Anda di halaman 1dari 4

Selasa, 3 Mei 2016

Tugas Mata Kuliah HUKUM PENANAMAN MODAL


Nama : Suzan Dwi Nancy
NRP

: 120114288

KP

:B

PRINSIP PRINSIP INVESTASI YANG BERLAKU BAGI SELURUH INVESTOR

1. Transparency (Prinsip Transparansi)


Prinsip transparansi merupakan prinsip yang harus dilaksanakan bagi para investor
terkait dalam segala macam administrasi dan pembukuan perusahaan terkait. Prinsip
ini menuntut adanya keterbukaan dan kejelasan mengenai aturan main penanam
modal dari awal sebelum penanaman modal (terkait dengan perijinan dan pendirian
PT) hingga setelah dan berlangsungnya investasi. Prinsip ini mendorong agar para
pelaku ekonomi untuk membuat semua bentuk peraturan, pedoman dan kebijakan
administrasi yang dalam berinvestasi dapat dipublikasikan secara transparan, cepat
dan mudah untuk diakses.
2. Non-Discrimination Between Source Economies (Prinsip Non Driskiminasi)
Prinsip ini mengharuskan setiap negara yang dijadikan sebagai tempat untuk
menanam modal (disebut juga host country) untuk memperlakukan secara sama setiap
penanam modal baik penanam modal asing atau penanam modal domestik dinegara
tempat penanaman modal dilakukan. Dengan menjalin hubungan yang baik kepada
seluruh penanam modal, maka baik penanam modal asing maupun penanam modal
domestik merasa nyaman untuk berinvestasi di negara tempat penanaman modal
dilakukan (host country) dari pembuatan akta pendirian perusahaan, ekspansi dan
pengoperasian investasi. Dengan demikian host country tentu akan tetap mendapatkan
keuntungan dengan adanya keberlangsungan penanaman modal yang ada di
negaranya.
3. National Treatment (Prinsip Perawatan Nasional)

Prinsip ini menegaskan bahwa mengenai kedaulatan sebuah negara, penanam modal
asing tunduk pada hukum negara tempat penanaman modal dilakukan. Dengan
demikian bagi seluruh investor luar negeri yang ingin melakukan kegiatan penanaman
modal di Indonesia, maka ia harus mematuhi segala ketentuan perundang-undangan,
peraturan maupun pedoman yang berlaku di Indonesia mulai dari awal pembuatan
akta pendirian perusahaan, ekspansi, pengoperasian dan segala bentuk perlindungan
terhadap investasi yang sedang dijalankan dengan kondisi penerapan yang sama
terhadap penanam modal domestik. Hal itu dijalankan dengan beberapa ketentuan
khusus yang berlaku bagi penanam modal asing.

4. Invesment Incentives (Prinsip Insentif Investasi)


Pada prinsip ini dapat dimungkinkan bagi suatu negara untuk memberikan beberapa
kelonggaran terkait dengan kesehatan, keamanan dan regulasi mengenai lingkungan
sebagai pendorong minat penanam modal asing untuk menanamkan modalnya di
negara tuan rumah (host country). Bagi negara-negara berkembang salah satunya
Indonesia, peranan penanam modal asing sangat diperlukan dalam upaya pemerataan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

5. Performance Requirements (Prinsip Persyaratan dalam Kinerja)


Prinsip ini menyatakan bahwa setiap penanam modal asing yang akan berinvestasi
disuatu negara harus memenuhi segala ketentuan yang ditetapkan oleh negara yang
bersangkutan. Namun akan dilakukan minimalisasi persyaratan kinerja terkait dengan
pembatasan pengembangan investasi.

6. Expropriation and Compensation (Prinsip Pengambilalihan dan Kompensasi)


Pemerintah tidak akan melakukan pengambilalihan investasi dari investor asing atau
mengambil tindakan yang serupa dan berdampak sama, kecuali untuk kepentingan
umum dan tidak berdasarkan pada diskriminasi dalam hal apapun, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip hukum internasional
serta memberikan pembayaran dan kompensasi yang memadai.
7. Repatriation and Convertibility (Prinsip Repatriasi dan Konvertibilitas)

Prinsip ini menyatakan bahwa setiap pelaku kegiatan ekonomi yang ada akan semakin
terbuka untuk mencapai tujuan untuk mempercepat dan membebaskan bantuan tunai
terkait dengan investasi asing seperti keuntungan yang didapatkan, dividen (bagian
dari laba perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat
pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham), royalti,
pembayaran pinjaman dan likuidasi (pembubaran perusahaan sebagai badan hukum
yang meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagian harta yang
tersisa kepada para pemegang saham) secara bebas dikonversikan dengan mata uang
apapun.

8. Settlement of Disputes (Prinsip Penyelesaian Sengketa)


Prinsip ini menyatakan bahwa setiap pelaku kegiatan ekonomi menerima bahwa
sengketa-sengketa yang timbul atau berhubungan dengan investasi asing akan segera
diselesaikan melalui tindakan konsultasi dan negosiasi diantara para pihak yang
bersengketa. Apabila negosiasi dan konsultasi gagal dijalankan dan tidak
mendapatkan penyelesaian maka dapat menempuh prosedur untuk arbitrase menurut
dispute or, failing this, through procedures for arbitration in accordance with
komitmen internasional para anggota atau melalui prosedur arbitrase lainnya yang
disepakati oleh kedua belah pihak yang bersengketa.

9. Entry and Sojourn of Personnel (Prinsip Masuk dan Menetapnya Orang Asing)
Prinsip ini menyatakan bahwa pemerintah akan mengizinkan para ahli dan petugas
manajemen yang berasal dari luar negeri untuk masuk dan tinggal sementara yang
bertujuan untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penanaman
modal asing dengan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10. Investor Behaviour (Prinsip Sikap Investor)


Penanaman modal asing dapat diterima dan difasilitasi bila para investor asing tunduk
pada hukum negara tempat penanaman modal dilakukan, peraturan perundang-

undangan yang berlaku, kebijakan dan pedoman administratif terkait dengan


penanaman modal (investasi) sebagaimana yang harus dilakukan oleh investor dalam
negeri.

11. Removal of Barriers to Capital Export (Prinsip dalam Penghilangan Batasan untuk
Modal Ekspor)
Prinsip ini menyatakan bahwa peraturan dan kelembagaan yang membatasi jalur
keluar modal investasi (modal ekspor) akan diminimalkan.

Anda mungkin juga menyukai