STERILISASI
Steril merupakan keadaan dimana alat-alat/bahan yang digunakan
sudah terbebasdari bakteri yang mengkontaminasi. Sedangkan sterilisasi
adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini
adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent
atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme.
Sterilisasi
didesain
untuk
membunuh
atau
menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi
tergantung dari metodedan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari
asam nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut. Agen
kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2008). Pemilihan metode
sterilisasi yang digunakan didasarkan pada pertimbangan sifat bahan
yang akan disterilkan. Teknik sterilisasi dibagi menjadi 3 metode, yaitu:
1. Metode Fisika
Sterilisasi panas kering
Sterilisasi panas lembab
Sterilisasi radiasi
2. Metode Kimia
Sterilisasi gas
Sterilisasi dengan bahan bahan kimia seperti antibiotika,
fenol, senyawa ammonium quartener, alcohol, dll
3. Metode Mekanik
Sterilisasi dengan filtrasi
B. STERILISASI GAS
Sterilisasi gas dilakukan dengan cara pemaparan gas atau uap
untuk membunuh mikroorganisme dansporanya. Dalam pensterilan
digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen
oksida,formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, kloropikrin dll. Sterilisasi
gas pada umumnya memerlukan waktuyang cukup lama, tergantung pada
keberadaan kontaminasi, kelembaban, temperatur dankonsentrasi gas
yang digunakan. Sterilisasi gas digunakan untuk sterilisasi bahan
yangtermolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik. Berikut
adalah bahan bahansterilan yang biasanya digunakan dalam sterilisasi
gas :
1. ETILEN OKSIDA (EO)
1.1Penggunaan etilen oksida
adalah metode sterilisasi yang telah dikenal pada tahun 1973 baik dalam
Farmakope British maupun pada British Pharmaceutical Codex. Pada
farmakope British, penggunaan etilen oksida adalah salah satu diantara
prosedur sterilisasi bahan serbuk.
1.2Profil etilen oksida
Etilen oksida merupakan eter siklik yang mudah menguap. Titik didihnya
adalah 10,7C pada 760 mmHg dan titik lebur -112,6C, dapat meledak
ketika volume di udara mencapai batasan 3%-97%, sehingga sangat
mudah mencair dan meledak bila bercampur dengan udara. Tetapi
kekurangan ini dapat diatasi dengan mencampurkan 10% etilen oksida
dengan 90% hidrokarbon terhalogenasi, atau dengan memindahkan 95%
udara dari bagian sebelum penggunaan etilen dioksida. (Agalloco, 2008)
Dari tabel dapat dilihat bahwa jika konsentrasi dinaikkan 2 kali lipat, waktu
pemaparan berkurang menjadi setengahnya.
b) Temperatur
Peningkatan dari temperatur meningkatkan aktivitas. Koefisien
temperatur adalah 2,7 berubah setiap 10 pada temperatur, tapi
etilen oksida umumnya digunakan pada bahan termolabil, range
yang biasa digunakan adalah 20- 60 C
c) Efek Kelembaban
Menurut Philips kontrol beberapa kelembaban dibutuhkan. Tingkat
hidrasi pada permukaan dari mikroorganisme untuk disterilkan lebih
penting dari pada kelembabanrelatif dari gas. Kelembaban relatif
yang baik kira-kira 30-33% (Kanye &Philips 1994).Organisme kering
lebih resisten dari pada yang lembab. Tipe permukaan juga berefek
pada sterilisasi. Organisme kering pada permukaan keras dan
impermeabel seperti padagelas, plastik, dan logam kurang mudah
untuk dibunuh dibandingkan organisme kering pada permukaan
yang menyerap seperti kertas, atau kain. (Opfell,Hohmann
&Lahtam1959; Royce&Bowler 1961)
d) Waktu pemaparan
Tergantung pada tipe bahan yang akan disterilkan dan konsentrasi
dari gas.Variasi kombinasi yang telah suskes digunakan yaitu : 85090mg /l selama 3 jam pada45C dan 450mg/l selama 5 jam pada
45C (Perkins & Lloyd 1961)
Waktu pemaparan juga bergantung pada kekuatan penetrasi dari
gas. British Farmakope Codexmenyatakan bahwa hidrasi dan
pemanasan dari zat dapat lebihmudah dicapai dengan
menempatkan pada kondisi atmosfer utama yang cocok untuk
sterilisasi.
e) Kondisi dan kemampuan akses dari organisme
Organisme kering lambat untuk dihidratkan kembali, oleh karena itu
sulit untuk disterilkan (Gilbert dkk 1964). Organisme dapat
terproteksi dalam bentuk kristal keras(Abott, Cockton & Jones 1956;
Roce&Bowler 1961 ; Beeby & Whitehouse 1965)
1.4Teknik pelaksanaan sterilisasi dengan gas etilen oksida :
Proses sterilisasi menggunakan autoclave khusus pada suhu yang
lebih rendah(36-60 C) serta konsentrasi gas tidak kurang dari 400 mg/l
dengan proses sebagai berikut :
a. Setelah peralatan medis dimasukkan, gas etilen oksida dipompakan
ke dalam kamar (chamber) selama 20-30 menit pada kelembaban
50%-75%
b. Setelah waktu pemaparan dengan gas ethilen oksida diikuti oleh
tahap aerasi / pertukaran udara, yaitu proses pembuangan gas
ethilen oksida pada sterilisator maupun peralatan medis.
Cara sterilisasi ini dapat digunakan untuk alat-alat medis, alat-alat
optik, pacemaker,dan lain-lain yang tidak tahan panas dan sulit
disterilkan dengan metodelain. Afinitasnya yang tinggi akan berakibat
timbulnya residu pada peralatan medisyang telah disterilkan. Gas
(oksidasi). Fungsi enzim rusak karenaCD mengubah protein yang terlibat dalam
struktur mikroorganisme, hal ini menyebabkankecepatan membunuh yang cepat.
Aksi antimikrobial CD ditahan lebih lama dengan adanya bahan organik
(Agalloco, 2008).Sebagai oksidan yang selektif, maka CD kompatibel dengan
material standar padaumumnya seperti stainless steel, anodized aluminium,
teflon, viton, polietilen, polipropilendan nilon. Namun dilaporkan terjadi
perubahan warna pada tembaga yang tidak dilapisi dan pada gulungan baja
(Agalloco, 2008).
Maksimum exposure level 8
mengiritasimembran respiratori
maksimum CD pada air minum
karbohidrat, seperti glukos. Keton
(Agalloco, 2008).
2.2.Langkah-langkah siklus CD :
a. Prekondisi
Camber harus diuji kebocoran agar dapat memberikan set point RH
yang tepat(60-75%)
b. Pengkondisian
Waktu pengkondisian selama 30 menit bertujuan untuk memberikan
kelembaban.Setelah pengkondisian selesai, gas dapat masuk camber.
c. Pengisian
Gas dimasukkan ke daam chamber, konsentrasi gas yang dimasukkan
tergantungdari waktu siklus, biaya, isi.
d. Pemaparan
Selama pemaparan, konsentrasi gas dimonitor dan dipertahankan
pada targetkonsentrasi.
e. Aerasi
Gas CD dikeluarkan dari chamber. Waktu aerasi tergantung dari
kecepatan pompa vakum. Biasanya berlangsung selama 15 menit.
Aerasi memberikankondisi chamber berada pada 0,1ppm atau kurang
dari itu (Agalloco, 2008).
3. UAP HIDROGEN PEROKSIDA (VHP)
3.1.Sifat fisika kimia
Hidrogen peroksida berupa cairan tidak berwarna berbau nitrat. Viskositas
dan densitasnya 1,465 pada 4oC, dan akan memadat pada -0,89oC
menjadi bentuk kristal.Titik didih 150 oC. Rumus kimia hidrogen
peroksida adalah H2O atau H-O-O-H dengan bentuk karakteristik
jembatan peroksida -O-O-. Dengan spektrometri X-Ray diketahui bahwa
dua ikatan O-Hnon-linear.
3.2.Mekanisme sterilisasi
Hidrogen peroksida dapat memproduksi hidroksil yang bersifat radikal
bebas, sehinggadapat menyerang membrane sel, DNA, dan komponen
essensial lainnya padamikroorganisme. Namun mikroorganisme (bakteri
aerob dan anaerob fakultatif) jugadapat melindungi dirinya dari hidrogen
peroksida dengan cara mendegradasi hydrogen peroksida menjadi air dan
oksigen.
3.3.Konsentrasi
hydrogen
peroksida
yang
digunakan
adalah
3035%,menggunakan suhu yang rendah 4-80 C, RH yang digunakan 10%.
3.4.Uap hydrogen peroksida memiliki aktivitas sporacida yang significant
3.5.Terdapat 2 metode penghantaran VHP pada proses sterilisasi
a. Menggunakan vacum : cairan hydrogen peroksida kinsentrasi rendah
akan divacum dari cartridge sehingga akan melewati vaporizer dan
akan tervaporisasi, uapyang terbentuk akan masuk ke chamber
sterilisasi
b. Menggunakan gas disertai tekanan tinggi atau tidak
3.6.Fase proses sterilisasi
1. Fase vacum, dimana vacum yang berada pada chamber akan
mengeluarkantekanan sebesar 1 pound/inchi
2. Fase ini berlangsung < 20 menit.2.Fase injeksi, larutan hydrogen
peroksida disuntikan ke dalam chamber vacuumdan tervaporisasi
menjadi uap
3. Fase difusi, uap hydrogen peroksida menyebar kedalam chamber dan
terjadi peningkatan tekanan sehingga bahan yang akan disterilisasi
akan masuk kedalam kolom, sehingga sterilant akan terpapardengan
uap hydrogen peroksidasehingga mikroorganisme akan terbunuh.
4. Fase plasma, adanya radio frequency energy membuat molekul
melepaskanelektronnya dan memproduksi plasma dengan suhu
rendah sehingga hydrogen peroksida kehilangan energinya dan
berubah menjadi oksigen dan air
5. Fase pelepasan, udara yang telah terfiltrasi akan masuk ke dalam
chamber sehingga akan menurunkan tekanan atmosfer disertai
terbukanya pintu.
3.7.Keuntungan dan kerugian
Keuntungan :
a. Tidak mencemari lingkungan
b. Tidak menghasilkan produk yang toksik
c. Waktu penggunaan 28-75 menit (tergantung tipe alat)
d. Dapat digunakan untuk bahan yang sensitive terhadap panas dan
lembab, prosesnya dengan suhu < 50C
e. Penggunaannya mudah
Kerugian :
a. Hidrogen peroksida akan menjadi toksik jika penggunaannya lebih dari
1 ppmTWA.
b. Membutuhkan kolom sintetik
c. Kapasitas penetrasinya lebih kecil dibandingkan dengan ETO
4. FORMALDEHIDA
Formaldehid berasal dari formika Latin, yang berarti semut (semut
menghasilkan asam format sebagai pertahanan alami). Ini adalah gas tidak
berwarna, tetapi biasanya didistribusikan sebagai larutan (umumnya disebut
sebagai formalin), dan dikenal sebagian besar orang dalam rumah sakit sebagai
desinfektan penting, yang telah digunakan sejak akhir 1800an. Formaldehida
juga merupakan senyawa dalam kimia industri yang sangat penting, dimana
jutaan ton formaldehid digunakan setiap tahun dan diproduksi dengan bahan
kimia lain. Adapun fungsi dari formaldehid adalah dalam pembuatan berbagai
plastik, desinfektan dan perekat untuk membuat partikel, dll. kayu lapis untuk
furnitur dan konstruksi Industri (Getinge, 1999).
Formaldehid saat ini kurang digunakan karena banyaknya kerugian bagi
tubuh, namun masih digunakan untuk sterilisasi ruangan yang terkontrol
situasinya (Agalloco, 2008). Saat ini kebanyakan penggunaan gas formaldehid
digunakan untuk alat-alat tertentu saja,seperti sarung tangan, kateter, dan lainlain (Darmadi, 2008)
5. OZONE
Sterilisasi ozon cocok untuk instrumen stainless steel, namun ada beberapa
terbatas pada alat-alat yang berongga. Saat ini, sterilisasi ozon tidak dibebaskan
untuk prosesendoskopi fleksibel, kaca atau ampul plastik, cairan atau implan.
Informasi mengenaikompatibilitas alat harus diperoleh dari produsen alat dan
produsen sterilisasi.
Kemasan bahan yang dapat digunakan untuk sterilisasi ozon termasuk
wadahaluminium anodized menggunakan filter noncellulose disposable, kantung
polietilen dan pembungkus nonwoven uncoated.
5.1.Sifat fisika-kimia
Ozon adalah alotrop tri-atom oksigen biasanya disebut dengan O 3.
Ozon adalah gas yang sangat tidak stabil secara termodinamika di
permukaan bumi. Ozon pada konsentrasi rendah, bersifat bersih, aman,
dan awalnya berbau sementara, sedangkan pada konsentrasi tinggi
sangat mengganggu. Pada konsentrasi tersebut, warnanya biru tua.
Masa jenisnya dibandingkan dengan udara adalah 1,657. Titik beku
pada suhu-192C. Titik didihnya pada tekanan atmosfir adalah -112C.
Kelarutan ozone akan menurun seiring dengan meningkatnya
temperatur.
Rumus formulanya biasa ditulis sebagai O3 namun pada
kenyataannya ketiga atomoksigen mengorbit di sekitar molekul di-atom
oksigen. Ini berarti bahwa ikatan yangmenghubungkan ketiga atom
terhadap struktur molekul sangat lemah dan juga menjelaskanmengapa
molekul begitu reaktif. Hal ini juga menjelaskan bahwa molekul
mudahterdekomposisi dan rekombinasi dari konstituennya menjadi
molekul oksigen yang lebih stabil:
2O3 2O2+ 2O 3O2
5.2.Produksi
Karena mencair pada suhu yang sangat rendah dan dekomposisi sangat
eksotermik, penyimpanan ozon dalam kondisi cair sangatlah mustahil. Yang
relatif waktu paruh yang singkat pada tekanan atmosfer menurun secara drastis
dengan meningkatnya tekanan. Namun beberapa dekade yang lalu ada proposal
yang menyimpan botol larutan ozon konsentrasi rendah di freon cair. Ini berarti
ozon harus diproduksi segera sebelum digunakan. Hal ini dapat diperoleh pada
konsentrasi rendah oleh radiasi UV tetapi teknik produksi utama didasarkan
pada efek pelepasan korona yang menghasilkan plasma dingin yang menyala.
Seperti pelepasan korona diproduksi dalam tabung lampu neon dan juga
diaurora borealis.
Ozon merupakan bakterisida, mycobacterisida dan sporisida. Ozon juga aktif
terhadap ragi, jamur dan amoeba. Ozon telah lama digunakan sebagai
desinfektan untuk air. Studi dengan sterilisasi yang menggunakan aktivitas
antimikroba pada fase gas atau uap tidak begitu banyak. Selain itu, berbagai
eksperimen metode, mengalami kesulitan saatmengendalikan parameter,
menyebabkan beberapa perbedaan hasil.
5.3.Mekanisme sterilisasi
Ozon sterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak
berskala. Ozon sterilizer terdiri dari dua bagian, yaitu bagian bawah dan
bagian atas, prinsip kerja ozon sterilizer bagian atas adalah membunuh
mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon itu dapat merusak
mekanisme dari mikroba, sehingga sel protein pada mikroba mengalami
oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada
mikroba,karena ozon (O3) itu sendiri bersifat racun, sedangkan fungsi dari
bagian bawah ozonsterilizer (elektra) adalah mensterilkan medium
menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, yang cara kerjanya
hampir sama dengan oven.
Penghancuran bakteri pada sterilisasi menggunakan ozon terjadi
melalui proses oksidasi langsung. Kekuatan oksidasi ozon dapat merusak
membran sel, dinding bagian luar sel mikroorganisme (cell lysis) dan juga
dapat membunuhnya (nekrosls). Ketika ozon kontak dengan bakteri, satu
atom oksigen akan melepaskan diri dan mengoksidasi pelindung protein
bagian
luar yaitu
phospholipid
dan lipoprotein dari
bakteri
tersebut,kemudian atom oksigen yang lain akan berubah menjadi gas
oksigen. Bakteri dapat dihancurkan akibat adanya kebocoran pada
sitoplasma. Konsentrasi ozone yang digunakan dalam sterilisasi adalah 25 mg/L.
5.4.Keuntungan dan kerugian (Russel et al, 2004)
a. Keuntungan
Bersifat sinergi ketika ozon direaksikan dengan hidrogen peroksida
dengan bantuan sedikit air
b. Kerugian
Gas ozon bersifat toksik (pada konsentrasi 0,4 ppm)
Merupakan gas berbau ( tercium pada konsentrasi 0,02-0,04 ppm)