96 184 1 SM PDF
96 184 1 SM PDF
1.
2.
3.
Student of Nutrition Science Study Program of Health Faculty, Respati University Yogyakarta.
Lecturer of Nutrition Science Study Program of Health Faculty, Respati University Yogyakarta
Lecturer of Nutrition Science Study Program of Health Faculty, Respati University Yogyakarta
PENDAHULUAN
Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang
akan datang ditentukan oleh keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian yang
serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja
yangproduktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Aryani, 2010).
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang
pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa
remaja akan mempengaruhi kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi. Pertumbuhan yang pesat dan masa
pubertas pada masa remaja tergantung pada berat dan komposisi tubuh seseorang.Ini menunjukkan bahwa status gizi
memegang peranan penting dalam menentukan status kematangan fisiologis seseorang.Status gizi dibawah normal
atau adanya penyakit kronis dapat menghambat pubertas (Aryani, 2010).
Survei Depkes tahun 1997 terhadap 600 ribu anak SD di 27 propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa
anak sekolah yang mengalami gangguan masalah kurang gizi berkisar antara 13,6%-43,7%. Masalah kekurangan
gizi pada usia SD terlihat dengan prevalensi kekurangan energi protein di Indonesia pada siswa SD/MI sebesar
30,1%. Sedangkan prevalensi anemia besi mencakup sekitar 25-40%. Besarnya prevalensi gangguan pertumbuhan
pada siswa SD/MI di Indonesia sebesar 32% di pedesaan dan 18% di wilayah perkotaan (Soekirman, 2000).
Hasil Riskesdas tahun 2007, diketahui Prevalensi nasional Anak Usia Sekolah (usia 6-14 tahun) yang status
gizi kurus (laki-laki) adalah 13,3%, sedangkan prevalensi nasional status gizi Anak Usia Sekolah kurus (perempuan)
adalah 10,9%. Prevalensi nasional Anak Usia Sekolah gemuk (laki-laki) adalah 9,5%, sedangkan prevalensi nasional
Anak Usia Sekolah gemuk (perempuan) adalah 6,4% (Anonim, 2007).
Siswa SMP digolongkan dalam anak remaja.Selera makan yang begitu besar selama masa remaja harus
dipenuhi dengan makanan yang bergizi baik dan seimbang. Diet yang terdiri atas beranekaragam jenis makanan
akan memastikan kecukupan gizi anak remaja (Waryana, 2010).
Asupan zat-zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara kebutuhan atau kecukupan akan
menimbulkan masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Sulistioningsih, 2011).
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
apakah ada hubungan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak dengan status gizi remajadi SMP N 1 Kokap,
Kabupaten Kulon Progo.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah : Apakah ada hubungan asupan energi,
karbohidrat, protein dan lemakdengan status gizi remaja di SMPN 1 Kokap?
Tujuan Penelitian
untuk mengetahui apakah ada hubungan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemakdengan status gizi
remaja di SMPN 1 Kokap.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatancross sectional yaitu melakukan pengukuran
dalam waktu yang sama baik pada variabel bebas maupun variabel terikat.
Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih secara accidental sampling : mengambil responden yang kebetulan ada di
suatu tempat atau keadaan tertentu (Riyanto, 2011).
Besar Sampel
Ditentukan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus.
Rumus :
Rumus besar sampel (diketahui jumlah populasi) :
n = besar sampel
N = besar populasi
Z = nilai sebaran normal baku (tingkat kepercayaan 95% = 1,96)
P = proporsi kejadian (0,50)
d = besar penyimpangan 0,1.
n=
= 79,83 = 80orang.
Parameter :
Klasifikasi tingkat kecukupan energi sebagai berikut (WNPG, 2004):
Baik : 80 110 % AKG
Kurang : <80% AKG
Lebih : > 110% AKG
Skala : Ordinal
b.
Asupan karbohidrat
Adalah jumlah total karbohidrat yang bersumber dari makanan dan minuman yang dikonsumsi,
yang diperoleh dari survei konsumsi menggunakan metode food recall 24 jam, kemudian dibandingkan
dengan AKG dan dikalikan 100%.
Parameter :
Klasifikasi tingkat kecukupan karbohidrat sebagai berikut (WNPG, 2004):
Baik : 80 110 % AKG
Kurang : <80% AKG
Lebih : > 110% AKG
Skala : Ordinal
c.
Asupan protein
Adalah jumlah total protein, yang bersumber dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, yang
diperoleh dari survei konsumsi menggunakan metode food recall 24 jam, kemudian dibandingkan dengan
AKG dan dikalikan 100%.
Parameter :
Klasifikasi tingkat kecukupan protein sebagai berikut (WNPG, 2004):
Baik : 80 110 % AKG
Kurang : <80% AKG
Lebih : > 110% AKG
Skala : Ordinal
d.
Asupan lemak
Adalah jumlah total lemak, yang bersumber dari makanan yang dikonsumsi, yang diperoleh dari
survei konsumsi menggunakan metode food recall 24 jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan
dikalikan 100%.
Parameter :
Klasifikasi tingkat kecukupan lemak sebagai berikut (WNPG, 2004):
Baik : 80 110 % AKG
Kurang : <80% AKG
Lebih : > 110% AKG
Skala : Ordinal
Kurus jika nilai ambang batas (Z-Scores) -3 SD sampai dengan < -2 SD.
b.
c.
Skala : ordinal.
HASIL PENELITIAN
1.
Karakteristik Responden
Responden penelitian adalah pelajar kelas VII SMPN 1 Kokap, Kulon Progo sebanyak 126
orang.Adapun distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Usia (tahun)
10-12
13-15
n
62
64
%
49.2
50.8
23
103
18.3
81.7
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan laki-laki. Rata-rata usia responden 13-15 tahun.
Rata-rata tinggi badan anak Indonesia dalam tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk kelompok
usia 13-15 tahun yaitu 156 cm untuk laki-laki dan 153 cm untuk perempuan dan rata-rata berat badan kelompok
usia yang sama yaitu 45 kg untuk laki-laki dan 48 kg untuk perempuan, sedangkan rata-rata tinggi badan dan
berat badan responden dapat dilihat pada tabel 4.
Karakteristik berdasarkan rata-rata tinggi badan dan berat badan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rata-Rata Tinggi Badan dan Berat Badan Responden
x SD
Min
Tinggi Badan (cm)
Laki-laki
145.17.3
132
Perempuan
144.36.7
127
Berat Badan (kg)
Laki-laki
37.48.4
25
Perempuan
37.99.1
22
Maks
166
160
64
68
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata tinggi badan responden laki-laki dan perempuan dalam
kelompok usia 13-15 tahun termasuk pendek karena berada dibawah rata-rata tinggi badan anak Indonesia pada
umumnya seperti yang tertera dalam tabel AKG. Rata-rata berat badan responden laki-laki termasuk kategori
normal karena sesuai dengan rata-rata berat badan anak Indonesia pada umumnya seperti yang tertera dalam
tabel AKG, sedangkan untuk responden perempuan rata-rata berat badannya termasuk kurus karena berada
dibawah rata-rata berat badan anak Indonesia pada umumnya seperti yang tertera dalam tabel AKG.
2.
Analisis Univariat
a.
Status Gizi
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui bahwa responden penelitian yang
mempunyai status gizi kurus sebanyak 17 orang (13.5%) dan yang mempunyai status gizi normal sebanyak
109 orang. Menurut jenis kelamin, dapat diketahui bahwa persentase responden perempuan dengan status
gizi kurus banyak jumlahnya dibandingkan dengan responden laki-laki, sedangkan responden dengan status
gizi normal lebih banyak pada laki-laki. Sedangkan berdasarkan umur, yang memiliki presentase terbesar
yaitu responden usia 13-15 tahun dengan status gizi normal yaitu sebanyak 90 orang (87.4%).
b.
Asupan Energi
Dari hasil recall 24 jam selama 3 hari terpisah dapat diketahui bahwa paling banyak responden
mempunyai asupan energi kurang yaitu 75 orang (59.5%) sedangkan yang lainnya mempunyai asupan baik
yaitu 51 orang (40.5%). Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden dengan asupan energi
kurang persentase terbesar terdapat pada laki-laki sedangkan responden dengan asupan energi baik
persentase terbesar terdapat pada responden perempuan.
c.
Asupan Protein
Hasil recall menunjukkan responden dengan asupan protein kurang mempunyai jumlah terbesar
yaitu sebanyak 61 orang (48.4%) dan asupan protein baik yaitu sebanyak 65 orang (51.6%). Berdasarkan
jenis kelamin diketahui bahwa asupan protein kurang persentase terbesar terdapat pada responden laki-laki
sedangkan asupan protein baik persentase terbesar terdapat pada reponden perempuan.
d.
Asupan Lemak
Hasil recall menunjukkan responden dengan asupan lemak kurang mempunyai jumlah terbesar
yaitu sebanyak 75 orang (59.5%) dan yang mempunyai asupan baik sebanyak 51 orang
(40.5%).Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa asupan lemak kurang persentase terbesar terdapat pada
responden laki-laki sedangkan asupan lemak baik dan lebih persentase terbesar terdapat pada responden
perempuan.
e.
