Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN SISTEM PENGENDALIAN SEKTOR PUBLIK DAN

AKUNTANSI PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN SEKTOR PUBLIK

Disusun Oleh :
Indhira Ayustina Pangestutie 145020307111016

Tugas Akhir dalam Rangka Memenuhi Ujian Akhir Semester Genap Mata Kuliah
Akuntansi Sektor Publik, Dibimbing Oleh Ibu Wuryan Andayani S.E.,M.Si, Ak.

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga dapat membuat makalah tentang Analisis Transparansi Laporan
Keuangan Sektor Publik dengan baik. Tidak lupa juga mengucap terima kasih
kepada Ibu Wuryan Andayani S.E.,M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan ilmu dan pengarahan
tentang akuntansi keuangan daerah.
Makalah ini bertujuan untuk yang pertama memenuhi tugas akhir semester
sebagai Ujian Akhir Semester (UAS) genap yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Akuntansi Sektor Publik, dan yang kedua memberi
informasi dan penjelasan tentang bagaimana transparansi laporan keuangan di
sektor publik. Tentu banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini sehingga
perlu adanya kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
informasi yang bermanfaat.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini di suatu organisasi selalu ada berbagai macam budaya yang
berbeda-beda. Mulai dari tata tertib, kedisiplinan, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan lembaga pemerintahan sektor publik, misalnya di
Pemerintahan Daerah, juga mempunyai tata tertib dan kebiasaan yang sudah
merupakan peraturan yang harus disepakati dalam menjalankan pengoperasian.
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pemerintahan dibentuk struktur
organisasi agar pembagian tugas dapat terstruktur dengan baik. Tujuan struktur
organisasi juga setiap divisinya mampu mempertangungjawabkan tugasnya.
Dalam sebuah organisasi, untuk mengetahui kinerja perangkat, dalam hal ini
Pemerintah daerah, diperlukan pengevaluasian di setiap akhir periode, evaluasi ini
dapat melalui sistem pengendalian, agar pemerintah daerah dapat memperbaiki
dan memaksimalkan kinerja mereka kedepan. Untuk itu perlu adanya sistem
pengendalian di sektor publik
Adanya suatu pusat pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi satu
atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak serta
mengimplementasikan rencana strategik manajemen puncak. Oleh karena itu,
makalah ini mengambil tema tentang Hubungan Sistem Pengendalian Sektor
Publik dan Pusat Pertanggungjawaban Sektor Publik

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.

Apa pengertian akuntansi pertanggungjawaban sektor publik?


Bagaimana Pemerintah melakukan pusat pertanggungjawaban publik?
Apa manfaat akuntansi pertanggungjawaban sektor publik?
Bagaimana pengendalian sektor publik dapat dilakukan sebagai pusat
pertanggungjawaban publik

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi pertanggungjawaban sektor publik
2. Untuk mengetahui sistem pemerintahan dalam melakukan pusat
pertanggungjawaban publik
3. Untuk mengetahui manfaat akuntansi pertanggungjawaban sektor publik
4. Untuk mengetahui pengendalian sektor publik dapat dilakukan sebagai
pusat pertanggungjawaban publik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban sektor publik


Di dalam suatu organisasi pada level middle-up akan sangat tidak
mungkin sebagai manajer puncak untuk mengendalikan seluruh kegiatan operasi
organisasinya secara perorangan. Untuk mengatasi hal itu diperlukan perangkat
dan sistem yang dapat menjamin dan meyakinkan manajer puncak bahwa
anggota organisasinya dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawab
sesuai dengan keinginan manajer puncak. Manajer puncak tidak perlu lagi
terlibat secara langsung dalam kegiatan operasi organisasi karena telah
mendelegasikan

sebagian

wewenangnya

kepada

para

manajer

pusat

pertanggungjawaban untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan


dalam menjalankan kegiatan operasi organisasi.

