adanya anemisc. Mata : teradi midriasis pupil akibat peningkatan TIKd. Hidung 1) Deformitas :2) Contusio :- 3) Abrasi : 6. 4) Penetrasi :- 5) Burn : Adanya luka bakar 6) Laserasi :- 7) Sweling : edema local jaringan
8) Serta inspeksi adanya pernafasan cuping hidung, rinore dan peningkatan secret.e. Mulut 1)
Deformitas :- 2) Contusio :- 3) Abrasi :- 4) Penetrasi :- 5) Burn :- 6) Laserasi :- 7) Sweling :- 8)
Inspeksi adanya sianosisf. Leher 1) Deformitas : fraktur leher 2) Contusio :+ 3) Abrasi :- 4)
Penetrasi : 7. 5) Burn : bisa ditemukan di daerah fasiais dan servikalis; penyebab gagal nafas 6) Laserasi
:- 7) Sweling :- 8) Inspeksi adanya penggunaan otot bantu nafas (sternokleidomastoideus),
palpasi adanya deviasi trakea, raba nadi karotis dan lakuukan penilaian CVPg. Dada 1)
Deformitas : adanya fraktur costalis 2) Contusio : + 3) Abrasi : - 4) Penetrasi : pada kasus-kasus
luka tembus menyebabkan tensionpnemothorax yang menjadi pencetus rusaknya alveoli 5)
Burn : - 6) Laserasi : - 7) Sweling : - 8) Tenderness : + 9) Instability : 10) Krepitasi : pada kasus
fraktur thorax dapat didengar 11) Inspeksi pergerakan dinding dadah. Jantung 1) Deformitas : 2) Contusio : 8. 3) Abrasi : - 4) Penetrasi : - 5) Burn : - 6) Laserasi : - 7) Sweling : - 8) Auskultasi adanya
splitingg S1, pulse apex jantung,i. Paru 1) Deformitas : - 2) Contusio : - 3) Abrasi : - 4)
Penetrasi : - 5) Burn : - 6) Laserasi : - 7) Sweling : - 8) Auskultasi suara nafas tambahan, perkusi
dinding dadaj. Abdomen 1) Deformitas :- 2) Contusio :- 3) Abrasi : 9. 4) Penetrasi : Ditemukan luka tusuk yang dapat menyebabkan perdarahan intra abdomen
sehingga mengganggu aliran balik(vena porta) 5) Burn : - 6) Laserasi : - 7) Sweling : - 8)
Inspeksi penggunaan pernafasan perut dan pengunaan otot bantu nafas pada abdomenk.
Genitourinarial 1) Deformitas : - 2) Contusio : - 3) Abrasi : - 4) Penetrasi : - 5) Burn : - 6)
Laserasi : - 7) Sweling : - 8) Palpasi dan nilai adanya nyeri tekanl. Ekstrimitas & pelvis 1)
Deformitas : + 2) Contusio :- 3) Abrasi :- 4) Penetrasi : 10. 5) Burn :- 6) Laserasi :- 7) Sweling : Inspeksi adanya edema menandakan gangguan pada
kardiovaskuler 8) Tenderness : - 9) Instability : 10) Krepitasi :+ 11) Palpasi CRT > 2det, inspeksi
adanya edema raba akral dingin , sianosis 6. PEMERIKSAAN PENUNJANG : a. Pemeriksaan
gas darah (saturasi oksigen dan Co2) b. Pemeriksaan kapasitas pulmonal c. Pemeriksaan PH
darah d. Pemeriksaan radiologi pulmonal dan kardioJ. MASALAH PADA SECONDARY
SURVEY 1. Sample : Kelelahan, sesak, 2. Nyeri : Gangguan rasa nyaman; nyeri 3. TTV :
Hipotensi, tacipneu, bradi kardi, hiperemi 4. Bio-psiko-sosial-spiritual : Anoreksia, 5.
Pemeriksaan fisik : Sianosis,adanya penetrasi, adanya tanda-tanda trauma basis crania.
11. K. TINDAKAN PADA SECONDARY SURVEY Terapi oksigen 1. Pemberian oksigen
kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal pron 2. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan
nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP 3. Inhalasi nebuliser 4. Fisioterapi dada 5. Pemantauan
hemodinamik/jantung 6. Pengobatan Brokodilator & Steroid 7. Dukungan nutrisi sesuai
kebutuhanL. EVALUASI PADA SECONDARY SURVEY 1. Menilai kualitas ventilasi 2.
Menilai tanda-tanda syok kardiogenik 3. Memantau kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual 4.
Menilai kualitas tanda-tanda vital
12. II. DIAGNOSA KEPERAWATAN A. ANALISA DATANo Symptom Etiologi Problem1
DS:Klien mengeluhkan sesak Kerusakan alveoli Pola nafas inefektif DO: Perpindahan caran a.
Adanya penggunaan otot bantu interstinum ke alveolus nafas (sternokleidomastoideus). b.
Retraksi intercostal Peningkatan gaya yang c. Pernafasan cuping hidung. dibutuhkan untuk d.
Bunyi nafas krekels, ronki dan mengembangkan mengi alveolus Peningkatan usaha napas sesak2
DO: klien mengeluhkan sesak Reaksi peradangan Gangguan pertukaran gas DS: Keusakan
alveolus dan a. PO2 menurun atau kapiler. b. CRT > 2det c. Sianosis Kecepatan pertukaran d.
Hipotensi. gas menurun. e. teraba nadi karotis melemah f. Apatis Perpindahan caran interstinum
ke alveolus Compliance paru berkurang Penurunan ventilasi B. RUMUSAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN 1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan usaha napas yang
dtandai dengan klien mengeluhkan sesak, adanya penggunaan otot bantu nafas
(sternokleidomastoideus), retraksi intercostal, pernafasan cuping hidung, bunyi nafas krekels,
ronki dan mengi. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveolus, ditandai
dengan klien mengeluhkan sesak, PO2 menurun, CRT > 2det, Sianosis, Hipotensi, teraba nadi
karotis melemah, apatis.s
13. III. INTERVENSI KEPERAWATAN A. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
,pasien dapat mempertahankan pola pernapasan yang efektif Kriteria Hasil : Pasien menunjukkan
1. Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan normal 2. Adanya penurunan dispneu 3. Gas-gas
darah dalam batas normal Intervensi : 1. Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan serta
pola pernapasan. R/ Kondnisi kerusakan pada alveoli akan meningkatkan tegangan permukaan
sehingga dibutuhkan gaya yang lebih besar dalam usaha bernapas. 2. Kaji tanda vital dan tingkat
kesadaran setiap jam R/ Perubahan pada suatu system tubuh akan tergambar melalui perubahan
tanda-tanda vital dimana pada kasus ini akan terjadi penurunan kesadaran dan disertai
peningkatan rr dan penurunan TD. 3. Monitor pemberian trakeostomi bila PaCo2 50 mmHg atau
PaO2< 60 mmHg. R/ Perubahan tekanan gas baik O2 maupunCO2 harus di waspadai, karna
dapat mengarahkan pada status asidosis/alkaliosis respiratori.
14. 4. Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan pesanan. R/
Kadar Oksigen perlu diatur agar tidak berlebih bagi tubuh.5. Pantau dan catat gas-gas darah
sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan PaCO2 atau kecendurungan penurunan PaO2. R/
Peningkatan dan penurunan kadar gas dapat menyebabkan alkaliosis dan asidopsis metabolis.6.
Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam R/ Waspada terhadap gagal napas
oleh karena kondisi kerusakan alveoli.7. Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur
ditinggikan 30 sampai 45 derajat untuk mengoptimalkan pernapasan R/ Mempertahankan
ekspansi napas sehingga memudahkan usaha napas.8. Berikan dorongan untuk batuk dan napas
dalam, bantu pasien untuk mebebat dada selama batuk. R/ Tehnik ini akan mempermudah untuk
mengeluarkan secret.9. Instruksikan pasien untuk melakukan pernapasan diagpragma atau
bibir10. Berikan bantuan ventilasi mekanik bila PaCO > 60 mmHg. PaO2 dan PCO2 meningkat
dengan frekuensi 5 mmHg/jam. PaO2 tidak dapat dipertahankan pada 60 mmHg atau lebih, atau
pasien memperlihatkan keletihan atau depresi mental atau sekresi menjadi sulit untuk diatasi. R/
Penurunan kemampuan bernapas dapat dibantu dengan pemberian bantuan ventilasi.
15. B. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi- perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 x 24
jam ,pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat Kriteria Hasil : Pasien mampu
menunjukkan : 1. Bunyi paru bersih 2. Warna kulit normal 3. Gas-gas darah dalam batas normal
untuk usia yang diperkirakan Intervensi 1. Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan
hiperkapnia R/ menilai adanya asidosis respiratorik 2. Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran
setiap jam dan laporkan perubahan tinmgkat kesadaran pada dokter. R/ pada klien dengan
gangguan pola nafas terjadi penurunan impuls O2 ke otak mengakibatkan perubahan kesadaran
dan fungsi system lainnya. 3. Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya
kecenderungan kenaikan dalam PaCO2 atau penurunan dalam PaO2 R/ menentukan tindakan
yang tepat selanjutnya. 4. Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi, kaji
perlunya CPAP atau PEEP. 5. Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam 6.
Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan peningkatan atau penyimpangan
16. 7. Pantau irama jantung R/ penurunan impuls O2 meningkatkan kontaksi jantung untuk
memenuhi O2 tubuh. 8. Berikan cairan parenteral sesuai pesanan R/Penurunan perfusi jaringan
meningkatkan metabolism sebagai kompensasi terjadinya diaphoresis dan kehilanngan cairan
tubuh. 9. Berikan obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotik, steroid. R/menurunkan
dilatasi bronkus dan reaksi peradangan 10. Evaluasi AKS dalam hubungannya dengan penurunan
kebutuhan oksigen.V. IMPLEMENTASI Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang
ditetapkan dengna memantua hasil sesuai dengna criteria hasil yang diharapkan baik dalam
bentuk data Objektif Maupun Subjektif.VI. EVALUASI A. Frekuensi, irama dan kedalaman
pernapasan normal B. Adanya penurunan dispneu C. Gas-gas darah dalam batas normal D. Bunyi
paru bersih E. Warna kulit normal F. Bunyi paru bersih
17. ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN ASMA BRONKHIALI.
PENGKAJIAN A. Keadaan Umum : Sedang B. Kesadaran : Alert C. TRIAGE : P1 D. Keluhan
Utama: Pernafasan dangkal dan cepat E. Primary Survey 1. Air way : Bronkospasme,
peningkatan mukus 2. Breathing : a. Look : Pergerakan dinding dada ada, retraksi epigastrium,
prnafasan cuping hidung b. Listen : whezhing, stridor c. Feel : Hembusan nafas 3. Circulation :
Teraba nadi carotis, kadang disertai sianosis 4. Disability : Isokor, pupil 6-7, Apatis GCS: E3 V4
M5 F. MASALAH PADA PRIMARY SURVEY 1. Air way : Jalan nafas inefektiv 2. Breathing :
ketidakefektivan pola nafas 3. Circulation : Tacikardi 4. Disability : gelisah, agitasi
18. G. TINDAKAN PADA PRIMARY SURVEY 1. Air way : head tilt & chin lift, finger
swep (tanpa alat), dengan alat (saction), 2. Breathing : mulut ke mulut 3. Circulation : pantau
pulse karotis 4. Disability : posisi semi fowler, menenangkan klien.H. EVALUASI PRIMARY
SURVEY 1. Air way : jalan nafas efektiv, tidak ada sumbatan pada jalan nafas 2. Breathing :
pergerakan dinding dada maksimal, pernafasan cuping hidung menurun. 3. Circulation : nadi
teraba kuat 4. Disability : klien menunjukan respon positif dan rileksI. SECONDARY SURVEY
1. SAMPLE a. Sing & syptomp : Bising mengi ( weezing ) yang terdengar atau tanpa stetoskop,
batuk produktif, sering pada malam hari, sesak nafas, dada seperti tertekan atau Terikat,
pernafasan cuping hidung, retraksi dada. b. Allergy : adanya riwayat alergi debu, bulu binatang,
makanan & obat-obatan c. Medication : penggunaan obat bronkodilator, analgetika &
kortikosteroid d. Past medical history : Adanya riwayat alergi pada alergin, stres emosi
19. e. Last meal : Mengkaji makanan tinggi protein f. Even lead to injury : terpapar dengan
allergen2. NYERI : a. Provokatif : penurunan impuls O2 ke pulmonal b. Quality : nyeri menusuk
c. Regio : thorak d. Severity : nyeri pada angka 3, pada skala 0-5 e. Time : intermitend3. TTV : a.
Tekanan darah : 80 mmHg b. Pulse : bradikardi (< 60x/menit) c. Respiratory rate : tacipneu
(>30 x/ menit) d. Temperature : > 38C4. BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL : a. Nutrisi dan
cairan : Anoreksia, mual muntah, input dan output cairan dan nutrisi. b. Eliminasi : Konstipasi,
deurisis c. Aktivitas : terjadi penurunan ADL akibat kelelahan, ketergantungan dengan keluarga.
d. Istrahat & tidur : Terjadi gangguan pola tidur akibat seringnya terbangun dimalam hari/ pada
saat terjadinya sesak
20. e. Aman nyaman : Nyeri dirasa disekitar dada, menusuk, dan kontinue f. Integritas ego :
Klien menjadi lebih sensitive, dan murung5. PEMERIKSAAN FISIK a. Kepala 1) Deformitas : 2) Contusio : - 3) Abrasi :- 4) Penetrasi :- 5) Burn :- 6) Laserasi :- 7) Sweling :- 8) Inspeksi
adanya hematotimpani, echimosis telinga, tanda adanya Trauma dasar kepala sebagai pencetud
distress pernafasan b. Wajah 1) Deformitas :- 2) Contusio :- 3) Abrasi :- 4) Penetrasi :- 5) Burn :
Bisa ditemukan di daerah fasiais dan servikalis; penyebab gagal nafas 6) Laserasi :- 7) Sweling :-
bagian nafas dengan paten5) Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan
lakukan suction bila ada indikasi R/Penimbunan sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi
perkembangan atelektasis dan infeksi paru6) Peningkatan oral intake jika memungkinkan
R/Peningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum7) Berikan oksigen, cairan IV ;
tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi R/Mengeluarkan sekret dan meningkatkan
transport oksigen8) Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasi R/Dapat berfungsi sebagai
bronchodilatasi dan mengeluarkan secret9) Berikan fisiotherapi dada misalnya : postural
drainase, perkusi dada/vibrasi jika ada indikasi R/ Meningkatkan drainase sekret paru,
peningkatan efisiensi penggunaan otot-otot pernafasan
44. 10) Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin, albuteal dan mukolitik R/ Diberikan
untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan meningkatkan ventilasi2.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan kapiler paru, perubahan tekanan
positif paru ditandai dengan klien mengeluh sesak, mengeluh kelelahan, Analisa gas darah Po2
rendah, Foto thorax tampak edema jaringan pulmonal, tampak sesak, RR>24x/menit Tujuan : Pasien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan nilai ABGs normal Bebas dari gejala distress pernafasan Tindakan : - Kaji status pernafasan, catat peningkatan
respirasi atau perubahan pola nafas R/ Takipneu adalah mekanisme kompensasi untuk
hipoksemia dan peningkatan usaha nafas - Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas
tambahan seperti crakles, dan wheezing R/Suara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada
ditemukan. Crakles terjadi karena peningkatan cairan di permukaan jaringan yang disebabkan
oleh peningkatan permeabilitas membran alveoli kapiler. Wheezing terjadi karena
bronchokontriksi atau adanya mukus pada jalan nafas - Kaji adanya cyanosis R/ Selalu berarti
bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari Hb) sebelum cyanosis muncul. Tanda cyanosis dapat
dinilai pada mulut, bibir yang indikasi adanya hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada
kuku dan ekstremitas adalah vasokontriksi. - Observasi adanya somnolen, confusion, apatis, dan
ketidakmampuan beristirahat R/Hipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium Berikan istirahat yang cukup dan nyaman R/Menyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan
oksigen
45. - Berikan humidifier oksigen dengan masker CPAP jika ada indikasi R/Memaksimalkan
pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan yang sesuai - Berikan pencegahan IPPB
R/Peningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi - Review X-ray dada R/Memperlihatkan
kongesti paru yang progresif - Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik,
bronchodilator dan ekspektorant R/ntuk mencegah ARDSIV. EVALUASI a) Edema pulmonal
berkurang b) Sesak nafas teratasi c) RR<24x/menit d) Pasien tidak mengeluh sesak e) Foto
thorax tampak daerah edema berkurang