Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Unsur hara merupakan bahan kimia yang dibutuhkan untuk diserap oleh
tanaman guna proses pertanaman dan metabolisme. Unsur hara tersebut sangat
penting karena menentukan hidup tanaman. Pentingnya unsur hara tersebut sebagai
jalan bagi tanaman untuk menyelesaikan daur hidupnya.

Unsur yang dimaksud

berdasarkan jumlah yang diperlukan bagi tanaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu
unsur hara, yaitu makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara yang terletak didalam tanah dibagi menjadi dua yaitu unsur hara
mikro dan unsur hara makro. Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil, seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B),
Mo (Molibden), Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Sedangkan unsur hara
makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar seperti
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S)
(Poerwowidodo, 1993:22 ).
Salah satu unsur dari kelompok unsur hara makro yang sangat penting bagi
pertanaman tanaman adalah unsur magnesium (Mg). Unsur tersebut merupakan unsur
yang banyak dibutuhkan oleh tanaman, karena unsur magnesium ini memiliki fungsi
penting dalam proses pertanaman. antara lain sebagai aktivator yang berperan dalam
transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan
keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Maka kecukupan
magnesium (Mg) dalam tanaman sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses
fotosintesis.

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui sumber unsur Magnesium
b. Untuk mengetahui bentuk Magnesium yang diserap tanaman
c. Untuk mengetahui siklus Magnesium
d. Untuk mengetahui gejala tanaman yang kekurangan Magnesium
e. Untuk mengetahui tanaman yang kekurangan Magnesium

BAB II
PEMBAHASAN
Magnesium tidak ditemukan di alam dalam unsure bebas tetapi dalam bentuk
senyawa. Senyawa-senyawa magnesium telah lama diketahui. Black telah mengenal
magnesium sebagai elemen di tahun 1755. Davy berhasil mengisolasikannya di tahun
1808 dan Busy mempersiapkannya dalam bentuk yang koheren di tahun 1831.
Magnesium merupakan elemen terbanyak kedelepan di kerak bumi. Ia tidak muncul
tersendiri, tapi selalu ditemukan dalam jumlah deposit yang banyak dalam bentuk
magnesite, dolomite dan mineral-mineral lainnya. Magnesium juga terdapat dalam air
laut sekitar 3,7 % dan dalam sayuran bayam.
Magnesium merupakan salah satu unsur essensial. Suatu unsur dapat
dikatakan esensial memerlukan beberapa kriteria. Adapun kriteria unsur essential

menurut Arnon (1940) dalam Poerwidodo, (1993:23), pertama ketika terjadi


kekurangan terhadap suatu unsur menyebabkan tanaman tidak dapat menyelasaikan
pertumbuhan vegetatif ataupun generatifnya, kedua ketika tanaman menimbulkan
gejala kekurangan unsur hara, maka penambahan suatu unsur hara mampu untuk
memperbaiki keadaan tersebut, ketiga suatu unsur hara yang terlibat dalam nutrisi
tanaman memiliki peranan khusus yang tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya.
Sehingga dari peranan penting yang dimilikinya, unsur magnesium (Mg)
dikategorikan sebagai usur hara esensial.
Ketersediaan unsur Magnesium terletak pada kondisi tanah tertentu. Untuk
kondisi derajat kemasaman tanah (pH) yang cocok bagi ketersediaan oleh tanaman
berkisar antara pH 6 9 (Decateau, 2005:320). Sedangkan ketersediaan dalam tanah
menurut Kartasapoetra dan Sutedjo (1991:88), bersumber pada mineral seperti
Dolomotic limestone (CaCO3Mg CO3), Magnesium (MgO), Magnesit (Mg CO3), dan
lain-lain. Apabila mineral-mineral tersebut terlapuk maka bukan halnya menerobos
masuk kedalam larutan tanah, sekaligus memudahkan tanaman untuk menyerapnya.
Tanaman pada umumnya menyerap berbagai macam unsur untuk nutrisi
dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangannya dalam bentuk ion. Untuk ion
dari unsur magnesium tersedia dalam bentuk kation. Penyerapan ion kation unsur
Magnesium berupa ion Mg2+ yang diserap oleh bagian akar tanaman melalui
intersepsi akar. Menurut Salmon (dalam Poerwidodo, 1993:120), serapan ion Mg 2+
oleh bagian akar tanaman tergantung dari kandungan unsur dan keadaan pH tanah
tertentu. Untuk unsur yang penyerpan tersebut berupa Kalium (K), Kalsium (Ca),
Amonia (NH4) pada tanah.
Kenyataan bahwa kandungan unsur Magnesium yang tersedia di dalam tanah
mengalami degradasi (pengurangan).

