Anda di halaman 1dari 2

Contoh kasus penggunaan kartu plastik

1. Pada tanggal 21 Desember 2015 Ibu Riyanti seorang pemilik Online Shop merupakan nasabah
bank BRI cabang Syiah Kuala Banda Aceh yang kehilangan ATM BRI yang dimilikinya karena
kelalaian sendiri. Akibatnya, Ibu Riyanti tidak bisa menggunakan jasa bank seperti tarik tunai,
transfer uang, pembayaran tagihan dan lain lain. Ibu Riyanti ingin menggunakan kembali jasa
bank yang biasanya digunakan agar dapat kembali menjalankan bisnisnya. Bagaimana solusi
untuk permasalahan Ibu Riyanti ini?

Solusinya:
Ibu Riyanti sebagai pemilik rekening harus datang sendiri ke kantor cabang BRI, tidak
boleh diwakilkan atau dikuasakan orang lain. Jika rekening Anda dibuat di kantor cabang, Anda
hanya dapat mengurus kehilangan di kantor cabang atau kantor cabang khusus. Jika rekening
dibuat di KCP, Anda dapat mengurusnya di KCP atau kantor cabang, dan jika rekening dibuat di
unit, kehilangan dapat Anda urus di semua kantor. Karena Ibu Riyanti merupakan nasabah cabang
Syiah Kuala maka pengurusan harus dilakukan di kantor cabang atau kantor cabang khusus
dimana rekening itu dibuat.
Apabila Ibu Riyanti melakukan permohonan kehilang ATM, maka harus melengkapi
syarat administarsi sesuai dengan peraturan bank. Syarat pengurusan ATM yang hilang adalah
sebaga berikut:
Kartu identitas (KTP, SIM, ataupun Paspor).
Buku tabungan.
Surat keterangan kehilangan dari kepolisian (Bila ada).
Uang kecil sekitar Rp 10.000,00 saja buat bayar biaya penggantian kartu ATM (tidak wajib, bisa
potong di saldo tabungan).
Jika syarat-syarat sudah disediakan, langsung saja datang ke kantor cabang BRI. Bila
sudah sampai, ambil lah nomor antrean bagian Customer Service, bukan yang untuk teller. Saat
giliran untuk menghadap CS tiba, serahkan berkas syarat administrasi kepada CS, utarakan juga
bahwa anda kehilangan kartu ATM BRI dan meminta untuk pembuatan kembali kartu ATM baru
sebagai gantinya. Petugas kemudian akan mengeceknya. Bila semua prosedur sudah lengkap,
sesaat kemudian petugas akan menerbitkan kartu ATM baru. Selanjutnya, Ibu Riyanti harus
membayar kartu tersebut seharga Rp 10.000 saja. Meskipun kartu ATM BRI nya lain (bukan yang
lama) namun nomor rekeningnya masih sama seperti yang dulu.

2. Pada tanggal 11 Agustus 2015 Pak Edi melakukan penarikan secara tunai dengan kartu debet
menggunakan mesin ATM BRI yang berada di sebuah pusat perbelanjaan, saat uang dari mesin
keluar Pak Edi sibuk menghitung jumlah uang sehingga tidak mengambil kartu ATM yang sudah
keluar terlebih dahulu. Akibatnya, kartu ATM tersebut tertelan dan Pak Edi tidak bisa kembali
melakukan transaksi tarik tunai. Bagaimana solusi untuk permasalahan Pak Edi ini?
Solusinya:
Jangan lupa juga untuk mengingat waktu kejadiannya, berupa tanggal dan jam. Untuk jam,
tidak perlu waktu tepatnya, kira-kira saja. Karena nomor ID mesin ATM BRI atau lokasi dan
kapan kartu ATM BRI tertelan akan ditanyakan pada saat melapor di bank. Jika terjadi pada saat

bank masih buka, sebaiknya segera menuju ke bank, tempat dimana Anda membuka rekening
BRI pertama kalinya. Untuk pengurusan kartu ATM BRI yang tertelan, ambil antrian untuk ke
Customer Service (CS), bukan ke Teller. Sebelum ke bank bawalah buku rekening asli dan KTP
asli. Jika buku rekening tabungan asli hilang, mintalah surat laporan kehilangan terlebih dahulu
ke Polsek setempat, kemudian dibawa ke Bank BRI untuk pengurusan. Saat sudah berada di
hadapan petugas, sampaikan jika kartu ATM BRI tertelan. Selanjutnya, petugas CS akan
meminta data-data pribadi Anda. Serahkan buku rekening asli atau surat kehilangan dari Polsek
dan KTP asli Anda. Setelah itu, petugas akan memberikan selembar formulir pernyataan
mengenai kartu ATM BRI yang tertelan. Anda harus mengisi nama lengkap, alamat, nomor KTP,
nomor rekening, nomor ID ATM BRI atau lokasinya dan waktu kejadian. Setelah itu, tandatangan
di atas materai Rp. 6.000. Untuk biaya materai ini dibebankan kepada Anda. Setelah mengisi
formulir pernyataan, Anda akan diberi kartu ATM BRI yang baru. Kartu ini merupakan kartu
instan. Jadi, jika kartu ATM BRI Anda yang lama tertera nama lengkap Anda, maka tidak ada
untuk di kartu yang baru. Pertugas CS akan mengaktifkannya langsung dan meminta Anda untuk
membuat PIN baru.
3. Pada tanggal 12 Januari 2016, Ibu Nanda kehilangan kartu kredit yang dimilikinya karena tas
yang dibawanya di copet. Oleh karena itu, Ibu Nanda ingin memblokir kartu kredit yang lama dan
ingin mendapatkan ganti kartu kredit yang baru. Bagaimana solusi untuk permasalahan Ibu
Nanda ini?
Solusinya:
Pertama yang harus Ibu Nanda lakukan adalah segera menghubungi bank penerbit kartu
kredit saat mengetahui kartu kredit Anda itu hilang, untuk meminta agar kartu kredit tersebut
diblokir untuk menghindari penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Saat melaporkan kehilangan kartu kredit, biasanya akan ditanyakan beberapa hal di antaranya
1. Nomor kartu kredit,.
2. Tanggal kehilangan.
3. Jumlah nominal transaksi terakhir yang dilakukan.
Saat menghubungi bank penerbit kartu kredit tersebut, Ibu Nanda perlu memeriksa transaksi
terakhir yang tercatat untuk kartu kredit tersebut sebelum diblokir. Ini untuk memastikan bahwa
kartu kredit belum disalahgunakan oleh orang lain. Jika ternyata ada transaksi yang tidak
dilakukan setelah kehilangan, laporkan kepada bank tersebut untuk ditindaklanjuti. Jika tidak ada
transaksi demikian, Ibu Nanda bisa langsung meminta penggantian kartu. Setelah itu meminta
kepada bank penerbit kartu kredit untuk menutup kartu kredit yang hilang untuk memastikan
tidak dapat dipakai kembali. Kemudian Ibu Nanda bisa meminta bank untuk mengeluarkan kartu
pengganti. Biasanya bank akan melakukan verifikasi beberapa data Anda, dan jika disetujui Anda
akan dibuatkan kartu kredit yang baru dengan biaya tertentu, biasanya antara Rp50.000 hingga
Rp200.000.

Anda mungkin juga menyukai