosial dengan sakit seperti
ketika gaya hidup yang tidak biasa dianggap sebagai sakit atau ketika tingkah laku
yang menyimpang dari kebiasaan dianggap sebagai tanda abnormal seseorang.
Problem tersebut dapat dihindari jika hal itu dapat diketahui sehat atau sakit dan
kesesuaian penyimpangan adalah variable bebas. Kombinasi dari ke empat unsur itu
menghasilkan 4 pola yakni komfirmasi kesehatan (kesehatan yang sesuai),
penyimpangan kesehatan, ketidaksehatan yang sesuai, dan penyimpangan yang tidak
sehat. Keperawatan jiwa harus secara teliti mempertimbangkan makna dari perilaku
individu dan konteksnya karena hal ini dapat mencerminkan adaptasi realistis pada
kehidupan individu dan pada norma kelompok.
3. Definisi Kesehatan jiwa
Faktor psikologis
kenyataan yang tidak diinginkan dengan cara mengabaikan atau menolak kenyataan
tersebut. Proyeksi adalah menyalahkan orang lain atas ketidakmampuan dirinya atau
atas kesalahan yang dia perbuat. Represi atau menekan ke alam bawah sadar dan
sengaj melupakan pikiran, perasaan, dan pengalaman yang menyakitkan. Regresi
atau kemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan seseorang dalam
menghadapi stres.
Rasionalisasi, berusaha memberi alasan yang masuk akal terhadap perbuatan
yang dilakukannya. Pengalihan yaitu memindahkan perasaan yang tidak
menyenangkan dari seseorang atau obyek ke orang atau obyek lain yang biasanya
lebih
kurang
berbahaya
daripada
obyek
semula.
Reaction
Formation;
mengembangkan pola sikap atau perilaku tertentu yang disadari tetapi berlawanan
dengan perasaan dan keinginannya. Dan Sublimasi atau penyaluran rangsangan atau
nafsu yang tidak tersalurkan ke dalam kegiatan lain.