Chapter II - 4 PDF
Chapter II - 4 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kalsium
2.1.1 Kalsium Sebagai Mineral Makro
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,
yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Di dalam tubuh manusia terdapat
kurang lebih 1 kg kalsium (Granner, 2003). Dari jumlah ini, 99% berada di dalam
jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit
{(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Kalsium tulang berada dalam keadaan seimbang dengan
kalsium plasma pada konsenterasi kurang lebih 2,25-2,60 mmol/l (9-10,4
mg/100ml).
Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak
mengendap karena unsur makanan lain, seperti oksalat.
Sebaliknya, bila
Lemak
serealia, membentuk kalsium fosfat yang juga tidak dapat larut sehingga tidak
dapat diabsorpsi (Almatsier, 2004).
berjalan atau pada orang yang kurang bergerak karena sakit atau terbaring dalam
waktu lama dapat menyebabkan kehilangan kalsium tulang 0,5 % setiap bulan dan
mengurangi kemampuan untuk menggantinya (Guthrie&Picciano, 1995).
mempunyai
peran
penting
didalam
tubuh,
yaitu
dalam
pembentukan tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan
ekstraselular dan intraselular, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah, dan menjaga permebilitas membran sel. Selain itu, kalsium
juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (FKM UI,
2007).
Pembentukan tulang
Almatsier (2004) menyebutkan bahwa kalsium dalam tulang mempunyai
dua fungsi : (a) sebagai bagian integral dari struktur tulang, (b) sebagai tempat
menyimpan kalsium.
Proses pembentukan tulang dimulai pada awal perkembangan janin, dengan
membentuk matriks yang kuat, tetapi masih lunak dan lentur yang merupakan
cikal bakal tulang tubuh. Matriks yag merupakan sepertiga bagian dari tulang
terdiri atas serabut yang terbuat dari kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin.
Segera setelah lahir matriks mulai menjadi kuat dan mengeras melalui proses
kalsifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral yang mengandung senyawa
kalsium. Kristal ini terdiri atas kalsium fosfat atau kombiasi kalsium fosfat dan
kalsium hidroksida dinamakan hidroksiapatit {(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}.
Karena
kalsium merupakan mieral yang utama dalam ikatan ini, keduanya harus berada
dalam jumlah yang cukup di dalam cairan yang mengelilingi matriks tulang.
Batang tulang yang merupakan bagian keras matriks mengandung kalsium, fosfat,
magnesium, seng, natrium bikarbonat, dan fluor, selain hidroksipatit (Almatsier,
2004).
Selama kehidupan, tulang selalu mengalami perubahan baik dalam bentuk
maupun kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan.
Menurut
Kekuranag
Penelitian di jepang
menyebutkan bahwa orang yang diet rendah kalsium lebih pendek dibandingkan
dengan diet kalsium yang adekuat. Dalam masa pertumbuhan ukuran tulang,
Setelah perumbuhan
terhenti, kemungkinan fase dimana penambahan jumlah tulang dan kalsium (peak
bone mass) bersama akan tetap bertambah sampai usia sekitar 30 tahun. Setelah
peak bone mass tercapai, jumlah tulang akan menurun, yang akan menyebabkan
ketidakseimbangan antara reabsorpsi dan pembentukan tulang. Konsumsi kalsium
adalah salah satu mekanisme yang dapat membantu pertumbuhan tulang dan
mencegah kehilangan tulang (bone loss), karena tubuh biasanya mencapai peak
bone mass antara umur 25-30-an, adalah waktu yang ideal untuk melakukan
pencegahan selama tahun-tahun diperguruan tinggi (Tucker, Snelling, dkk, 2002).
Pembekuan darah
Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembebasan
fosfolipida tromboplastin dari platelet darah yang terluka.
Tromboplastin ini
menimbulkan kejang.
Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi transpor membra
sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membran, dan transmisi
ion melalui membran organel sel (Almatsier, 2004).
magnesium, seng, dan natrium. Melalui matriks dan di antara struktur kristal
terdapat pembuluh darah dan limfe, saraf dan sumsum tulang. Melalui pembuluh
darah ini ion-ion mineral berdifusi ke dalam cairan ekstraselular, mengelilingi
kristal dan memungkinkan pengendapan mineral baru atau penyerapan kembali
mineral tulang. Karena banyak kalsium yang hilang didalam tulang pada proses
Walaupun
kecukupan
nutrisi
yang
dianjurkan
(Recommended
Dietary
Kecukupan Gizi yang ditetapkan melalui Kongres Widya Karya Nasional Pangan
dan Gizi (WKNPG) (FKM UI, 2007).
AKG atau RDA adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang
harus dipenuhi
aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika, dan keadaan fisiologis, seperti hamil
atau menyusui (Fikawati, R., Syafiq, 2007).
Untuk pertama kalinya sejak RDA dipublikaskan tahun 1989, pemerintah
federal di Amerika akhirnya meningkatkan rekomendasi asupan kalsium harian
(NAS, 1997). Hal ini berdasarkan temuan riset terbaru yang dilakukan The Food
and Nutrition Board di National Academy of Sciences yang menyatakan bahwa
peningkatan rekomendasi asupan kalsium dapat mencegah perburukan tulang.
Rekomendasi terbaru tersebut dinamakan Dietary Reference Intakes (DRI) yang
merupakan perluasan dari cakupan dan aplikasi RDA (Soliah, 2000).
Di
Indonesia WKNPG VIII telah diselenggarakan pada tahun 2003 dan hasilnya
(AKG) telah dipublikasikan tahun 2004. Berikut ini akan disajikan tabel yang
memuat asupan kalsium yang direkomendasikan antara masyarakat di Indonesia
dan Amerika.
Tabel 2.1 Dietary Reference Intakes for Calcium
LIFE STAGE GROUP
CALCIUM MG/DAY
ADEQUATE INTAKE
Infants
0-6 bulan
210
6-12 bulan
270
Anak-anak
1-3 tahun
500
4-8 tahun
800
Laki-laki/Perempuan
9-18 tahun
1300
19-50 tahun
1000
>51 tahun
1200
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi Kalsium 2004 bagi orang Indonesia
No
Kelompok Umur
Kalsium (mg/hari)
1.
Anak
2.
3.
4.
5.
0-6 bulan
200
7-12 bulan
400
1-3 tahun
500
4-6 tahun
500
7-9 tahun
600
Laki-laki
10-18 tahun
1000
19-29 tahun
800
30-49 tahun
800
50-64 tahun
800
>60 tahun
800
Wanita
10-18 tahun
1000
19-29 tahun
800
30-49 tahun
800
50-64 tahun
800
>60 tahun
800
+150
Trimester 2
+150
Trimester 3
+150
+150
+150
6 bulan kedua
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII , 2004.
Jika mengacu pada WKNPG VIII, AKG indonesia untuk anjuran kalsium
masih rendah sekali dibandingkan RDA yang dipakai di Amerika. Bahkan di AS,
telah dilakukan kenaikan AKG kalsium khususnya dengan memperhatikan kaitan
antara konsumsi kalsium saat remaja dengan risiko fraktur osteoporotik di
kemudian
hari.
Penyusunan
AKG
kalsium
di
indonesia
seharusnya
kalsium adalah panjang, dan ini akan menutupi kebutuhan konsumsi kalsium yang
lebih tinggi, khususnya jika ada bias defesiensi latensi pendek dan paradigma satu
penyakit akibat defesiensi satu zat gizi (Heaney, 2003).
Kalsium
59
Beras tumbuk
72
10
13
15
Tepung terigu
22
Mi
31
Misoa
52
Beras jagung
14
Kalsium
Gadung
79
Kentang
63
Singkong
77
Talas
47
Ubi jalar
51
Kalsium
416
Jengkol
29
135
Kcang hijau
223
Kacang kedelai
222
Tempe gambus
204
155
Tahu
223
Kembang tahu
378
293
Kacang tanah
316
Kalsium
Bayam kukus
239
Bayam rebus
150
Buncis
107
Caisin
123
200
Daun katuk
233
Daun pakis
136
Daun pohpohan
744
Daun singkong
166
100
71
Kangkung
70
Ketimun
291
Kulit melinjo
117
Paria putih
31
95
Toge segar
166
Tomat merah
Wortel
45
Kalsium
9
Nanas
22
Pisang ambon
20
Pisang sale
232
16
Salak bali
94
Salak pondoh
38
Sawo
18
Sukun muda
24
Kalsium
67
86
Telur bebek
100
Kalsium
52
Belut
390
Cumi-cumi
32
Gabus
90
Kerang
321
Mujair
96
Telur ikan
235
Terasi
3812
Teri kering
1200
Teri segar
500
Udang kering
1209
Udang segar
135
Rebon kering
2306
Ayam
14
Daging sapi
11
Kalsium
275
243
Susu sapi
143
Susu skim
123
904
1300
Kalsium
400
Tepung sagu
13
Sumber : Instalasi Gizi Perjan RSCM dan Asosiasi Dietisien Indonesia (2005)
Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
menyebabkan
Semua orang dewasa, terutama setelah usia 50 tahun, kehilangan kalsium dari
tulangnnya.
FDA (1998) menegaskan bahwa asupan kalsium yang rendah adalah salah
satu faktor risiko terjadinya osteoporosis, suatu kondisi dari rendahnya massa
tulang
atau
kepadatannya.
wanita
Mineralisasi
yakni:
b.
c.
Faktor Eksternal
Jumlah
dan
karakteristik
keluarga
Peran orangtua
Teman sebaya
Sosial budaya
Nilai dan norma
Media massa
Fast food
Mode
Pengetahuan gzi
Pengalaman individu
Faktor internal
Kebutuhan fisiologi
Body image
Self-concept
Nilai
dan
kepercayaan
individu
Pemilihan dan arti makanan
Psikososial
Kesehatan
Life Style