Anda di halaman 1dari 4

ENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang
Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan
negara ini negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan
salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di
daerah dengan luas sebesar New York. Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang
berhubungan namun berbeda. Sejak kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis
dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi
bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, pendidikan,
pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak
dipergunakan. Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa
masalah besar anatara lain : Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di
Jawa - sangat jarang di Kalimantan dan Irian. Piramida penduduk masih sangat
melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat besar. Angkatan kerja
sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia Distribusi Kegiatan
Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Pembangunan Infrastruktur
masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius Indeks Kesehatan masih rendah;
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian tidak sebanding dengan jumlah
penambahan angkatan kerja setiap tahun. Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.
Bayi masih tinggi 1 A. PERTUMBUHAN PENDUDUK Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari
tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun
1995 sampai 2000. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk
memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan
datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula
kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga
di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang.
Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan
karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih
rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi. 2 1. Cara Menghitung
Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah menyebabkan bertambahnya
jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan. Sedangkan kematian
menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Pertumbuhan
penduduk suatu wilayah atau negara dihitung dengan membandingkan jumlah
penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk dikemudian hari (misal Pt ).
Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus secara
geometrik yaitu dengan menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).
Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of
growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya: Pt = P0 (1+r)t Dimana : P0
adalah jumlah penduduk awal Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian r
adalah tingkat pertumbuhan penduduk t adalah jumlah tahun dari 0 ke t. 3 2.
Contoh dan Sumber Data Untuk mengaplikasikan rumus petumbuhan penduduk
secara geometric (Geometric Rate of Growth) diberikan contoh perhitungan dengan

menggunakan data jumlah penduduk Indonesia 1995 dari hasil Survai Penduduk
Antar Sensus (Supas) 1995 yakni 194,7 juta dan data jumlah penduduk 2000 dari
hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 yakni 205,8 juta. Dengan mengaplikasikan rumus
di atas maka tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1995-2000 adalah: Pt
= P2000 P0 = P1995 t Bila = 205,8 juta ; = 194,7 juta ; = 2000 - 1995 = 5 tahun
data diatas kedalam rumus pertumbuhan geometrik, maka: 205.800.000 =
194.700.000 * ( 1+ r) 5 log (205.800.000 / 194.700.000)
--------------------------------------5 0,0048 10 0,048 1,0111 r = log (1+ r) = log (1 + r) =
1+r = 1 + r = 0,0111 4 3. Interpretasi Angka pertumbuhan penduduk Indonesia
antara tahun 1995-2000 adalah 1,11 % per tahun. Artinya setiap tahun antara 1995
dengan tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1,11 persen
nya. Dengan angka pertumbuhan ini dapat dihitung perkiraan jumlah penduduk
pada tahun yang akan datang. B. KONSEP DAN DEFINISI KARAKTERISTIK PENDUDUK
1. Umur Penduduk Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah
karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan
tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik penduduk yang paling penting
adalah umur dan jenis kelamin, atau yang sering juga disebut struktur umur dan
jenis kelamin. Struktur umur pendudukdapat dilihat dalam umur satu tahunan atau
yang disebut juga umur tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam lima
tahunan. Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat
ulang tahun terakhir. Misalnya Ani lahir pada bulan Januari tahun 1998 dan Sensus
2000 dilaksanakan pada bulan Juli. Jadi 5 pada saat Sensus 2000 dilaksanakan Ani
berusia 2 tahun 6 bulan, tetapi dalam perhitungan demografi Ani dicatat sebagai
berumur 2 tahun saja. 2. Digital Preference Sensus maupun survey yang
dilaksanakan di Indonesia mencatat adanya digital preferenceyakni kecenderungan
penduduk menyebut umurnya dengan angka berakhiran 0 atau 5. Hal ini
menyebabkan penumpukan penduduk dengan umur-umur berakhiran 0 dan 5 (age
heaping), sebaliknya terdapat kekurangan cacah pada umur-umur lain terutama
umur yang berakhiran 1, 4, 6, dan 9. Untuk menanggulangi hal ini demografer
memakai struktur umur yang dikelompokkan dalam umur lima tahunan yakni : 0-4 ;
59 ; 10-14 ; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64;
65-69; 70-74; 75 tahun ke atas. Catatan: harap diperhatikan bahwa penulisan
kelompok umur adalah 0-4, 5-9 dst, dan bukan 0-5, 6-10 dll. Penulisan
pengelompokan 0-4 berarti kelompok penduduk umur 0 sampai dengan umur 4
tahun 11 bulan 29 hari, yakni tepat sehari sebelum umur 5 tahun. Demikian juga
untuk usia 9, 14 dst. Ini berkaitan dengan definisi umur saat ulang tahun terkahir
yang telah diterangkan sebelumnya. 6 3. Penduduk Muda dan Penduduk Tua
Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui
apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur muda atau tua.
Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia dibawah
15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk.
Sebaliknya penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun
keatas diatas 10 persen dari total penduduk. Suatu bangsa yang mempunyai
karakteristik penduduk muda akan mempunyai beban besar dalam investasi sosial

untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak dibawah 15 tahun


ini. Dalam hal ini pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pelayanan
dasar mulai dari perawatan Ibu hamil dan kelahiran bayi, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya, sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk penyediaan
imunisasi, penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar termasuk guru-guru
dan sarana sekolah yang lain. 7 Sebaliknya bangsa dengan ciri penduduk tua akan
mengalami beban yang cukup besar dalam pembayaran pensiun, perawatan
kesehatan fisik dan kejiwaan lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain
lain. Penduduk Indonesia belum dianggap sebagai penduduk tua karena persen
penduduk diatas 65 tahun masih kecil, namun karena jumlah penduduk yang besar,
maka jumlah orang tua juga cukup besar untuk memperoleh perhatian dari
pemerintah pusat maupun lokal. 4. Karakteristik Penduduk Menurut Umur dan Jenis
Kelamin Karakteristik penduduk menurut umur dapat ditabulasi silang dengan jenis
kelamin atau dapat juga ditabulasi silang dengan karakteristik sosial misalnya
penduduk menurut umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan,
penduduk menurut umur dengan tempat tinggal, penduduk menurut umur dengan
status pekerjaan dll. Di bawah ini adalah Tabel jumlah penduduk Indonesia
berdasarkan hasil SP 2000 yang dikelompokkan menurut jenis kelamin laki-laki dan
perempuan, dan menurut kelompok umur 5 tahunan. 8 Tabel 1. Jumlah Penduduk
Indonesia menurut Umur dan Jenis Kelamin, Kel. Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24
25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ Jumlah (x
1000) Laki-laki 10188,7 11157,3 10824,1 10652,3 9759,0 9135,4 8455,4 7537,0
6495,3 5170,3 3880,6 2995,3 2481,5 1810,6 1267,6 1369,2 103179,9 Perempuan
9832,7 10788,9 10413,9 10611,7 10333,2 9596,1 8507,0 7454,4 6143,6 4689,9
3625,7 2941,5 2592,1 2012,2 1392,3 1728,2 102663,4 Laki-laki & Perempuan
20021,4 21946,2 21238,0 21264,0 20092,2 18731,5 16962,4 14991,4 12638,9
9860,2 7506,3 5936,8 5073,6 3822,8 2659,9 3097,4 205843,3 Rasio Jenis Kelamin
104 103 104 100 94 95 99 101 106 110 107 102 96 90 91 79 101 Sumber: SP2000,
BPS 2005, (Data Dirapihkan) 5. Kegunaan Informasi tentang jumlah penduduk untuk
kelompok usia tertentu penting diketahui agar pembangunan dapat diarahkan 9
sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan. Keterangan atau
informasi tentang penduduk menurut umur yang terbagi dalam kelompok umur lima
tahunan, sangat penting dan dibutuhkan berkaitan dengan pengembangan
kebijakan kependudukan terutama berkaitan dengan pengembangan sumber daya
manusia. Jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus
juga modal dalam pembangunan. Dengan mengetahui jumlah dan persentase
penduduk di tiap kelompok umur, dapat diketahui berapa besar penduduk yang
berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun)
termasuk bayi dan anak (usia 0-4 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang
produktif (65 tahun ke atas). Juga dapat dilihat berapa persentase penduduk yang
berpotensi sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau
yang berusia 15-64 tahun. Selain itu, dalam pembangunan berwawasan jender,
penting juga mengetahui informasi tentang berapa jumlah penduduk perempuan
terutama yang termasuk dalam kelompok usia reproduksi (usia 15-49 tahun),

partisipasi penduduk perempuan menurut umur dalam pendidikan, dalam pekerjaan


dll. 10 6. Indikator Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indikator penting tentang
umur dan jenis kelamin maupun jumlah penduduk adalah: 1. Rasio Jenis Kelamin
(Sex Ratio) dan 2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio). 3. Tingkat
pertumbuhan penduduk C. SISTEM UPAH YANG BERLAKU DI INDONESIA Di Indonesia
dikenal beberapa sistem pemberian upah, yaitu : a. Upah menurut waktu, Sistem
upah dimana besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang. Satuan
waktu dihitung per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Misalnya pekerja
bangunan dibayar per hari / minggu. b. Upah menurut satuan hasil Menurut sistem
ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang.
Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan panjang, atau per satuan
berat. Misal upah pemetik daun teh dihitung per kilo. 11 c. Upah borongan Menurut
sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan bersama antara
pemberi dan penerima pekerjaan. Misalnya upah untuk memperbaiki mobil yang
rusak, membangun rumah dll. d. Sistem bonus Sistem bonus adalah pembayaran
tambahan diluar upah atau gaji yang ditujukan untuk merangsang (memberi
insentif) agar pekerja dapat menjalankan tugasnya lebih baik dan penuh
tanggungjawab, dengan harapan keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi keuntungan
yang diperoleh makin besar bonus yang diberikan pada pekerja. e. Sistem mitra
usaha Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham
perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan
pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut Dengan demikian hubungan kerja
antara perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan antara
perusahaan dan mitra kerja. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang
ada penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut : 12 1. Bagaimana laju
pertumbuhan penduduk di Indonesisa? 2. Bagaimana karateristik kependudukan
Indonesia? 3. Bagaimanakah pekerjaan dan tingkat upah yang berlaku diIndonesia?
4. Bagaimana campur tangan pemerintah tentang kependudukan dan
tenagakerjaaan? 1.3 Tujuan Penulisan Makalah Untuk mengetahui jumlah,
kepadatan, dan laju pertumbuhan penduduk. Untuk mengetahui karakteristik
kependudukan di Indonesia.. Untuk mengetahui angkatan kerja dantingkat upah di
Indonesia. Untuk mengetahui kebijaksanaan kependudukann dan ketenagakerjaan.
Daftar Pustaka Arfida BR, Dra. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Ghalia
Indonesia. Biro Pusat Statistik. 1990. Sensus Penduduk, Ketenagakerjaan di
Indonesia. Jakarta : Seri L. 13 Priono Tjiptoharianto dkk. 1982. Sumber daya
Manusia, Kesempatan Kerja, dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta : FEUI. Goggle. Co.

Anda mungkin juga menyukai