REPUBLIKINDONESIA
SALINAN
PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
NOMOR9/PMK.03/2013
TENTANG
TATACARAPENGAJUANDANPENYELESAIANKEBERATAN
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
MENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA,
Menimbang
: a.
bahwa ketentuan mengenai tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan dan
PenyelesaianKeberatan
b.
bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap
ketentuan mengenai tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan sebagaimana tersebut pada
hurufa
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk
melaksanakanketentuanPasal25ayat(5)danPasal26Aayat(1)UndangUndangNomor6Tahun
1983tentangKetentuanUmumdanTataCaraPerpajakansebagaimanatelahbeberapakalidiubah
terakhirdenganUndangUndangNomor16Tahun2009sertaPasal30ayat(5)PeraturanPemerintah
Nomor74Tahun2011tentangTataCaraPelaksanaanHakdanPemenuhanKewajibanPerpajakan,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian
Keberatan
Mengingat
: 1.
UndangUndangNomor6Tahun1983tentangKetentuanUmumdanTataCaraPerpajakan(Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaTahun1983Nomor49,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia
Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 16
Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaNomor4999)
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan
LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5268)
Menetapkan
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal1
DalamPeraturanMenteriiniyangdimaksuddengan:
MEMUTUSKAN:
1.
UndangUndang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang selanjutnya disebut Undang
UndangKUPadalahUndangUndangNomor6Tahun1983tentangKetentuanUmumdanTataCara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 16
Tahun2009.
2.
Surat Keberatan adalah surat yang diajukan oleh Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak
mengenaikeberatanterhadapsuatusuratketetapanpajakataupemotonganataupemungutanpajak
olehpihakketiga.
3.
SuratKeputusanPembetulanadalahsuratkeputusanyangmembetulkankesalahantulis,kesalahan
hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundangundangan
perpajakan yang terdapat dalam surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat
KeputusanPenghapusanSanksiAdministrasi,SuratKeputusanPenguranganKetetapanPajak,Surat
Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pajak,atauSuratKeputusanPemberianImbalanBunga.
4.
PenyampaianSuratKeberatansecaraelektronikyangselanjutnyadisebuteFilingadalahsuatucara
penyampaian Surat Keberatan yang dilakukan secara online yang real time melalui situs web
Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service
Provider(ASP).
5.
BuktiPenerimaanElektronikadalahinformasiyangberisinama,NomorPokokWajibPajak,tanggal,
jam,NomorTandaTerimaElektronik(NTTE)yangterterapadahasilcetakanbuktipenerimaandalam
haleFiling dilakukan melalui situs web Direktorat Jenderal Pajak, atau informasi yang berisi nama,
NomorPokokWajibPajak,tanggal,jam,NomorTandaTerimaElektronik(NTTE)danNomorTransaksi
Pengiriman ASP (NTPA), serta nama perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), yang tertera pada
hasil cetakan surat permohonan, dalam hal eFiling dilakukan melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau
ApplicationServiceProvider(ASP).
6.
Surat Pemberitahuan Untuk Hadir adalah surat yang disampaikan kepada Wajib Pajak yang berisi
mengenaipemberiankesempatankepadaWajibPajakuntukhadirdalamwaktuyangtelahditetapkan
gunamemberikanketeranganataumemperolehpenjelasanmengenaihasilpenelitiankeberatandari
timpenelitikeberatan.
7.
ProsedurPersetujuanBersama(MutualAgreementProcedure)yangselanjutnyadisebutMAPadalah
prosedur administratif yang diatur dalam Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) untuk
menyelesaikanpermasalahanyangtimbuldalampenerapanP3B.
8.
Persetujuan Bersama adalah hasil yang telah disepakati dalam penerapan P3B oleh pejabat yang
berwenang dari Pemerintah Indonesia dan pemerintah negara mitra atau yurisdiksi mitra P3B
sehubungandenganMAPyangtelahdilaksanakan.
BABII
RUANGLINGKUP
Pasal2
(1) WajibPajakdapatmengajukankeberatanhanyakepadaDirekturJenderalPajakatassuatu:
a. SuratKetetapanPajakKurangBayar
b. SuratKetetapanPajakKurangBayarTambahan
c. SuratKetetapanPajakLebihBayar
d. SuratKetetapanPajakNihilatau
e. pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang
undanganperpajakan.
(2) Dikecualikandariketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1),atasSuratKetetapanPajakKurang
BayarberdasarkanPasal13AUndangUndangKUPtidakdapatdiajukankeberatan.
(3) Wajib Pajak hanya dapat mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap
materiatauisidarisuratketetapanpajak,yangmeliputijumlahrugiberdasarkanketentuanperaturan
perundangundangan perpajakan, jumlah besarnya pajak, atau terhadap materi atau isi dari
pemotonganataupemungutanpajak.
(4) Dalamhalterdapatalasankeberatanselainmengenaimateriatauisidarisuratketetapanpajakatau
pemotongan atau pemungutan pajak, alasan tersebut tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatan.
(5) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Wajib Pajak dengan menyampaikan
SuratKeberatan.
(6) Surat Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dibuat dengan menggunakan format sesuai
contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
PeraturanMenteriini.
BABIII
PENGAJUANKEBERATAN
(1) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) untuk Tahun Pajak 2007 dan
Pasal3
sebelumnya,harusmemenuhipersyaratansebagaiberikut:
a. diajukansecaratertulisdalambahasaIndonesia
b. mengemukakanjumlahpajakyangterutangataujumlahpajakyangdipotongataudipungutatau
jumlahrugimenurutpenghitunganWajibPajakdengandisertaialasanalasanyangmenjadidasar
penghitungan
c. 1(satu)keberatandiajukanhanyauntuk1(satu)suratketetapanpajak,untuk1(satu)pemotongan
pajak,atauuntuk1(satu)pemungutanpajak
d. diajukandalamjangkawaktu3(tiga)bulansejaktanggal:
1) suratketetapanpajakditerbitkanatau
2) pemotonganataupemungutanpajakolehpihakketiga,
kecualiWajibPajakdapatmenunjukanbahwajangkawaktutersebuttidakdapatdipenuhikarena
keadaandiluarkekuasaanWajibPajak
e. SuratKeberatanditandatanganiolehWajibPajak,dandalamhalSuratKeberatanditandatangani
oleh bukan Wajib Pajak, Surat Keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus
sebagaimanadimaksuddalamPasal32ayat(3)UndangUndangKUPdan
f.
(2) Dalam hal Surat Keberatan yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan
Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Undang
UndangKUP.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, atau huruf e, Wajib Pajak dapat
melakukan perbaikan atas Surat Keberatan tersebut dan menyampaikan kembali sebelum jangka
waktu3(tiga)bulansebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufdterlampaui.
(3) Tanggal penyampaian Surat Keberatan yang telah diperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakantanggalSuratKeberatanditerima.
(4) Pengajuankeberatansebagaimanadimaksudpadaayat(1):
a. tidakmenundakewajibanmembayarpajaksebagaimanatercantumdalamSuratKetetapanPajak
KurangBayardanSuratKetetapanPajakKurangBayarTambahansebagaimanadimaksuddalam
Pasal2ayat(1)hurufadanhurufbdan
(1) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) untuk Tahun Pajak 2008 dan
b. tidakmenundapelaksanaanpenagihanpajak.
Pasal4
sesudahnya,harusmemenuhipersyaratansebagaiberikut:
a. diajukansecaratertulisdalambahasaIndonesia
b. mengemukakanjumlahpajakyangterutangataujumlahpajakyangdipotongataudipungutatau
jumlahrugimenurutpenghitunganWajibPajakdengandisertaialasanalasanyangmenjadidasar
penghitungan
c. 1(satu)keberatandiajukanhanyauntuk1(satu)suratketetapanpajak,untuk1(satu)pemotongan
pajak,atauuntuk1(satu)pemungutanpajak
d. Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah
disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil
verifikasi,sebelumSuratKeberatandisampaikan
e. diajukandalamjangkawaktu3(tiga)bulansejaktanggal:
1) suratketetapanpajakdikirimatau
2) pemotonganataupemungutanpajakolehpihakketiga,
kecualiWajibPajakdapatmenunjukanbahwajangkawaktutersebuttidakdapatdipenuhikarena
keadaandiluarkekuasaanWajibPajak
f.
SuratKeberatanditandatanganiolehWajibPajak,dandalamhalSuratKeberatanditandatangani
oleh bukan Wajib Pajak, Surat Keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus
sebagaimanadimaksuddalamPasal32ayat(3)UndangUndangKUPdan
g. Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Undang
UndangKUP.
(2) Dalam hal Surat Keberatan yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufa,hurufb,hurufc,hurufd,atauhuruff,WajibPajakdapat
melakukan perbaikan atas Surat Keberatan tersebut dan menyampaikan kembali sebelum jangka
waktu3(tiga)bulansebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufeterlampaui.
(3) Tanggal penyampaian Surat Keberatan yang telah diperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakantanggalSuratKeberatanditerima.
(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jangka waktu
pelunasan pajak yang masih harus dibayar yang tidak disetujui dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaanataupembahasanakhirhasilverifikasisebagaimanatercantumdalamSuratKetetapan
Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dan huruf b, dan belum dibayar pada saat pengajuan keberatan,
tertangguhsampaidengan1(satu)bulansejaktanggalpenerbitanSuratKeputusanKeberatan.
(1) KeadaandiluarkekuasaanWajibPajaksebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(1)hurufddan
Pasal5
Pasal4ayat(1)hurufemeliputi:
a. bencanaalam
b. kebakaran
c. huruhara/kerusuhanmassal
d. diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan secara jabatan yang mengakibatkan jumlah pajak yang
masihharusdibayaryangterteradalamsuratketetapanpajakberubah,kecualiSuratKeputusan
PembetulanyangditerbitkanakibathasilPersetujuanBersamaatau
(2) DalamhalterdapatpenerbitanSuratKeputusanPembetulansecarajabatansebagaimanadimaksud
e. keadaanlainberdasarkanpertimbanganDirekturJenderalPajak.
padaayat(1)hurufddanWajibPajakbelummengajukankeberatanatassuratketetapanpajak,Wajib
Pajak dapat mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak tersebut dalam jangka waktu paling
lama3(tiga)bulansejaktanggalSuratKeputusanPembetulandikirim.
DalamhalsetelahWajibPajakmengajukankeberatanterdapatpenerbitanSuratKeputusanPembetulan
Pasal6
oleh Direktur Jenderal Pajak secara jabatan yang mengakibatkan persyaratan jumlah pajak yang masih
harus dilunasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d bertambah, proses penyelesaian
keberatanyangdiajukanolehWajibPajaktersebuttetapdilanjutkanolehDirekturJenderalPajak.
(1) Surat Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
Pasal7
atauPasal4ayat(1)tidakdipertimbangkandantidakditerbitkanSuratKeputusanKeberatan.
(2) Surat Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak diterbitkan Surat Keputusan Keberatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak melalui
penyampaian surat pemberitahuan dengan menggunakan format sesuai contoh sebagaimana
tercantumdalamLampiranIIyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
(1) Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) bukan merupakan Surat
Pasal8
KeputusanKeberatansehinggatidakdapatdiajukanbandingkebadanperadilanpajak.
(2) DalamhalsuratpemberitahuansebagaimanadimaksuddalamPasal7ayat(2)terkaitdenganMasa
Pajak,BagianTahunPajak,atauTahunPajak2008dansesudahnya,pajakyangmasihharusdibayar
dalamSuratKetetapanPajakKurangBayaratauSuratKetetapanPajakKurangBayarTambahanyang
tidak disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil verifikasi
menjadiutangpajaksejaktanggalpenerbitansuratketetapanpajak.
(1) WajibPajakmenyampaikanSuratKeberatankeKantorPelayananPajaktempatWajibPajakterdaftar
Pasal9
dan/atautempatPengusahaKenaPajakdikukuhkanyangdapatdilakukan:
a. secaralangsung
b. melaluiposdenganbuktipengirimansuratatau
c. dengancaralain.
