PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada sekarang
ini dan berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini serta semakin
banyaknya pelayanan kesehatan yang tersedia bagi masyarakat,
diperlukan suatu peningkatan pelayanan kesehatan agar dapat
baersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena
itu, Instalasi Rawat inap merupakan salah satu bagian pelayanan
kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan medis yang aman,
efektif
dengan
memberdayakan
Sumber
Daya
Manusia
yang
berkompeten dan profesional dalam menggunakan peralatan, obatobatan yang sesuai dengan standar therapy di Indonesia
Pelayanan di Instalasi Rawat Inap meliputi :
1. Perawatan Ibu : merawat ibu nifas normal dan tindakan, baik
tindakan pervaginam ataupun abdominam, wanita dengan kasus
gynekologi, ibu dengan kehamilan bermasalah, ibu dengan masa
nifas yang bermasalah
2. Perawatan Gabung ibu dan bayi normal
3. Perawatan Anak : merawat bayi dengan ikterus, gizi buruk, bayi
dan anak dengan penyakit infeksi, status asmaticus, bayi/anak
yang dirawat dengan kejang
4. Perawatab Bayi Baru Lahir : merawat BBLR , ikterus, bayi dengan
masalah minum/muntah, bayi yang lahir dengan infeksi intra
uterin, bayi yang lahir dengan tindakan vakum ekstraksi, forceps
ekstraksi, Section Caesarea dan bayi dengan kelahiran sungsang
yang bermasalah/sulit
5. Perawatan Intensif untuk bayi/NICU : meraway bayi dengan kasus
berat yang memerlukan observasi ketat dan perawatan intensif.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umun
Tujuan meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Rawata Inap
2. Tujuan khusus
a. Memiliki standar ketenagaan di Instalasi Rawat Inap
b. Memiliki standar fasilitas di ruang rawat inap
c. Memiliki tata laksana di pelayanan rawat inap
d. Memiliki standar logistik di rawat inap
e. Memiliki standar keselamatan pasien di rawat inap
f. Memiliki standar keselamatan kerja di rawat inap
g. Memiliki standar pengendalian mutu di rawat inap
C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Pelayanan dan asuhan Ibu hamil patologis, dan nifas baik normal
maupun patologis
2. Pelayanan asuhan untuk kasus Gynekologi
3. Pelayanan asuhan untuk bayi dan anak dengan penyakit yang
dapat ditangani sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada
4. Pelayanan rawat gabung ibu dan bati yang normal
5. Pelayanan rawat intensif bagi bayi dengan kasus berat yang
memerlukan observasi ketat dan perawatan intensif
D. Batasan Operasional
1. Instalasi Rawat Inap adalah bagian yang mengelola rawat inap
pasien ibu nifas, ibu hamil bermasalah, wanita dengan kasus
Rawat Inap
Ruang Perawatan Nifas adalah ruangan yang merawat ibu nifas
normal dan tindakan, baik tindakan pervaginam ataupun abdominam
, wanita dengan kasus gynekologi, ibu dengan kehamilan bermasalah,
ibu dengan masa nifas yang bermasalah, serta rawat gabung ibu dan
bayi normal
5. Ruang Perawatan Perinatologi adalah ruangan yang merawat bayi
baru lahir dengan bermasalah
6. Ruang Perawatan Anak adalah ruangan yang merawat bayi dengan
ikterus, gizi buruk, bayi dan anak dengan penyakit infeksi, status
asmaticus, bayi/anak yang dirawat dengan kejang
7. Ruanga NICU (Neonatal Intensif Care Unit) adalah ruangan yang
melakukan perawatan untuk bayi dengan kasus berat yang
memerlukan observasi ketat dan perawatan intensif.
E. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi
Rawat Inap adalah :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/88 tentang Rumah
Sakit;
Standar
Pelayanan
Rumah
Sakit
dan
Standar
Pelayanan Medis;
6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Kemenkes RI
Nomor YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit
dan Sarana Kesehatan Lainnya;
7. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota
Bandung;
8. Peraturan Walikota Bandung Nomor : 076 Tahun 2011, tentang
rincian tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata kerja Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung;
9. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan mengeluarkan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Nomor HK.02.04/I/2790/11
tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;
10. Surat Keputusan Direktur Nomor 445/271-RSKIA tanggal 30 April
2013 tentang Kebijakan Pelayanan dan Tata Kelola Rumah Sakit di
RSKIA Kota Bandung.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
terampil
dalam
melakukan
tindakan
Keperawatan/Kebidanan
d. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 5 tahun
3. Ketua Tim
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan
b. Memiliki kompetensi yang baik dalam menegakkan diagnose
keperawatan/kebidanan, mampu mengambil keputusan klinis
dan
terampil
dalam
melakukan
tindakan
Keperawatan/Kebidanan
c. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 2 tahun
4. Clinical Instruktur/CI
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan
b. Memiliki kompetensi yang baik dalam melakukan tindakan
Keperawatan/Kebidanan
c. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 3 tahun
d. Memiliki sertifikat pelatihan Clinical Instruktur/CI
5. Pelaksana
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan
b. Bersedia bekerja dengan sistem shift
c. Dapat melakukan bantuan hidup dasar
d. Untuk pelaksana di Ruang NICU harus sudah mengikuti
pelatihan NICU
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi Ketenagaan di Instalasi Rawat Inap adalah :
1. Ruang perawatan nifas 1 dan 2
a. Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
b. Seorang dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan
ibu dan anak dalam satu shift
c. Satu perawat untuk 3 tempat tidur/pasien dalam satu shift
2. Ruang Anak dan Perinatologi
a. Dokter Spesialis Anak
b. Seorang dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan
ibu dan anak dalam satu satu shift
c. Satu perawat untuk 3 tempat tidur/pasien dalam satu shift
3. Ruang NICU
a. Dokter Spesialis Anak
b. Satu perawat untuk satu tempat tidur/pasien dalam satu shift
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan Jaga di Instalasi Rawat Inap adalah sebagai berikut :
1. Tenaga medis :
a. Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan berjaga
secara on call sesuai dengan jadwal jaga
b. Dokter Spesialis Anak berjaga secara on call sesuai dengan
jadwal juga
c. Dikter Umum berjaga secara on site, dalam 24 jam terbagi
menjadi 3 waktu dinas, yaitu Dinas Pagi, Sore dan Malam.
Dokter Umum merangkap sebagai dokter IGD dan dokter jaga
ruangan.
2. Tenaga Perawat/Bidan
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Kamar
Mayat
Laundry
Dokter
Perawat
Ruang
Ruang
Dokter
Perawat
Ruang Linen
Bersih
Gudang
Bersih
Meninggal
Dunia
Ruang
Pos
Konsultasi
Perawat
Ruang
Linen
Kotor
Spoolhoek
& Gudang
Kotor
Pasien
Pulang
Sehat
Ruang
Tunggu
Ruang Administrasi
& Pendaftaran
Pengantar
Instalasi
Instalasi
Instalasi
Gawat
Bedah
Rawat
Darurat
Instalasi
ICU
Jalan
melalui administrasi.
Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis
Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station)
Pasien ganti pakaian
Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di ruang rawat inap
Nama
Ruangan
Ruang
Perawatan
Fungsi
Besar
Kebutuhan
Ruangan untuk
Ruangan/Luas
Tergantung
Fasilitas
Tempat tidur
pasien yang
Kelas &
pasien , lemari,
memerlukan
keinginan
asuhan dan
desain
kusi, televisi,
pelayanan
kebutuhan
keperawatan dan
ruang 1 tt min
pengobatan secara
7.2 m2
ruang perawatan
berkesinambungan
2
VIP)
Ruang Stasi
Perawat
melakukan
(Ket:perhitunga
(Nurse Station)
perencanaan,
pengorganisasian
perawat
asuhan dan
melayani
pelayanan
maksimum
keperawatan (pre
tempat tidur)
lemari arsip,
dan post-
terus menerus
confrence,
fungsi-fungsi
pengatur jadwal),
vital pasien
dokumentasi
sampai dngan
3
Ruang
evaluasi pasien
Ruang untuk
Sesuai
Meja, Kursi,
Konsultasi
melakukan
kebutuhan
lemari arsip,
konsultasi oleh
telepon/intercom
profesi kesehatan
, peralatan
kantor lainnya
Ruang
keluarganya
Ruangan untuk
Tindakan
melakukan
tindakan pada
tempat tidur
periksa, tangga
tindakan invasive
roolstool,
ringan maupun
wastafel, lampu
non-invasive
periksa, tiang
12-20 m2
Lemari alat
infus dan
kelengkapan
5
R.Administras
Ruang untuk
lainnya
3-5 m2/petugas Meja, Kursi,
i
/Kantor
menyelenggarakan
(min.9 m2)
lemari arsip,
kegiatan
telepon/intercom
administrasi
, komputer,
khususnya
printer dan
pelayanan pasien
peralatan kantor
di Ruang Rawat
lainnya
pendatanganan
surat pernyataan
keluarga pasien
apabila diperlukan
6
R. Dokter
tindakan operasi
Ruang kerja dan
Sesuai
Tempat tidur,
Jaga
kebutuhan
sofa, lemari,
meja/kursi,
Ruang
Pendidikan/
Diskusi
Ruang tempat
Sesuai
wastafel.
Meja, kursi,
melaksanakan
kebutuhan
perangkat audio
kegiatan
visual, dll
pendidikan/diskus
8
Ruang
i
Ruang istirahat
Sesuai
Sofa, lemari,
Perawat
perawat
kebutuhan
meja/kursi,
Sesuai
wastafel
Lemari,
kebutuhan
meja/kursi, sofa,
Ruang kepala
Ruang tempat
melakukan
komputer, printer
manajemen
dan peralatan
asuhan dan
kantor lainnya
pelayanan
keperawan
diantaranya
pembuatan
program kerja dan
10 Ruang Loker
pembinaan
Ruang ganti
Sesuai
Loker, dilengkapi
pakaian bagi
kebutuhan
toilet (KM/WC)
petugas instalasi
11 Ruang Linen
Bersih
rawat inap
Tempat
Min. 4 m2
Lemari
Min. 4 m2
Bak
penyimpanan
bahan-bahan linen
12 Ruang Linen
Kotor
steril/bersih
Ruangan untuk
menyimpan
penempungan
bahan-bahan linen
linen kotor
(Laundry)
Fasilitas untuk
4-6 m2
Kloset leher
membuang
kotoran bekas
pelayanan pasien
khususnya yang
+ 80-100n dari
berupa cairan.
permukaan
Spoolhoek berupa
lantai
bak/kloset yang
dilengkapi dengan
leher angsa (water
14 KM/WC
seal)
KM/WC
(pasien,
luas 2 m - 3 m
petugas,
pengunjung)
15 Dapur Kecil
@ KM/WC
Pria/wanita
Sebagai tempat
Sesuai
Kloset, wastafel,
bak air
Kursi + meja
(Pantry)
untuk menyiapkan
Kaebutuhan
untuk makan,
makanan dan
sink, dan
minuman bagi
perlengkapan
petugas di Ruang
dapur lainnya
Rawat Inap RS
Persyaratan Khusus
1. Perletakan ruangannya
secara
keseluruhan
perlu
adanya
11.
Pertemuan
dinding
dengan
lantai
disarankan
berbentuk
dan
kuat,
tidak
rontok
dan
tidak
tertentu
harus
dipisahkan
seperti :
a.
Pasien yang menderita penyakit menular
b. Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti
penyakit tumor, genggrein, diabetes, dsb)
c. Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan
14.
suara
dalam
ruangan)
Nurse Station perawat harus terletak di pusat blok yang
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
petugas
yang
mengoperkan
dan
mengklarifikasi
tujuan
memperoleh
data
awal
dan
sudah
terjalin
terapy yang sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan
dilakukan
pada
saat
operan
dilakukan
sehingga
tidak
kembali
kepada
petugas
yang
mengoperkannya.
dapat
terhindarkan
6. Orentasi
Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal
kondisi ruangan , petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga.
staf yang bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau
keluarga pasien dengan menjelaskan tempat-tempat pasien yang
mesti diketahui dalam rangka kebutuhan dasar pasien selama
terjadi pada waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan
kasus pasien tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker
8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat
subyektif
maupun
obyektif
maka
lakukan
analisa
sehingga
dalam
dalam
rekam
medis
yaitu
catatan
dan
2. Keperawatan
a. Perencanaan
asuhan
mengacu
pada
standar
asuhan
10
penyakit terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan
dengan melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada
rekam medis
pemasangan
kedaruratan cairan
b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang
khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan
adalah tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang
maupun asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. Oksigenisasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan saction
b. Cairan dan elektrolit
1) Pemasangan infuse
2) Pemasangan tranfusi darah
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
2) Huknah
Tindakan mandiri dalam keperawatan
a. Oksigenisasi
1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
2) Membantu batuk efektif
b. Cairan dan elektrolit
1) Mengobservasi intake dan output
2) Membantu member minum
c. Nutrisi
1) Membantu memberikan makan lewat mulu
2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT
d. Eliminasi
1) Membantu BAK di tempat tidur
2) Membantu BAB ditempat Tidur
3) Membantu mobilisi fisik ke toilet
e. Personal Hygine
1) Membantu memandikan di tempat tidur
2) Menseka
3) Membantu cuci rambut
4) Membantu Potong kuku
5) Membantu Oral higine
f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka)
g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
h. Gangguan rasa nyaman:nyeri
1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri
lainnya
2) Mengkaji tingkat rank nyeri
3. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
1. Memberikan nutrisi
2. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
3. Memberikan konsultasi diit
4. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
1. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif
2. Memberikan konsultasi penggunaan obat
3. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau
evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan
terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy di stop
atau dilanjutkan
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi
yang sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan E
evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30
menit keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom
O (obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon
setelah pemberian obat atau edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergrasi pada
kolom O (obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resemu Pasien Pulang
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di
rumah sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan
sendiri dari pasien adapun persiapan yang harus dilakukan
1) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima
rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi )
2) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan
minta formulir kondisi ambulan saat ini
Instalasi
Kebidanan
dan
Kandunga
Instalasi
Rawat Inap
Kebidanan
Instalasi Pemulasaraan Jenazah
BAB V
LOGISTIK
mendata
kebutuhan
barang
(BHP,
alat
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
6) Slym Zuiger
7) Gunting Verband
8) Korentang dan tempatnya
9) Bak Instrumen besar
Bak Instrumen sedang
Bak Instrumen kecil
Bengkok
Pispot Standar infus
Urinal Masker O2
Kanule O2
Set angkat jahitan
Reflek hammer
Termometer
Set ganti balutan
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
37)
38)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
Kit partus/resusitasi
Stetoskop bayi
Stetoskop dewasa
Lemari obat kaca
Meja perasat/tindakan
Tutup Fototerapi
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
2. Alat Tenun
a. Selimut pasien
b. Selimut pasien anak
c. Sprey anak
d. Sprey dewasa
e. Sarung bantal
f. Sarung guling
g. Sarung buli-buli panas
h. Popok bayi
i. Baju bayi
j. Barak short
k. Sarung O2
l. Penutup sprey
m. Gordin
3. Peralatan Rumah Tangga
a. Kursi roda
b. Lemari obat emergency
c. Ligh cast
d. Meja pasien
e. Over bed table
f. Waskom mandi
g. Lampu sorot
h. Lampu senter/lampu emergency
i. Nampan
j. Tempat sampah besar
B. Barang Habis Pakai
1. Obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP)
a. Tiap ruangan dalam Instalasi Rawat Inap memiliki depo obat
dan bahan habis pakai yang berasal dari bagian farmasi untuk
keadaan kegawat daruratan sesuai dengan standar therapy
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
petugas
yang
mengoperkan
dan
mengklarifikasi
terapy yang sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan
dilakukan
pada
saat
operan
dilakukan
sehingga
tidak
dapat
terhindarkan
11. Orentasi
Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal
kondisi ruangan , petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga.
staf yang bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau
keluarga pasien dengan menjelaskan tempat-tempat pasien yang
mesti diketahui dalam rangka kebutuhan dasar pasien selama
dirawat, seperti; toilet, tempat cuci tangan, bel bila terjadi
kedaruratan, dan alat yang terpasang pada pasien kegunaan dan
hal yang harus dihindari, dst
J. Assesmen Pasien Ulang
Setelah pasien tenang di tempat tidur maka petugas melakukan
asesmen ulang dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari
oleh pasien, memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien, menetapkan
diagnose awal, memahami respon pasien terhadap pengobatan
sebelumnya. Adapun persiapan dari petugas terdiri dari:
13.
dengan melihat
diagnose asuhan
resiko terjadi pada waktu yang akan datang ( lihat pada standar
asuhan kasus pasien tersebut)
14. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
15. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker
16. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat
subyektif
maupun
obyektif
maka
lakukan
analisa
sehingga
dalam
dalam
rekam
medis
yaitu
catatan
dan
6. Keperawatan
e. Perencanaan
asuhan
penyakit terbanyak
mengacu
pada
standar
asuhan
10
rekam medis
pemasangan
kedaruratan cairan
f. Pemasangan infuse lewat tulang rawan
g. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
h. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang
khusus
6. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan
adalah tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang
maupun asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
e. Oksigenisasi
4) Pemasangan kanul oksigen
5) Pemasangan masker oksigen
6) Tindakan saction
f. Cairan dan elektrolit
3) Pemasangan infuse
4) Pemasangan tranfusi darah
g. Nutrisi
3) Pemasangan NGT
4) Suntik IM.IV,Subkutan
h. Eliminasi
3) Pemasangan Kateter
4) Huknah
Tindakan mandiri dalam keperawatan
i. Oksigenisasi
3) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
4) Membantu batuk efektif
j. Cairan dan elektrolit
3) Mengobservasi intake dan output
4) Membantu member minum
k. Nutrisi
3) Membantu memberikan makan lewat mulu
4) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT
l. Eliminasi
m. Personal Hygine
6) Membantu memandikan di tempat tidur
7) Menseka
8) Membantu cuci rambut
9) Membantu Potong kuku
10) Membantu Oral higine
n. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka)
o. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
p. Gangguan rasa nyaman:nyeri
3) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri
lainnya
4) Mengkaji tingkat rank nyeri
7. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
4. Memberikan nutrisi
5. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
6. Memberikan konsultasi diit
8. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
4. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif
5. Memberikan konsultasi penggunaan obat
6. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
7. Evaluasi
5. Medis
c. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau
evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan)
7. Gizi
c. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30
menit keatas
d. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom
O (obyektif)
8. Farmasi
c. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon
setelah pemberian obat atau edukasi
d. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergrasi pada
kolom O (obyektif)
8. Pasien Pulang
4. Resemu Pasien Pulang
c. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan
therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang
d. Lakukan resemu pasien sebagai bahan untuk control dan
keperluan riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy yang
akan datang
5. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lnjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah
yang berhubungan dengan asuhan:
f. Pemberian obat
g. Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak boleh
h. Hidup sehat
i. Mobilisasi fisik dan
j. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus khusus
6. Pasien Meninggal
c. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan
perawatan (lihat panduan asuhan pasien terminal)
8) Buka semua peralatan yang menempel di pasien
9) Buka baju pasien
10) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
11) Tutup hidung dan telingan dengan kapas
12) Tutup dengan laken
13) Tunggu 2 jam
14) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah
d. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di
rumah sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan
sendiri dari pasien adapun persiapan yang harus dilakukan
4) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima
rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi )
5) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan
minta formulir kondisi ambulan saat ini
6) Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk
sesuai dengan kondisi pasien (lihat pada panduan transfer
pasien)
pasien
6. Pengurangan resiko infeksi dari tindakan medis yang dilakukan
7. Untuk rawat inap perinatologi, petugas menggunakan baracshot.
B. Fisik
1. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6
bulan sekali
2. Tersedianya UPS minimal 2x3 m2 (sesuai kebutuhan)
C. Fasilitas
1. Semua tempat tidur pasien harus mempunyai pagar penghalang
2. Khusus untuk pasien gelisah harus dipasang restrain
3. Tersedianya APA
4. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri
5. Dilakukannya kalibrasi berkala untuk peralatan elektronik
6. Kursi roda yang aman dipakai (lengkap dengan penyangga kaki)
7. Lantai ruangan dari bahan yang kuat, rata, tidak licin dan
mudah dibersihkan
8. Lantai kamar mandi dari bahan yang kuat, tidak licin, mudah
dibersihkan mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada
genangan air
9. Pintu dapat dibuka dari luar
10. Tersedia tandu untuk evakuasi
11. Adanya jalur evakuasi
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
kecelakaan
ketika
melakukan
pekerjaan
2. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
paparan dari zat kimia yang membahayakan
3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
4.
5.
6.
7.
8.
9.
b. Ruangan Peracikan
Untuk melakukan peracikan petugas selaku menggunakan alat
pelindung diri berupa masker, kaca mata dan
handskun
komunikasi
dengan
jarak
45cm
(menghindari
dari
pihak
ke
petugas
selalu
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan suatu program yang bersifat
objektif dan berkelanjutan untuk menilai dan memecahkan masalah
yang ada sehingga dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan
mencapai standar klinis yang bermutu.
Penegmbangan mutu Instalasi Rawat Inap meliputi :
A. Pengembangan Mutu Standar Prosedur Operasional
Penegndalian mutu Standar Prosedur Operasional seluruh staf
rawat inap dengan mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi
Standar Prosedur Operasional yang telah ada dan menambahkan
Standar Prosedur Operasional yang belum ada/belum lengkap serta
merevisi Standar Prosedur Operasional yang telah ada sesuai dengan
keadaan dilingkungan kerja
Seluruh staf rawat inap memberikan masukan demi terciptanya
unit pelayanan rawat jalan yang lebih baik dari sebelumnya. Standar
atau
perlu
diajukan
permintaan
baru
atau
BAB IX
PENUTUP