Keadaan

yang

terus

berlanjut

dapat

menyebabkan tanah pertanian akan berkurang produktivitasnya dan tanaman tidak


dapat menghasilkan produknya secara maksimal. Usaha yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki keadaan tersebut berupa diadakannnya pengapuran dan pemberian
pupuk kandang. Menurut hasil penelitian Narendra (2012:105) dalam pemberian

pupuk kandang terhadap tanaman Kaliandra, menunjukkan akibat terhadap


kandungan Mg yang meningkat dari keadaan rendah menjadi sedang. Sedangakan
diadakannya pangapuran saat kondisi pH tanah dalam keadaan agak asam. Menurut
Martini dan Mutters (dalam Poerwidodo, 1993:121), pengapuran pada takaran 3000
kg/ ha mengakibatkan peningkatkan unsur Ca, Mg, dan K. Selain itu, pemberian
perlakuan tersebut mengurangi kandungan unsur Fe, Cu, dan Zn sebagai racun.
Peran Mg dalam tanaman memiliki hubungan yang sangat penting terhadap
tumbuhan dalam pertumbuhan maupun kesehatannya. Menurut Poerwidodo
(1993:121) peranan yang dimiliki oleh Magnesium berupa, sebagai bagian essensial
klorofil yang memberikan warna hijau pada daun, komponen dalam proses
pembentukan gula dari karbon dioksida (CO 2) dan air (H2O) saat penyinaran oleh
matahari, sebagai unsur pengatur penyerapan unsur hara lainnya dari dalam tanah,
bertindak sebagai alat transportasi phosfor didalam tubuh tanaman, sebagai
pendorong pembentukan minyak dan lemak, dan sebagai pemindah zat pati
(karbohidrat) didalam tanaman.
Peranan magnesium sebagai essensial klorofil mempunyai dampak terhadap
terjadinya proses fontosintesis. Menurut Poerwidodo (1993:121), letak dari
magnesium terdapat dalam klorofil. Untuk setiap molekul klorofil pada daun
memiliki

satu

atom

Magnesium.

Karenanya

magnesium

didalam

klorofil

dianologikan seperti halnya kandungan besi didalam Hemoglobin darah. Takaran


magnesium didalam klorofil kurang dari dari takaran total takaran pada daun.
Sedangkan hubungan dari klorofil terhadap proses fontosintesis membantu dalam
metabolisme tanaman. Metabolisme tanaman tersebut berupa kegiatan pembuatan
oksigen dan zat pati yang dibutuhkan oleh tumbuhan dari reaksi karbondioksida dan
air yang berlangsung di dalam klorofil.
Peranan magnesium sebagai alat transportasi didalam bagian tumbuhan
berfungsi sebagai cara menghindari keadaan kekurangan unsur hara. Proses
berlangsungnya perpindahan tersebut, adanya perpindahan dari bagian tubuh tanaman
yang tua ke bagian yang lebih muda. Perpindahan tersebut berupa zat-zat yang

berperan dalam pengatur proses metabolisme seperti, nitrogen (N), kalium (K), dan
phosphor (P). Sehingga gejala kekurangan unsur ini akan terlihat pertama kali pada
bagian sisi bawah dedaunan (Poerwidodo, 1993:122).
Suatu tanaman ketika mengalami kekurangan unsur magnesium ini akan
menimbulkan gejala-gejala tertentu. Tanaman mengalami gejala menguningnya
warna daun disebut klorosis dan terhambatnya proses reaksi gelap pada proses.
Gejala klorosis berupa, daun menguning karena sel dalam daun kekurangan klorofil
untuk proses fontosintesis. Gejala lebih lanjut berupa, semakin mengering dan rontok,
tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak pucat (Nursanti, 2010:15).
Selain itu dampak dari kekurangan magnesium berupa pertanaman tanaman lambat,
kerdil dan lemah. Serta Produksi bunga dan biji yang rendah
Pemanfaatan magnesium, terutama magnesium oksida digunakan sebagai
bahan refraktori untuk menghasilkan besi, kaca, dan semen. Dalam bentuk logam,
kegunaan utama unsur ini adalah sebagai bahan tambah logam dalam aluminium.
Logam aluminium-magnesium ini biasanya digunakan dalam pembuatan kaleng
minuman, digunakan dalam beberapa komponen otomotif dan truk , serta dapat
melindungi struktur besi seperti pipa-pipa dan tangki air yang terpendam di dalam
tanah terhadap korosi.
Magnesium memegang peranan amat penting dalam proses kehidupan hewan
dan tumbuhan. Magnesium terdapat dalam klorofil, yaitu yang digunakan oleh
tumbuhan untuk fotosintesis. Magnesium juga mengambil peranan dalam replikasi
DNA dan RNA yang mempunyai peranan amat penting dalam proses keturunan
semua organisme. Di samping itu magnesium mengaktifkan berbagai enzim yang
mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia dan dijadikan sebagai obat
penetralisir asam lambung.