Asupan Karbohidrat
Hasil recall menunjukkan responden dengan asupan karbohidrat kurang mempunyai jumlah
terbesar yaitu sebanyak 94 orang (74.6%), yang asupannya baik sebanyak 32 orang (25.4%), sedangkan
berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden dengan asupan karbohidrat kurang persentase
terbesar terdapat pada responden laki-laki sedangkan pada asupan karbohidrat baik persentase terbesar
terdapat pada responden perempuan.
3.
Analisis Biavariat
a.
b.
Asupan Energi
Status Gizi
Kurang
Baik
Jumlah
Kurus
n
%
10
58.8
7
41.2
17
100
Total
Normal
n
%
65
59.6
44
40.4
109
100
n
75
51
126
p value
%
59.5
40.5
100
0.57
c.
Status Gizi
Kurus
n
%
Kurang
10 58.8
Baik
7
41.2
Jumlah
17 100
Asupan Lemak dengan Status Gizi
Total
Normal
n
%
51
46.8
58
53.2
109
100
n
61
65
126
p value
%
48.4
51.6
100
0.25
Hasil uji statistik menggunakan Chi Square dengan = 0.05, diperoleh nilai p = 0,42. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi.
Tabel 5.Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Lemak dan Status Gizi.
Asupan Lemak
Kurang
Baik
Jumlah
Status Gizi
Kurus
n
%
11 64.7
6
35.3
17 100
Total
Normal
n
%
64
58.7
45
41.3
109 100
n
75
51
126
p value
%
59.5
40.5
100
0,42
d.
Status Gizi
Kurus
n
%
13 76.5
4
23.5
17 100
Total
Normal
n
%
81
74.3
28
25.7
109 100
n
94
32
126
p value
%
74.6
25.4
100
0.55
PEMBAHASAN
1.
10
2.
Dilihat dari karakteristik tinggi badan, rata-rata tinggi badan responden termasuk dalam kategori
pendek jika dibandingkan dengan rata-rata tinggi badan anak Indonesia yang terdapat dalam tabel AKG.Hal ini
menunjukkan keadaan gizi masa lalu yang tidak baik, karena menurut Waryana (2010), seseorang yang
tergolong pendek tidak sesuai umur kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik.
Belum diketahui secara pasti faktor yang menyebabkan tidak terdapat hubungan antara asupan zat gizi
dengan status gizi, tetapi menurut Soekirman (2000) menyebutkan status gizi adalah keadaan kesehatan akibat
interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia, sedangkan menurut Almatsier (2001),
bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada
tingkat setinggi mungkin.
3.
11
KESIMPULAN
Tidak terdapat hubungan asupan energi dan status gizi (p > 0.05).Tidak terdapat hubungan asupan protein
dan status gizi (p > 0.05).Tidak terdapat hubungan asupan lemak dan status gizi (p > 0.05).Tidak terdapat hubungan
asupan karbohidrat dan status gizi (p > 0.05).Dengan demikian Ho diterima.
SARAN
1.
Bagi responden penelitian, lebih memperhatikan pola makan gizi seimbang dan membiasakan diri untuk
sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.
2.
Bagi tenaga kesehatan di Kecamatan Kokap, lebih meningkatkan sosialisasi tentang gizi pada remaja untuk
meningkatkan pengetahuan remaja tentang gizi untuk mengurangi terjadinya masalah gizi dalam kehidupan
remaja.
3.
Bagi peneliti lain, melakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel lain yang mempengaruhi asupan dan status
gizi serta menggunakan metode rancangan penelitian yang berbeda seperti studi prospektif untuk mengikuti
perkembangan status gizi pelajar atau studi restrospektif untuk mencari tahu tentang latar belakang asupan
energi yang kurang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Anonim.(2007). Internet.Laporan Nasional Riskesdas 2007.Jakarta :http://www.k4health.org.pdf
Aryani, Ratna (Editor). (2010). Kesehatan Remaja : Problem Dan Solusinya, Jakarta : Salemba Medika.
Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Nuha Medika.
Soekirman.(2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 1999/2000, Jakarta.
Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Waryana, (2010).Gizi Reproduksi,Yogyakarta : Pustaka Rihama
Yuliansah, Deny. (2007). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Remaja Putri Di Sekolah Menengah
Umum Negeri Toho Kabupaten Pontianak. S.Gz. Skripsi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.