Definisi

pusat

pertanggungjawaban

menurut

menurut

Mardiasmo

(2009:46) Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh


manajer yang bertanggung jawab terhadap aktifitas pusat pertanggungjawaban
yang dipimpinnya
Setiap pusat pertanggungjawaban dikepalai oleh seorang manajer pusat
pertanggungjawaban yang mengendalikan unit tersebut, dan berfungsi sebagai
kerangka kerja untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja manajer segmen/ unit.
Untuk tujuan ini, organisasi dibagi-bagi kedalam suatu jaringan pusat
pertanggungjawaban secara individual atau unit-unit organisasional yang terlibat
dalam pelaksanaan suatu fungsi atau sekelompok fungsi yang saling berkaitan.
Suatu organisasi besar seperti pemerintah daerah dapat dianggap sebagai
suatu pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban tersebut dipecahpecah kembali menjadi pusat pertanggungjawaban yang lebih kecil hingga kepada
level pelayanan atau program, misalnya dinas-dinas dan sub-sub dinas. Pusatpusat pertanggungjawaban tersebut biasanya disebut dengan istilah satuan kerja
perangkat daerah (SKPD). SKPD kemudian menjadi dasar perencanaan dan
pengendalian anggaran serta penilaian kinerja pada unit yang bersangkutan. Pusat
pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input berupa tenaga kerja, material
dan sebagainya dan dengan input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output
dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat kualitas dan kuantitas tertentu.
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungjawaban,
karena pusat pertanggungjawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi
dan program-program yang telah diseleksi melalui proses perencanaan strategik.
Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban dibebani tugas untuk melaksanakan program
atau aktivitas tertentu, kemudian melaporkan hasil pencapaian kegiatannya serta
biaya-biaya yang mungkin timbul dari aktivitas tersebut. Program-program dari
tiap-tiap pusat pertanggungjawaban seharusnya mendukung program pusat
pertanggungjawaban pada level yang tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum
organisasi dapat tercapai.

Akuntansi pertanggunjawaban berdasarkan pada pemikiran bahwa seorang


manajer harus dibebani tanggung jawab atas prestasinya sendiri dan prestasi
bawahannya.

Konsep

akuntansi

pertanggungjawaban

menjadi

pedoman

departemen akuntansi untuk mengumpulkan, mengukur, dan melaporkan prestasi


sesungguhnya. Definisi akuntansi pertanggungjawaban menurut Robert N.
Anthony dan Vijay Gonvindarajan (2002:60) Sebuah sistem akuntansi yang
dirancang bagi sebuah organisasi sedemikian rupa

sehingga

biaya-biaya

dikumpulkan dan dilaporkan sesuai dengan tingkat pertanggungjawaban


dalam organisasi.
Sedangkan

menurut

Hansen

dan

Mowen

(2005:116)

akuntansi

pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai


oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh
para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.
Adanya suatu pusat pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi satu
atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak serta
mengimplementasikan rencana strategik manajemen puncak.
2.1.1 Jenis -jenis pusat pertanggungjawaban
Secara garis besar pusat pertanggungjawaban dibedakan menjadi:
a.

Pusat Biaya.

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana prestasi manajernya


dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Manajer pusat biaya akan diukur
kinerjanya berdasarkan efisiensi dan efektifitasnya dalam penggunaan biaya
dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan.
b.

Pusat Pendapatan

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya


dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Semakin tinggi pendapatan maka
kinerja pusat pertanggungjawaban ini semakin baik.

c.

Pusat laba

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input


(expense) dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Jadi manajer pusat laba
dinilai kinerjanya berdasarkan efisiensi mereka dalam menghasilkan pendapatan
dan mengendalikan biaya.
d.

Pusat investasi

Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi


manajernya diukur atas dasar laba yang diperoleh dikaitkan dengan investasi
yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan dengan baik jika terdapat
kondisi-kondisi sebagai berikut:
a.

Luas wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan harus

ditentukan dengan baik melalui struktur organisasi.


b.

Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan serta dalam

penentuan tujuan yang digunakan untuk mengukur prestasinya.


c.

Manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha untuk mencapai

tujuan yang ditentukan untuknya dan untuk pusat pertanggungjawabannya.


Untuk dapat berfungsi secara memadai, pusat pertanggungjawaban harus
sesuai dengan desain dan struktur organisasi. Struktur organisasi harus dianalisis
terhadap kelemahan-kelemahan dalam pendelegasian wewenang agar tanggung
jawab yang didelegasikan tidak tumpang tindih. Pendekatan pendekatan yang
digunakan untuk mendesain struktur organisasi dan pembebanan tanggung jawab
bervariasi dari setiap organisasi, tergantung pada pemilihan dan gaya
kepemimpinan manajemen puncak.
Manajer pusat pertanggungjawaban sebagai budget holder memiliki
tanggung jawab untuk merealisasikan anggaran. Anggaran disusun sebagai alat

untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar


tidak terjadi bias atau penyimpangan. Manajer pusat pertanggungjawaban harus
dilibatkan dalam penyusunan anggaran mengingat mereka inilah yang lebih dekat
dan berhubungan langsung dengan aktivitas pelayanan kepada masyarakat.
Keberadaan

departemen

anggaran

dan

komite

anggaran

pada

pusat

pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya anggaran yang


efektif. Ketika penyusunan anggaran telah dilakukan maka tugas manajer
pertanggungjawaban adalah untuk merealisasikan kegiatan program dan anggaran
tersebut.

2.1.2

Manfaat informasi akuntansi pertanggungjawaban

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu tipe


informasi akuntansi manajemen. Jika membahas tentang akuntansi penuh, maka
informasi akuntansi dihubungkan dengan objek informasi berupa produk, aktivitas
atau unit organisasi. Sedangkan dalam membahas informasi akuntansi
pertanggungjawaban, maka informasi dihubungkan dengan wewenang yang
dimiliki oleh tiap-tiap manajer. Menurut Mulyadi (2001:18) informasi akuntansi
pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan dan atau biaya yang
dihubungkan

dengan

pertanggungjawaban

manajer
tertentu.

yang
Informasi

bertanggungjawab
akuntansi

atas

pusat

pertanggungjawaban

merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena


informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan
manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaanya.
Informasi ini dapat berupa informasi historis yang berupa aktiva, pendapatan, dan
atau biaya masa lalu, dan dapat pula berupa informasi masa yang akan datang.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang akan
datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Sedangkan informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai penilai
kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan sebagai pemotivasi manajer.

a. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Dasar Penyusunan


Anggaran.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses
penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan
sebagian aktivitas. Dalam pencapaian sasaran perusahaan, ditetapkan pula
sumber

daya

yang

disediakan

bagi

pemegang

peran

tersebut

untuk

memungkinkannya melaksanakan perannya. Sumber daya yang disediakan untuk


memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan
tersebut diukur dengan satuan moneter standar berupa informasi akuntansi. Oleh
karena itu, penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi
akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai nilai sumber daya yang
disediakan. bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian sasaran
yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. Dengan demikian, anggaran berisi
informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur nilai sumber daya yang
disediakan selama tahun anggaran bagi manajer yang diberi peran untuk mencapai
sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran, informasi akuntansi
pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat pengirim peran (role sending device)
kepada manajer yang diberi peran dalam pencapaian sasaran perusahaan.
b. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilai Kinerja Manajer
Pusat Pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting
dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi karena informasi
tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk
merencanakan pendapatan atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya,
kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan atau biaya tersebut
menurut area pertanggungjawabannya. Dengan demikian, informasi akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer
dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer
tersebut dalam mencapai sasaran organisasi. Manajer yang telah memiliki persepsi

yang jelas mengenai peran yang tercantum dalam anggarannya, akan diukur
kinerjanya

(yang

merupakan

pelaksanaan

peran)

berdasarkan

informasi

pertanggungjawabannya. Mengapa demikian karena dalam proses penyusunan


anggaran, setiap manajer diberi peran untuk mencapai sebagian sasaran
perusahaan. Untuk memungkinkan pelaksanaan peran tersebut, ke tangan setiap
manajer yang diberi peran dialokasikan berbagai sumber daya yang diukur dalam
satuan uang. Dengan demikian, pelaksanaan peran berarti konsumsi berbagai
sumber daya yang harus diukur dengan satuan uang pula. Informasi akuntansi
yang dihubungkan dengan manajer yang memiliki peran digunakan untuk
mengukur kinerja setiap manajer. Informasi akuntansi demikian disebut dengan
informasi akuntansi pertanggungjawaban.
c. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Pemotivasi Manajer
Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar
dan bertujuan (Mulyadi 2001). Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk
mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar
dan bertujuan. Menurut Porter-Lawler (Mulyadi 2001). Motivasi untuk orang
dipengaruhi oleh nilai penghargaan dan kemungkinan usahanya akan diberi
penghargaan. Orang akan memiliki motivasi untuk berusaha jika ia memiliki nilai
penghargaan yang tinggi atau jika ia berkeyakinan bahwa suatu kinerja akan
diberi penghargaan tinggi

2.1.3
Teori pertanggungjawaban publik
1. Makna istilah pertanggungjawaban Publik
Pertanggungjawaban sering digunakan sebagai sinomin kata akuntabilitas,
penyelenggaraan, tanggungjawab, blameworthiness, kewajiban, dan istilahistilah lain yang berhubungan dengan harapan pemberian tanggungjawab
Istilah akuntabilitas dimaknai sebagai keajiban untuk menyampaikan
pertanggungjawaban, menerangkan kinerja, dan tindakan seseorang/ badan
hukum/ pimpinan kolektif atau organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban

a. Dalam

organisasi

sektor

publik,

pertanggungjawaban

adalah

pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan dari para pemimpin atau


pengelola organisasi sektor publik kepada pihak yang memiliki
kepentingan (stakeholder) serta masyarakat. Contoh, pada organisasi
pemerintah, akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atas tindakan
dan keputusan pihak pelaksana (eksekutif) kepada perwakilan rakyat
(legislatif) serta masyarakat secara umum.
b. Dalam peran kepemimpinan, pertanggungjawaban diartikan sebagai
pengakuan dan pengambilalihan tanggung jawab atas tindakan, hasil,
keputusan, dan kebijakan yang mencakup administrasi, implementasi,
penguasaan dalam ruang lingkup peran atau posisi ketenagakerjaan, serta
mencakup

kewajiban

untuk

melaporkan,

menjelaskan,

dan

mempertanggungjawabkan konsekuensi dari apa yang telah dihasilkan.


Teori terkait Kekuasaan dalam Pertanggungjawaban Publik
Kekuasaan dimaknai sebagai upaya seseorang atau kelompok untuk
memengaruhi orang lain agar sesuai dengan tujuan dan keinginan orang yang
berkuasa. Berikut makna kekuasaan menurut beberapa pemikiran para ahli :
1. Filsuf Noccolo Machiavelli (1469-1527) : kekuasaan merupakan sesuatu
yang

harus

diraih,

kemudian

dipertahankan,

dan

dalam

mempertahankannya seorang penguasa perlu dicintai dan ditakuti


warganya, karena ia tidak datang begitu saja.
2. Foucault (Haryatmoko, 2004 : 217) : melihat kekuasaan sebagai seluruh
tindakan yang menekan dan mendorong tindakan-tindakan lain melalui
rangsangan, persuasi, dll.
Pemeliharaan kekuasaan
Kekuasaan pimpinan dapat terancam akibat memberikan perintah yang sulit
dilakukan, perlakuan yang tidak adil, kegagalan menyampaikan nilai terhadap
agen, dll.
SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK

Sistem petanggungjawaban publik pada organisasi publik bergantung pada


sistem pemerintahan yang diterapkan. Dalam hal ini, pemerintah berkenaan
dengan sistem, fungsi. Cara pembuatan, kegiatan, urusan, atau tindakan
memerintah yang dielenggarakan oleh pemerintah dalam arti luas (semua lembaga
negara) maupun dalam arti sempit ( presiden beserta jajaran atau aparaturnya)
Secara luas, sistem pemerintahan menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku, menjaga fondasi pemerintahan, dan lain-lain. Secara sempit, sistem
pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan negara.
2.2 PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat
dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal.
Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang
meliputi: (1) perumusan strategi (strategy formulation), (2) perencanaan strategik
(strategic planning), (3) penganggaran, (4) operasional (pelaksanaan anggaran),
dan (5) evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui
komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda
management by walking around. Sistem pengendalian manajemen hendaknya
dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu
keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat
dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor
informal. Faktor pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian
manajemen, sistem aturan (rules of the game), dan reward & punishment system.
Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor
pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya etos kerja dan loyalitas
karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi
(organitation culture), gaya manajemen (management style), dan gaya
komunikasi(communication style).

Perumusan strategi (Strategy Formulation)


Perumusan strategi adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran,
target (outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi
merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top management).
Perumusan strategi dapat bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
Perumusan strategi yang dihasilkan dari proses perumusan srategi merupakan
strategi global (makro) atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy.
Strategi makro tersebut kemudian dijabarkan (break down) menjadi strategi lebih
mikro dalam bentuk program-program, kegiatan, atau proyek.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam
mencapai tujuan organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan
menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat). Analisis
SWOT dikembangkan dengan menganalisis faktor internal oragnisasi yang
menjadi kekuatan

dan

kelemahan

organisasi

(care competence) dan

memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan peluang. Berdasarkan


analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas
lima komponen dasar, yaitu:

Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh


manajemen eksekuitf organisasi dan memberikan rerangka pengembangan
strategi serta target yang akan dicapai.

Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan


pengukuran (assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan
terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan
strategi organisasi.

Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan


mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.

Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.

Implementasi dan pengendalian rencana strategik.

Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk


memfasilitasi proses perumusan strategi, yaitu:
1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik.
2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi.
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi.
4. Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
5. Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)

Perencanaan Strategik (Strategic Planning)


Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik (strategic
plannig). Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program,
aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan
jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan
proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalahproses
menentukan

bagaimana

mengimplementasikan

strategi

tersebut.

Hasil

perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik. Perencanaan strategik


merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk program-program.

Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi


Perencanaan strategik sangat penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan
strategik bagi organisasi, antara lain:
1. Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektf,
2. Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi
yang telah ditetapkan,
3. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya
yang optimal (efektf dan efisien),
4. Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term
action),
5. Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi
secara lebih jelas, dan
6. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi
antara manajer puncak dengan manajer level bawahnya. Adanya komunikasi ini
akan memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer
level bawah mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan. Hal ini akan mendorong terwujudnya goal congruence.
Mengubah Perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan
strategik perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Maka dari
itu, perencanaan strategik harus didukung oleh hal-hal berikut:
1. Struktur pendukun, baik secara majerial maupun political will;
2. Proses dan praktik implementasi di lapangan; dan

3. Kultur organisasi.
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Oleh
karena itu, perlu dilakukan restrukturisasi dan reoragnisasi (institutional reform)
agar selaras dengan strategi dan desain sistem pengendalian manajemen.
Restrukturisasi tersebut didasarkan pada prinsip:
1. Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas
untuk mencapai strategi yang efektif.
2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan
arahan kebijakan hingga level bawah.
3. Dewan

bertanggung

jawab secara

kolektif

untuk

merencanakan

strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai kinerja
manajemen (eksekutif).
Perencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan sistem pengendalian
tidak sesuai dengan strategi. Harus ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab,
pendelegasian wewenang dan tugas. Selain itu harus didukung dengan adanya
regulasi keuangan, pengendalian personel, dan manajemen kompensasi yang jelas
dan fair.
Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor
publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada
sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politk dalam
proses penganggaran.

Peniliaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang
merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan
sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian
kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward & punishment.
Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan hukuman (punishment) digunakan
sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.

SIKLUS PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK


Dalam mewujudkan akuntabilitas dalam organisasi sektor publik, diperlukan
siklus sbb :
1. Penetapan Regulasi Pertanggungjawaban pimpinan organisasi
Tahapan pertama dalam siklus pertanggungjawaban sektor publik adalah
menetapkan aturan yang terkait dengan pertanggungjawaban pimpinan
organisasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
2. Pembentukan
dan
penerbitan
SK
tim
penyusun

laporan

pertanggungjawaban organisasi
Pada tahap ini, akan dibentuk tim yang terdiri dari individu-individu yang
kompeten di bidangnya, yang akan menyusun pertanggungjawaban dari
kegiatan dan program yang telah dilaksanakan organisasi sektor publik
selama satu periode
3. Penyusunan draft laporan pertanggungjawaban organisasi
Tim penyusun harus jeli dan teliti agar tidak ada kesalahan atau hal-hal
yang seharusnya dilaporkan untuk dipertanggungjawakan justru tidak
tercantum dalam draft laporan pertanggungjawaban
4. Pembahasan draft laporan pertanggungjawaban organisasi dengan
pimpinan organisasi
Tiba saatnya bagi tim penyusun laporan pertanggungjawaban untuk
membahas draft tersebut. Hal ini sebagai tindakan koreksi dan evaluasi
agar draft laporan pertanggungjawaban yang diuat sudah mencantumkan
segala sesuatu yang akan dipertanggungjawabkan
5. Penyelesaian laporan pertanggungjawaban organisasi

Berdasarkan draft yang telah disepakati, tim penyusunan kemudian


melengkapi draft tersebut sampai menjadi laporan pertanggungjawaban
akhir yang siap diajukan guna dipertanggungjawabkan
6. Pengajuan laporan pertanggungjawaban organisasi
Pemaparan/pembacaan laporan pertanggungjawaban organisasi oleh
pimpinan organisasi. Pimpinan/ kepala organisasi membacakan dan
memaparkan isi dari laporan pertanggungjawaban tersebut
7. Penilaian dan rekomendasi atas laporan pertanggungjawaban organisasi
8. Penerbitan laporan pertanggungjawaban organisasi
TEKNIK PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK
1. Teknik penyusunan pelaporan pertanggungjawaban Publik
(1) Metode kuantitatif
Awalnya, kajian tentang laporan keuangan pertanggungjawaban publik
diwarnai dengan karakter normatif dan kurang bersifat empiris. Namun
selanjutnya, karakteristik tersebut berubah seiring perkembangan metodemetode yang digunakan.
(a) Metode Analisis Isi
Metode analisis isi berkembang menjadi sbb :
Karakter Ojektif : berkenaan dengan definisi yang jelas mengenai
kategori-kategori pesan terkait hal-hal yang dipertanggungjawabkan,
sehingga apabila diterapkan metode dengan kategori yang sama akan

memperoleh hasil yang sama.


Sifat Sistematis : ini adalah prosedur yang diterapka untuk semua
isi/pesan pertanggungjawaban dari bagian awal sampai akhir, dibuat

hingga semua pesan yang relevan benar-benar dapat dianalisis


Kuantitatif : gambaran isi laporan pertanggungjawaban yang disajikan
dengan dukungan data yang terkuantifikasi berupa angka atau blangan.
Karakter ini berkenaan dengan pesan berupa data dalam laporan
pertanggungjawaban yang bersifat eksplisit atau nampak (manifest).

Contoh kegiatan metode analisis isi adalah menganalisis keseluruhan isi


laporan pertanggungjawaban publik.
(b) Metode Survei
Metode survei memiliki kelebihan, yaitu mampu mengumpulkan data
secara besar-besaran dengan mengakses sebagian populasi sebagai sampel
dengan cara tertentu sehingga dapat dikatakan mewakili seluruh populasi.

Variabelnya meliputi pemberitaan media, pola penggunaan media, status


ekonomi-sosial, tingkat kepuasan, persepsi, sikap, dan lain-lain.
Contoh : survei dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti
mengedarkan kuisioner secara langsung, melalui surat, telepon, ataupun
email.
(c) Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode kuantitatif yang banyak digunakan
dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban, terutama yang terkait
dengan pengaruh isi laporan pertanggungjawaban
Contoh : menyusun laporan pertanggungjawaban berdasarkan data yang
berasal dari hasil kuisioner secara langsung, telepon, surat, dan emai, atau
hasil dari uji laboratorium
(2) Metode Kualitatif
Metode ini memiliki kekuatan sebagai alat pengumpulan data yang
melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala
yang terjadi
Metode wawancara, dapat dilakukan berupa percakapan informal

dengan pedoman wawancara


Metode Observasi, dilakukan dengan pengamatan untuk melacak

secara sistematis
Metode Focus Group Discussion, metode ini digunakan untuk
melacak hal-hal tertentu yang ingin ditonjolkan atau menjadi prioritas
bagi publik, selain itu juga terkait dengan pengutaraan, penekanan,

pengulangan, dan pemberian penjelasan panjang lebar.


Metode Analisis Semiotik
Analisis semiotik adalah metode untuk menganalisis dan memberikan
makna terhadap tanda yang ada pada suatu sistem pesan komunikasi.
Pesan ini bisa disampaikan melalui tayangan televisi, karikatur media
cetak, film, sandiwara radio, iklan dsb. Tujuannya untuk melacak
makna yang dbawa oleh teks dalam laporan pertanggungjawaban yang
berupa

tanda-tanda.

pemaknaan/intrepetasi

Fokus

analisis

ini

terhadap

tanda

dalam

adalah
teks

pada
laporan

pertanggungjawaban
(3) Metode Gabungan Kuantitatif-Kualitatif
Contoh metode gabungan kuantitatif-kualitatif adalah survei melalui
wawancara, analisis isi melalui wawancara, dan analisis semiotik melalui

wawancara.

Contoh

kegiatan

dalam

penyusunan

laporan

pertanggungjawaban dengan metode gabungan kuantitatif-kualitatif adalah


menyusun laporan pertanggungjawaban berdasarkan data-data yang
berasal dari perpaduan antara hasil penyebaran kuisioner secara langsung
kepada resonden.
CONTOH PERTANGGUNGJAWABAN DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
a. Pemerintah Pusat
Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara,
pemerintah pusat mengeluarkan Laporan Realisasi APBN, seperti kutipan
ini, mengenai realisasi anggaran pendapatan negara dan hibah pemerintah
pusat
b. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah dalam menyusun akuntabilitasnya harus transparan dan
dapat menyediakan informasi tentang pengelolaan keuangan daerah secra
luas, sehingga muda diakses, diketahui, dan dievaluasi oleh pihak-pihak
yang berkepentingan serta masyarakat luas.
Akuntabilitas dan transparansi merupakan syarat utama bagi terciptanya
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokratis. Transparansi
oleh pemerintah berupa tersedianya sarana akses bagi rakyat, kemauan
untuk merespons secara ikhlas, jujur, dan sopan. Transparansi masyarakat
berupa umpan balik terhadap kinerja instansi pemerintah. Namun banyak
faktor yang menyebabkan hal tersebut belum banyak terealisasi, seperti
halnya moral baik yang ditinggalkan, sehingga memunculkan kebiasaan
untuk korupsi, kolusi, nepotisme, penyalahgunaan wewenang, lemahnya
pengawasan, dan tidak memenuhi aturan hukum.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pertanggungjawaban sangat berkaitan dengan sistem pengendalian.
Dalam sektor publik, Pemerintah Daerah dapat disebut sebagai pusat
pertanggungjawaban. Sistem pengendalian baik secara finansial maupun nonfinansial, berfungsi untuk mengukur kinerja perangkat daerah, sebagai evaluasi,
dan perbaikan. Untuk finansial dapat diukur dengan melihat laporan posisi
keuangan, yang kemudian ditujukan untuk laporan pusat pertanggungjawaban.
3.2 Kritik dan Saran
Dalam menyusun makalah ini tentunya terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Makalah ini perlu kritik dan saran dari pembaca agar dapat menyusun
makalah lebih baik untuk selanjutnya.

Daftar Pustaka

Darise, Nurlan. 2008.Akuntansi Keuangan Daerah.Jakarta. Indeks


Andayani, Wuryan. 2007.Akuntansi Sektor Publik. Malang.Bayumedia
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Erlangga
https://santigustiani.wordpress.com/2009/10/30/sistem-pengendalian-manajemensektor-publik/
http://yustus09.blogspot.co.id/2012/05/akuntansi-pertanggungjawaban-sektor.html

Anda mungkin juga menyukai