Gfy
Gfy
saipul.jamil.tak.sejalan.dengan.komitmen.perlindungan.anak
KPAI: Vonis 3 Tahun Penjara Saipul Jamil Tak Sejalan dengan Komitmen Perlindungan
Anak
Dia menilai, putusan hakim yang hanya memvonis Saipul dengan hukuman 3 tahun
penjara tidak sejalan dengan komitmen perlindungan anak.
"Putusan tiga tahun yang ditetapkan hakim itu tentu tidak sejalan dengan komitmen
perlindungan anak. Hukuman terhadap tindak pidana pencabulan terhadap anak
telah diatur di dalam UU PA (Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
perlindungan anak) dengan ancaman penjara minimalnya lima tahun," ujar Asrorun
melalui keterangannya, Jumat (17/6/2016).
KPAI menilai, rendahnya vonis yang diputuskan hakim berkaitan erat dengan
operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK.
Oleh karena itu, KPAI menyebut Jaksa Penuntut Umum (JPU) harus mengajukan
banding terhadap putusan hakim untuk menunjukkan keberpihakannya pada
perlindungan anak.
Tak hanya itu, KPAI juga meminta Komisi Yudisial (KY) untuk melakukan monitoring
mendalam terhadap hakim yang menyidangkan kasus tersebut. Hal itu sebagai
komitmen untuk melindungi anak Indonesia.
Sebelumnya, JPU menuntut Saipul dengan hukuman tujuh tahun penjara dan denda
Rp 100 juta sesuai pasal 82 Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak.
Majelis Hakim menjelaskan, alasan pengenaan Pasal 292 karena lebih memenuhi
pasal tersebut dibanding Pasal 82. (Baca: Komnas PA Kritik Putusan Hakim soal
Vonis Saipul Jamil yang Hanya 3 Tahun)
https://hot.detik.com/celeb/3234724/fakta-fakta-dari-sidang-vonis-saipul-jamil-dandugaan-suap-pengadilan
Fakta-fakta dari Sidang Vonis Saipul Jamil dan Dugaan Suap Pengadilan
Saipul Jamil divonis dengan hukuman 3 tahun penjara. Putusan itu dianggap pihak
korban jauh dari minimal hukuman yang diterima Ipul. Sang pedangdut awalnya
dituntut JPU dengan hukuman 7 tahun dan denda Rp 100 juta. Padahal pasal yang
dikenakan adalah pelecehan terhadap anak di bawah umur dengan hukuman
maksimal 15 tahun.
"Tuntutan 7 tahun itu masih dalam koridor karena minimal 5, maksimal 15 tahun.
Ipul terbukti melakukan pencabulan di bawah umur sesama jenis. Kalau ada kata di
bawah umur, harusnya majelis hakim nggak kenakan Pasal 292 tapi pasal
perlindungan anak," ungkap pengacara korban, Osner Johnson Sianipar, kepada
DetikHOT, Rabu (15/6/2016).
Vonis tersebut diambil Majelis Hakim Ketua, Ifa Sudewi berdasarkan ketentuan Pasal
292 KUHP. Itu berbeda dari tuntutan JPU yang menuntut berdasarkan Pasal 82
Undang-Undang Perlindungan Anak.
Keluarga Korban Kecewa dan Menilai Vonis untuk Saipul Jamil Menyimpang
Pihak korban mengaku kecewa dengan vonis terhadap Saipul Jamil. Menurut
pengacara korban, Osner Johnson Sianipar putusan itu menyimpang. Ipul dituntut
JPU dengan hukuman 7 tahun penjara dengan denda Rp 100 juta. JPU menuntut
berdasarkan Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak.
Tapi vonis yang diberikan Majelis Hakim Ketua, Ifa Sudewi berdasarkan ketentuan
Pasal 292 KUHP. Isi pasal tersebut menyebutkan: Orang dewasa yang melakukan
perbuatan cabul dengan orang yang belum dewasa dari jenis kelamin yang sama,
sedang diketahuinya atau patut harus disangkanya hal belum dewasa itu, dihukum
penjara selama-lamanya lima tahun.
"Tuntutan dan vonisnya itu sudah menyimpang. Kalau Jaksa nggak banding, wibawa
Jaksa tidak ada. Kita nanti sampaikan kepada Jaksa untuk lakukan upaya hukum,
yaitu banding. Harus ada kepastian nih," kata Osner kepada DetikHOT, Rabu
(15/6/2016).
Vonis sudah dijatuhkan kepada Saipul Jamil atas kasus pelecehan terhadap remaja
pria. Yakni hukuman tiga tahun penjara. Akankah pihak Ipul melakukan banding?
Ditemui usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Selasa (14/6/2016) dua
pengacara Ipul memberikan keterangannya. Mereka menyebutkan masih akan pikirpikir dulu soal upaya hukum selanjutnya.
"Di dalam putusan, jaksa pengajukan pikir-pikir selama tujuh hari. Kami pun selaku
tim kuasa hukum melakukan pikir-pikir. Putusan ini belum punya kekuatan hukum
tetap, masih ada upaya hukum lagi, banding dan kasasi," kata Nazarudin Lubis.
Nazarudin melanjutkan bahwa unsur-unsur yang didakwakan oleh JPU sesuai pasal
82 tidak terbukti.
Hal itu dibenarkan oleh Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan. "Iya (terkait perkara
Saipul Jamil)," ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (15/6/2016).
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan bahwa yang ditangkap
KPK adalah seorang panitera dan seorang pengacara. Namun Saut tidak merinci
nama keduanya. Dari informasi yang dihimpun, uang Rp 350 juta merupakan
pemberian kepada panitera tersebut untuk pengurusan suatu perkara.
Salah satu tim pengacara Ipul, Nazaruddin Lubis mengatakan bahwa dirinya kaget
mendengar kabar tersebut.
"Saya syok bener. Saya sudah dapat kabar, yang menelepon malah kakaknya Ipul,
bang Soleh. Saya tahu dari dia. Saya nggak pernah tahu, saya murni hukum,"
katanya melalui sambungan telepon, Rabu (15/6/2016).
Salah satu pengacara Saipul Jamil, Nazarudin Lubis mengaku belum tahu pasti siapa
anggota timnya yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dugaan suap.
Ia hanya mendapat kabar tersebut dari Muhammad Soleh Kawi, kakak tertua Ipul.
Dalam perbincangan melalui telepon itu, Soleh mengatakan kepada Nazarudin
bahwa, Samsul yang juga merupakan kakak kandung Ipul turut ditangkap oleh KPK.
"Saya hanya dapat kabar dari Soleh jam 1 siang, bahwa Samsul yang ditangkap.
Udah gitu aja. Selebihnya saya jarang, pokoknya saya materi hukum saja," katanya.