1. Sumber Unsur Hara Magnesium

Setiap tanaman yang diketahui memerlukan paling sedikit 16 unsur hara


penting atau unsur hara esensiil untuk pertumbuhannya yang normal dan sehat.
Unsur-unsur hara esensiil digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu;
a. Unsur hara makro atau unsur hara primer (major), yaitu unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relative besar, seperti: N
(Nitrogen), P (Fospor) dan K (Kalium);
b. Unsur hara sekunder, yaitu unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang relative cukup besar, seperti: Ca (Kalsium), Mg
(Magnesium) dan S (Belerang);
c. Unsur hara mikro atau unsur hara tersier (minor), yaitu unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relative sangat kecil,
seperti: Cl (Khlor), Fe (Besi), Mn (mangan), Cu (Tembaga), Zn (Seng), B
(Borium) dan Mo (Molibdenium).
Sumber Mg dalam tanah adalah mineral-mineral amfibol (Ca
(Mg Fe)2 Si4O12), biotit, chlorit dan dolomit (CaCO3 MgCO3).
Magnesium diambil oleh tanaman dalam bentuk ion Mg2+.

2.

Bentuk Unsur Magnesium Yang Diserap

Tanaman

Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi


beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun ,
terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan
untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti
pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein. Kekurangan

magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia
sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot 'ringan' seperti nitrogen. Akibatnya
terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak
antarruas panjang. Ciri-ciri persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada
tanaman. Gejala Kekurangan adalah Muncul bercak-bercak kuningdi permukaan daun
tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan.
Unsur Mg merupakan bagian pembentuk klorofil, oleh karena itu
kekurangan Mg
yang tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala - gejala yang
tampak pada bagian daun, terutama pada daun tua. Klorosis
tampak pada diantara tulang-tulang daun, sedangkan tulang-tulang
daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian diantara tulang-tulang
daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak
kecoklatan. Daun-daun ini mudah terbakar oleh terik matahari
karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang
berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut.
Defisiensi Mg menimbulkan pengaruh pula pada pertumbuhan biji,
bagi

tanaman

diperhatikan

yang

banyak

pemupukannya

menghasilakn

dengan

Mg

biji

SO4,

hendaknya
MgCO3

dan

Mg(OH)2. akhirnya mudah terserang penyakit , terutama embun


tepung

(powdery

mildew).

Sementara

kelebihan

Mg

tidak

menimbulkan gejala ekstrim.

3. SIKLUS MAGNESIUM
Apabila kita menggali bumi kita ini, maka akan kita temukan beberapa lapisan
berbeda yang membentuk bumi ini lapisan-lapisan tersebut diantaranya adalah :

Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas asthenosfer, dengan ketebalan 1.200
km. berat jenisnya rata2 2,8 gr/cm3. Litosfer terdiri atas 2 bagian :

Lapisan Sima, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam
silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO.
Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada
lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium, yaitu mineral
ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima merupakan bahan
yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata 265 km.

4. Gejala Umum Tanaman Kekurangan Magnesium (Mg)


Kekurangan Magnesium (Mg), seperti halnya kekurangan unsur hara lainnya,
berpengaruh pada perolehan hasil panen. Kekurangan Magnesium (Mg) juga
menyebabkan tanaman lebih rentan dan lemah terhadap serangan penyakit. Karena
magnesium selalu bergerak di dalam jaringan tanaman, gejala defisiensi
atau kekurangan Magnesium (Mg) muncul pertama kali pada daun

yang lebih rendah atau daun lebih tua. Gejala pertama kekurangan
Magnesium (Mg) adalah daun pucat, kemudian kekuningan, klorosis
antar vena (urat daun). Urat-urat daun mungkin masih hijau namun
bagian-bagian

di

sekitarnya

menjadi

menguning

(perhatikan

gambar). Pada beberapa jenis tanaman, kekurangan Magnesium


(Mg)

memunculkan

bintik-bintik

kemerahan

atau

ungu

pada

daun. Meskipun begitu, ekspresi gejala kekurangan Magnesium (Mg)


sangat bergantung pada intensitas cahaya yang diserap oleh daun.
Tanaman yang kurang tersinari cahaya matahari akan menunjukkan
gejala defisiensi/kekurangan Magnesium (Mg) yang lebih parah.
Gejala kekurangan Magnesium (Mg) memang berpengaruh
pada hampir semua tanaman, namun ada sejumlah tanaman yang
sangat sensitif atau responsif terhadap kekurangan Magnesium
(Mg) ini, antara lain brokoli, kubis, kembang kol, seledri, semanggi,
konifer, jagung, kapas, mentimun, terung, selada, bawang, merica,
kentang, labu, bayam, tembakau, tomat, dan semangka

5. Gejala-gejala Tanaman Kehilangan Magnesium


Seperti telah diuraikan di muka, tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi
tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan

pertumbuhan tanaman. Jika terjadi kekurangan salah satu unsur, maka fungsi tersebut
akan terganggu pula.
Bila salah satu atau beberapa unsur hara tidak berada dalam jumlah yang
cukup atau salah satu unsur berlebihan sedangkan lainnya sangat kurang, maka
tanaman akan menunjukkan gejala-gejala kekurangan unsur hara.
Gejala-gejala kekurangan unsur hara cepat atau lambat akan terlihat pada
bagian-bagian tanaman seperti pada daun, cabang, batang, bunga, buah atau bahkan
pada seluruh bagian tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali menunjukkan tandatanda kekurangan dan ada pula yang lambat.Pada umumnya pertama-tama akan
terlihat pada bagian-bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologi terbesar
yaitu pada bagian diatas tanah terutama pada daun-daunnya, misalnya terjadi
perubahan warna, kematian jaringan, timbulnya bentuk-bentuk yang tidak normal,
dan sebagainya.
Pengamatan gejala-gejala kekurangan hara dalam prakteknya tidak mudah
dikenali sebab seringkali kabur dengan adanya gejala-gejala gangguan hama atau
penyakit. Pengamatan dengan membuat foto berwarna atau slide akan sangat
membantu dalam mengenal gejala-gejala kekurangan unsur hara tanaman.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Magnesium merupakan salah satu unsur hara yang tergolong
dalam unsur hara makro, yang artinya magnesium dibutuhkan
tanaman dalam jumlah yang besar. Ketersediaan di lingkungan
pada pH 6 9 dan didalam larutan tanah.

Magnesium memiliki

fungsi penting dalam tanaman antara lain sebagai aktivator dalam


transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Magnesium

memiliki peranan utama terhadap jaringan pada bagian daun.


Gejala tanaman yang kekurangan unsur hara magnesium akan
menimbulkan gejala klorosis dan penghambatan reaksi gelap.
Namun, pada tanaman yang kelebihan unsur hara ini akan
menimbulkan warna daun menjadi hijau pekat.

DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unsri.ac.id/amir/material-teknik/paduan-magnesium-solusi-cerdaspengurangan-polusi-kendaraan
http://budikolonjono.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/magnesium
http://jabirbinhayyan.files.wordpress.com
http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Magnesium
http://rumahkimia.wordpress.com/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/magnesium/
http://www.tekmira.esdm.go.id

MAKALAH
ILMU ILMU TANAH
Unsur Magnesium
Oleh :
Muhammad Alim Prawira Gunawan
NIM : 614416020

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
2016

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang

2. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
1. Sumber Unsur Hara
Magnesium..
2. Bentuk Unsur Magnesium Yang Diserap Tanaman.
3. Siklus Magnesium..
4. Gejala Umum Tanaman Kekurangan
Magnesium..
5. Gejala-gejala Tanaman Kehilangan Unsur Magnesium.

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan

.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai