Tugas Ai
Tugas Ai
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem pakar dikembangkan sejalan dengan adanya teknologi informasi.
Pembangunan sistem pakar bertujuan sebagai sarana bantu untuk memberikan
solusi di dalam kehidupan kita. Salah satu contohnya adalah penyakit ginjal
merupakan penyakit yang memerlukan bantuan seorang pakar (teknisi) dalam
menyelesaikan masalah dengan mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya.
Saat ini teknisi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendiagnosa
penyakit ginjal, bahkan teknisi sering sekali menunda perkerjannya hanya untuk
menghasilkan solusi dari penyakit ginjal. Pada tugas ini dibuat perangkat lunak
untuk mengatasi kasus penyakit ginjal, dimana bisa membantu para teknisi untuk
mendiagnosa penyakit ginjal dengan menghemat waktu. Perangkat lunak yang
dimaksud adalah sistem pakar untuk diagnosis penyakit ginjal yang di desain
untuk memodelkan/mengemulasi kemampuan seorang pakar dalam memecahkan
suatu masalah yang berbasiskan pada pengetahuan pakar itu sendiri. Bahasa
pemrograman yang digunakan sebagai pembangun sistem adalah Microsoft
Access untuk pengolahan database- nya.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah mempelajari dan mengamati sistem yang akan dibangun maka
ditemukan beberapa permasalahan dalam perencanaan pengembangan sistem yang
akan dibangun yaitu :
1. Saat ini apabila ada penyakit ginjal maka teknisi membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk mendiagnosanya.
2. Membantu teknisi dalam memberikan solusi penyakit ginjal.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membantu teknisi dalam memudahkan untuk mendiagnosa
masalah yang berkaitan dengan penyakit ginjal?
2. Bagaimana membuat aplikasi yang dapat mempercepat teknisi dalam
BAB II
LANDASAN TEORI
ketidakpastian
9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan
untuk mengakses basis data dengan cara cerdas
2.2.3 Kelemahan Sistem Pakar
Disamping sistem pakar mempunyai keuntungan, sistem pakar juga
memiliki kelemahan (M.Arhami: 2005):
1. Untuk mendapatkan pengetahuan tidaklah selalu mudah, karena kadangkala
pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada, kadang-kadang
pendekatan yang dimiliki oleh pakar tersebut berbeda-beda
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan
dan pemeliharaannya
3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan
4. Sistem pakar perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan, sehingga
dalam hal ini faktor manusia tetaplah dominan
2.2.4 Komponen Sistem Pakar
Sistem pakar sebagai sebuah program yang difungsikan untuk menirukan
pakar manusia harus bias melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh seorang
pakar. Untuk membangun sebuah sistem yang seperti itu maka komponenkomponen yang harus dimiliki adalah sebagai berikut (Giarranto dan Riley,2005.
Komponen utama pada sistem pakar meliputi:
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan inti dari
suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis
pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang
objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu
fakta yang sudah diketahui.
2. Mesin Inferensi (Inference Engine)Mesin inferensi berperan sebagai otak dari
system pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran
terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di
dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan
kaidah model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam
rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi
menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran
terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran
yang tidak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika
semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia,
sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaaan sebaliknya. Strategi
pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses
penalaran. Terdapat tiga teknik pengendalian yang sering digunakan, yaitu
forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik
pengendalian tersebut.
3. Basis Data (Data Base)Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan ,
dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidahkaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada
saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat
proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan
untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama
pemrosesan.
4. Antarmuka Pemakai (User Interface)Fasilitas ini digunakan sebagai perantara
komunikasi antara pemakai dengan komputer.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyakit Ginjal
Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang sangat vital. Karena ginjal
merupakan salah satu organ perkemihan (ginal-ureter- kandungkemih-uretra).
Penyakit ginjal dapat meningkatkan resiko kematian bagi penderita dapat juga
menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung. Apabila penyakit ginjal bisa
dideteksi secara dini, penyakit lain yang menyebabkan kematian bisa segera
dicegah. Karena ketidak normalan fungsi ginjal sering kali menggambarkan
tahapan awal dari gejala penyakit jantung. Penyakit ginjal adalah suatu penyakit
dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi
mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh,
menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium
didalam darah atau produksi urin. Penyakit ginjal berkembang secara perlahan
kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja
sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal dua (2) macam jenis
ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis.
3.2 Pengobatan dan Penanganan Penyakit Ginjal
Pada intinya, pengobatan adalah tujuan untuk mengendalikan gejala,
meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangancontoh, pasien
melakukanintakesodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya
adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau
therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau
mungkin kolesterol yang tinggi (Tim Vitahealth, 2008). Seseorang yang
mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitori penyakit. Sebagai
mungkin perlu diet penurunan pemasukan (intake) dan pengeluaran (output)
cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara
baik.
Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan
tindakan pencucian darah atau Haemodialisa/dialysis. Kemungkinan lainnya
adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal. Berikut ini
adalah beberapa penyakit ginjal dan pengobatannya, yaitu :
1. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih bisa menjadi awal dari gagal ginjal, sering terjadi
pada wanita karena konsruksi saluran kemihnya lebih rawan terkena infeksi.
Walaupun infeksi saluran kemih ini diobati dengan antibiotika, sebagian pasien
mengalami kondisi yang semakin parah menjadi infeksi kandung kemih dan
infeksi ginjal, dengan konsekuensi yang serius.
Gejalanya :
Pengobatan :
1. Dokter akan meresepkan analgetik (obat penghilang nyeri akibat infeksi
yang terjadi). Fenazopiridina-HCL (100mg/tablet) untuk mengurangi
gejala sakit, perih atau rasa terbakar pada saat berkemih akibat infeksi
pada saluran kencing bagian bawah. Merek produk yang beredar adalah
Pyridium (Warner Lambert, Parke Davis) dan Urogetix (Ifars).
2. Kemudian akan diberikan antibiotik untuk mengatasi kuman penginfeksi
tersebut. Antibiotik yang sering diberikan adalah perfloksasina, floksasina,
ofloksasina dan spirofloksasina HCL. Merek produk yang beredar
mengandung perfloksasina (400 mg/tablet) adalah Abaktal (Lek, Phapros),
Dexaflox (Dexa Medica), dan Perflacine (Aventis). Yang mengandung
ofloksasina (400 mg/tablet) adalah Akilen (Sanbe Farma), Betaflox
(Mahakam Beta Farma), Danoflox (Dankos).
2. Batu Ginjal
Batu ginjal berupa gumpalan padat seperti kerikil yang terdapat di
berbagai bagian dari ginjal atau saluran kemih. Ada 4 jenis batu ginjal, yang
paling umum adalah batu kalsium, akibat dari kelebihan kalsium yang berasal dari
makanan yang tidak diperlukan oleh tulang dan otot.
Gejalanya :
1. Tidak ada gejala selama batu tersebut diam di tempatnya.
2. Rasa nyeri yang hebat pada pinggang di atas ginjal, yang dapat menyebar
ke perut bagian bawah. Nyeri berlangsung sekitar 1 menit, reda sebentar,
kemudian terasa lagi selama beberapa menit.
3. Sering buang air kecil, atau dorongan ingin air buang kecil.
4. Nyeri ketika buang air kecil.
5. Darah di dalam urin (hematuria).
6. Demam dan bengkak pada pinggang menandakan batu ginjal yang disertai
dengan infeksi, atau terjadi sumbatan yang membengkak.
7. Muntah.
Pengobatan :
1. Disuntikkan obat analgesik untuk mengurangi rasa nyeri yang meradang,
karena posisi batu ginjal yang bergeser-geser sehingga terjadi luka pada
ginjal atau saluran kemih Fenazopiridina-HCL (100mg/tablet) untuk
mengurangi gejala sakit, perih atau rasa terbakar pada saat berkemih akibat
infeksi pada saluran kencing bagian bawah. Merek produk yang beredar
adalah Pyridium (Warner Lambert, Parke Davis) dan Urogetix (Ifars).
2. Mengatasi batu ginjal dengan mencegah terjadinya kelebihan garam
kalsium (hypercalciuri) diberikan diuretik (obat peluruh kencing) dan
untuk menghancurkan batu ginjal yang terjadi akan diberikan diuretik dan
urolitikum (obat peluruh batu ginjal). Diuretik yang bisa diberikan adalah
allopurinol dan hidroklorothiazida (hydrochlorothiazide), yang biasanya
disertai dengan pembatasan konsumsi garam. Merek allopurinol yang
beredar antara lain Algur(Merck), Alofar (Ifars), Puricemia (Sanbe Farma)
dan Isoric (Interbat). Diberikan juga kalium sitrat untuk menaikkan ph
atau keasaman darah.
3. Operasi/ bedah untuk mengeluarkan batu yang besar.
3. Kanker Ginjal
Ginjal juga dapat terkena kanker. Pada orang dewasa umumnya terjadi
kanker sel ginjal sedangkan pada anak-anak adalah jenis kanker ginjal yang
disebut Wilms tumor akibat kelainan gen bawaan. Bila terjadi gangguan pada
ginjal, misalnya karena infeksi atau batu ginjal yang disertai dengan lingkungan
kimiawi darah yang asam yang memicu produksi lendir, maka dapat terjadi kanker
pada ginjal.
Gejala :
1. Terdapat darah pada urin.
2. Rasa sakit yang menetap pada salah satu daerah pinggang sedikit di bawah
tulang rusuk.
3. Berat badan turun.
4. Ada benjolan di ginjal, ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.
Pengobatan :
1. Diberikan obat deuretik lebih dahulu untuk meningkatkan pembuangan
natrium serta air oleh ginjal, karena penyebabnya yang perlu dikontrol
adalah hipertensi dan diabetes. Untuk menetralkan tekanan darah maka
deuretik yang sering diberikan untuk gagal ginjal akut adalah furosemida
(40 mg/tablet), merek yang beredar adalah Lasix (Aventis), Hygroton
(Novartis), Furosemida (Kimia Farma).
2. Maka diberikan obat golongan beta-blockermenurunkan jumlahjantung,
sehingga
penurunan
tekanan
darah.
Atau
diberikan
ACE
Pilihan
akhir
adalah
calcium-channelbloker
yang
bekerja
bertahun.
Gejalanya :
1.
2.
3.
4.
5.
Pengobatan :
1. Diberikan obat deuretik lebih dahulu untuk meningkatkan pembuangan
natrium serta air oleh ginjal, karena penyebabnya yang
2. Perlu dikontrol adalah hipertensi dan diabetes. Untuk menetralkan tekanan
darah maka deuretik yang sering diberikan untuk gagal ginjal akut adalah
furosemida (40 mg/ tablet), merek yang beredar adalah Lasix (Aventis),
Hygroton (Novartis), Furosemida (Kimia Farma). Bila belum berhasil
natrium keluar dari dalam tubuh maka diberikan obat golongan betablocker untuk menurunkan jumlah kerja jantung, sehingga terjadi
penurunan
tekanan
darah.
Atau
diberikan
ACE
2.
3.
4.
5.
6.
penurunan
tekanan
darah.
Atau
diberikan
ACE
Pilihan
akhir
adalah
calcium-channelbloker
yang
bekerja
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkanpembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan adanya program sistem pakar yang telah dibuat ini, dapat membantu
dalam melakukan diagnosa terhadap gejala penyakit yang dirasakan oleh
pasien dan metode forward chaining yang digunakan mampu melakukan
penelurusan gejala penyakit dan solusi berdasarkan input yang diberikan oleh
user atau pasien.
2. Nilai kepercayaan yang dihasilkan dari sistem ini sama dengan hasil
perhitungan secara manual dengan menggunakan teori certainty factor.
Sehingga keakuratan hasilnya sudah sesuai dengan perhitungan yang
diharapkan.
3. Semakin akurat gejala yang dimasukkan ke dalam sistem, maka semakin
tinggi pula nilai certainty factor atas penyakit yang diderita.
4. Dengan penggunaan certainty factor pengguna dapat mengetahui derajat
kepercayaan terhadap penyakit yang diderita.
4.2 Saran
Sebagai akhir dari laporan ini, penulis ingin menyampaikan saran-saran
yang mungkin bermanfaat bagi siapa-siapa saja yang berminat untuk
menggunakan sistem ini.
1. Pada
laporan
ini,
penyelesaian
permasalahan
sistem
pakar
hanya
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset.