Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem pakar dikembangkan sejalan dengan adanya teknologi informasi.
Pembangunan sistem pakar bertujuan sebagai sarana bantu untuk memberikan
solusi di dalam kehidupan kita. Salah satu contohnya adalah penyakit ginjal
merupakan penyakit yang memerlukan bantuan seorang pakar (teknisi) dalam
menyelesaikan masalah dengan mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya.
Saat ini teknisi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendiagnosa
penyakit ginjal, bahkan teknisi sering sekali menunda perkerjannya hanya untuk
menghasilkan solusi dari penyakit ginjal. Pada tugas ini dibuat perangkat lunak
untuk mengatasi kasus penyakit ginjal, dimana bisa membantu para teknisi untuk
mendiagnosa penyakit ginjal dengan menghemat waktu. Perangkat lunak yang
dimaksud adalah sistem pakar untuk diagnosis penyakit ginjal yang di desain
untuk memodelkan/mengemulasi kemampuan seorang pakar dalam memecahkan
suatu masalah yang berbasiskan pada pengetahuan pakar itu sendiri. Bahasa
pemrograman yang digunakan sebagai pembangun sistem adalah Microsoft
Access untuk pengolahan database- nya.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah mempelajari dan mengamati sistem yang akan dibangun maka
ditemukan beberapa permasalahan dalam perencanaan pengembangan sistem yang
akan dibangun yaitu :
1. Saat ini apabila ada penyakit ginjal maka teknisi membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk mendiagnosanya.
2. Membantu teknisi dalam memberikan solusi penyakit ginjal.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membantu teknisi dalam memudahkan untuk mendiagnosa
masalah yang berkaitan dengan penyakit ginjal?
2. Bagaimana membuat aplikasi yang dapat mempercepat teknisi dalam

mendiagnosa penyakit ginjal?


1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dari diadakannya penelitian, perancangan, dan
pembuatan sistem pakar komputerisasi adalah untuk :
1. Membangun sebuah sistem pakar yang dapat mempercepat teknisi dalam hal
mendiagnosa kerusakan pada komputer.
2. Memberikan suatu solusi dengan merancang, dan mengimplementasikan
sistem pakar komputerisasi yang telah dibuat dan akan digunakan untuk
keperluan umum.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah tugas akhir ini, yaitu:
1. Sistem pakar penanganan penyakit ginjal ini menggunakan bahasa
pemrograman Microsoft Access untuk pengolahan database-nya
2. Sistem pakar ini hanya terbatas mencakup pada permasalahan hardware.
3. Pembangunan sistem pakar menggunakan tree (pohon) dengan mesin inferensi
backward chaining (penalaran mundur) dan forward chaining (penalaran
maju).

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Artificial Intelligence


Artificial Intelligence dapat diartikan menjadi kecerdasan buatan, yang
mana pada prosesnya berarti membuat, atau mempersiapkan, mesin seperti
komputer agar memiliki sebuah intelligence atau kecerdasan berdasarkan perilaku
manusia. Artificial Intelligence pada dasarnya bertujuan untuk membuat komputer
melaksanakan suatu perintah, yang dapat dilakukan oleh manusia. Salah satu
bagian dari artificial intelligence adalah sistem pakar.
Menurut (Turban, 1995, p 452 - 456), artificial intelligence memiliki
banyak bidang terapan, yaitu:
1. Expert System (sistem pakar)
2. Natural Language Processing (pemrosesan bahasa alamiah) Computer Vision
and Scene Recognition
3. Intelligence Computer Aided Instruction
4. Speech (voice) Understanding
5. Robotics and Sensory System
2.2 Sistem Pakar
Terdapat beberapa pengertian atas sistem pakar, antara lain:
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat
melakukan penalaran layaknya seorang pakar atau ahli pada suatu bidang keahlian
tertentu (Turban, 1993, p 74).
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang mengambil sifat
pengetahuan dari manusia untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik dan
berfungsi sebagai asisten dari ahli itu sendiri (Turban, 1995, p 74).
Sistem pakar adalah sistem yang membutuhkan dasar pengetahuan yang
baik, yang dibangun seefisien mungkin. Sistem ini memerlukan satu atau lebih
mekanisme penalaran untuk menerapkan pengetahuan terhadap maslah yang
dihadapi. Setelah itu dibutuhkan suatu mekanisme penalaran untuk menerapkan
pengetahuan pada permasalahan yang ada (Rich dan Knight, 1991, p 547).
2.2.1 Ciri-ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri sistem pakar menurut Azis (1994, p 4), adalah sebagai berikut:
1. Terbatas pada domain tertentu.

2. Dapat memberikan solusi untuk data-data yang tidak lengkap.


3. Dapat mengemukakan rangkaian-rangkaian alasan yang diberikan dengan cara
yang mudah dipahami.
4. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu.
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh
pemakai dengan dialog.
2.2.2 Keuntungan Sistem Pakar
Secara garis beras , banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya
sistem pakar (Kerschberg: 1986, Schur: 1988):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat


Meningkatkan output dan produktivitas
Menyimpan kemampuan dan keaahlian pakar
Meningkatkan penyelesaian masalah
Meningkatkan reliabilitas
Memberikan respon (jawaban) yang cepat
Merupakan panduan yang intelligence (cerdas)
Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung

ketidakpastian
9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan
untuk mengakses basis data dengan cara cerdas
2.2.3 Kelemahan Sistem Pakar
Disamping sistem pakar mempunyai keuntungan, sistem pakar juga
memiliki kelemahan (M.Arhami: 2005):
1. Untuk mendapatkan pengetahuan tidaklah selalu mudah, karena kadangkala
pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada, kadang-kadang
pendekatan yang dimiliki oleh pakar tersebut berbeda-beda
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan
dan pemeliharaannya
3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan
4. Sistem pakar perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan, sehingga
dalam hal ini faktor manusia tetaplah dominan
2.2.4 Komponen Sistem Pakar
Sistem pakar sebagai sebuah program yang difungsikan untuk menirukan
pakar manusia harus bias melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh seorang

pakar. Untuk membangun sebuah sistem yang seperti itu maka komponenkomponen yang harus dimiliki adalah sebagai berikut (Giarranto dan Riley,2005.
Komponen utama pada sistem pakar meliputi:
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan inti dari
suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis
pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang
objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu
fakta yang sudah diketahui.
2. Mesin Inferensi (Inference Engine)Mesin inferensi berperan sebagai otak dari
system pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran
terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di
dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan
kaidah model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam
rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi
menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran
terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran
yang tidak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika
semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia,
sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaaan sebaliknya. Strategi
pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses
penalaran. Terdapat tiga teknik pengendalian yang sering digunakan, yaitu
forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik
pengendalian tersebut.
3. Basis Data (Data Base)Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan ,
dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidahkaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada
saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat
proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan
untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama
pemrosesan.
4. Antarmuka Pemakai (User Interface)Fasilitas ini digunakan sebagai perantara
komunikasi antara pemakai dengan komputer.

2.2.5 Pengembangan Mesin Inferensi


Forward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF
dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk
menguji kebenaran hipotesa. Forward chaining merupakan grup dari multipel
inferensi yang melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Jika,
suatu klausa premis sesuai dengan inferensi (berniali TRUE), maka proses akan
meng-assert konklusi. Forward chaining adalah data driven karena inferensi
dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika, suatu
aplikasi mengahsilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka digunakan forward
chaining. Turban (2001) menyatakan bahwa konsep dasar dari suatu sistem pakar
mengandung beberapa unsur/elemen, yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian,
inferensi aturan dan kemampuan menjelaskan.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyakit Ginjal
Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang sangat vital. Karena ginjal
merupakan salah satu organ perkemihan (ginal-ureter- kandungkemih-uretra).
Penyakit ginjal dapat meningkatkan resiko kematian bagi penderita dapat juga
menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung. Apabila penyakit ginjal bisa
dideteksi secara dini, penyakit lain yang menyebabkan kematian bisa segera
dicegah. Karena ketidak normalan fungsi ginjal sering kali menggambarkan

tahapan awal dari gejala penyakit jantung. Penyakit ginjal adalah suatu penyakit
dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi
mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh,
menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium
didalam darah atau produksi urin. Penyakit ginjal berkembang secara perlahan
kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja
sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal dua (2) macam jenis
ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis.
3.2 Pengobatan dan Penanganan Penyakit Ginjal
Pada intinya, pengobatan adalah tujuan untuk mengendalikan gejala,
meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangancontoh, pasien
melakukanintakesodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya
adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau
therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau
mungkin kolesterol yang tinggi (Tim Vitahealth, 2008). Seseorang yang
mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitori penyakit. Sebagai
mungkin perlu diet penurunan pemasukan (intake) dan pengeluaran (output)
cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara
baik.
Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan
tindakan pencucian darah atau Haemodialisa/dialysis. Kemungkinan lainnya
adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal. Berikut ini
adalah beberapa penyakit ginjal dan pengobatannya, yaitu :
1. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih bisa menjadi awal dari gagal ginjal, sering terjadi
pada wanita karena konsruksi saluran kemihnya lebih rawan terkena infeksi.
Walaupun infeksi saluran kemih ini diobati dengan antibiotika, sebagian pasien
mengalami kondisi yang semakin parah menjadi infeksi kandung kemih dan
infeksi ginjal, dengan konsekuensi yang serius.
Gejalanya :

1. Rasa panas atau nyeri ketika buang air kecil.


2. Rasa ingin sering buang air kecil.
3. Kencing terasa sakit, sering tetapi sedikit-sedikit disertai rasa panas atau
4.
5.
6.
7.
8.

nyeri dan muntah.


Demam dan menggigil
Ditemukannya kuman E.coli, Klebsiela dan Enterobakter atau Proteus.
Jumlah koloni bakteri lebih dari atau sama dengan 100.000/ml.
Urin berbau busuk, mengandung darah atau nanah, dan terlihat keruh.
Rasa sakit yang menetap di perut bagian bawah.

Pengobatan :
1. Dokter akan meresepkan analgetik (obat penghilang nyeri akibat infeksi
yang terjadi). Fenazopiridina-HCL (100mg/tablet) untuk mengurangi
gejala sakit, perih atau rasa terbakar pada saat berkemih akibat infeksi
pada saluran kencing bagian bawah. Merek produk yang beredar adalah
Pyridium (Warner Lambert, Parke Davis) dan Urogetix (Ifars).
2. Kemudian akan diberikan antibiotik untuk mengatasi kuman penginfeksi
tersebut. Antibiotik yang sering diberikan adalah perfloksasina, floksasina,
ofloksasina dan spirofloksasina HCL. Merek produk yang beredar
mengandung perfloksasina (400 mg/tablet) adalah Abaktal (Lek, Phapros),
Dexaflox (Dexa Medica), dan Perflacine (Aventis). Yang mengandung
ofloksasina (400 mg/tablet) adalah Akilen (Sanbe Farma), Betaflox
(Mahakam Beta Farma), Danoflox (Dankos).
2. Batu Ginjal
Batu ginjal berupa gumpalan padat seperti kerikil yang terdapat di
berbagai bagian dari ginjal atau saluran kemih. Ada 4 jenis batu ginjal, yang
paling umum adalah batu kalsium, akibat dari kelebihan kalsium yang berasal dari
makanan yang tidak diperlukan oleh tulang dan otot.
Gejalanya :
1. Tidak ada gejala selama batu tersebut diam di tempatnya.
2. Rasa nyeri yang hebat pada pinggang di atas ginjal, yang dapat menyebar
ke perut bagian bawah. Nyeri berlangsung sekitar 1 menit, reda sebentar,
kemudian terasa lagi selama beberapa menit.
3. Sering buang air kecil, atau dorongan ingin air buang kecil.
4. Nyeri ketika buang air kecil.
5. Darah di dalam urin (hematuria).

6. Demam dan bengkak pada pinggang menandakan batu ginjal yang disertai
dengan infeksi, atau terjadi sumbatan yang membengkak.
7. Muntah.
Pengobatan :
1. Disuntikkan obat analgesik untuk mengurangi rasa nyeri yang meradang,
karena posisi batu ginjal yang bergeser-geser sehingga terjadi luka pada
ginjal atau saluran kemih Fenazopiridina-HCL (100mg/tablet) untuk
mengurangi gejala sakit, perih atau rasa terbakar pada saat berkemih akibat
infeksi pada saluran kencing bagian bawah. Merek produk yang beredar
adalah Pyridium (Warner Lambert, Parke Davis) dan Urogetix (Ifars).
2. Mengatasi batu ginjal dengan mencegah terjadinya kelebihan garam
kalsium (hypercalciuri) diberikan diuretik (obat peluruh kencing) dan
untuk menghancurkan batu ginjal yang terjadi akan diberikan diuretik dan
urolitikum (obat peluruh batu ginjal). Diuretik yang bisa diberikan adalah
allopurinol dan hidroklorothiazida (hydrochlorothiazide), yang biasanya
disertai dengan pembatasan konsumsi garam. Merek allopurinol yang
beredar antara lain Algur(Merck), Alofar (Ifars), Puricemia (Sanbe Farma)
dan Isoric (Interbat). Diberikan juga kalium sitrat untuk menaikkan ph
atau keasaman darah.
3. Operasi/ bedah untuk mengeluarkan batu yang besar.
3. Kanker Ginjal
Ginjal juga dapat terkena kanker. Pada orang dewasa umumnya terjadi
kanker sel ginjal sedangkan pada anak-anak adalah jenis kanker ginjal yang
disebut Wilms tumor akibat kelainan gen bawaan. Bila terjadi gangguan pada
ginjal, misalnya karena infeksi atau batu ginjal yang disertai dengan lingkungan
kimiawi darah yang asam yang memicu produksi lendir, maka dapat terjadi kanker
pada ginjal.
Gejala :
1. Terdapat darah pada urin.
2. Rasa sakit yang menetap pada salah satu daerah pinggang sedikit di bawah
tulang rusuk.
3. Berat badan turun.
4. Ada benjolan di ginjal, ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.

5. Kelelahan yang tidak diketahui sebabnya.


6. Demam yang berulang.
7. Rasa sakit pada daerah tubuh lainnya di sekitar ginjal, bila sel kanker telah
menyebar.
Pengobatan :
1. Terapi radiasi, kemoterapi, dan operasi bedah untuk mengangkat sel
kanker.
2. Immunotheraphy untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh agar mampu
membunuh sel kanker. Obat yang diberikan adalah interleukin-2 dan
interferon.
3. Diberikan cyroablation untuk membekukan sel kanker agar tidak
berkembang.
4. Arterialembolization yaitu menyuntikkan bahan khusus ke pembuluh
darah utama ginjal untuk menghambat suplai oksigen dan nutrisi ke lokasi
sel kanker agar sel kanker mati kelaparan.
5. Tergetedtheraphy, semacam kemoterapi yang langsung ke sasaran (bagian
ginjal yang terserang kanker), sehingga bisa memperkecil efek samping
obat mempertahankan kualitas hidup pasien. Obat Gagal ginjal akut berarti
penurunan fungsi ginjal secara mendadak, biasanya dalam beberapa hari.
4. Kista Ginjal
Kista-Kista (benjolan berisi cairan) yang terbentuk pada ginjal biasanya
terjadi sebagai kelainan bawaan, yang dikenal sebagai kasus penyakit kista ginjal.
Biasanya gejala baru diketahui setelah penderita dewasa. Pembesaran kista
tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal, dan berakibat gagal ginjal.
Gejalanya :
1. Perut terasa kembung akibat terjadinya pembesaran ginjal.
2. Urin keluar dalam jumlah yang banyak, karena ginjal tidak bisa lagi
memekatkannya.
3. Adanya gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri pinggul
Pengobatan :
1. Pembedahan untuk mengangkat kista tersebut bila dianggap sudah
menganggu.
2. Terapi untuk mengontrol agar tidak terjadi gagal ginjal.
5. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut berarti penurunan fungsi ginjal secara mendadak,


biasanya dalam beberapa hari.
Gejalanya :
1.
2.
3.
4.

Penurunan jumlah urin.


Tidak ada urin sama sekali.
Peninggian kadar ureum dan kreatinin darah dalam beberapa hari.
Pusing, mual, kehilangan nafsu makan, lemas dan sesak nafas.

Pengobatan :
1. Diberikan obat deuretik lebih dahulu untuk meningkatkan pembuangan
natrium serta air oleh ginjal, karena penyebabnya yang perlu dikontrol
adalah hipertensi dan diabetes. Untuk menetralkan tekanan darah maka
deuretik yang sering diberikan untuk gagal ginjal akut adalah furosemida
(40 mg/tablet), merek yang beredar adalah Lasix (Aventis), Hygroton
(Novartis), Furosemida (Kimia Farma).
2. Maka diberikan obat golongan beta-blockermenurunkan jumlahjantung,
sehingga

penurunan

tekanan

darah.

Atau

diberikan

ACE

(angiotensinconvertingenzym) untuk mencegah enzim yang bekerja


mengerutkan pembuluh darah, sehingga terjadi penurunan pembuluh
darah.

Pilihan

akhir

adalah

calcium-channelbloker

yang

bekerja

melonggarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah melambat.


3. Kadar gula dalam darah yang sudah mengkhawatirkan akan diberikan
sulfonilurea untuk membantu pankreas lebih banyak insulin, dan
meningkatkan jumlah reseptor (tempat bekerjanya) insulin, agar insulin
dapat bekerja lebih efisien.
4. Diberikan suplemen kalsium dan kalsitriol untuk mengatasi osteodistrofi
ginjal.
5. Cuci darah bila keadaan ginjal sudah sangat parah, memberikan suntikan
hormon eritroprotin (EPO) untuk mempertahankan kadar HB pasien tetap
stabil 9-10 g/dL. Memberikan suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat
untuk mengatasi anemia.
6. Jalan terakhir adalah cangkok ginjal.
6. Gagal Ginjal Kronik
Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan nefron yang progresif dan tidak
bisa sembuh kembali. Waktu timbulnya ginjal kronik ini berbulan- bulan sampai

bertahun.
Gejalanya :
1.
2.
3.
4.
5.

Peninggian kadar ureum dan kreatinin darah.


Penurunan nilai tes kliren kreatinin.
Sesak nafas karena penumpukan air di paru-paru.
Adanya sumbatan karena batu dan infeksi.
Ginjal kistik (adanya gelembung berisis cairan pada ginjal).

Pengobatan :
1. Diberikan obat deuretik lebih dahulu untuk meningkatkan pembuangan
natrium serta air oleh ginjal, karena penyebabnya yang
2. Perlu dikontrol adalah hipertensi dan diabetes. Untuk menetralkan tekanan
darah maka deuretik yang sering diberikan untuk gagal ginjal akut adalah
furosemida (40 mg/ tablet), merek yang beredar adalah Lasix (Aventis),
Hygroton (Novartis), Furosemida (Kimia Farma). Bila belum berhasil
natrium keluar dari dalam tubuh maka diberikan obat golongan betablocker untuk menurunkan jumlah kerja jantung, sehingga terjadi
penurunan

tekanan

darah.

Atau

diberikan

ACE

(angiotensinconvertingenzym) untuk mencegah enzim yang bekerja


mengerutkan pembuluh darah, sehingga terjadi penurunan pembuluh
darah. Pilihan akhir adalah calcium-channel bloker yang bekerja
melonggarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah melambat.
7. Gagal Ginjal Terminal
Gagal ginjal terminal terjadi apabila fungsi ginjal sudah sangat buruk, dan
penderita mengalami gangguan metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
Kemampuan ginjal menyaring darah dinilai dengan Laju Filtrasi Glomelurus
(LFG). Bila nilai LFG-nya 90, fungsi ginjal masih dikatagorikan 90 persen baik.
Kemampuan fungsi ginjal tersebut dihitung dari kadar kreatinin dan kadar
nitrogen urea (BUN) di dalam darah. Kreatinin adalah hasil metabolisme sel otot
yang terdapat di dalam darah setelah melakukan kegiatan. Kadar kreatinin normal
dalam plasma darah adalah 0,6-1,2 mg/dL.
Gejalanya :
1. Perubahan frekuensi kencing. Sering ingin berkemih pada malam hari.

2.
3.
4.
5.
6.

Pembengkakan pada pergelangan kaki


Kram otot pada malam hari.
Lemah dan lesu, kurang berenergin, nafsu makan turun, mual dan muntah.
Sulit tidur.
Bengkak seputar mata pada pagi waktu bangun pagi hari atau mata merah
dan berair karena deposit garam kalsium fosfat yang dapat menyebabkan

iritasi hebat pada selaput lendir mata.


7. Kulit gatal dan kering.
Pengobatan :
1. Diberikan obat deuretik lebih dahulu untuk meningkatkan pembuangan
natrium serta air oleh ginjal, karena penyebabnya yang perlu dikontrol
adalah hipertensi dan diabetes. Untuk menetralkan tekanan darah maka
deuretik yang sering diberikan untuk gagal ginjal akut adalah furosemida
(40 mg/ tablet), merek yang beredar adalah Lasix (Aventis), Hygroton
(Novartis), Furosemida (Kimia Farma).
2. Bila belum berhasil natrium keluar dari dalam tubuh maka diberikan obat
golongan beta- blocker untuk menurunkan jumlah kerja jantung, sehingga
terjadi

penurunan

tekanan

darah.

Atau

diberikan

ACE

(angiotensinconvertingenzym) untuk mencegah enzim yang bekerja


mengerutkan pembuluh darah, sehingga terjadi penurunan pembuluh
darah.

Pilihan

akhir

adalah

calcium-channelbloker

yang

bekerja

melonggarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah melambat.


3. Kadar gula dalam darah yang sudah mengkhawatirkan akan diberikan
sulfonilurea untuk membantu pankreas lebih banyak insulin, dan
meningkatkan jumlah reseptor (tempat bekerjanya) insulin, agar insulin
dapat bekerja lebih efisien.
4. Diberikan suplemen kalsium dan kalsitriol untuk mengatasi osteodistrofi
ginjal.
5. Cuci darah bila keadaan ginjal sudah sangat parah, memberikan suntikan
hormoneritroprotin (EPO) untuk mempertahankan kadar HB pasien tetap
stabil 9-10 g/dL. Memberikan suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat
untuk mengatasi anemia. Jalan terakhir adalah cangkok ginjal.
3.3 Basis Pengetahuan

Basis Pengetahuan (Knowled Base) adalah basis pengetahuan yang berisi


pengetahuan relevan yang diperlukan untuk memahami, merumuskan dan
memecahkan persoalan. Referensi pengetahuan dari seorang atau beberapa pakar
diperlukan untuk memahami, menformulasikan dan memecahkan masalah. Dalam
hal ini digunakan untuk memecahkan masalah penyakit ginjal. Knowledge Base
ini terdiri dari dua elemen dasar yaitu fakta dan rules. Ada beberapa cara
mempresentasikan data basis pengetahuan, yaitu dalam bentuk atribut, aturanaturan, jaringan semantik, frame dan logika.
Basis pengetahuan penentuan gejala penyakit ginjal dapat dilihat pada
tabel 3.1 Tabel pengkodean penyakit ginjal dan Tabel 3.2 Bagian Pengkodean
Gejala Penyakit Ginjal dan Nilai Persentasenya.
Tabel 3.1 Pengkodean Penyakit Ginjal

Tabel 3.2 Bagian Pengkodean Gejala Penyakit Ginjal

3.4 Penyajian Fakta

Aturan (Rule) berdasarkan hipotesa terhadap evidence dan nilai certainty


factor. Berikut ini himpunan kaidah dari penyakit ginjal :
1. IF Rasa panas atau nyeri ketika buang air kecil AND Rasa ingin sering buang
air kecil AND Kencing terasa sakit, sering tetapi sedikit-sedikit disertai rasa
panas atau nyeri dan muntah AND Demam dan menggigil AND
Ditemukannya kuman E.coli, Klebsiela dan Enterobakter atau ProteusAND
Jumlah koloni bakteri lebih dari atau sama dengan 100.000/ml AND Urin
berbau busuk, mengandung darah atau nanah, dan terlihat keruh AND Rasa
sakit yang menetap di perut bagian bawah THEN menderita Infeksi Salurann
Kemih, dengan CF = 0.80%.
2. IF Tidak ada gejala selama batu tersebut diam di tempatnya AND Rasa nyeri
yang hebat pada pinggang di atas ginjal, yang dapat menyebar ke perut bagian
bawah. Nyeri berlangsung sekitar 1 menit, reda sebentar, kemudian terasa lagi
selama beberapa menit AND Sering buang air kecil, atau dorongan ingin air
buang kecil AND Nyeri ketika buang air kecil AND Darah di dalam urin
(hematuria) AND Demam dan bengkak pada pinggang menandakan batu
ginjal yang disertai dengan infeksi, atau terjadi sumbatan yang membengkak
AND Muntah THEN menderita Batu Ginjal, dengan CF = 0.70%.
3. IF Terdapat darah pada urin AND Rasa sakit yang menetap pada salah satu
daerah pinggang sedikit di bawah tulang rusuk AND Berat badan turun AND
Ada benjolan di ginjal, ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan AND
Kelelahan yang tidak diketahui sebabnya AND Demam yang berulang AND
Rasa sakit pada daerah tubuh lainnya di sekitar ginjal, bila sel kanker telah
menyebar THEN menderita Kanker Ginjal, dengan CF = 0.65%.
4. IF Perut terasa kembung akibat terjadinya pembesaran ginjal AND Urin keluar
dalam jumlah yang banyak, karena ginjal tidak bisa lagi memekatkannya AND
Adanya gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri pinggul THEN menderita
Kista Ginjal, dengan CF = 0.85%.
5. IF Penurunan jumlah urin AND Tidak ada urin sama sekali AND Peninggian
kadar ureum dan kreatinin darah dalam beberapa hari AND Pusing, mual,
kehilangan nafsu makan, lemas dan sesak nafas THEN menderita Gagal Ginjal
Akut, dengan CF = 0.70%.
6. IF Peninggian kadar ureum dan kreatinin darah AND Penurunan nilai tes

klirenkreatinin AND Sesak nafas karena penumpukan air di paru-paru AND


Adanya sumbatan karena batu dan infeksi AND Ginjal kistik (adanya
gelembung berisis cairan pada ginjal) THEN menderita Gagal Ginjal Kronik,
dengan CF = 0.90%.
7. IF Perubahan frekuensi kencing. Sering ingin berkemih pada malam hari AND
Pembengkakan pada pergelangan kaki AND Kram otot pada malam hari AND
Lemah dan lesu, kurang berenergi, nafsu makan turun, mual dan muntah AND
Sulit tidur AND Bengkak seputar mata pada pagi waktu bangun pagi hari atau
mata merah dan berair karena deposit garam kalsium fosfat yang dapat
menyebabkan iritasi hebat pada selaput lendir mata AND Kulit gatal dan
kering, THEN menderita Gagal Ginjal Terminal, dengan CF = 0.95%.
Tabel 3.3 Hasil

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkanpembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan adanya program sistem pakar yang telah dibuat ini, dapat membantu
dalam melakukan diagnosa terhadap gejala penyakit yang dirasakan oleh
pasien dan metode forward chaining yang digunakan mampu melakukan
penelurusan gejala penyakit dan solusi berdasarkan input yang diberikan oleh
user atau pasien.
2. Nilai kepercayaan yang dihasilkan dari sistem ini sama dengan hasil
perhitungan secara manual dengan menggunakan teori certainty factor.
Sehingga keakuratan hasilnya sudah sesuai dengan perhitungan yang
diharapkan.
3. Semakin akurat gejala yang dimasukkan ke dalam sistem, maka semakin
tinggi pula nilai certainty factor atas penyakit yang diderita.
4. Dengan penggunaan certainty factor pengguna dapat mengetahui derajat
kepercayaan terhadap penyakit yang diderita.
4.2 Saran
Sebagai akhir dari laporan ini, penulis ingin menyampaikan saran-saran
yang mungkin bermanfaat bagi siapa-siapa saja yang berminat untuk
menggunakan sistem ini.
1. Pada

laporan

ini,

penyelesaian

permasalahan

sistem

pakar

hanya

menggunakan metode Certainty Factor dan Forward Chaining saja. Oleh


karena itu dapat dikembangkan dengan membandingkannya dengan metode
yang lain seperti Teori Dempster-Shafer.
2. Dapat dikembangkan lebih luas lagi yaitu dapat berupa sistem pakar berbasis
web.

DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset.

Kristanto, Andri. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya.


Yogyakarta:Penerbit Gaya Media.
Kurniawan, Eko. 2009. Pemograman Java. http://www.eecchhoo.wordpres s.com.
(diakses pada tanggal: 14 Desember 2010).
Nugroho, Adi 2002. Analisis Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi
Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. 2002. Perancangan dan Pembangunan Sistem
Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Prasetio, Didik Dwi. 2002. Administrasi Database Server MySQL. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai