Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi tidak lepas dari peran logam sebagai material
yang sering digunakan. Hal ini dikarenakan sifat-sifat yang dimiliki logam
sangat berpengaruh untuk mencapai konstruksi yang diharapkan. Akan
tetapi logam mempunyai kelemahan yang dapat menurunkan sifat dan daya
guna logam. Salah satu hal yang menyebabkan penurunan daya guna logam
adalah terjadinya korosi pada logam tersebut (Feriansyah, 2014).
Korosi adalah proses perusakan logam secara kimia maupun
elektrokimia akibat bereaksi terhadap lingkungannya. Korosi dapat terjadi
dalam medium kering dan juga medium basah. Sebagai contoh korosi yang
berlangsung dalam medium kering adalah penyerangan logam besi oleh gas
oksigen (O2) atau gas belerang dioksida (SO 2). Pada medium basah korosi
dapat terjadi secara seragam maupun secara terlokalisasi. Contoh korosi
seragam dalam medium basah adalah besi terendam di dalam larutan asam
klorida (HCl) (Feriansyah, 2014).
Logam yang teroksidasi akan cepat mengalami korosi. Proses korosi
terjadi hampir pada semua material terutama logam terjadi secara perlahan
tetapi pasti, korosi dapat menyebabkan suatu material mempunyai
keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk
pemakain dalam waktu lama ternyata mempunyai umur yang lebih singkat
dari umur pemakaian rata-ratanya. Dampak dari peristiwa korosi bersifat
sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil,
ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.
Laju korosi dapat didefinisikan dalam berbagai macam, seperti
persentase kehilangan massa, miligram per sentimeter persegi per hari dan
gram per inci persegi per jam. Selain itu, juga digunakan mils per year (mpy)
yang menyatakan laju penetrasi serangan korosi terhadap logam. Untuk
mengetahui laju korosi suatu material umumnya digunakan dua metode,
yaitu metode kehilangan massa (mass loss) (Fontana, 1987).
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara megetahui tingkat energi relatif pada logam-logam
yang berlainan yaitu dengan Cu sebagai katoda dan Cu, Fe, Al, serta Zn
sebagai anoda dengan larutan HCl 0,17 N; 0,15 N; 0,13 N; 0,11 N; 0,09N?
I.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menjelaskan tingkat energi
relatif pada logam-logam yang berlainan yaitu dengan Cu sebagai katoda
dan Cu, Fe, Al, serta Zn sebagai anoda dengan larutan HCl 0,17 N; 0,15 N;
0,13 N; 0,11 N; 0,09N.
I- 1

Bab I Pendahuluan

LABORATORIUM ILMU LOGAM DAN KOROSI


PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

I-2

Anda mungkin juga menyukai