Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Tulisan ini membicarakan peranan Filsafat Bahasa dalam Perkmbangan Ilmu Bahasa.
Sebelum dibahas masalah Peranan Filsafat Bahasa dalam Perkembangan Ilmu Bahasa,
terlebih dahulu harus diuraikan pengertian Filsafat Bahasa.
Filsafat Bahasa adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakekat bahasa, sebab, asal, dan hukumnya.
Hubungan bahasa dengan masalah filsafat telah lama menjadi perhatian para filsuf
bahkan sejak jaman Yunani. Para filsuf mengetahui bahwa berbagai macam problem filsafat
dapat dijelaskan melalui suatu analisis bahasa. Sebagai contoh problema filsafat yang
menyangkut pertanyaan, keadilan, kebaikan, kebenaran, kewajiban, hakekat ada (meta
fisika) dan pertanyaan-pertanyaan fundamental lainnya dapat dijelaskan dengan
menggunakan metode analisis bahasa. Tradisi inilah oleh para ahli sejarah filsafat disebut
sebagai Filsafat Analitik yang berkembang di Eropa terutama di Inggris abad XX.
Memang semua ahli filsafat sependapat bahwa hubungan bahsa dengan filsafat sangat
erat bahkan tidak dapat dipisahkan terutama daalam pengertian pokok bahwa tugas utama
filsafat adalah anlisis konsep-konsep dan karena konsep tersebut terungkapkan melalui
bahasa maka analisis tersebut tentunya berkaitan dengan makna bahasa yang digunakan
dalam mengungkapkan konsep-konsep tersebut.
Pengertian filsuf menjadi semakin besar ketika zaman abad pertengahan yang ditandai
dengan tujuh sistem yaitu Trivium yang meliputi gramatika, dialektika (logika), dan retorika,
serta Quadrivium yang mencangkup aritmetika, geometrika, astronomi dan musik. Akar-akar
ilmu pengetahuan modern sudah mulai nampak. Peranan filsuf terhadap bahasa juga sudah
mengarah kepada pengembangan linguistik sehingga pemikiran-pemikiran fiosofinya
merupakan dasar pijak linguistik tersebut.
Bahkan yang lebih penting lagi berkembangnya bahsaa sebagai sarana ilmu
pengetahuan terutama tentang peranan bahasa dalam perkembangan metode ilmiah, logika
dan epistemologi. Pada zaman modern ini terdapat tokoh-tokoh filsafat modern yang
memiliki penganut yang sangat kuat terhadap berkembangnya filsafat analitika bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Bahasa


Pengertian filsuf terhadap bahasa semakin besar. Mereka sadar bahwa dalam
kenyataannya banyak persoalan-persoalan filsafat, konsep-konsep filosofis akan
menjadi jelas dengan menggunakan analisis bahasa. Tokoh-tokoh filsafat analitika
bahasa hadir dengan terapi analitika bahasanya untuk mengatasi kelemahan
kekaburan, kekacauan yang selama ini ada dalam berbagai macam konsep filosofis.
Berbeda dengan perkembangan filosofis bahasa di Inggris, Perancis terdapat
suatu perubahan yang sangat radikal. F. de Saussure telah meletakkan dasar-dasar
fisiologis terhadap linguistik. Pandangannya tentang hakikat bahasa telah membuka
cakrawala baru bagi ilmu bahasa yang sebelumnya hanya berkiblat pada tradisi
Yunani.
Secara keseluruhan filsafat bahasa dapat dikelompokkan atas dua pengertian:
1. Perhatian filsuf terhadap bahsa dalam menganalisis, memecahkan dan
menjelaskan problem-problem dan konsep-konsep filosofis.
2. Perhatian filsuf terhadap bahasa sebagai objek materi yaitu membahas dan
mencari hakikat bahasa yang pada gilirannya menjadi paradigma bagi
perkembangan aliran dari teori-teori linguistik. (Kaelan, 1998 : 5).
Berdasarkan pengertian diatas bahasa sebagai sarana analisis para filsuf dalam
memecahkan, memahami dan menjelaskan konsep-konsep, problem-problem filsafat
(bahasa sebagai subjek). Dan yang kedua bahasa sebagai objek material filsafat,
sehingga filsafat bahasa membahas hakikat bahasa itu sendiri. Hakikat bahasa sebagai
substansi dan bentuk yaitu bahwa bahsa di samping memiliki makna sebagai
ungkapan pikiran manusia juga memiliki unsur fisis yaitu struktur bahasa.
B. Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa
Uraian terdahulu telah membicarakan tentang pengertian filsafat bahsa dan
juga sudah hubungan filsafat dengan bahasa sangat erat atau sangat penting.
Begitu juga peranan (kegunaan) filsafat bahasa, sangat penting dalam
perkembangan ilmu bahasa.
Kegunaan (peranan) filsafat bahasa itu sangat penting pada pengembangan
ilmu bahasa karena filsafat itu adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakkat bahsa, sebab, asal, dan hukumnya. Jadi pengetahuan dan
penyelidikan itu terfokus kepada hakekat bahasa, juga sudah termasuk
perkembangannya.
Pada dasarnnya perkembangan filsafat analitika bahasa meliputi tiga aliran
yang pokok yaitu atomisme logis, positivisme logis, dan filsafat bahasa biasa. Aliran
filsafat bahasa biasa inilah yang memiliki bentuk yang paling kuat bilamana
dibandingkan dengan aliran yang lain, dan memiliki pengaruh yang sangat luas, baik

di Inggris, Jerman dan Perancis maupun Amerika. Aliran ini dipelopori oleh
Wittgenstein.
Aliran filsafat bahasa biasa juga mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain
1. Kekaburan makna
2. Bergantung pada konteks
3. Penuh dengan emosi
4. Menyesatkan
Untuk mengatasi kelemahan dan demi kejelasan kebenaran konsep-konsep
filosofis maka prlu dilakukan suatu pembaharuan bahasa, yaitu perlu diwujudkan
suatu bahasa yang sarat dengan logika sehingga ungkapan-ungkapan bahasa dalam
filsafat kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Kelompok filsuf iini adalah
Bertrand Russell. Menurut kelompok filsuf ini tugas filsafat yaitu membangiun dan
mengembangkan bahasa yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat
dalam sehari-hari ini. Dengan suatu kerangka bahsa yang sedemikian itu kita dapat
memahami dan mengerti tentang hakikat fakta-fakta atau kenyataan-kenyatan dasar
tentang struktur metafisis dan realitas kenyataan dunia yang menjadi perhatian
terpenting adalah usaha untuk membangun dan memperbaharui bahasa ini
membuktikan bahwa perhatian filsafat itu memang berkenaan dengan konsep umum
tentang bahsa serta makna yang terkandung didalamnya.
Sebagai suatu bidang filsafat khusus, filsafat bahasa mempunyai
kekhususannya, yaitu masalah yang dibahas berkenaan dengan bahasa. Jadi peranan
filsafat bahasa jelas sangat penting, atau berpengaruh terhadap pengembangan ilmu
bahasa. Namun berbeda dengan ilmu bahasa atau lingkungan yang membahas ucapan
tata bahasa, dan kosa kata, filsafat bahasa lebih berkenaan dengan arti kata atau arti
bahasa (semantik). Masalah pokok yang dibahas dalam filsafat bahasa lebih
berkenaan dengan bagaimana suatu ungkapan bahasa itu mempunyai arti, sehingga
analisa filsafat tidak lagi dimengerti atau tidak lagi dianggap harus didasarkan pada
logika teknis, baik logika formal maupun logika matematik, tetapi berfilsafat
didasarkan pada penggunaan bahasa biasa. Oleh karena itu mempelajari bahasa
menjadi syarat mutlak bila ingin membicarakan masalah-masalah filsafat, karena
bahasa merupakan alat dasar dan utama untuk berfilsafat.
Di dalam pengembangan bahasa banyak ditemui kata-kata yang
bersinonim, ini membuktikan bahwa bahasa itu berkembang sehingga banyak kata
yang bersinonim.
Begitu juga akibat perkembangan bahasa itu timbul kata-kata baru,
yang singkat dan tepat, dan mewakili kata-kata yang panjang, seperti kata canggih,
dahulu kata canggih belum ada sekarang timbul dan mewakili kata-kata yang panjang.
Cukup kita mengatakan canggih saja, di dalam dunia modern, masa kini. Selanjutnya
kata rekayasa, dahulu kata rekayasa tidak ditemukan, sekarang timbul untuk mewakili
kata-kata yang panjang yaitu penerapan kaidah-kaidah ilmu seperti perancangan,
membangun, pembuatan konstruksi. Selanjutnya kata monitor atau memantau atau
memantau, dahulu kata monitor (memantau) belum ada, sekarang timbul dan
mewakili kata-kata yang panjang, yaitu mengawasi, mengamati, mengontrol, mencek,
dengan cermat, terutama untuk tujuan khusus.

Struktur kalimat juga berkembang sesuai dengan ilmu pengetahuan yang


meningkat.
Contoh : Dahulu struktur kalimat mempunyai pokok, sebutan, objek, sekarang
timbul subjek, predikat, keterangan dan ada lagi frase benda, frase kerja, dan frase
keterangan.
Ada lagi paradigma baru seperti kata pemimpin, dengan pimpinan, yang
mempunyai makna berbeda. Pemimpin adalah orang yang memimpin, sedangkan
pimpinan adalah orang yang dipimpin. Selanjutnya kata simpulan yang benar dari
kata kesimpulan. Simpulan itu adala akhir dari pembahasan. Kata keterangan dengan
terangan yang betul adalah terangan. Jadi makin banyak perubahan atau
perkembangan bahasa itu akibat ilmu pengetahuan tentang bahasa yang meningkat.
Ada juga kata-kata yang timbul pada saat ini tetapi tidak diterima oleh
masyarakat seperti kata sangkil dan mangkus dalam bahasa Inggris efektif dan efisien,
masyarakat lebih menerima kata berhasil guna dan berdaya guna.
Begitu juga singkatan-singkatan atau akronim sering terjadi pada masyarakat
masa kini. Contoh :
OTISTA, Obrolan Artis dalam Berita
KISS, Kisah Seputar Selebritis
Selanjutnya masalah hukum DM (Diterangkan, Menerangkan).
Bahasa Indonesia Hukum DN
Contoh : Rumah Putih
D
M
Bahasa Inggri mempunyai Hukum MD
Contoh :White House
M
D
Dahulu terdapat kata Sarjana Wanita ini mempunyai hukum MD, muncul
paradigma baru menjadi Wanita Sarjana
D
M
Yang betul adalahWanita Sarja, karena Bahasa Indonesia mempunyai Hukum
MD. Ini semua karena ilmu pengetahuan yang semakin menigkat.

BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan uraian terdahulu dapat disimpulkan :
1. Filsafat bahasa adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakekat bahasa, sebab, asal, dan hukumnya.
2. Peranan filsafat bahasa dalam pengembangan ilmu bahasa sangat penting. Filsafat
bahasa ini mempunyai kekhususannya, yaitu masalah yang dibahas berkenaan dengan
bahasa, yaitu ungkapan-ungkapan bahasa yang mempunyai arti. Di dalam
pengembanhan bahasa peranan filsafat bahasa cukup jelas, akibatnya banyaknya
timbul kata-kata baru, sinonim, struktur kalimat, singkatan (akronim) dan kaidahkaidahnya. Ini semua karena ilmu pengetahuan yang semakin meningkat pada saatini,
dan banyak tibul paradigma baru.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan M. S. 1998. Filsafat Bahasa, Yogyakarta: Penerbit Paradigma.


Wicoyo Joko. A. 1996. Filsafat Bahasa Biasa dan Tokohnya, Yogyakarta: Penerbit
Liberty.

Anda mungkin juga menyukai