(2) Penyampaian Surat Keberatan melalui pos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah
penyampaianSuratKeberatanmelaluiposyangmempunyaibuktipengirimansuratsecaratercatat.
(3) PenyampaianSuratKeberatandengancaralainsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufcmeliputi:
a. melaluiperusahaanjasaekspedisiataujasakurirdenganbuktipengirimansuratatau
b. eFiling.
(4) Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a adalah
perusahaan yang berbentuk badan hukum yang memberikan jasa pengiriman surat jenis tertentu
termasukpengirimanSuratKeberatankeDirektoratJenderalPajak.
(5) Atas Penyampaian Surat Keberatan secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diberikanbuktipenerimaansuratyangdiberikanolehpetugasyangditunjukpadaKantorPelayanan
PajaktempatWajibPajakterdaftardan/atautempatPengusahaKenaPajakdikukuhkan.
(6) Atas Penyampaian Surat Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b diberikan Bukti
PenerimaanElektronik.
(7) Bukti penerimaan surat sebagaimana dimaksud pada ayat (5), bukti pengiriman surat sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)hurufbdanayat(3)hurufa,danBuktiPenerimaanElektroniksebagaimana
dimaksudpadaayat(6),merupakantandabuktipenerimaanSuratKeberatan.
(8) TanggalyangtercantumdalamtandabuktipenerimaanSuratKeberatansebagaimanadimaksudpada
ayat(7)merupakantanggalSuratKeberatanditerima.
(1) Sebelummengajukankeberatan,WajibPajakdapatmemintaketerangansecaratertulishalhalyang
Pasal10
menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, pemotongan atau pemungutan pajak kepada
DirekturJenderalPajakmelaluiKantorPelayananPajaktempatWajibPajakterdaftardan/atautempat
PengusahaKenaPajakdikukuhkan.
(2) Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan yang diminta oleh Wajib Pajak sebagaimana
dimaksudpadaayat(1).
(3) Pemberian keterangan oleh Direktur Jenderal Pajak atas permintaan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksudpadaayat(2)tidakmenambahjangkawaktupengajuankeberatanyangharusdipatuhioleh
WajibPajaksebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(1)hurufddanPasal4ayat(1)hurufe.
BABIV
PENCABUTANPENGAJUANKEBERATAN
(1) WajibPajakdapatmencabutpengajuankeberatanyangtelahdisampaikankepadaDirekturJenderal
Pasal11
PajaksebelumtanggalditerimaSuratPemberitahuanUntukHadirolehWajibPajak.
(2) Pencabutan pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
penyampaianpermohonandenganmemenuhipersyaratansebagaiberikut:
a. permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan dapat mencantumkan
alasan pencabutan dengan menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam
LampiranIIIyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini
b. surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam hal surat permohonan tersebut
ditandatanganibukanolehWajibPajak,suratpermohonantersebutharusdilampiridengansurat
kuasakhusussebagaimanadimaksuddalamPasal32ayat(3)UndangUndangKUPdan
(3) Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan jawaban atas permohonan pencabutan pengajuan
c. surat permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar
dengantembusankepadaDirekturJenderalPajakdanKepalaKantorWilayahDirektoratJenderal
PajakyangmerupakanatasanKepalaKantorPelayananPajak.
keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat persetujuan atau surat penolakan
dengan menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang
merupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
(1) DalamhalWajibPajakmencabutpengajuankeberatansebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat
Pasal12
(1),WajibPajaktidakdapatmengajukanpermohonanpenguranganataupembatalansuratketetapan
pajakyangtidakbenarsebagaimanadimaksuddalamPasal36ayat(1)hurufbUndangUndangKUP.
(2) DalamhalWajibPajakmencabutpengajuankeberatansebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat
(1) yang terkait dengan Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2008 dan sesudahnya,
pajak yang masih harus dibayar dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan
PajakKurangBayarTambahanyangtidakdisetujuidalampembahasanakhirhasilpemeriksaanatau
pembahasanakhirhasilverifikasi,menjadiutangpajaksejaktanggalpenerbitansuratketetapanpajak.
BABV
PENYELESAIANKEBERATAN
Pasal13
(1) Dalamprosespenyelesaiankeberatan,DirekturJenderalPajakberwenanguntuk:
a. meminjam buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy kepada
Wajib Pajak terkait dengan materi yang disengketakan melalui penyampaian surat permintaan
peminjamanbuku,catatan,data,daninformasi
b. meminta Wajib Pajak untuk memberikan keterangan terkait dengan materi yang disengketakan
melaluipenyampaiansuratpermintaanketerangan
c. meminta keterangan atau bukti terkait dengan materi yang disengketakan kepada pihak ketiga
yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54
PeraturanPemerintahNomor74Tahun2011tentangTataCaraPelaksanaanHakdanPemenuhan
KewajibanPerpajakanmelaluipenyampaiansuratpermintaandatadanketerangankepadapihak
ketiga
d. meninjautempatWajibPajak,termasuktempatlainyangdiperlukan
e. melakukan pembahasan dan klarifikasi atas halhal yang diperlukan dengan memanggil Wajib
Pajak melalui penyampaian surat panggilan dengan menggunakan format sesuai contoh
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
PeraturanMenteriinidan
f.
melakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka keberatan untuk mendapatkan data
dan/atauinformasiyangobjektifyangdapatdijadikandasardalammempertimbangkankeputusan
keberatan.
(2) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu pemotongan atau pemungutan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e, Wajib Pajak harus menyerahkan asli bukti
pemotonganataupemungutanpajak.
(3) Wajib Pajak harus memenuhi peminjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan/atau
permintaansebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbpalinglama15(limabelas)harikerjasetelah
tanggalsuratpermintaanpeminjamandan/atausuratpermintaanketerangandikirim.
(4) Apabilasampaidenganjangkawaktusebagaimanadimaksudpadaayat(3)berakhir,WajibPajaktidak
meminjamkan sebagian atau seluruh buku, catatan, data dan informasi dan/atau tidak memberikan
keteranganyangdiminta,DirekturJenderalPajakmenyampaikan:
a. suratpermintaanpeminjamanyangkeduadan/atau
b. suratpermintaanketeranganyangkedua.
(5) WajibPajakharusmemenuhipeminjamandan/ataupermintaanyangkeduasebagaimanadimaksud
pada ayat (4) paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal surat peminjaman dan/atau
permintaanyangkeduadikirim.
(6) Dalam hal masih diperlukan, Direktur Jenderal Pajak dapat meminjam buku, catatan, data, dan
informasi dan/atau meminta keterangan tambahan, dan Wajib Pajak harus meminjamkan buku,
catatan, data, dan informasi dan/atau memberikan keterangan yang diminta dalam jangka waktu
sebagaimanadisebutkandalam:
a. suratpermintaanpeminjamantambahandan/atau
(7) Surat permintaan peminjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, surat permintaan
b. suratpermintaanketerangantambahan.
keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, surat permintaan peminjaman kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, surat permintaan keterangan kedua sebagaimana
dimaksudpadaayat(4)hurufb,suratpermintaanpeminjamantambahansebagaimanadimaksudpada
ayat (6) huruf a, dan surat permintaan keterangan tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
hurufb,dibuatdenganmenggunakanformatsesuaicontohsebagaimanatercantumdalamLampiran
VIyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
(8) DalamhalWajibPajaktidakmemenuhisebagianatauseluruhnyapermintaanpeminjamandan/atau
permintaan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (5), atau ayat (6), dan/atau tidak
menyerahkan asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
keberatan tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau yang diterima dan dibuat berita acara
dengan menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
(9) Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis untuk melengkapi
dan/ataumemperjelasSuratKeberatanyangtelahdisampaikanbaikataskehendakWajibPajakyang
bersangkutan maupun dalam rangka memenuhi permintaan Direktur Jenderal Pajak sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)hurufb,sebelumDirekturJenderalPajakmenyampaikanSuratPemberitahuan
UntukHadir.
(10) Suratpanggilansebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufedikirimkanpalinglama10(sepuluh)hari
kerjasebelumtanggalpembahasandanklarifikasiatassengketaperpajakan.
(11) Pembahasan dan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dituangkan dalam berita
acara pembahasan dan klarifikasi sengketa perpajakan dengan menggunakan format sesuai contoh
sebagaimanatercantumdalamLampiranVIIIyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturan
Menteriini.
(12) Pemeriksaan untuk tujuan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dilaksanakan sesuai
denganketentuanperaturanperundangundangandibidangpemeriksaan.
(1) Pembukuan,catatan,data,informasi,atauketeranganlainyangdimintapadasaatpemeriksaantetapi
Pasal14
tidak diberikan oleh Wajib Pajak, tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, kecuali
pembukuan,catatan,data,informasi,atauketeranganlaintersebutberadadipihakketigadanbelum
diperolehWajibPajakpadasaatpemeriksaan.
(2) Dalamhalterdapatpembukuan,catatan,data,informasi,atauketeranganlainyangtidakdimintapada
saatpemeriksaantetapidiperlukandandimintaolehDirekturJenderalPajaksertadiberikanolehWajib
Pajakdalampenyelesaiankeberatan,makapembukuan,catatan,data,informasi,atauketeranganlain
yangdiberikanolehWajibPajaktersebutdapatdipertimbangkan.
(3) Dalamhalterdapatpembukuan,catatan,data,informasi,atauketeranganlainyangtidakdimintapada
saat pemeriksaan dan keberatan tetapi diberikan oleh Wajib Pajak dalam penyelesaian keberatan,
maka pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang diberikan oleh Wajib Pajak
tersebutdapatdipertimbangkan.
(4) Pembukuan,catatan,data,informasi,atauketeranganlainyangdipertimbangkandalampenyelesaian
keberatan atas surat ketetapan pajak yang penghasilan kena pajaknya dihitung secara jabatan
terbataspada:
a. dokumen yang terkait dengan penghitungan peredaran usaha atau penghasilan bruto dalam
rangkapenghitunganpenghasilannetosecarajabatandan
b. dokumenkreditpajaksebagaipengurangPajakPenghasilan.
Pasal15
(1) SebelummenerbitkanSuratKeputusanKeberatan,DirekturJenderalPajakmemintaWajibPajakuntuk
hadir guna memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatan Wajib Pajak
melaluipenyampaianSuratPemberitahuanUntukHadiryangdilampiridengan:
a. pemberitahuandaftarhasilpenelitiankeberatandan
b. formulirsurattanggapanhasilpenelitiankeberatan.
(2) SuratPemberitahuanUntukHadir,pemberitahuandaftarhasilpenelitiankeberatan,danformulirsurat
tanggapan hasil penelitian keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan
menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan
bagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
(3) Pemberian keterangan dari Wajib Pajak atau pemberian penjelasan oleh Direktur Jenderal Pajak
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dituangkandalamberitaacarakehadiranyangdibuatdengan
menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran X yang merupakan
bagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
(4) DalamhalWajibPajaktidakmenggunakanhakuntukhadirsebagaimanadimaksudpadaayat(1):
a. dibuat berita acara ketidakhadiran dengan menggunakan format sesuai contoh sebagaimana
tercantumdalamLampiranXIyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini
dan
(5) PemberitahuanDaftarHasilPenelitianKeberatansebagaimanadimaksudpadaayat(2)hurufatidak
b. proseskeberatantetapdiselesaikantanpamenunggukehadiranWajibPajak.
bersifatfinaldanbukanmerupakankeputusanataskeberatanyangdiajukanolehWajibPajak.
(1) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan dan mengajukan MAP secara bersamaan namun
Pasal16
Persetujuan Bersama belum diperoleh pada saat Surat Keputusan Keberatan diterbitkan, Direktur
Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan dengan mempertahankan temuan
pemeriksaandalamsuratketetapanpajakyangdiajukanMAP.
(2) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan dan mengajukan MAP secara bersamaan dan
Persetujuan Bersama telah diperoleh sebelum Surat Keputusan Keberatan diterbitkan, Direktur
JenderalPajakmemperhitungkanPersetujuanBersamadalamSuratKeputusanKeberatan.
(1) Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat
Pasal17
Keberatanditerimaharusmemberikankeputusanataskeberatanyangdiajukan.
(2) Keputusan atas keberatan yang diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
berdasarkanlaporanpenelitiankeberatan.
(3) Keputusan atas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa mengabulkan
seluruhnya, mengabulkan sebagian, menolak, atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih
harusdibayaryangdituangkandalamSuratKeputusanKeberatan.
(4) Jangkawaktusebagaimanadimaksudpadaayat(1)dihitungsejaktanggalSuratKeberatanditerima
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) sampai dengan tanggal Surat Keputusan Keberatan
diterbitkan.
(5) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Direktur Jenderal
Pajaktidakmemberikeputusanataskeberatan,keberatanyangdiajukanolehWajibPajakdianggap
dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan sesuai dengan
pengajuankeberatanWajibPajakdalamjangkawaktupalinglama1(satu)bulansejakjangkawaktu
12(duabelas)bulantersebutberakhir.
(6) SuratKeputusanKeberatansebagaimanadimaksudpadaayat(3)dibuatdenganmenggunakanformat
sesuaicontohsebagaimanatercantumdalamLampiranXIIyangmerupakanbagiantidakterpisahkan
dariPeraturanMenteriini.
(7) SuratKeputusanKeberatansebagaimanadimaksudpadaayat(6)disampaikankepadaWajibPajak:
a. secaralangsungdenganbuktitandaterima
b. melaluiposdenganbuktipengirimansuratatau
c. melaluiperusahaanjasaekspedisiataujasakurirdenganbuktipengirimansurat.
BABVI
KETENTUANLAINLAIN
(1) Dalam hal pengajuan keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai
Pasal18
sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan
keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan
sebagaimanadimaksuddalamPasal25ayat(9)UndangUndangKUP.
(2) Sanksiadministrasiberupadendasebesar50%(limapuluhpersen)sebagaimanadimaksudpadaayat
(1)jugadikenakanterhadapWajibPajakdalamhalkeputusankeberatanataspengajuankeberatan
WajibPajakmenambahjumlahpajakyangmasihharusdibayar.
(3) Sanksiadministrasiberupadendasebesar50%(limapuluhpersen)sebagaimanadimaksudpadaayat
(1)atauayat(2)tidakdikenakandalamhal:
a. WajibPajakmencabutpengajuankeberatansebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1)
b. pengajuan keberatan Wajib Pajak tidak dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan
pengajuankeberatansebagaimanadimaksuddalamPasal4ayat(1)atau
c. WajibPajakmengajukanpermohonanbandingatasSuratKeputusanKeberatan.
BABVII
KETENTUANPERALIHAN
DenganberlakunyaPeraturanMenteriini:
1.
Pasal19
terhadap Surat Keberatan yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dan belum
diterbitkan Surat Keputusan Keberatan, proses penyelesaian selanjutnya sampai dengan penerbitan
Surat Keputusan Keberatan dilakukan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteriini
2.
dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan dan MAP secara bersamaan sejak berlakunya
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan
KewajibanPerpajakan,berlakuketentuansebagaimanadimaksuddalamPasal16.
BABVIII
KETENTUANPENUTUP
Pasal20
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang
TataCaraPengajuandanPenyelesaianKeberatan,dicabutdandinyatakantidakberlaku.
PeraturanMenteriinimulaiberlakupadatanggal1Maret2013.
Pasal21
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannyadalamBeritaNegaraRepublikIndonesia.
DitetapkandiJakarta
Padatanggal2Januari2013
ttd.
AGUSD.W.MARTOWARDOJO
DiundangkandiJakarta
Padatanggal2Januari2013
MENTERIHUKUMDANHAKASASIMANUSIA
REPUBLIKINDONESIA,
ttd.
AMIRSYAMSUDIN
BERITANEGARAREPUBLIKINDONESIATAHUN2013NOMOR12